Axel [My Love Badboy]

By Blacksew

31.8K 2K 131

•Seri geng• *** Namanya Axel Alexander Marcelius, ketua geng motor Vetunus. Seorang badboy tingkat dewa. Club... More

1. King of Dood
3. Takdir yang mendukung
4. Depan kelas
5. Axel
6. Axel (2)
7. Ancaman
8. Tercemar
9. Ditra
10. Hampir
11. Gagal
12. "Cewek Malam"
13. Nomor
14. Rumah Axel
15. Vera
16. Kantin
17. Laman
18. Berdua
19. Berbeda
20. Murid baru
Tanya
Info Terbit
Info Terbit (2)
PO

2. Malam yang kelam

2.3K 156 12
By Blacksew

Zevanya mengatur nafasnya ketika Axel sudah berlalu dari hadapannya. Bagaimana ini? Apa yang harus Zevanya lakukan?

"Zev!" Panggil Vera.

Zevanya menoleh. "Kenapa?"

"Lo kenapa? Muka lo kok pucat?" Tanya Vera.

Zevanya menggeleng pelan. Dia sekarang merasa tidak aman. Vera semakin khawatir dengan Zevanya.

"Zev, lo kenapa?"

"Ver, kamu kenal Axel?" Tanya Zevanya gugup.

Vera mengangguk mantap. Siapa yang tidak kenal dengan cowok bernama Axel itu. "Kenal. Kenapa, Zev?"

"Aku dalam bahaya, Ver."

🌙

Axel berjalan dengan di ikuti ke empat temannya. Marvel, Vero, Rey dan David. Bel pulang sekolah sudah berbunyi.

"Xel, ikut ke rumah nggak?" Tawar Marvel.

Rey menonyor kepala Marvel. "Bodoh! Dia butuh istirahat. Lo lupa ntar malam ada balapan?"

Marvel menggerutu dengan raut wajah yang tidak enak. Setelah itu, dia naik ke motor besarnya dan menyalakannya.

"Ayo pulang!" Katanya.

Vero naik ke jok penumpang. Marvel menoleh ke arah Vero dengan tatapan tidak suka.

"Lo ngapain di belakang gue?"

"Ini kan motor gue," kata Vero dengan tampang tidak berdosa.

"Ini motor gue!" Tukas Marvel.

"Oh," respon Vero sambil turun dari motornya. "Gue lupa kalau punya motor. Mana motor gue baru."

"Aelah! Sombong amat lo!" Kata Rey.

Vero mengangkat bahunya sambil mengusap tangki minyak motornya. Cowok itu sedang menyombongkan diri, membuat Marvel uring-uringan.

Axel hanya menatap mereka seraya geleng-geleng kepala, kenapa dia bisa memiliki teman seperti itu.

Axel lebih memilih untuk menaiki motor besarnya, meninggalkan ketiga temannya yang sedang bertengkar itu.

"Woi, Xel! Anjir! Anaknya Ramon main tinggal aja!" Teriak Rey ketika melihat Axel sudah melaju keluar dari sekolah.

Vero menghela nafas sabar. "Ayo di susul woi! Ntar dia marah, bisa-bisa kita di gorok sama Axel."

"Gue nggak mau di tangan Axel woi!" Seru Marvel sambil menyusul Axel.

"Kuy cabut!"

🌙

Zevanya berjalan menyusuri trotoar karena hari ini Papanya tidak menjemput. Maka dari itu Zevanya jalan kaki.

Zevanya sedang memikirkan cowok yang bernama Axel itu. Sekarang, dia selalu nerasa was-was. Apalagi kalau teringat dengan cerita Vera tadi waktu di kelas.

"Axel bukan sembarang cowok, lo harus tahu kalau cowok itu di juluki Raja dari kematian," cerita singkat Vera.

Mata Zevanya melebar. "Apa? Maksud kamu? Dia suka bunuh orang?"

"Tidak," ujar Vera. "Dia tidak suka membunuh, tapi dia selalu berbuat ganas jika ada yang menganggunya."

"Tempramen?"

Vera menggeleng. "Tidak juga."

"Aku takut," Zevanya menundukkan kepalanya.

Vera memegang tangan Zevanya. "Gue juga takut kalau lo sampai kenapa-kenapa. Apalagi kalau Axel sudah mengancam seperti itu."

