Straight-A Student | ChanBaek

Por zerofoue

81.2K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... Mais

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 47

1K 154 40
Por zerofoue

Chanyeol memang bukan orang yang begitu kreatif dalam masalah seperti ini. Tetapi, itu bukan berarti ia tidak pernah merasa penasaran atau ingin menjelajahi apa yang ia jalani dengan Baekhyun lebih jauh. Mungkin itu yang menuntunnya untuk membeli sebuah alat yang mungkin sedikit tabu bagi kebanyakan orang.

Vibrator.

Pria itu juga sempat lupa atas apa yang sudah ia beli. Baru ingat setelah melihat sebuah kotak yang tergeletak di atas meja ruang tengah.

Ia menggenggamnya tidak tertarik, sedikit menyesal karena sudah membeli barang yang bahkan ia tidak tahu akan gunakan kapan. 

"Chanyeol?" 

Oh, ia baru ingat.

Baekhyun sedari tadi pagi sudah mengajaknya untuk segera berbelanja kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi, keadaan kulkas yang sudah hampir kosong. 

"Udah siap?" Baekhyun menatapnya sembari tersenyum tipis. 

Dan itu memberinya ide.

"Sini." panggil Chanyeol. Baekhyun terlihat sedikit bingung karena apa yang Chanyeol katakan, kedua alisnya sedikit dinaikkan. 

Dan saat Baekhyun sudah berada di hadapan Chanyeol, ia tidak bisa menahan dirinya untuk melebarkan kedua matanya karena melihat apa yang berada di genggaman Chanyeol. Tentunya, ia mengetahui apa benda itu, walaupun tidak pernah melihat secara langsung ataupun menggunakannya. 

"Dapet dari mana?" tanyanya kelu.

Chanyeol menyeringai, menatap Baekhyun yang masih saja tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Beli, yang paket beberapa hari lalu." 

"Buat apa?" Baekhyun masih saja menatap Chanyeol dengan kedua matanya yang menyiratkan rasa terkejutnya.

Chanyeol yang tadinya lumayan bingung karena tidak tahu kapan harus menggunakannya, semakin tersenyum miring karena merasa dicurahi ide brilian.

"Buat apa lagi?" tanya Chanyeol sarkas. 

Ia mendatangi Baekhyun, berdiri hingga kedua pasang kaki itu terletak begitu dekat.

"Mau coba?" 

Chanyeol berdecih melihat reaksi Baekhyun yang tidak melakukan apapun selain menatapnya kosong. Ia meraih pinggang Baekhyun, menariknya mendekat dan salah satu tangannya ia gunakan untuk membuka kancing celana yang sahabatnya itu kenakan.

"Yeol," Baekhyun terdengar gugup, mendorong pelan dada Chanyeol.

"Hm?" 

"Sekarang?" 

"Hm."

Baekhyun mengutuk bagaimana Chanyeol terdengar tidak tertarik dan terus saja melanjutkan kegiatannya hingga celananya terbuka. 

"Stay here." perintah Chanyeol sebelum menjauh dan berjalan menuju nakas di samping tempat tidur, membuka laci yang ada di sana untuk mengambil sebuah botol yang begitu tidak asing di matanya. Lube.

Beberapa detik kemudian, benda yang membuat Baekhyun gugup setengah mati itu sudah terlumuri pelumas dalam jumlah yang lumayan berlimpah. Setidaknya membuat Baekhyun lega karena ia tahu itu akan membantu apapun yang akan terjadi nantinya. 

"Chanyeol, lo yakin?"

"Lo?" Bukannya menjawab pertanyaan Baekhyun, Chanyeol malah balik melemparkan sebuah pertanyaan.

Jika boleh jujur, tentu saja Baekhyun penasaran. Tetapi ia tidak yakin jika ia siap. Tidak bisa dipungkiri juga ia sedikit takut akan hasilnya. 

"Stop gue aja kalo udah di luar batas."

Baekhyun diam, menyetujui apa yang Chanyeol ucapkan.

Kedua tangannya meraih kaus Chanyeol, meremasnya sebagai dukungan agar ia bisa berdiri tegak ketika pria di hadapannya ini sudah mulai menyelipkan salah satu tangan ke dalam celana miliknya. 

Ia sudah tidak ingin tahu apa yang Chanyeol lakukan di belakang sana. Tapi tetap saja, kedua kaki miliknya ini seperti kehilangan kekuatan ketika vibrator, yang sebenarnya tidak terlalu besar, itu mulai mamasukinya. 

"Gapapa?" suara rendah milik Chanyeol menyapa telinganya.

Baekhyun menjawabnya dengan sebuah gumaman yang mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan mengizinkan Chanyeol untuk melanjutkan.

Tidak lama kemudian, Chanyeol menghembuskan nafas.

"Selesai." 

Chanyeol tersenyum tipis selagi matanya bertemu dengan milik Baekhyun dan memandang bagaimana Baekhyun mengernyitkan wajahnya tidak nyaman karena merasa asing dengan benda yang berada di dalamnya. 

"Aneh." 

Chanyeol mengangguk memaklumi.

Ia meraih sebuah remote kontrol yang memang datang sebagai pelengkap alat tadi. Tanpa ragu, ia menekan salah satu tombol yang mengaktifkan vibrator itu dalam mode rendah.

Baekhyun terkesiap, nafasnya langsung berubah memburu. Ia belum siap.

Kali ini, kakinya benar-benar kehilangan kekuatan dan ia sungguh akan jatuh jika saja Chanyeol tidak sigap menangkapnya, merengkuh pinggangnya erat sebelum terkekeh remeh.

"Gimana?"

