Persahabatan yang sebenarnya adalah, ketika kamu bertahan dengannya tanpa ada tujuan tertentu. Dan yang ada dipikiran mu hanya ada kalimat "Dia adalah sahabatku"
.
.
.
.
Apa yang kamu lakukan ketika weekend? Menghabiskan waktu dengan orang terkasih, atau hanya memilih berbaring ditempat tidur dengan berbalut selimut? seperti yang Alya lakukan saat ini.
Gadis berambut pirang, melirik ke arah jam yang terpasang rapi di dinding kamarnya. Jam menunjukkan pukul 07:30. Setidaknya, Alya masih mempunyai waktu sekitar 30 menit lagi untuk bermalas-malasan. Hari ini ia mempunyai janji untuk bertemu Rani.
Alya jadi teringat dimana ia bertemu lagi dengan pria itu tempo hari. Tatapannya masih sama, rambutnya pun masih terlihat ikal, bedanya sekarang ia terlihat gagah dengan jas itu.
Memang masih tersimpan, luka di dalam hatinya. Namun tidak bisa Alya pungkiri, kalau ia sangat rindu dengan sosok pria itu humoris itu.
Alya menggeleng cepat, apa ini? Tembok yang sudah ia bangun 6 tahun lamanya, runtuh dalam satu hari? Oh tidak, Itu tak akan terjadi!
"Inget! Dia udah nyakitin Lo Al" batinnya.
~
~°~° °~°~
~
Saat ini Alya sudah duduk manis di kursi restoran cepat saji. Rani seperti biasa, selalu saja ngaret jika ada janji seperti ini. Huh menyebalkan!
Dari tempat duduknya, Alya bisa melihat seorang wanita, yang baru saja mendorong pintu restoran ini. Meskipun menggunakan masker, yang menutupi sebagian wajahnya. Alya masih bisa mengenali Rani, dari rambut pendeknya yang sangat khas.
"Sumpah sorry banget ya Al gue telat, you know lahh gue mandi kek gimana" ucap Rani seraya menurunkan maskernya. Datang-datang sudah cengengesan, dasar!
"Hu kebiasaan!"
Setelah itu mereka memesan makanan. Sembari menunggu, Rani hanya memainkan ponselnya. Sedangkan Alya hanya diam, ingin sekali cerita bahwa ia bertemu dengan Rizky. Namun gadis itu urungkan niatnya, untuk apa juga diceritakan? Dia hanya masa lalu.
Sesekali Rani berteriak kegirangan, sambil menatap layar ponselnya. Alya melihat ke arah sekitar, ternyata mereka menjadi pusat perhatian. Astaga! Kenapa Rani masih tak mempunyai urat malu seperti ini.
"Urat malu Lo dimana si!? Ini lagi banyak orang"
"Lo liat iniii, followers gua nambah 100 dalam semalam Al!!!!" ucap Rani heboh sambil menunjukkan ponselnya.
Alya memutar bola matanya sambil menepuk jidat, masih saja Rani narsis seperti ini. Boro-boro lihat angka followers, terakhir bermain Instagram aja Alya sudah lupa.
"Astagfirullah Ran, tu penyakit narsis masih ada?"
"Dih suka-suka gue ye"
"Lo gamau foto gitu sama selebgram kek gue?" Lanjutnya yang membuat Alya ingin muntah.
"OGAH!"
"Eh tapi beneran deh. Lo kan cantik nih, coba aja Lo narsis dikit aja. Gue yakin si lo jadi selebram"
"Dih males, nanti gue lebih tenar dari Lo" jawab Alya dengan terkekeh.
Saat sedang asik mengobrol dengan Rani, tiba-tiba seorang pria menggebrak meja membuat kedua gadis itu terpelonjak kaget.
Braakkk
"ALYA AREZKA KAN?"
Netranya seolah mengabsen setiap inchi wajah tampan itu, berusaha mengingat pemilik wajah pria yang ada dihadapannya saat ini. OH MY GOD!
"DEVAN?" Ucap Alya yang tak kalah kaget.
Rani memutar bola matanya jengah, lalu menatap Devan sinis. Ia masih ingat apa yang dilakukannya dulu kepada Alya. Dan sampai sekarang itu membuatnya kesal.
"Mau ngapain Lo!"
"Yaelah Rann, gue gabung disini yak"
"GA!"
"Udah Ran, gapapa ko" ucap Alya berusaha melerai.
Devan menjulurkan lidahnya, membuat Rani semakin kesal.
"Lo apa kabar? Makin cantik aja nih Alya" tanya Devan dengan nada bercanda.
"Gausa modus Lo!" sepertinya Rani masih tidak terima?
"Gue baik ko" jawab Alya sambil tersenyum ramah.
"Ko gue ketemu mantan Mulu sih" batin Alya.
"Kebetulan banget gue ketemu sama Lo, gue mau ngasih ini" Devan mengeluarkan surat undangan yang sangat cantik dari dalam tas kecilnya. Lalu Alya mengambilnya dengan cepat, karna penasaran.
Ghania Qirani
&
Devano Arya Wijaya
Alya membelalakkan matanya kaget, setelah melihat nama yang tertera dalam surat itu. Devan mau nikah?
"LO MAU NIKAH??!??!?" tanya Rani dengan ekspresi terkejutnya. Sedangkan Devan hanya cengar-cengir saja.
"Lo ngga becanda kan Van??" Alya masih tidak menyangka dengan apa yang ia lihat.
"Acaranya Minggu depan hehe, doain yaa"
"Jangan lupa kalian dateng" lanjutnya.
"Kita pasti dateng ko" ucap Alya sambil tersenyum.
Obrolan pun dilanjut dengan segudang pertanyaan dari mulut Devan. Kenapa tiba-tiba Alya pindah sekolah, kuliah dimana, kerja dimana, dan lain-lain.
Kemudian setelah itu, makanan yang dipesan Alya dan Rani datang. Membuat wanita yang berprofesi sebagai model itu bersorak heboh, karna cacing-cacing diperutnya sudah mengamuk minta diisi sejak tadi.
"Model tu harusnya diet Rann" ucap Devan sambil menjauhkan makanan itu dari Rani.
"Heh! Gue dari bangun tidur belom makan apa-apa. Ya wajarlah gue laper"
Devan hanya terkekeh yang diikuti oleh suara tawa Alya. Ternyata bertemu lagi dengan pria ini, bukan hal yang buruk juga ternyata. Sepertinya Devan sudah banyak berubah dan tentunya terlihat makin dewasa.
"Berhubung makanannya udah dateng, gue pamit yak"
"Lohh, gaikut makan Van?" Tanya Alya.
"Ngga Al, takutnya tu makanan gue abisin" jawab Devan dengan kekehan.
"Yeuu udah Lo sono pergi"
"Hati-hati Van"
......
Brakkk
Setelah Devan pergi, lagi-lagi ada orang yang menggebrak mejanya lagi. Oh my God! Selalu saja ada orang yang menggangu acara makannya.
"WOOY!!"
Alya menutup kupingnya karna terlalu berisik, bahkan pengunjung yang ada ditempat itu juga ikut melihat ke arah meja mereka. Ah kenapa mereka hobi banget si jadi pusat perhatian.
"Lohh Nanda, ngapain Lo disini?"
"Heh Lo kira disini tempat apa? Karaoke?" Jawab Nanda sambil duduk ditengah-tengah Alya dan Rani.
Rani hanya melihat ke arah Alya sambil menaikkan kedua alisnya, meminta penjelasan.
"Oh iya ran, ini temen kuliah gue. Namanya Nanda"
"Dan ini Rani, temen SMA gue" ucap Alya memperkenalkan mereka secara bergantian.
"Nanda hehe"
"Rani" ucapnya sambil membalas uluran tangan itu.
"Lo belum jawab anjir, ngapain disini?"
"JOGET AL JOGET!!" ucap Nanda kesal.
"ya makan lah is!" lanjutnya.
"Sendirian? Dihh makannya Jangan kelamaan jomblo" ledek Alya yang dibalas cebikkan oleh Rani karna merasa dirinya juga jomblo.
"Heh! Ga nyadar sendirinya jomblo" ucap Rani membela diri.
.
|•| |•| |•|
.
Malamnya.
Tring
Tring
Saat Alya berkutat dengan laptop untuk menyelesaikan pekerjaannya, notif handphonenya berbunyi saling bersahutan.
Nandaaa
Woy
P
P
Sumpah jahat ya lo, punya temen cantik gabilang-bilang
Boleh lah gue minta wa nya ehehehe
Setelah membaca pesan itu, Alya memutar bola matanya. Liat cewek cantik dikit, langsung pepet. Dasar fakboy!
Alyareez
Ketipu Lo nan, dia aslinya kek Mak lampir
Nandaaa
Gapapa Al, tipe cewek gue emang yang kayak Mak lampir ko 🙂🙂🙂
Baru saja Alya ingin membalas pesan Nanda, namun notifnya terus berbunyi. Ah ternyata ada chat lain.
Raniii cantik tapi boong
Alyaaaa
Eum gue mau nanya
Ih gimana ya....
Malu🙈🙊
Cowok yang tadi ganteng juga tuh
👉👈 HAHAHAHAAHHAHAHAA
Alyareez
Please deh Ran, si Nanda tu cuma dapet ganteng doang, aslinya gila
Raniii cantik tapi boong
Gapapaa, gue emang lagi suka yang rada gila 👉👈
Alya membelalakkan matanya shock. Lalu menggeleng keheranan. Ada apa dengan mereka berdua?
Queenzy Afrani Syahri
Alya & Rani
.
.
.
.
Hallo gais!! Apa kabar hehe
Btw rencananya aku besok mau up lagi, tapi masih bingung..
Spoiler! Chapter 38 akan ada fakta yang mengejutkan ((sok sok'an kejutan lu thor wkwk))
21 Agustus 2020