My Dearest Cousin (Jitzu)

By prjh97

76.8K 10.4K 2.5K

Tzuyu terpaksa harus menghabiskan liburan semester di kampung halaman papanya. Tanpa sinyal tanpa kemewahan... More

Gratisan maunya?
Eh sayang
Ember sialan
Menulis puisi
Ada yang terdengar lagi?
Belanja ke Pasar
Nggak asik nih
Selamat Tinggal
(Trailer atau Ilustrasi)
Baik-baik saja
Dia aneh
Vlog
Chattingan
Cuaca yang cerah
Packing
Kok canggung ya
Ya udah iya
Pada akhirnya
Puisi Tzuyu
Bonus?
SEASON II
SNM? SBM?
Taman Pintar
Masih SMA
Good day tapi bukan kopi
Dinner uwu
Kepompong
I can't stop me
Pertemuan
Missunderstanding
Sekarang bukan cuma itu
Geli banget!
Batal UN
Kesepakatan
Aku datang
Kepergok
Jelly Jelly
Oh no!
Kita nggak usah kuliah aja, Jihyo
Double virtual date?
Pulang
Disappointed
Balik lagi
Yang bukan aku
If
So
Us

Saran dari Mina

1.7K 241 41
By prjh97

Third person POV

Jihyo dan Tzuyu melakukan aktivitas seperti biasa. Siang ini mereka duduk di gazebo bersama Momo dan Mina. Cuaca hari ini panas sekali. Di atas meja sudah ada es teh dan pisang goreng yang Momo buat, tapi tinggal setengah, karena setengahnya sudah dimakan Tzuyu.

"Panas banget sih hari ini. Nanti kalo udah agak teduh ke kali yuk" ajak Momo

"Emang di sini kalinya nggak kotor?" Tanya Tzuyu

"Ya engga lah, emangnya di deket rumah kamu" seru Momo. Akhirnya Tzuyu dan Momo berdebat. Mina dan Jihyo hanya menyimak saja.

"Kamu nggak mau ngabarin pacar kamu?" Tanya Jihyo pada Tzuyu setelah ia dan Momo selesai berdebat.

"Lho kamu punya pacar?" Mina menyela. Tzuyu mengangguk menjawab pertanyaan Mina sambil menyeruput es tehnya.

"Aku kira kamu suka sama orang yang ada di sini" ucap Mina.

"Uhuk uhuk uhuk" Tzuyu tersedak karena terlalu kaget mendengar ucapan Mina.

"Eh pelan-pelan!" Jihyo menepuk-nepuk lembut bahu Tzuyu karena khawatir dengan adik sepupunya itu.

"Maksudnya apa sih?" Tanya Momo pada Mina pelan

"Engga" Mina menggeleng.

"Makanya minumnya pelan-pelan" Jihyo mengambilkan tisu untuk Tzuyu, Tzuyu menerimanya dengan senang hati

"Nih kalau mau hotspot udah kuhidupin" ucap Jihyo setelah keadaan Tzuyu membaik.

Tzuyu segera membuka ponselnya. Tidak ada pesan dari Elkie tetapi ada 37 pesan dari grup DaChaeTzu.

Dengan penasaran Tzuyu segera membuka grup tersebut. Seketika badannya mematung. Dilihatnya layar ponselnya lebih teliti lagi. Tidak salah lagi. Elkie selingkuh.

Ternyata Dahyun dan Chaeyong tidak sengaja melihat Elkie bersama seorang laki-laki sedang berciuman di pantai yang sama seperti yang mereka kunjungi. Kedua teman Tzuyu itu langsung mengambil foto agar Tzuyu percaya. Tzuyu tersenyum miring. Ia segera mengetikan jawaban untuk grup itu.

Tzuyu : Makasih banget genks buktinya, sayang deh sama lo pada

Ia segera menekan tanda telfon pada kontak Elkie. Nada dering tersambung dan cukup lama hingga akhirnya Elkie menyahut dari sebrang sana.

