SOULMATE [Completed]

By dairyymilk

41.6K 5.5K 5.4K

Siapa yang bilang friendzone itu enak? Friendzone itu capek, friendzone itu harus bisa nahan cemburu, friendz... More

Prolog๐ŸŒธ
chapter 1๐ŸŒธ
chapter 2๐ŸŒธ
Chapter 3๐ŸŒธ
chapter 4๐ŸŒธ
chapter 5๐ŸŒธ
Chapter 6๐ŸŒธ
Chapter 7๐ŸŒธ
Chapter 8๐ŸŒธ
Chapter 9๐ŸŒธ
chapter 10๐ŸŒธ
chapter 11๐ŸŒธ
Chapter 12๐ŸŒธ
Chapter 13๐ŸŒธ
Chapter 14๐ŸŒธ
Chapter 15๐ŸŒธ
Chapter 16๐ŸŒธ
Chapter 17๐ŸŒธ
Chapter 18๐ŸŒธ
Chapter 19๐ŸŒธ
Chapter 20๐ŸŒธ
Chapter 21๐ŸŒธ
Chapter 22๐ŸŒธ
Chapter 23๐ŸŒธ
Chapter 24๐ŸŒธ
Chapter 25๐ŸŒธ
Chapter 26๐ŸŒธ
Chapter 27๐ŸŒธ
Dairyymilk ๐ŸŒธ
Chapter 28๐ŸŒธ
Chapter 29๐ŸŒธ
Chapter 30๐ŸŒธ
Chapter 31๐ŸŒธ
Chapter 32๐ŸŒธ
Chapter 33๐ŸŒธ
Chapter 34๐ŸŒธ
Chapter 36๐ŸŒธ
Chapter 37๐ŸŒธ
Chapter 38๐ŸŒธ
Chapter 39๐ŸŒธ
Chapter 40๐ŸŒธ
Chapter 41๐ŸŒธ
Chapter 42๐ŸŒธ
Chapter 43๐ŸŒธ
Chapter 44๐ŸŒธ
Chapter 45 ๐ŸŒธ
SOULMATE ๐ŸŒธ
Bonus Chapter ๐ŸŒธ
Epilog ๐ŸŒธ
Alya Rizky ๐ŸŒธ
I just....

Chapter 35๐ŸŒธ

652 69 63
By dairyymilk

Terkadang luka hadir bukan hanya pada orang yang ditinggalkan, namun juga yang meninggalkan. Itulah mengapa ada kata "penyesalan".

Seorang gadis sedang menatap ke arah luar jendela mobil sambil menopang dagunya. Orang-orang itu terlihat berlalu lalang dengan sibuk. Kendaraan roda empat saling mencari celah seolah berlomba, yang alasannya tak lain agar cepat sampai tujuan. Jakarta masih sama, macet dan sesak. Sama seperti perasaannya saat dulu meninggalkan kota ini.

Akhirnya setelah bertahun-tahun, Alya kembali menginjakkan kakinya ditanah kelahirannya. Entah takdir apa yang akan Alya temui. Yang pasti, dalam hatinya ia selalu berdoa, semoga tak ada lagi masalah yang harus ia hadapi di kota ini.

Sejenak ia tutup matanya, semua kenangan seolah bernostalgia. Membentuk potongan-potongan seperti film yang membuat otaknya penuh. Alya semakin memejamkan matanya sambil ia gelengkan kepalanya pelan, seperti memaksa untuk menghentikan semua pikirannya itu.

"Al, kita udah nyampe" ucap Tio sang papah seraya menepuk bahu Alya pelan.

Alya membuka matanya lalu menoleh ke arah papahnya sebentar, kemudian ia mengangguk. Ia buka pintu mobil itu dan melangkah keluar.

Sejenak ia tatap gedung tinggi yang ada dihadapannya saat ini dengan sendu, ternyata tidak banyak berubah. Lalu Alya mulai berjalan sambil membawa koper-kopernya dengan dibantu sang papah.

Ceklek..

Pintu apartemen ia buka, semua tatanannya masih sama tak ada yang berubah. Alya menghela nafas panjang, dan dalam hati ia terus meyakinkan dirinya kalau dia akan baik-baik saja disini.

"Al, papah kayanya langsung berangkat lagi"

"Loh ko ngga mampir dulu pah?"

Tio menggeleng sambil tersenyum "papah ngejar waktu" ucapnya sambil mengusap lembut puncak kepala Alya. "Kamu jaga diri baik-baik ya"

"Papah juga" ucapnya sambil tersenyum.

......

Setelah ia semprot pewangi ruangan bubble gum itu, Alya rebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Perjalanan yang cukup jauh membuat Alya sedikit merasa lelah.

Alya raih tas yang ada disampingnya, lalu tangannya sibuk mencari benda pipih dalam tas itu. Kemudian tak lama setelah tangannya bermain pada layar ponselnya, ia tempelkan handphone berlambang Apple itu pada telinganya.

Tuut tuut

"Hallo Ran"

"Anjir tumben-tumbenan Lo telpon gue"

"Emang gaboleh?? Btw gue dijakarta"

"WHAAAT!???"

Alya menjauhkan ponselnya dari telinganya, suara Rani yang terdengar nyaring membuat telinganya pengang.

"Gausa teriak kali!!"

