Bahagiaku Adalah Bersamamu

By YalsAprln_

259 62 61

《Bagi kalian yang nemuin cerita ini, tolong di follow dulu baru di baca! Buat cerita itu gak gampang lohh. Ja... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 11
Part 12
Part 13

Part 10

3 2 9
By YalsAprln_

Happy reading

Voment yaw!

💫💫💫

"Bro pulang yuk" ajak sandi

"Kuy" sahut fitter dan frans kompak

"Kita nanti ke kelas XI IPA 1 dulu" ucap yoram mendadak, lalu meninggalkan fitter, frans, dan sandi

"Tunggu ram" sandi mengejar yoram dan disusul oleh fitter dan frans

XI IPA 1

"Girls pastikan nginep di rumah yenni?" Tanya ella

"Jadilah" jawab delva dan rachel serentak

"Heheh semangat banget ya" ucap yenni sembari mengambil tas nya

"Yaudah yuk" ajak ella

"Ehh jangan lupa, kalian harus nganter gue ke rumah dulu, baru berangkat sama-sama dari rumah gue"

"Iya-iya bawel" sahut yenni lalu mereka berjalan beriringan ke parkiran sekolah

Saat di koridor XI IPA 3, terlihat yoram dan 3 sahabatnya berdiri sambil menyandarkan tubuh nya ke tembok

"Males banget deh kalau berurusan sama nih cowok" batin yenni

Gadis itu berjalan melewati fitter, frans, dan sandi. Namun saat ingin melewati yoram, tiba-tiba tangan nya dicekal oleh cowok itu

Yenni mendelik lalu mencoba melepaskan genggaman yoram pada pergelangan tangan nya, tapi apalah dayanya jika dibandingkan dengan kekuatan yoram

"Lepas"

"Aku mau bicara sama kamu"

"Lepas gak?"

Bukannya melakukan apa yang diucapkan yenni, yoram malah menarik cewek itu ke belakang perpus

"Lo apaan sih. Lepas" titah yenni sengan suara yang kian meninggi

Lagi-lagi gadis itu tidak bisa pergi karena yoram menggenggam kembali tangan nya

"Bisa gak sih lo gak usah megang-megang gue?" Sentak yenni

"Kalau aku gak kayak gini, pasti kamu kabur" ucap yoram sedikit bersikap dingin pada gadis yang ia pegang kini

"Bodo"

Saling enggan untuk membuka percakapan, akhirnya yenni yang mulai jenuh memecah keheningan di antara mereka

"Cepetan ngomong. Gue gak punya banyak waktu"

Yoram melepas genggaman nya setelah mendengar suara yenni yang sepertinya kesalnya sudah berkurang, walaupun hanya sedikit

Yoram mengatakan apa yang ingin ia katakan pada gadis itu, intinya ini adalah kesepakatan untuk kebaikan mereka berdua

🍁🍁🍁

"Yenni" panggil rachel

Gadis itu pikir sahabat nya sudah pulang duluan, ternyata ia salah. Disana juga ada teman-teman yang masih setia menunggu yoram

"Ehh masih nunggu juga lo pada, gue kira'in udah pulang duluan" ucap yenni sambil merangkul mereka

"Dia biasa aja, berarti emang gak terjadi apa-apa kali ya" batin delva sembari memperhatikan wajah yenni

"Yen.. yoram mana?" tanya frans saat tidak melihat keberadaan temannya itu

"Ada kok, takut amat temen lo ilang" canda yenni

"Tumben nih anak mau bercanda sama kita?" Bisik sandi pada fitter

"Udahlah kan lebih bagus, kita gak denger ocehan dia kalau lagi kesel" sahut fitter pelan

Frans menunjuk orang yang dimaksud "Ehh itu yoram"

"Biasa aja kali frans, kayak gak ketemu 2 tahun aja deh" tegur ella

"Heheh refleks kali la"

"Kok masih pada disini?" Yoram yang biasanya hemat dalam berbicara, kini ia bahkan terlihat baik. Meskipun yang ia tanyakan tidak terlalu penting

"Aneh" gumam fitter saat merasakan ada yang janggal dari kedua orang itu

"Aneh kenapa" tanya yenni

"Ehh lo denger ya?" Balas fitter yang terlihat begitu gugup

"Kalau gue gak denger, gak mungkin gue nanya" oceh yenni memutar matanya malas melihat tingkah fitter