"Halo sayang, kan udah aku bilang jangan hubungin aku dulu nanti orang tua aku curiga. Kamu emangnya kangen banget ya?" Tzuyu tersenyum miring mendengar kata-kata Elkie itu. Tanpa basa-basi ia berkata.

"Kita putus!"

Dan langsung memutuskan sambungan telfon.

Tzuyu tersenyum puas. Sementara tiga orang di dekatnya membeku. Mata mereka seolah ingin keluar. Tzuyu tanpa diminta menjelaskan dengan senang hati langsung angkat bicara.

"Apa kok kalian kayak mau bunuh gue? Dia selingkuh" ucap Tzuyu. Hening sejenak sampai akhirnya Jihyo angkat bicara.

"Ya tapi memang nggak bisa dibicarain baik-baik dulu?" Tzuyu menghela napasnya lalu segera menunjukan foto yang Dahyun dan Chaeyong kirimkan. Wajah Jihyo semakin kaget setelah melihat itu. Mina dan Momo yang penasaran juga segera Tzuyu tunjukkan. Reaksinya sama seperti Jihyo.

"Udah jelas kan semua ini?" Tanya Tzuyu. Mereka bertiga yang masih shock tidak menjawab.

"Mulai sekarang nggak usah hotspotin gue lagi ya Hyo, udah nggak butuh" Jihyo hanya mengangguk

"Ngomong-ngomong, dia kenal cewe itu dari mana ya?" Tanya Momo tiba-tiba. Tzuyu tertawa mendengarnya.

"Kebalik, dia kenal cowo itu darimana ya harusnya" koreksi Tzuyu. Mereka bertiga lagi-lagi shock dibuatnya.

"Jadi pacar kamu yang ce..."

"Iya" potong Tzuyu "Udah mulai teduh nih, ke kali aja yuk! Butuh udara fresh nih gue"

****

Cuaca yang teduh dengan suara air sungai mengalir membuat Tzuyu jadi mengantuk. Di depan sana ada Momo, Jihyo dan Mina yang sedang memancing ikan sambil bercanda. Jihyo menoleh, melihat Tzuyu yang hampir tertidur membuat seutas senyum tercipta di bibirnya. Ia mengangkat alat pancingnya kemudian menghampiri Tzuyu.

"Tzuyu"

"Eh?" Tzuyu langsung membuka matanya.

"Jangan tidur di sini, nanti kecemplung" ujar Jihyo. Tzuyu tersenyum mendengarnya karena mendadak ia mengingat kejadian kemarin saat ia dan Jihyo terjatuh di sawah.

"Kamu nggak papa?" Tanya Jihyo seraya duduk di sebelah Tzuyu.

"Nggak papa apanya?"

"Ya itu, barusan putus"

Tzuyu menggeleng sambil tersenyum miring "Nggak papa santai"

"Kok bisa?" Heran Jihyo.

"Jawabannya sama kayak lo semalem waktu gue tanya apa lo nggak kesepian" jawab Tzuyu.

"Oh karena kamu di sini sama kita?" Tanya Jihyo, merujuk pada Momo, Mina, dan dirinya sendiri. Tzuyu mengangguk. Suasana mendadak hening karena Tzuyu sedang malas bicara dan Jihyo larut dalam pikirannya sendiri.

Jihyo merasa dirinya semakin ragu dengan adanya cinta dalam sebuah hubungan. Pertama orang tuanya. Lalu sekarang Tzuyu, sepupu yang baru-baru ini dekat dan selalu bersamanya. Semua orang-orang terdekatnya pernah sakit karena cinta. Ia merasa menjalin hubungan hanyalah sia-sia.

"Aku semakin nggak percaya sama cinta" lirih Jihyo sambil menghembuskan napas kasar. Tzuyu diam saja tak menanggapi. Entahlah mendadak ia sendiri juga ragu dengan perasaannya sendiri. Ia bingung harus setuju atau tidak setuju dengan kata-kata Jihyo. Akhirnya mereka hanya berdiam diri.

