15

1.9K 503 394
                                    

Berlari menuju hutan yang tak terjamin keamanannya, ia tak peduli. Yang penting ia berhasil kabur dari sekitar rumah byungchan.

Selamatkan nyawanya sendiri, itu hal terpenting baginya.

Meninggalkan temannya yang berdarah-darah di kandang kambing juga seorang penghianat yang berniat membunuh mereka. Yang bahkan tak diketahui identitas aslinya, manusia atau bukan.

Ia selamat, sedangkan temannya terluka namun belum mati. Ia yakin itu, tapi temannya menyuruhnya untuk segera kabur duluan.

Berlari dengan napas terengah, ia pun segera memanjat pohon untuk bersembunyi di atas pepohonan yang lebat daunnya.

Menghindari seseorang bermata gelap yang sudah ia anggap sahabat, sekaligus keluarga.








Kang minhee.



Ia berharap semoga esok masih bisa hidup dan segera keluar dari hutan yang mengerikan ini dengan selamat.

"Maafin gua.."     lirih minhee mengingat ia yang meninggalkan temannya sendirian bersama seorang pembunuh

"Bukannya gua egois, tapi gimana ya gua emang egois kali ini mah"   lirihnya bermonolog

Minhee sudah berada diatas pohon sambil tak berhenti komat-kamit semoga dirinya selamat.

Seketika minhee menahan napasnya saat melihat seseorang dibawah sana dengan pisau penuh darah ditangannya.





"Minhee...





Dimana lu..?"









Seseorang itu, berbisik dengan pisau berlumuran darah ditangannya. Ham wonjin.







Seketika minhee membelalakkan matanya, "gua disini woy-!"   bisik minhee setengah teriak

Orang yang membawa pisau itu mendongak dan segera tersenyum lega meski terdapat raut cemas dan tegang diwajahnya.

Wonjin menggunakan pisau itu untuk memanjat dan dibantu minhee untuk naik ke dahan pohon tinggi tersebut.


Minhee segera memeluk wonjin dengan perasaan lega.

"Untung lu masih hidup, bang"    lirih minhee matanya berkaca-kaca

Wonjin tersenyum lalu mengangguk, "untung gua berhasil kabur dan bawa pisaunya"

"Tapi bang, lu jadi kaya pembunuhnya njir bawa-bawa pisau begitu"

"Eh yakali. Bunuh ayam aja gak berani gua, apalagi manusia"   balas wonjin

Minhee mengangguk, "bahu lu sakit gak, bang?"

Mata mereka berdua pun terfokus pada bahu wonjin yang mengeluarkan darah, dengan luka tusuk disana.

Wonjin menghela napas kecil, "ntar juga sembuh"  jawab wonjin meski sebenarnya bahunya terasa sakit



Setelah itu mereka sama-sama diam terduduk diatas pohon, membiarkan waktu berjalan dan berharap semoga mereka bisa selamat.

Wonjin berhasil kabur setelah mengelabui si pembunuh meski dengan luka tusuk yang ia dapatkan di kandang tadi.


"Gua gak nyangka.."

Minhee menoleh pada wonjin, "hebat banget akting dia selama ini ya"   lanjut wonjin

Dan minhee hanya bisa mengangguk lemas.

"Gua juga beneran gak nyangka kalo-- j-junho--"   pekik minhee tertahan

Wonjin menoleh heran pada minhee lalu  mengikuti arah pandang minhee.


Exit  | Produce X 101 ✓Where stories live. Discover now