"Gapapa kok"

Gadis itu hanya berdehem sembari mengangguk kan kepalanya

"Yaudah yuk pulang, keburu sore nanti. Kita kan harus ke rumah delva dulu" ajak yenni yang harus berhenti berjalan saat suara seseorang menghentikan langkahnya

"Emang lo pada mau ngapain?" Tanya fitter

"Urusan delva aja lo gercep" imbuh sandi

"Berisik lo" balas fitter

"Aku sama temen-temen mau nginap di rumah yenni" delva

"Dalam rangka apa nih?" Timpal sandi seraya menggerakkan alisnya ke atas dan ke bawah

"Gak dalam rangka apapun. Cuma kami pengen ngumpul aja" jelas rachel

"Udah ya sesi tanya jawab nya. Gue sama temen gue mau pulang dulu. Bye" ketus yenni

Mendorong atau pun menarik tangan teman nya adalah cara yang efektif agar mereka mau pulang, kalau hanya menggunakan kata-kata mereka tidak mau pergi meninggalkan pasangan nya

☘☘☘

Kini mobil lamborghini berwarna merah dan mobil sedan memasuki pekarangan kediaman edward

Setelah yenni dan rachel selesai memarkirkan mobilnya. Mereka masuk dan langsung mendapat sambutan dari rosa

"Mama" seru yenni lalu memeluk mamanya seperti biasa

"Ehh ada delva, ella, sama rachel nih" sapa rosa yang sudah hapal nama sekaligus sikap dari sahabat anak gadis nya itu

"Iya tante" balas mereka serentak

"Ma mereka nginap disini gapapa kan ma?"

Rosa diam dengan raut wajah yang kelihatan begitu serius, menatap mereka dengan sangat intens dan tidak ingin membuka suara

"Kok tante rosa diem ya? Apa kita gak boleh nginep disini?" Batin rachel

"Hahahahhah" suara tawa dari dua orang itu menggelegar, seperti ingin menggemparkan dunia

"Tante bercanda kok. Tadi yenni udah hubungi tante ngasih tau kalian mau nginep disini, trus minta tante untuk nyiapin makanan yang banyak"

"Heheh sorry ya tayang-tayang gue. Dan untuk tadi gue sama nyokap nge-prank lo pada, ngakak njir muka kalian" tawa yenni yang masih berlanjut

"Yaudah tante ke belakang dulu ya" pamit rosa

"Iya tante" balas delva, rachel dan ella

"Puas lo ya ngerjain kita" omel ella

"Sekarang giliran lo"

Rachel mengedipkan matanya sebagai kode "serang!!!"

Mereka bertiga menggelitiki yenni tanpa ampun, mengacak-acak rambut gadis itu hingga rambut yang tadinya terikat kini lepas, seragam nya juga sudah berantakan

"Astaga" ucap seseorang yang datang dan melihat adiknya yang dijahili hingga tak berdaya

Delva, rachel, dan ella yang belum menyadari kehadiran yuda semakin gencar memberi pelajaran pada yenni

"Berhenti"

Sontak mereka semua melihat dan mencari asal suara itu. Betapa terkejutnya mereka melihat seorang cogan berdiri dengan tangan yang dimasukkan ke kantong celana

Laki-laki itu berjalan mendekati mereka, lalu membantu adiknya yang terkulai lemas di lantai akibat terlalu banyak tertawa

"Lain kali kalau kalian mau bercanda, kira-kira juga" tegur yuda yang melingkarkan tangan nya di pinggang gadis itu

"Abang, maksud mereka baik kok"

"Iya dek abang ngerti, tapi segala sesuatu yang berlebihan itu gak baik. Ngerti?" Saran yuda sembari menangkup wajah yenni

"Tapi kan bang, ini sahabat yenni lohh. Abang jangan bikin mereka gak nyaman dong" lirih gadis itu

"Yaudah iya. Abang minta maaf ya kalau perkataan abang tadi nyakitin atau menyinggung kalian" ucap yuda tulus, tapi tetap saja dengan sikapnya yang dingin plus cuek