"S-stop it ..."

Baekhyun semakin merasa frustasi ketika Chanyeol menggeleng.

"Tahan."

Setelah beberapa detik yang Baekhyun rasa seperti berjam-jam, akhirnya Chanyeol menghentikan getaran itu dan ia bisa bernafas lega seperti biasa lagi.

"Ayo berangkat." ucap Chanyeol datar.

Baekhyun melebarkan matanya.

"There's no way I'm going out of the house with this thing inside me." lawan Baekhyun. Ia belum segila itu untuk membiarkan dirinya di ambang kegugupan dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk Chanyeol kendalikan di luar rumah. 

"Gue gak peduli." 

"Yeol ..." rengeknya.

Tanpa menjawab panggilan Baekhyun, Chanyeol langsung saja melenggang keluar dari kamar dan menyambar kuncil mobil serta dompetnya. Memaksa Baekhyun untuk mengikutinya dari belakang. Ia harus berusaha sekuat tenaga agar cara berjalannya tidak terlihat aneh. Namun, tentu saja tidak semudah yang dibayangkan. Sesuatu begitu mengganjal di antara bongkahan pantatnya, membuat Baekhyun merasa pening. 

/// 

Chanyeol mendorong troli supermarket yang sudah terisi setengah dengan barang-barang yang akan mereka beli. 

Di tengah-tengah proses pemilihan kotak-kotak susu yang begitu banyak itu, Baekhyun mendadak membalikkan tubuhnya dan menatap Chanyeol sayu.

"Gue mau lepasin."

Yang lebih tinggi hanya menatapnya datar, merogoh sakunya dan malah menekan tombol di sana. Membuat Baekhyun seketika meraih salah satu rak dan menggenggamnya erat.

"Ah~" Baekhyun sontak menggigit bibirnya, mengutuk dalam hati karena tak sengaja mendesah. Chanyeol hanya terkekeh.

"Nikmatin aja." bisik Chanyeol di telinganya.

"Gak di sini, Chanyeol. Di rumah aja." 

Baekhyun meraih lengan Chanyeol, menggenggamnya erat sebelum pria itu bisa menjauh darinya. 

"Setidaknya jangan jauh-jauh."

Chanyeol menatap Baekhyun sekilas, sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya dan merogoh saku celananya. Yang lebih muda memejamkan matanya sesaat, akhirnya getaran yang menyiksa, tetapi membuatnya merasa nikmat pada waktu yang sama, itu berhenti. 

Nafas Baekhyun terengah-engah dan Chanyeol sedikit merasa bersalah karena apa yang ia lakukan. 

"Sorry," gumam Chanyeol rendah. Lengannya sudah melingkar pada pinggang bawah lelaki manis di hadapannya, membawanya dekat pada tubuhnya dan Baekhyun dengan sendirinya mendaratkan kepalanya pada dada Chanyeol. 

"Chanyeol-ssi ?" suara asing memanggilnya dari arah belakang, membuat Chanyeol sontak memutar tubuhnya dan melepas Baekhyun. 

"Eh, maaf. Ganggu ya?" seorang perempuan yang Chanyeol ingat samar-samar terlihat menggaruk tengkuknya kikuk.

"Gue Aera, teknik mesin juga." 

Chanyeol ingat sekarang, ia beberapa kali melewati gadis ini di laboratorium. Ia mengangguk singkat.

"Hai, Baekhyun-ssi." 

Chanyeol mengalihkan pandangannya pada Baekhyun di sampingnya yang sekarang memberikan sebuah senyuman tipis pada Aera. 

"Lo... gapapa?" 

Pertanyaan Aera sepertinya membuat Chanyeol sadar bahwa Baekhyun terlihat tidak baik-baik saja. Beberapa tetes keringat menghiasi dahi mulus milik Baekhyun dan anak itu masih tampak linglung.

"He's fine. Lagi enggak enak badan aja." Chanyeol lagi-lagi menarik Baekhyun mendekat menggunakan bahunya. 

"Ah... ya udah. Gue duluan ya. Get well soon." Aera tersenyum dan berpamitan pada mereka sebelum bergegas untuk melanjutkan kegiatannya sendiri. 

Baekhyun tidak tahu harus bagaimana ia berterima kasih pada keberuntungannya. Untung saja, Chanyeol mematikan alat itu sebelum Aera-Aera itu menghampiri mereka. Jika tidak, hancur lah Baekhyun. 

"Ayo, pulang." ucapnya lembut. 

"Mau lanjut yang tadi?" 

Chanyeol memang menyebalkan. 

Continuar a ler

Também vai Gostar

46.5K 1.3K 16
- in which 𝐄𝐃𝐈𝐓𝐇 𝐅𝐈𝐍𝐂𝐇 of Hufflepuff House stumbles through her final year at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry, playing big siste...
99.3K 1.4K 50
𝐈𝐭𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐟𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐝𝐚𝐲 𝐛𝐚𝐜𝐤 𝐭𝐨 𝐬𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 , 𝐀𝐚𝐥𝐢𝐲𝐚𝐡 𝐢𝐬 𝐧𝐨𝐰 𝐢𝐧 𝟏𝟎𝐭𝐡 𝐠𝐫𝐚𝐝𝐞, 𝐰𝐡𝐢𝐥𝐞 𝐬𝐡𝐞𝐬 𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐬𝐡...
211K 4.9K 55
❝ i loved you so hard for a time, i've tried to ration it out all my life. ❞ kate martin x fem! oc
20.2K 713 22
Synopsis Inside OFC x Damon Salvatore x Sirius Black x Derek Hale Book Started: November 19, 2023 Book Ended: Book Edited: