Araga

By SFNPart_Teen

286 69 3

06/A1/sfnpartteen/2020 [Telah diterbitkan] "Ra... please," Mohon Raga "Maaf Ga. Aku gak bisa!" "Kenapa?! Pa... More

Prolog
Eps 1
Eps 2 [Cuplikan]
Eps 3
Eps 4
Eps 5 [Cuplikan]
Eps 7
Eps 8 [Cuplikan]
Eps 9
Eps 10
Epilog [Cuplikan]

Eps 6

18 5 0
By SFNPart_Teen

*Sebelumnya*

"Makasih, yuk jalan, gue buru-buru,"ucap Ara sambil memalingkan mukanya.

"Ok," balas Rega lalu menjalankan motornya keluar dari halaman sekolah.

"Igh-kok Rega malah pilih cewek songong itu sih,"ucap Raya kesal.

Raihan menatap jijik Raya. "Mangkanya jadi cewek jangan menor-menor! Bukan selera Rega banget!"

"Enak aja lo bilang gue menor, cewek emang gini kali!" balas Raya kesal sambil mengaca melihat mukanya di kamera ponselnya

"serah situ lah! Bye gua mau pulang!"ucap Raihan sambil menaiki motornya dan langsung bergegas pulang.

"Cih! Awas lo Ra!! Gue gak akan tinggal diam!!" tukas Raya sembari mengalungkan kedua lengannya didadanya, lalu berlekas pergi.

~~~

Raya PoV

"Apapun caranya, gue harus narik perhatian Rega," batinku sambil membereskan buku-buku kembali ke tas. Sudah waktunya pulang lagi.

Sudah beberapa hari sejak Rega mengajak pulang Ara, gue belum sempat deketin Rega lagi. Udah ratusan hari gue nyoba deketin Rega, eh tuh cewek cuma modal cuek bisa narik perhatian Rega. Apa gue harus cuek juga ya?

TAK!

Dari belakang, seseorang nepuk pundak gue. Lagi-lagi ekspektasinya pupus. Bukan Rega ataupun Raga yang nepuk, tapi malah si Raihan yang suka petakilan. Senyumnya yang meringis membuatku kesal.

"Apaan sih ngagetin ae lo!?" sahut gue, sambil menyingkir dari tangannya.

Bukannya minta maaf, Raihan justru ngomong, "Wah wah, mak lampir udah mulai marah-marah nih."

Tanpa basa-basi, gue ambil kerah bajunya dan berkata, "Lo bisa gak sih gak gangguin gue seharii aja? Bikin gue bete tahu gak."

Tanpa menjawab, Raihan segera mengangguk dan mengkode pada gue. Melirik ke kerumunan yang menatap kami.

"Ck- Sudahlah! Gue mau pulang!!" balas gue sembari melepas kerahnya dan berlalu.

"Eh-tung-"

"Gak usah main tunggu-tungguan. Kalau lo ada yang pengin diomongin, omongin aja sekarang. Sambil jalan aja," tambah gue.

"Ya udah deh, sekalian ke warung itu dulu ya?" tawar Raihan sambil menunjuk warung Nasi Padang didekat gerbang sekolah.

"Cus aja gue mah, mendadak laper juga," tukas gue.

Beberapa saat kemudian,

SLURRPP...

GRAWRGG!!! gema suara gelegekkan Raihan dengan keras.

"Iewh!! Kalau sendawa ditutup dong mulutnya! Jijik tau gak!!" kata gue sambil menutup hidung. Astagaa, baunya _naudzubillah min dzalik_. Bisa muntah gue lama-lama nyium bau mulut si bolot Raihan ini.

"Lagian kenapa sih!? Tiba-tiba malah minta traktir, nyebelin tahu gak!?" tambah gue kesal karena ternyata Raihan gak bawa duit.

"Gue ada cara biar lo bisa deketin Rega," kata Raihan dengan santainya.

"Hah!? Beneran?" tanyaku tertegun.

"Anggep aja ini modal buat gue kasih tahu caranya. Tapi lo kudu ngikutin dan dengerin rencana gue dengan jelas, Ok?" kata Raihan sambil mengedipkan matanya.

Seketika ni badan menggigil tujuh turunan. Mending ditolak ama Rega daripada digoda ama ni bolot. Eh amit-amit cabang bayi, jangan sampai ditolak Rega.

"Woy! Malah ngelamun!" sahut Raihan sambil teriak.

"Aaghh! Iya-iya!! Ngomong langsung aja napa?" ucap gue.

"Lo cuma kalah cantik aja," ujar Raihan dengan santai Ia memakan makanan nya itu.

"Masa, sih?" tanya Raya dengan meraba dan melihat wajahnya pada layar ponselnya itu.

"Perasaan, muka gue segini udah cantik loh," ucap Raya lagi.

"Kata lo! Kata gue ngga! Muka kek pantai panci gitu lo bilang cantik!" sahut Raihan. Ia meneguk es teh manis itu.

Raya menggeplak bahu Raihan dengan tas-nya. "Serius bolot!"

"Ogah gue seriusin lo!" timpal Raihan. Masih dengan santai menyeruput es teh manis itu.

Raihan menatap Raya. "Aha gua tau..." ujar Raihan dengan menjentikan jari telunjuknya ke atas.

"Apa-apa?" sahut Raya semangat dengan mendekatkan badannya pada Raihan

"Service aja muka lo," Raihan sudah ngakak sambil memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa.

Sementara Raya menatap kesal Raihan. Dada nya kembang kempis seperti menahan emosi.

Raihan yang menyadari itu langsung saja ngacir keluar warung itu. Terdengar teriakan Raya yang memanggil dirinya.

"RAIHANJING!"

Malu-maluin emang kalau sama Raya. Untungnya Raihan sudah ngacir keluar, kalau gak bagaimana jadinya muka Ganteng nya yang menahan malu.

Tau warung itu sedang ramainya oleh pembeli eh dia malah teriak.

Sudah lah membicarakan Raya tak akan ada habisnya.

***

"Hffttt-ujung-ujungnya tetep ae gak ada rencana deketin Rega," timpal Raya seorang diri.

Raya memilih berjalan kaki pulang kerumahnya. Sekalian merenung.

"Gak tahu napa, kok malah jadi inget masa itu ya?" batin Raya.

Flashback

Malam itu adalah hari kemah angkatan adik kelas. Raya salah satunya. Dia dan yang lain sedang dipaksa makan secepat-cepatnya oleh senior.

"Makan yang cepet dong! Makan kok kayak siput!? Kalian itu mau kemah atau mau bersantai!" teriak salah satu senior perempuan.

Tidak ada yang berani menjawab. Raya hampir mau muntah rasanya. Dia segera mengambil air minum disampingnya.

UHUK!

Entah bagaimana, tiba-tiba Raya ingin gelegekan. Alhasil, air minum yang ada dimulut Raya termuntahkan ke depannya. Mengotori makan malamnya.

"Iewh!" sahut sebagian besar teman-temannya. Senior yang tadi teriak-teriak jadi terdiam.

"Uhuk-uhuk!"

Mulut dan tenggorokan Raya panas. Efek karena muntah tadi. Sebagian teman-temannya sudah pergi menjauh, jijik melihatnya. Senior yang lain justru diam, tegas menatap Raya.

Raya bingung. Satu sisi dia masih sakit, satu sisi dia tidak ingin malu seperti ini.

"Hey! Ada yang muntah begitu kok dicuekin!?" teriak salah satu senior laki-laki.

Raya menatap laki-laki itu. Senior itu segera berlari kearahnya dan membereskan sisa-sisa muntahannya, dengan kain lap tentunya.

"Lo gak papa?"

Raya menggeleng. Tenggorokannya masih sangat sakit. Membuatnya sulit berbicara.

Senior itu paham lalu segera menggotongnya. Membuat seluruh senior lain dan teman-teman seangkatan Raya terkejut.

Salah satu senior cewek tidak setuju dan ngomong, "Woy Rega!? Maksud lo apa-apaan? Biarin aja dia-"

"Lo gak lihat dia barusan muntah!? Berarti dia dah gak kuat!? Sudah-sudah! Gue anter dia ke UKS dulu!!" balas Rega.

Rega. Rupanya itu namanya. Nama senior yang sedang membopongnya. Raya tersipu malu melihat mukanya. Sementara Rega justru sibuk berdebat dengan beberapa senior.

"Kalian ini!? Sudah jelas-jelas dia kesakitan!? Sudahlah! Bodo amat!?

Rega langsung ngacir berjalan keluar dari lapangan. Membawa Raya. Dua orang senior mau mengejarnya namun ditahan oleh yang lain. Merasa kalau hal ini tidak perlu dipermasalahkan.

Setelah sampai di UKS, Rega merebahkan Raya diatas kursi. Mendudukkannya. Lalu berjalan ke sisi ruangan, mencari gelas dan menyiapkan air minum. Raya jadi tersipu melihat kegigihan senior itu.

"Ini! Lo minum dulu. Pasti masih sakit kan ?" tanyanya.

Raya mengangguk. Dengan pelan-pelan dia meneguk air minum itu sampai habis.

"Haaahh-Terima kasih ya kak, maaf malah ngerepotin kakak," balas Raya sambil menatap gelas ditangannya.

"Udah gak papa, dulu gue juga pernah kayak lo. Bedanya waktu itu gue gak ada yang nolongin hehe. Mungkin karena gue laki, yah- biar lo bisa istirahat juga," jawab Rega sambil berjalan ke arah pintu.

Raya tersipu malu. Sejak saat itu, dia selalu mendekati Rega dan berupaya menjadi pasangannya. Namun, hasilnya selalu bertepuk sebelah tangan.

~~NEXT~~

Apakah Raya bisa mendapatkan perhatian Rega?
Apakah dia akan bersaing sehat dengan Ara?
Siapapun orangnya, tunggu ya guys hehe.

Continue Reading

You'll Also Like

4.4M 259K 61
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
825K 55.8K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...