Rachel, delva dan ella hanya mengangguk seraya tersenyum

"Abang ke kamar dulu" pamit yuda, merapikan rambut yenni sebentar lalu beranjak pergi ke kamarnya

"Maaf ya, abang gue emang gitu. Rada-rada possesive gimana gitu"

"Santuy kali neng" balas rachel

"Iya yen kita gapapa kok, lagian abang lo baik mau ngingetin kita kalau main itu jangan berlebihan" timpal delva sambil melihat yenni yang sudah acak-acakan karena ulah mereka

"Ya gue takut aja, kalian bakalan kapok datang bahkan nginap di rumah gue" lirih yenni

"Gak usah cengeng lo, gak suka banget gue liatnya" canda rachel

Ella mendekatkan mulutnya bahkan tubuhnya pada yenni "Lagian gue suka tau gak tipe cowok kayak abang lo"

"Suka?" beo yenni

"Iya, gue suka banget sama cowok yang possesive, serasa jadi hal yang palinggg berharga" oceh ella

"Kalau lo mah gak heran gue" sahut delva

"Gak heran kenapa lo?" Tanya ella heran

"Gak ada, lupain" ketus delva

"Gak jelas lo" kesal ella

🌻🌻🌻

18.45 WIB

Malam ini, yenni dan ketiga sahabatnya sedang duduk sambil bercengkrama membahas tentang cowok

"Guys kalian setuju gak kalau gue pacaran sama sandi?" Tanya rachel pada sahabat-sahabatnya

"Gue tau kok hel, lo suka sandi sampai ke ubun-ubun. Tapi jangan kebayakan halu deh, ntar jatuh sakit lagi" saran delva

"Ucapan itu doa lohh" timpal ella menyetujui perkataan delva

"Udah tau gitu, ngomong nya asal lagi" kesal rachel

"Kalau lo emang jadian sama sandi sih gak masalah ya hel, cuma dia nya mau gak sama lo?" Sahut yenni yang terkekeh dengan ucapan nya yang terakhir

"Gak mungkin kali yen, sandi gak suka sama gue"

"Kenapa nggak? Karena kalian sering jalan gitu?"

"Iya"

Yenni mengambil ponselnya lalu berbaring dia atas kasur king size miliknya

"Cowok biasa kali kayak gitu, setelah dia baperin cewek yang dia mau. Dia langsung pergi deh cari mangsa baru"

"Sandi gak kayak gitu kali"

"Yaudah terserah lo deh, aku mah apa atuh.."

"Cuma selingkuhan kamu..." lanjut ella

"Aku mah apa atuh cuma cadangan mu..." sambung delva

"Goblok. Kenapa jadi sambung-sambung lagu dangdut lagi tuh" omel rachel

"Hahahaha kayak gini lebih asik tau"

Suara ketawa mereka memenuhi kamar yenni, hingga tidak sadar jika sedari tadi ada seseoramg yang terus mengetuk pintu

"Dek" panggil yuda

Bukan hanya yenni yang langsung menoleh, tapi ketiga sahabatnya pun ikut melihat kehadiran yuda

"Mama nyuruh kalian" ucap yuda sambil menatap mereka satu persatu "makan malam sekarang, soalnya papa juga udah di meja makan" lanjutnya

"Ohh oke bang" jawab rachel

Yuda tidak menjawab maupun menoleh ke arah rachel

"Pantesan gak ada cewek yang mau sama abang lo. Dingin banget sih jadi cowok" ujar delva yang mendapatkan anggukan dari ella

"Dia di luarnya aja kayak gitu, tapi hatinya baik kok. Beruntung banget malah cewek yang bisa buat bang yuda jatuh cinta"

"Maybe" balas ella sembari menggedikkan bahunya

"Yaudah yuk turun, nanti ditungguin lagi" ajak yenni yang sudah berjalan sampai pintu kamar

Di meja makan rosa, richard, dan yuda sudah duduk sembari menunggu yenni dan teman-temannya turun

"Kalian duduk dulu, tante siapin makanan nya" ucap rosa yang mempersilahkan mereka untuk duduk

"Aku bantu yah ma"

"Aku juga deh" imbuh ella, delva, dan terakhir rachel

"Gak usah, kalian disini aja. Biar yenni sama mamanya aja yang siapin" saran richard