"Jihyo, Tzuyu, nyari ikan pake tangan kosong berani nggak?" setelah beberapa saat, Momo berteriak. Ia terlihat sudah frustasi karena umpannya tidak kunjung disambar ikan barang seekorpun. Tzuyu membulatkan matanya karena terkejut. Bagaimana bisa menangkap ikan dengan tangan kosong?

Jihyo berdiri "Ayo siapa takut!"

Dan Tzuyu hanya bisa menelan ludahnya.

Cobaan apalagi ini ya Tuhan? Tzuyu mengeluh dalam hatinya.

****

Tzuyu POV

Berkat ide gila Momo akhirnya kami berempat turun ke sungai. Airnya jernih dan hanya setinggi lutut, jadi sebenarnya mudah untuk melihat ikan di dalamnya.

"Itu kanan kamu!" Momo berteriak mengintruksikan aku, lalu saat aku bergerak ke kanan, ikannya kabur. Ah ini menyebalkan sekali.

"Ituu kiriii!!!" Jihyo ikut-ikutan berteriak.

"Eh belakang deng" koreksi Jihyo, aku semakin bingung.

"Ah tau ah bingung!" Ucapku menyerah. Jihyo, Momo dan Mina tertawa bahagia. Senang memang kalau aku menderita. Sayangnya Jihyo cantik banget kalau lagi ketawa begitu, jadi aku nggak tega mau marah.

Kami akhirnya asik bermain air. Sudah terlanjur basah juga. Lagipula ini sudah sore dan sudah waktunya mandi. Jadi kami menikmati saja bermain air.

Saat kami sedang asik, aku merasa seperti tiba-tiba ada yang menarik kakiku. Aku langsung tidak seimbang. Untung ada Jihyo yang dengan sigap memegangiku. Ia menatapku dengan khawatir.

"Kamu nggak papa?" Tanya Jihyo. Aku mengangguk.

"Ayo pulang sekarang!" Ajak Jihyo. Belum sempat aku protes ia sudah menggandeng tanganku untuk keluar dari sungai. Mina dan Momo yang bingung akhirnya ikut naik juga.

"Kita harus pulang sekarang" Jihyo berkata serius dengan wajah tegasnya.

"Tunggu Hyo, apa dia..."

"Jangan ngomongin itu di sini. Ayo pulang!"

Astaga mahkluk itu masih mengincarku?

****

Kami tiba di rumah dan langsung naik ke lantai atas. Beruntung tubuh kami memang sudah tidak terlalu basah jadi tidak mengotori lantai rumah. Jihyo mengantarkan aku ke kamar dan memerintahkanku agar segera mandi sementara ia pamit keluar.

"Hyo gue takut" ucapku seraya menahan pergelangan tangannya

"Ya terus gimana? Kamu mau aku temenin mandi gitu?" Tanya Jihyo bingung.

"Mau"

"Ih enak aja! Udah sana mandi nggak usah takut, dia nggak akan berani ngikutin ke dalem rumah" ucap Jihyo. Aku mengangguk pasrah lalu mulai masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, aku turun ke bawah. Ku lihat Jihyo sudah di dapur membantu bude Ratih memasak. Rambutnya ia biarkan tergerai karena masih sedikit basah. Cantik seperti biasanya.

Aku duduk di meja makan sambil memperhatikan Jihyo yang sedang memasak. Bukankah dia perempuan idaman sekali?

Tidak lama setelah selesai kami makan malam bersama dengan eyang. Kami mengobrol seperti biasanya. Di luar hujan deras. Bahkan disertai petir. Ku lihat Jihyo tampak gelisah. Apa dia takut petir?

****

"Hyo?" Panggilku dari luar. Sudah berkali-kali kuketuk tidak ada jawaban. Apa dia sudah tidur? Atau suaraku tidak terdengar? Suara hujan dan petir di luar memang terlalu besar mungkin saja suaraku tenggelam. Aku langsung masuk ke kamarnya tanpa meminta izin.

Betapa kagetnya aku melihat Jihyo ternyata sedang meringkuk di atas kasurnya. Tubuhnya bergetar hebat. Sepertinya dia menangis. Aku yang panik langsung menghampirinya.

"Lo kenapa?" Tanyaku seraya berbaring di sampingnya. Dia yang sebelumnya membelakangiku langsung berbalik badan dan meringsek ke arahku. Ia memelukku dengan erat sambil sesenggukan.

Aku hanya diam tak berani bertanya. Yang kulakukan hanyalah membalas pelukannya dan menenangkannya sebisaku. Dia kenapa? Dadaku berdegup kencang. Entah karena panik atau karena Jihyo berada di pelukanku.

"Jangan pergi" lirih Jihyo. Aku mengangguk. Dia terus menangis. Aku benar-benar bingung. Sampai akhirnya setelah beberapa saat ia tertidur. Aku tetap memeluknya. Takut kalau dia terbangun dan menangis lagi.

Ada apa Hyo sebenarnya?

****

Paginya Jihyo demam. Aku semakin panik namun berusaha tetap tenang. Bude Ratih yang kuberi tahu langsung membuatkan bubur untuk Jihyo sementara aku tetap di sini dan mengompressnya.

Dia terus tidur tapi tidurnya tidak nyenyak. Dalam tidurnya ia terus meracau menyebut-nyebut 'mama'. Sepertinya dia sangat merindukan mamanya. Sungguh aku tak tega melihatnya begini.

Tidak lama Momo dan Mina datang membawakan bubur yang dibuat bude Ratih. Entah darimana mereka tau Jihyo sakit, padahal ini masih sangat pagi. Mana mungkin bude Ratih keluar dan memberi tahu mereka secepat itu.

"Biar Momo yang jagain Jihyo dulu, kamu ikut aku sebentar" ucap Mina padaku. Aku mengangguk dan mengikuti Mina keluar kamar. Kami ke lantai satu dan duduk di ruang TV. Dia terlihat gusar dan bingung untuk memulai pembicaraan.

"Kenapa Mina? Lo tau sesuatu kenapa Jihyo bisa kayak gitu?" Tanyaku pelan, tak mau bude Ratih ataupun eyang mendengar.

"Gini... Jadi Jihyo itu sebenarnya punya trauma sama petir karena insiden pisah orang tuanya. Aku nggak tau pasti kejadian sebenarnya gimana, tapi intinya dia nggak bisa sendirian kalau lagi ada petir gitu" ucap Mina, aku hanya diam mendengarkan.

"Belum lagi dia kan indigo, kalau hujan dan ada petir gitu, kemampuannya semakin tajam, dia bisa mendengar makhluk-makhluk di sekitarnya bahkan yang jaraknya sangat jauh. Dia juga jadi melihat memori-memori dia yang menimbulkan trauma itu"

"Sebenernya sih satu tahun ini udah mulai sembuh, tapi aku punya firasat nggak enak dari semalem, dan ternyata bener kan dia kambuh lagi" aku benar-benar prihatin mendengar cerita Mina

"Kenapa dia bisa kambuh lagi?"

"Ini semua gara-gara kamu yang putus dengan pacarmu di depan dia. Dia bener-bener nggak bisa liat pasangan pisah, traumanya bener-bener dalam" aku tersentak mendengarnya.

"Jadi untuk beberapa hari ke depan, kamu sebaiknya ngejauh dulu dari Jihyo, Tzu"

Tbc
___________
06-08-2020

Continue Reading

You'll Also Like

60.6K 7K 30
kalian yang pacaran, kok gue yang ribet -tzuyu
17.9K 1.7K 29
Kepindahan Aksana Mahendra ke SMA Harapan membuatnya terlibat dengan geng Platinum. Hidup Aksa yang semula terasa kelabu sedikit demi sedikit mulai l...
20.6K 2.8K 17
Kisah cinta sederhana saja. (GxG) ©ggkchz 10 Nov 2022 - 7 Jan 2023
120K 9.9K 42
| Kim Bona X Son Eunseo | Cosmic Girls's Sketch : "Kau rekan kerjaku yang paling menyebalkan.." __Bona. "Jika aku menyebalkan, lalu kenapa kau tak me...