"Ko bisa? Emm maksud gue kenapa bisa dijakarta? Bukannya Lo gamau ke Jakarta lagi?"

"Gue dipindahin ke kantor yang di Jakarta Ran"

Terdengar dari sebrang sana, suara Rani yang sedang ber-oh ria. Alya lagi-lagi menghembuskan nafasnya yang gusar.

"Tapi gue ga yakin bisa bertahan di kota ini Ran"

"Hey hey hey, inget Lo udah bisa move on! Jangan bikin diri Lo susah cuma gara-gara masa lalu"

"Hmm"

"Udah ya jangan dipikirin. Btw lusa ketemu gimana? Kangen nih sama Lo Al"

"Boleh-boleh, huu kangen. Padahal taun kemaren ketemu"

"WHAT THE FUCK ALYA!! ITU TAHUN KEMARENN"

Alya tertawa mendengar Rani yang mulai mengomelinya. Sejak Alya pindah ke Bandung, hampir semua temannya last kontak. Dan hanya Rani yang sering menghubunginya. Sekali lagi Alya harus mengatakan, kalau ia sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti Rani. Ketika ia terpuruk dulu, Rani selalu menghiburnya.

"Becanda ah, gue tutup ya telponnya. Mau ke minimarket dulu"

"Okeeee see you Alya!! Jangan galau-galau lagi ya. Gue timpuk nih"

Lalu obrolan itu ditutup dengan tawa Alya yang renyah.

°•°•°• °•°•°•

Seorang pria berbalut kemeja biru tua dengan kancing bagian lengannya dibiarkan terbuka, sedang berkutat dengan kumpulan dokumen yang ada dimeja kantornya.

"Violet, tolong kamu cek dokumen untuk proyek yang kemarin"

"Siap pak"

Rizky sedikit memijit pelipisnya karna terasa pusing. Waktu menunjukkan pukul 12.05 yang artinya sudah masuk jam makan siang.

"Pak ini waktunya jam makan siang"

"Saya tau"

"Apakah saya harus membawakan makanan ke meja bapak?"

"Tidak usah"

Violet sudah dua tahun terakhir menjadi sekretaris pribadinya. Ia sangat sopan dan perhatian. Entah perhatian karna Rizky atasannya, atau karna ada hal lain. Entahlah.

"Kalau begitu apakah bapak ingin makan diluar?"

"Iya"

"Baik saya bersiap-siap sebentar"

"Buat apa?"

"Loh, bukannya bapak mau makan siang?" Tanya Violet heran.

"Sendirian" jawab Rizky singkat dan langsung meninggalkan ruangan tempatnya bekerja.

Semenjak Alya meninggalkannya, Rizky banyak berubah. Jika dulu ia dikenal sebagai pria humoris, mungkin sekarang adalah sebaliknya. Rizky menjadi pria dingin yang hanya berbicara seperlunya. Sudah 6 tahun lamanya, Rizky tidak bisa menghapus nama Alya dari hatinya. Dan tiap malan penyesalan itu selalu datang menghantuinya . Jika bisa dibilang, perasaannya untuk Alya tidak ada yang berubah sedikitpun.

Setelah itu Rizky keluar dari kantornya. Ia berjalan ke arah minimarket yang tak jauh dari gedung tempatnya bekerja itu.

Sebelum masuk ke dalam minimarket itu, Rizky tatap gedung apartemen yang ada disebrang jalan sana dengan sendu. "Kapan Lo balik ke Jakarta Al?" Batinnya.

Lalu Rizky dorong pintu minimarket itu, bersamaan dengan gadis yang baru saja keluar. Gadis berbalut hoodie hitam lengkap dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Langkah Rizky berhenti, ketika Indra penciumannya merasakan aroma yang sangat ia kenal. Aroma bubble gum yang seingatnya selalu melekat pada tubuh gadis itu. "Alya?" Batinnya.

"Permisi, saya mau lewat" ucap wanita berusia kira-kira 30 tahunan sambil menggendong bayi. Karna Rizky sejak tadi masih berdiri di dekat pintu dengan pikiran yang terus bergelut, tanpa sadar membuat orang menghalangi jalannya untuk keluar.

Rizky membalikkan badannya, matanya bergerak kesana kemari mencari keberadaan gadis itu. Sayangnya gadis beraroma bubble gum itu sudah lenyap dari pandangannya.

Sial!

.
.
.
.

Bagaimana dengan part ini? Apakah Alya dan Rizky akan kembali dipertemukan?

Salam manis, semanis username dairyymilk.

14 Agustus 2020

Continue Reading

You'll Also Like

21.9K 3.6K 34
Title: My Junior Still Hasn't Killed Me Author(s): Zi lu ๅญ้นฟ Chapter: 29 Bab + 5 Ekstra (END) Deskripsi: ๐˜”๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ฆ๐˜จ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฏ๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ๐˜ญ...
737K 26.2K 67
Pernikahan yang bukan dilandaskan cinta, memang mimpi buruk bagi mereka yang tidak menerimanya. Ialah Bumigantara Dhiagatri yang hidupnya harus berub...
6.6M 280K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
219K 11.8K 35
Cerita ini bisa dibaca sambil kedip:v Gak percaya? Coba aja^.^ "Mungkin aku saja yang menganggap hubungan ini ada. Kamu tidak!" Cerita ini aku persem...