"Gapapa om, lagian gak enak juga sama om sama tante" balas ella sopan

"Iya om, gapapa kok. Kita malah senang bantuin tante" timpal delva

"Yaudah terserah kalian aja" richard tersenyum ramah pada sahabat anaknya itu

Ella,ndelva dan rachel pun pergi ke dapur untuk mengambil makanan lalu meletakkannya di meja makan

"Kalian kok kesini sih? Duduk aja biar gue sama mama aja yang siapin makanan nya"

"Enak aja lo, kita mau bantuin dan gak ada penolakan" tegas ella mengambil alih piring yang ada di tangan yenni

Rosa menunjuk beberapa menu makanan yang sudah ia siapkan "Yaudah, kalian ambil itu aja. Yang ini biar tante"

Makan malam pun berlangsung dengan diselingi canda tawa. Kini ke empat gadis itu berada di kamar

"Yen" panggil rachel

Terdengar deheman dari yenni
"Bang yuda itu emang kayak gitu ya?"

"Kayak gimana maksud lo?"

"Cuek, dingin, jarang bicara--"

"Iya, bang yuda emang gitu" potong yenni yang sudah mengetahui kelanjutan dari perkataan rachel

Delva langsung berdiri dan duduk di depan gadis itu "Tapi kalau gue perhatiin nih ya, bang yuda berubah banget kalau udah sama lo"

"Gosip woi! gosip! Ikutan gue" ucap ella dengan histeris

"Ini bukan gosip kali, tapi nyata" elak delva

"Sama aja! yang jelas kalian bicara'in orang di belakang"

"Perasaan kita hadap-hadapan deh" gumam rachel

"Cielahh bego bener deh" omel yenni

"Udah gak usah di dengerin deh si rachel. Lanjut aja yen, gimana-gimana?" Ella mengibaskan tangannya pada rachel bermaksud menyuruhnya untuk minggir. Mau tidak mau rachel pun menggeser sedikit tubuhnya

"Gak usah mikir yang macem-macem deh. Bang yuda emang kayak gitu dingin, tapi cuma sama orang asing aja. Kalau sama keluarga dia ramah banget, asik juga orangnya. Pokoknya ter the best lah" sambil menjelaskan, gadis itu tersenyum pada sahabat nya

"Berarti kalau kita sering-sering nginep disini, bang yuda gak dingin lagi dong terutama sama gue" oceh ella seraya mengibaskan rambut nya

"Pd bener lo, yenni bilang cuma sama keluarga. Bukan sama orang yang sering dateng ke rumahnya" ucap delva yang mengulangi perkataan yenni serta memberikan penekanan pada setiap kata-katanya

"Siapa tau, kan kita gak tau juga" sahut rachel yang ingin membela ella

"Apa sih hel. Lo ngomong aja kaga jelas" cerocos yenni

"Hehehe lo aja yang gak ngerti. Kalian ngerti kan?"

Jangankan delva, bahkan ella aja yang dibela ikut menggeleng karena memang tidak paham dengan ucapan rachel

"Nahh minta pembelaan sama siapa lagi lo?" Sinis yenni

Rachel hanya memberengut melihat sahabat-sahabat nya yang tidak satupun berpihak padanya

"Udah ahk tidur yok, besok sekolah" saran delva yang sudah dalam posisi telentang

🍀🍀🍀

"Ellaaa" teriak yenni, delva, dan rachel bersamaan. Suara mereka menggelegar sampai ke dalam kamar, padahal saat ini mereka ada di teras rumah

"Iya bentar, otw"

Ella menuruni tangga dengan tergesa-tega, karena ketiga sahabatnya sudah berteriak dari tadi memanggilnya

"Kenapa sih sayang teriak-teriak, masih pagi loh ini"nasihat rosa yang keluar ketika mendengar suara yang cukup keras

"Ini ma, si ella lama bener turun nya. Nanti kalau telat sedikit aja pasti jalanan macet"

"I'am coming"

"Lama bener lo. Sempat aja kita terlambat gara-gara lo, habis lo" cecar rachel yang sangat geram dengan tingkah sahabatnya

Ella mengelus lengan rachel "Sabar kali neng"

