Ghost7

By Minfanda

26.1K 2.8K 4.9K

BTS mendapat insiden saat konser tengah berlangsung. Insiden itu sampai membuat mereka koma. RM terbangun se... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
cast
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
28
29

27

147 25 13
By Minfanda

Di pinggir kolam mini itu Eunha melamun. Kakinya bersimpuh di tanah, tangan kirinya menopang dagu mungilnya sementara tangan satunya lagi bermain dengan ikan-ikan kecil di dalam sana.

Pikirannya terus berputar-putar pada satu hal, yaitu pada outfit yang digunakan si tersangka. Ia terus mengelak fakta bahwa pakaian serta aksesoris yang dipakai wanita dalam video itu tampak sama persis dengan yang ia temukan di apartemen kakaknya.

Pikirannya terus menyelam sampai pada umpatan dan petisi yang ada pada postingan beberapa penggemar Bangtan di weverse.

Apakah itu akan benar-benar terjadi?

Bagaimana jika hukuman mati itu benar-benar dilakukan pada pelakunya nanti?

Begitulah batinnya sejak tadi.

Saking terlalu larut dalam pikirannya, ia bahkan tak menyadari Suga yang mengambang tertidur pulas tepat di atas kolam itu. Anehnya, semakin lama tubuh Suga mulai mengikuti gravitasi kembali. Hingga perlahan masuk ke dalam kolam, tepat di hadapan Eunha.

"Ah? AAH! KAMJAGIYA! AUGH!"

"Wae? Memikirkan nasib kakakmu?" sindir Suga, membuat gadis itu menatapnya sinis.

Melihat Eunha yang diam saja, membuat Suga pun bungkam. Namja itu perlahan mendekat, duduk di samping Eunha sembari memandangi awan hitam yang bergerumul di atas sana.

"Apa kau akan tetap memihaknya jika ternyata benar dia terlibat dalam insiden itu?" tanya Suga dengan pandangan masih fokus pada awan.

Eunha mendecih. Tampaknya namja ini ingin sekali menyudutkannya, pikirnya. "Mollayo. Lagipula Eonnieku tak mungkin pelakunya. Dia bahkan tak punya waktu untuk kembali ke rumah, bagaimana mungkin ... dia punya waktu untuk hal gila seperti itu. Kali ini firasatmu itu salah."

Suga terkekeh pelan. Ia merasa seolah melihat dirinya yang dulu, naif sekali hingga tak sadar telah dibodohi.

"Apa yang pertama kali akan kau lakukan jika dia pelakunya?" tanya Suga lagi, sedang Eunha di sampingnya semakin geram saja.

"YA!" Pekik Eunha geram.

"Ya? Aku hanya memberimu simulasi  sebelum kau benar-benar akan pusing dengan pertanyaan-pertanyaan semacamnya yang nantinya akan kau buat sendiri di kepalamu. Jika tak mau dibantu ya sudah," ucap Suga santai.

Rintik hujan mulai membasahi mereka, tepatnya hanya membasahi Eunha yang sudah kabur ke dalam dorm. Sementara Suga berjalan santai karena tahu tak akan terkena air hujan juga.

Setibanya di dalam, semuanya kecuali mereka berdua sudah berkumpul kembali di ruang keluarga itu. Firasat buruk kembali menjalari pikiran Eunha, melihat bagaimana ekspresi mereka yang memandangnya cemas.

"... Kali ini ... berita buruk kah?" tanya gadis itu. Ia tersenyum kecut, berpura-pura santai walau dadanya terasa sesak.

Taehyung menyenggol Jin yang duduk di sampingnya, memberi kode agar Jin buka suara. Jin malah balik menatapnya sinis, namun tetap bicara juga. "Seperti yang kau pikirkan. Kemarilah, kau harus melihatnya sendiri," ucapnya. Eunha mendekat, ia duduk di antara mereka, tepat di depan laptop milik Taehyung.

Disana terpampang dua foto yang disatukan. Satunya potongan foto Eunsu saat ia berfoto dengan Eunha di Daegu, satunya lagi foto tersangka pengeboman itu. Dan hal yang sangat ditakuti gadis itu benar adanya.

Eunha pucat seketika. Dada hingga tenggorokannya terasa menyesakkan hingga tak dapat berkata apa-apa. Bukan hanya dia, bahkan Suga yang sudah memperkirakannya juga terkejut melihat foto itu. Ia melirik Eunha yang kini tertunduk diam.

"Ini ...." Eunha terdiam. Sulit rasanya untuk mengatakan apapun sekarang.

Melihat itu RM mencoba mengalihkan perhatiannya. "Ini hanya dugaan. Kita tetap harus mencari buktinya."

"Kakakmu adalah salah satu tersangka, apa tak masalah untukmu, Cha Eunha?" sela suga. Sarkas memang, tapi pikirnya lebih baik langsung menyakitkan sekarang agar masalah ini tak semakin rumit.

Sementara itu ... Eunha hanya bisa terpaku dengan layar laptop itu.

***




Malam itu Eunha tak bisa tidur. Rasa cemas membuat pikirannya terus bekerja walau sudah lelah. Itu membuat Eunha semakin kesal saja. Setelah mencoba berbagai cara untuk terlelap, akhirnya ia menyerah juga. Kini ia terbaring dengan pandangan menerawang langit-langit kamarnya.

Ia kembali mengingat kejadian beberapa jam lalu. Tepatnya saat Suga mulai berbicara sarkas. Awalnya ia diam saja, tapi semakin namja itu berceloteh, kesabarannya pun meledak. Hampir saja namja itu benar-benar akan ke nirwana. Bagaimana tidak? Eunha menarik kerah bajunya dan dengan seganjil kekuatannya menghempaskan tubuh Suga ke atas dan ke bawah berulang kali, seperti anak kecil yang mengentak-entakkan balonnya ke lantai. Lalu ia pun dibawa (dikurung) ke kamarnya.

Selain itu, ia juga bingung dengan dirinya saat ini. Entah mungkin karena terlalu kaget atau bagaimana, ia bahkan tak menangis sedikit pun. Padahal jika dulu, saat mengetahui Eonnienya ada masalah, ia yang akan terlihat paling tersakiti, menangis seperti dunianya akan runtuh.

Tapi ... untuk dikatakan karena terlalu kaget. Ia bahkan sudah menduganya. Hanya saja ... dadanya terus saja merasa sesak. Rasanya seakan air mata yang harusnya sudah keluar sedang terbendung di dalam sana, dan sulit sekali mengeluarkannya.

Eunha meremas baju di area dadanya, mencoba meredakan sesak yang seakan takkan bisa hilang itu. "Sakit sekali ... apa yang harus kulakukan Eonnie?"

Tok tok tok

"Eunha-ya? Boleh aku masuk?" Suara RM menggema di luar kamar itu. Tanda yang lain sudah kembali ke kamar masing-masing.

Sejujurnya Eunha sedang tak ingin bertemu atau bicara pada siapapun saat ini. Tapi akhirnya ia bangkit dan membukakan pintu untuk namja itu.

"Kita ...."

"Aku! A ... aku ... aku harus memikirkannya. Bisakah kau menunggunya? Beri aku waktu sampai besok," ucap eunha.

RM terkekeh pelan. Eunha salah paham maksud dirinya datang ke kamar ini. Padahal ia hanya ingin menawarkan makan ramyeon.

"... Wae? Kenapa kau tertawa?" tanya Eunha. Ia merasa diledek.

RM mengelus rambut legamnya yang kusut sambil berbicara lembut, "Aku ingin mengajakmu makan ramyeon, tersisa dua cup, aku sengaja menyimpannya untukmu."

Eunha melongo, masih tak paham apa yang terjadi.

"Jika tak dimakan sekarang, beberapa menit lagi ramyeon itu hanya akan tersisa wadahnya. Kajja!" RM menarik tangannya. Sedang Eunha masih saja melongo, pikirnya, di saat seperti ini, apa masih bisa bersantai dengan memakan ramyeon? Bukankah harusnya saat ini ia tengah menangis sesenggukkan sembari memikirkan nasib kakaknya dan juga dia?

***




"Igo. Bap meogo. Cepat habiskan sebelum Jungkookie melihatnya. Kau akan dianggap pengkhianat nantinya," canda RM sembari menyeduh ramyeon miliknya.

Eunha hanya memandangi cup ramyeon itu. Ia masih saja merasa bukan saatnya untuk makan ramyeon sekarang. Tapi kepulan asap beraroma itu sangat menggoda. Apa boleh buat, ia langsung menyantap tanpa basa-basi.

RM tersenyum simpul. Ia berhasil mengalihkan perhatian gadis itu. "Kami sudah menghukum Yoongi Hyung. Kau tak perlu khawatir soal dirinya dan apapun yang ia katakan tadi. Okay?"

Eunha tersenyum kecut. "Cih, aku tak selemah itu."

Walau mengatakan itu seakan tak kepikiran apapun, Eunha terus saja mencuri-curi melirik RM, ia ingin menanyakan sesuatu tapi merasa itu tak perlu juga ditanyakan.

"Bicara saja, aku tak pernah menudingmu, bukan?" ucap RM akhirnya.

"... Apa kau akan membenciku?"

Alis RM bertaut, tak mengerti maksud ucapan Eunha.

"Jika benar Eonnie yang melakukannya, apa kau akan membenciku?" ulang Eunha, perlahan ia menatap RM. Netranya yang meragu seakan berharap penuh pada jawaban namja itu.

RM tersenyum simpul sembari mengelus rambut Eunha, ia menjawab dengan tenang. "Tidak. Tak banyak yang bisa kujanjikan setelah kita mengetahui semuanya, tapi yang pasti, kau akan tetap menjadi temanku, dan juga Bangtan. Kau yang tulus membantu kami, bagaimana bisa aku membencimu?"

Kembali Eunha tersenyum kecut. Ia merasa lega, namun juga merasa bersalah. "Jahat, bukan? Aku masih sempat memikirkan apa kalian akan membenciku di saat Eonnie sendiri sudah di ambang kehancuran."

"Mencari tahu kebenarannya tak akan membuatnya hancur. Siapa yang tahu, dengan cara itu kau mungkin akan membuatnya kembali menjadi dirinya," ucap RM.

Entah karena ucapan RM atau karena semilir angin malam dari sela-sela ventilasi yang menggelitik atau karena aroma ramyeon yang masih menggugah selera, Eunha merasa damai dan lega secara bersamaan. Ada harapan baru tersirat dalam dirinya.

Sudah ia putuskan. Ia akan mencari buktinya. Esok pagi. Biar bagaimanapun, menghadapi masalah itu jauh lebih baik daripada menghindarinya.

***



Note :
- Igo. Bap meogo : Ini. Makanlah

Continue Reading

You'll Also Like

51.4K 8.1K 50
Rahasia dibalik semuanya
46.8K 6.3K 38
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
195K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
47.9K 9.8K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...