Confusing {HyunLix}

By hjlixie

16K 1.7K 538

Punya pacar kaya Hyunjin itu bikin Felix bingung sendiri Hyunlix area BxB/ BoysLove/ BL / AU Bahasa amburadul... More

introduction
uno
dos
Tres
cuatro
cinco
siete
ocho

seis

1.4K 165 60
By hjlixie

"Gimana Lix? Si Hyunjin udah berubah gak?"

Felix mengunyah makanannya sambil menatap Jisung bingung.

"Berubah gimana? Sekarang belum Halloween"

Jisung refleks menghembuskan nafas lelah, sedangkan Seungmin menggelengkan kepala.

"Bukan itu sayangkuu. Maksud gue, sikapnya udah berubah belum?" jelas Jisung, gemas.

Felix memasang ekspresi berpikir. "Gak tau, sikap Hyunjin gitu-gitu aja"

"Beneran? Anjir, kurang lama kita misahinnya kali" ucap Seungmin dan diamini oleh Jisung.

"Tapi, waktu itu dia udah minta maaf sambil peluk aku, trus dia juga bilang kangen aku" tambah Felix.

"Gue kok gak percaya ya" gumam Jisung, dengan pose berpikirnya.

"Jisung jangan gitu" Felix menggeleng tidak suka melihat respon sahabatnya. "Hyunjin itu baik kok, cuman dia gak tau cara menyampaikan perasaannya dengan benar"

"Bucin banget lo sama dia, dipelet pake apa sih?" tanya Seungmin. "Mending juga sama gue"

Jisung terbahak sementara Felix hanya mengerjap lucu.

"Kan Felix emang udah sama Seungmin sekarang?"

"Iya Lix, iya" sahut Seungmin sabar.

"Udahlah, biarin aja. Pokoknya kami sebagai sahabat lo bakalan lindungin lo kalau semisalnya si Hyunjeng itu berulah" final Jisung.

"Jisung, namanya Hyunjin bukan Hyunjeng!" tegas Felix. Ia tidak suka nama kekasihnya dinistakan seperti itu oleh sahabatnya walaupun mereka tidak menyukai pemuda Hwang tersebut.

"Heheheh iya maaf Lixie.. Abisnya sifatnya kek any- Eh! Aduh!"

"Gak boleh sembarangan ya!" seru Felix setelah memberikan cubitan di perut Jisung.

Pemuda berwajah tupai itu menyengir dan memperlihatkan tanda damai dengan "V" sign miliknya.

"Eh Lix, ini luka baru 'kan?" tanya Seungmin sambil menyentuh sudut bibir Felix yang luka akibat tamparan Heejin.

Felix refleks berjengit dan menepis tangan Seungmin.

"E- Enggak kok" jawabnya sedikit tergagap.

"Gak usah bohong, ini jelas luka baru" sahut Jisung, ikut mengamati luka tersebut dengan curiga. Felix menggeleng ribut dan menutupi lukanya dengan telapak tangan kanan.

"Siapa yang mukul lo?" tanya Seungmin. Wajahnya tampak kesal menahan marah.

"Enggak ada Min. Udah, ngapain juga luka ini diributin" Felix berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hyunjin tau?"

Felix mengangguk menjawab pertanyaan Jisung, namun detik berikutnya ia menggeleng rusuh. Kedua sahabatnya hanya mengangguk santai.

"Oke deh"

Dalam hati Felix berucap syukur karena tidak di tanyai lebih panjang lagi.

"Permisi"

Ketiganya menoleh, menemukan sosok pemuda dengan mata rubah tengah tersenyum tampan sekaligus manis pada mereka.

"Iya, kenapa?" tanya Felix disertai senyum manisnya. Tak lupa binar penasaran yang terpancar membuatnya tampak menggemaskan saat ini.

"Uh.. Yang namanya Kak Felix, yang mana ya Kak?"

"Itu aku! Kenapa?" tanya Felix semakin semangat.

"Aku pengen masuk dance klub, kata Kak Bambam minta formulir dulu ke Kak Felix"

"Waah beneran?! Formulirnya ada di ruang latihan, mau aku ambilin sekarang?" tawar Felix.