Byur!

Brem Brem Brem

"Aw," Zevanya menatap seragam putihnya yang kotor karena terkena cipratan genangan air. Kemudian, Zevanya menatap motor besar di depannya.

Mata Zevanya melebar ketika tahu siapa yang ada di hadapannya itu. Siapa lagi jika bukan Axel, King of Dood. Langkahnya mundur ketika Axel turun dan melepas helm fullface-nya.

"Ini baru permulaan," desis Axel.

Zevanya menggeleng. "A..aku udah minta maaf, Kak. Tolong, maafin aku."

Axel melangkah lebih dekat ke arah Zevanya, melihat orang memohon seperti Zevanya adalah salah satu hobinya. Ada rasa tersendiri ketika melihat orang memohon seperti itu.

"Kak..Jangan ganggu aku, please."

"Ada imbalan kalau gue lepasin lo?" Tanya Axel dengan nada dingin.

Zevanya diam. Dia bingung harus apa, di sini, apa yang harus di taruhkan. Zevanya benar-benar merasa takut saat ini. Dia ingin lari, tapi merasa tidak bisa karena tatapan Axel seakan membuatnya seperi patung.

"Nggak ada, kan?" Axel kembali bersuara.

Zevanya hanya mampu diam sambil menunduk.

Axel mencengkram dagu Zevanya, membuat cewek yang ketakutan itu tersentak. "Gue ngomong sama batu atau manusia? JAWAB!"

"Ma..Manusia.." Jawab Zevanya.

Axel melepaskan cengkramannya kemudian dia berbalik dan berjalan ke arah tempat motornya terparkir.

Nafas Zevanya tersenggal-senggal. Dia harus apa? Dia takut sekarang. Dia takut berada di sekolah.

🌙

Zevanya masuk ke dalam rumah dan langsung di sambut oleh Papanya, Regar, dan juga..ibu tirinya, Sarah.

"Assalamualaikum, Pa, Mi." Salam Zevanya sambil membuka pintu rumahnya.

Bukannya menjawab, Sarah malah memarahinya. "KAMU BARU PULANG? MAIN KEMANA KAMU? BAJU KOTOR DAN KUCEL GINI!"

"Sarah, sudah, kamu jangan memarahi Zeva. Dia baru pulang dari sekolah," kata Regar.

Sarah menatap tidak suka ke arah Zevanya. Zevanya hanya mampu menundukkan kepalanya sambil berjalan ke arah kamarnya.

Zevanya masuk ke dalam kamarnya dan menangis sendu. Hidupnya tidak sempurna sekali. Mempunyai Papa yang tidak bisa membelanya. Mempunyai Mama yang tidak sayang dengannya dan parahnya lagi, dia memiliki ibu tiri yang begitu jahat dan kasar kepadanya. Lebih parah lagi, sekolah yang biasanya menjadi tempat nyaman untuknya sekarang berubah menjadi neraka hanya karena Axel yang menghantuinya beberapa jam ini.

Tok! Tok! Tok!

Zevanya mengelap air matanya kemudian membuka pintu yang terkunci tadi.

Tubuh Zevanya jatuh tersungkur ketika Sarah datang langsung mendorong tubuhnya. Setelah itu, Sarah menarik lengan Zevanya menuju kamar mandi.

"Sa..Kit..Mi.." Rintih Zevanya.

Sarah tidak peduli, dia mengguyur Zevanya dengan air seember. "SERAGAM ITU BELINYA PAKAI UANG SAYA! CEPAT BERSIHKAN SERAGAM ITU!"

"I..Iya..Mi."

"SAYA BUKAN MAMI KAMU!" Bentak Sarah kepada Zevanya. "Awas sampai kamu mengadu ke papa kamu, saya akan membakar foto mama kamu! Pantas saja si Reyna itu tidak suka punya anak seperti kamu!"

Kemudian, Sarah keluar dari kamar mandi yang ada di kamar Zevanya. Membanting pintu kamar Zevanya dan membiarkan Zevanya menangis dalam kedinginan.

Lengkap sudah penderitaan Zevanya.

🌙

Jakarta. 23.19.

Axel berjalan menuju motor besarnya yang sudah terparkir di garis start, sudah menunggu Axel untuk memacunya.

'Axel! Axel! Axel!'