"Awas lo! gak usah sok rayu gue ya. Gak mempan" ketus rachel sembari menghempas kasar tangan ella yang berada di lengan nya

Rosa hanya menggelengkan kepala melihat pertengkaran yang terjadi pada anak remaja itu

"Udahlah kalian gak usah berantem. Mendingan sekarang kalian berangkat supaya gak telat ke sekolahnya"

Yenni pamit dan tidak lupa menyalam rosa, juga di ikuti oleh ketiga sahabatnya. Kedua mobil mewah itupun melaju dengan kecepatan sedang

🌼🌼🌼

"Untung kita gak telat" gumam yenni sembari keluar dan mengunci mobilnya, begitupun dengan delva yang berada di mobil rachel

"Kalian aja yang lebay!" Ketus ella sembari memperhatikan wajahnya di kaca spion mobil

"Lebay! Lebay pala lo! Andai kita gak teriak tadi sama lo, mungkin kita masih di rumah sekarang" omel delva mendengus kesal mendengar perkataan ella

"Udah del yang penting kita gak terlambat kan ke sekolahnya" yenni mengelus punggung delva

Gadis itu berbalik menatal ella lalu menunjuk nya " Dan untuk lo ella. Lain kali, lo lebih cepetan siap-siapnya. Gak semua orang yang mau nunggu lo kalau lo nya terus-terusan kayak gini" nasihat yenni

"Iya iya elahh di inget terus dah" kesal ella

Yenni, rachel dan delva hanya bisa menghela napas mendengar jawaban dari ella yang sangat keras kepala

Brum..brumm

Beberapa motor sport memasuki kawasan SMA Labschool Unsyiah membuat semua siswi yang berada di parkiran berbisik-bisik karena sang idola sudah datang

"Kalau gue tiap hari liat begini'an bisa frustasi gue gak bisa milikin mereka"

"Owhh yoram gans banget"

"Franss keren nya dirimu"

"Pokoknya mereka berempat ganteng nya kelewat batas dah"

"Fitter keren banget naik motir itu"

"Sandi I Love You"

Begitulah bisikan-bisikan siswi yang heboh akan kehadiran mereka, katanya aja berbisik tapi yang nama nya cewek kalau bisik-bisik pasti kedengeran sama semua orang

Ohh iya yang bilang I Love You ke sandi itu adalah rachel. Dan saat mengucapkan itu ketiga sahabatnya terkejut melihat tingkah nya yang bar-bar

"Mulut lo ya hel! Nanti sandi denger mampus lo" tegur yenni yang langsung memukul lengan gadis itu

"Hehehe gak bakalan denger kok yen, kan parkiran khusus motor agak jauh" elak rachel

"Meskipun parkiran nya terpisah, tapi jangan diulang" saran delva

"Iya gak lagi" rachel mengangkat kedua jarinya membentuk huruf v

"Bagus" sahut delva

"Gak lagi untuk sekarang doang" ucap rachel setelahnya tertawa melihat wajah para sahabatnya yang memerah memendam kekesalan mereka

"Senang banget kayaknya" sandi, yoram, fitter, dan frans mendatangi rachel dan 3 sahabat nya

Rachel refleks memegang tangan sandi "Iya seneng banget"

Sandi ikut tersenyum sembari melihat tangan nya yang digengam oleh rachel

Rachel mengikuti arah pandangan sandi dan sedetik kemudian tersadar lalu melepas genggaman nya

"Sorry aku gak sengaja"

"Iya gapapa" imbuh sandi seraya mengambil tangan rachel untuk ia genggam

Rachel hanya diam membiarkan sandi menggandeng tangan nya

"Ouhh drama lagi nih" batin yenni sembari mengalihkan matanya agar tidak ternodai keromantisan mereka

Ia juga menggelengkan kepalanya jenuh, karena setiap sandi dan rachel bertemu ujung-ujung nya merekalah yang jadi korban atau lebih parah nya lagi ia akan jadi obat nyamuk

"Kenapa kamu geleng-geleng kepala?" Tanya yoram yang menyentuh lengan gadis itu bermaksud untuk menyadarkan nya

"Bukan urusan lo" ketus yenni lalu berjalan melewati yoram

Bukannya mengejar sahabat nya delva, ella, dan rachel sibuk dengan urusan nya bersama cowok-cowok alias teman nya yoram

Tidak mau sendiri, yoram lebih memilih mengejar cewek yang membuatnya penasaran. Why? 

Karena dari sekian banyak cewek di sekolah ini, hanya yenni lah satu-satunya cewek yang gak mau bersama nya. Bisa dibilang hanya melihat yoram saja dia sudah muak

Setelah berhasil menghentikan gadis itu dengan cara mencekal tangan nya. Yoram membungkuk lalu mengatur napasnya

"Ngapain sih lo ngejar gue? Mending lo ke kelas aja deh" ketus yenni berusah melepas cekalan yoram dari tangannya

Dengan napas yang terengah-engah yoram menjawab pertanyaan gadis itu "ya mau sama kamu lah"

"Nggak usah bohong" selidik yenni menatao mata yoram, mencoba mencari kebohongan disana

"Aku gak bohong kok"

"Gue tau ya, lo ngejar gue karena gak mau jadi penonton kan"

Dugaan gadis itu tidak sepenuhnya benar, jadi yoram membalas dengan menggelengkan kepalanya

"Aku emang mau jalan ke kelas sama kamu. Sekalian juga, biar kita bisa deket"

"Serah deh gue mau pergi ke kelas dulu"

"Kalau dia beneran pergi berarti dia emang gak punya perasaan sama gue, tapi kalu dia gak pergi berarti dia suka sama gue" batin yoram

Namun gadis itu tidak pergi atau berjalan menuju kelas nya. Yenni hanya diam sambil menatap lekat sepasang mata hazel yang membuatnya sedikit merasa nyaman

"Gue hitung nih. Satu, dua, tiga. Tuh kan gak pergi" lanjutnya dalam hati

"Tuh kan, kamu suka kan sama aku" sombong yoram seraya tersenyum puas mengetahui kebenaran nya

Yenni hanya diam tidak membalas perkataan cowok itu, membuat yoram semakin yakin jika cewek yang ada di depan nya sekarang menyukai dirinya

"Kamu diem berarti aku bener kan. Udah kamu bilang aja sekarang gak usah dipendam. Kalau untuk perilaku kamu sama aku selama ini, udah aku maafin kok" yoram sangat percaya diri mengatakan nya

"Gak usah kepedean! Lepasin tangan gue sekarang!!" kata yenni sambil melepaskan genggaman yoram setelah nya ia beranjak menuju kelas

Yoram terpaku pada posisinya sekarang. Malu? Malu banget lah. Bahkan sekarang dia tidak berani menemui ataupun menggoda gadis itu lagi

Soal pembalasan dendam karena yenni merusak motornya ia lupakan!. Yang ia pikirkan adalah bagaimana bisa seorang Yoram Smith Albert bisa seceroboh itu

"Astaga harga diri gue. Mau ditaruh kemana nih muka tampan nan polos gue?" gumam yoram dan melanjutkan aktivitas nya, yaitu menggerutu dalam hati sekaligus menyesali apa yang sudah ia katakan

Yenni pun juga sama melanjutkan aktivitas nya tapi bedanya, gadis itu malah tersenyum sembari mengingat raut wajah yoram yang sepertinya teramat malu

Sejujurnya ia sempat tertegun dengan perkataan yoram tadi, tapi untung nya ia bisa langsung menetralkan  mimik wajah nya itu

💐💐💐

Ngerti kan maksud nya 'penonton'?

Tunggu part selanjutnya!








Continue Reading

You'll Also Like

687K 5.2K 25
di jadikan pembantu di rumah pengusaha kaya raya dan anak dari pengusaha kaya itu jatuh cinta kepada pembantu itu bahkan saat baru awal bertemu ia su...
830K 6.2K 12
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
2M 125K 85
[PRIVATE ACAK, FOLLOW SEBELUM MEMBACA] __ BELUM DIREVISI Highest Rank 🥇 #1 teenfiction (09/04/22) #1 garis takdir (17/04/22) #1 romance (17/06/22) #...
193K 23.6K 22
⚠️ BL Gimana sih rasanya pacaran tapi harus sembunyi-sembunyi? Tanya aja sama Ega Effendito yang harus pacaran sama kebanggaan sekolah, yang prestas...