'Gue yakin sekali kalau Axel bakal menang lagi!'

'Axel emang nggak ada tandingannya.'

'Axel! King of Dood! I Pround of You!'

'Axel! Semangat!'

Axel tersenyum kecut mendengar sorakan dari para lautan manusia yang menyukai arena balapan motor. Sudah banyak yang menyemangatinya. Axel suka itu ketika dia di puja.

"Gue yakin lo nggak bakal menang kali ini, Xel." Kata lawan yang ada di sebelahnya.

Axel melirik sekilas lawannya. "Lo salah tantang orang. Lo cuma orang baru di dunia gue." Kemudian Axel memakai helm fullface-nya.

Seorang perempuan sexy berjalan di antara mereka berdua, memutar tubuhnya hingga menatap keduanya.

"Are you ready?" Tanya perempuan sexy itu kepada anggota Heyjin. Anggota Heyjin membalasnya dengan erangan motornya.

"I Know you ready, King!" Ujar perempuan itu sambil menunjuk Axel.

"GO!"

Kedua motor itu saling mengebut. Axel memimpin jalan dan meninggalkan anggota Heyjin itu. Axel terseyum senang, tidak semudah itu melawan Axel.

Anggota Heyjin masih terus berusaha untuk menyusul Axel yang berada tak jauh di depannya. Axel yang mengetahui itu segera menambah laju kecepatannya.

Garis finish sudah dekat. Axel melakukan atraksi untuk meyambut kemenangannya hingga akhirnya motornya masuk ke dalam garis finish.

Axel memberhentikan motornya, turun dari motornya. Sorak-sorai pun ikut menyambut Axel.

"Xel! Vetunus menang dua puluh lima juta!" Ucap Rey histeris sambil memamerkan amplop coklat yang berisi uang.

"Good!" Respon Axel.

"Seperti biasa?" Tanya Rey. "Sepuluh juta untuk panti asuhan, lima belas juta untuk markas?"

"Yoi."

Vetunus, anggota geng motor terbesar di kota. Kepopulerannya selalu naik karena Vetunus hanya mau di ajak balapan. Taruhannya pun tidak pernah ganti, selalu dua puluh lima juta.

"Kalau gini, mungkin malaikat bingung mau catat amal baik atau amal buruk ya?"

🌙

Zevanya yang sedang tidur terlonjak kaget ketika dia di bangunkan secara kasar oleh Sarah. Tidak ada Regar di rumah, karena Regar ada tugas mendadak ke luar kota.

"Ada apa, Ma?" Tanya Zevanya sambil mengucek matanya.

"Tolong belikan saya makanan! Pakai uang kamu! Terserah makanan apa itu!"

"Tapi.."

"ZEVANYA!" Bentak Sarah dan langsung membuat Zevanya terdiam.

Zevanya mengambil jaketnya dan memakainya. Kemudian, cewek itu keluar dengan keadaan was-was. Dia takut akan terjadi apa-apa.

Sepanjang jalan sepi, jikapun ada rumah, pemiliknya pasti sudah tidur nyenyak di dalam sana. Tidak seperti Zevanya, harus mencari penjual nasi goreng atau sejenisnya.

"Hei, Neng. Mau kemana?" Goda seorang lelaki tua.

Zevanya sontak berhenti melangkah. "Mau apa?"

"Mau neng eheh."

Zevanya ketakutan. Walaupun dia berteriak minta tolong sekalipun, tidak akan ada yang akan menolongnya karena di sini tidak siapa-siapa.

Bugh! Bugh! Bugh!

Seorang cowok sedang menghajar tubuh lelaki yang mencoba menggodanya tadi. Cowok itu menghajarnya tanpa ampun. Lelaki itu kemudian lari tunggang langgang karena tidak mau di hajar lagi.

Cowok itu kemudian berjalan mendekati Zevanya. Membuka masker hitamnya.

"Lo nggak pa-pa?" Tanya cowok itu.

"Nggak pa-pa. Terima kasih."

Cowok itu tersenyum kecut. "Lo kira ini gratis?"

"Maksudnya?"

"Gue William, dan lo harus bayar dengan menuruti permintaan gue."


Continue Reading

You'll Also Like

Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.2M 221K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Ada satu rumor yang tersebar, kalau siapapu...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.8M 323K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
1.7M 77.8K 41
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...