"Hmm kalau kakak gak keberatan sih" pemuda bermata rubah itu tampak sungkan.

"Gak keberatan kok! Yuk, pergi sama aku" ajak Felix. "Aku pergi bentar ya, tunggu disini" pesannya pada Jisung dan Seungmin. Mereka hanya mengangguk karena kini tatapan mereka terarah pada pemuda bermata rubah disebelah Felix.

Felix dan si adik kelas pun berjalan meninggalkan kantin.

"Nama kamu siapa?" tanya Felix.

"Oh iya, maaf kak aku lupa ngasi tau nama. Namaku Yang Jeongin" jawab si pemuda bermata rubah tersebut.

"Oooh" Felix mengangguk lucu. "Kamu imut" lanjutnya. Jeongin tertawa pelan mendengar ucapan Felix.

"Makasih, tapi menurutku kakak lebih imut"

Felix menggeleng tidak setuju. "Aku ganteng tau"

"Ganteng tapi imutnya lebih berasa" goda Jeongin.

"Jeongin jangan godain aku ya, nanti aku pukul nih" ancam Felix main-main.

"Eh jangan dong kak, kasian wajah ganteng aku"

Felix mencibir. "Gantengan juga Hyunjin"

"Hyunjin? Siapa kak?" tanya Jeongin.

"Ooh Hyunjin itu pacar aku. Anak jurusan bisnis" jelas Felix.

"Ooh" Jeongin mengangguk paham. Tanpa Felix sadari, adik kelasnya itu menyeringai penuh misteri.

Sementara itu, saat menunggu Felix, Jisung dan Seungmin dihampiri oleh Hyunjin.

"Mana Felix?" tanya Hyunjin tanpa basa-basi.

"Lagi jalan sama gebetan barunya" sahut Jisung, jelas sekali ingin mencari perkara dengan pemuda Hwang tersebut.

"Gue gak minat buat bercanda ya" peringat Hyunjin.

"Siapa juga yang mau bercanda sama manusia triplek kaya' lo" balas Jisung sengit.

"Gue tanya lagi, Felix kemana?" ulang Hyunjin. Ia melihat tas Felix diatas meja namun si pemilik tidak ia temukan.

"Gak tau, mungkin dia bosen sama lo makanya kabur pas lo datang" kali ini Seungmin yang menjawab.

"Gue salah apa sih sama lo berdua? Segitunya benci sama gue" ucap Hyunjin, memutuskan untuk menanyakan hal yang sudah lama ia pendam.

Jisung langsung menatapnya jengkel. "Lo emang gak salah apa-apa sama kami, tapi dengan lo yang nyakitin Felix sesering itu bikin kami benci sama lo"

"Dan lo tau apa yang kami harapkan? Lo sama dia putus" sambung Seungmin. Ucapannya santai saja tapi sukses membangkitkan emosi Hyunjin.

"Gue gak bakalan mutusin dia!" tegas Hyunjin serius.

"Terserah, tapi kami bisa mempengaruhi Felix" jawab Jisung santai. Tanpa sadar Hyunjin mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih.

"Lo berdua gak ada hak buat ikut campur urusan gue sama Felix"

"Ada, dia sahabat kami"

"Tapi masalah percintaan dia adalah masalah pribadi"

"Dan kami bertugas buat jagain dia biar ga tersakiti terlalu dalam gara-gara manusia bamgsat kaya lo" Jisung terus menjawab ucapan Hyunjin.

Hyunjin menarik kerah baju Jisung hingga pemuda berwajah tupai itu terpaksa berdiri dan menghadap Hyunjin.

"Gue bisa hancurin lo saat ini juga" desis Hyunjin.

"Dan gue bisa bikin lo putus sama Felix saat ini juga"

"BANGSAT!!"

"HYUNJIN!!"

Hyunjin refleks menghentikan gerakan tangannya yang hampir melayangkan sebuah pukulan pada wajah Jisung.

Kepalanya menoleh pada Felix yang sedang berlari mendekati keduanya. Wajah Felix tampak panik, sementara Jisung tetap santai.

"Kalian ngapain sih?! Gak malu diliatin orang, main tonjok-tonjok kaya remaja labil?!" omel Felix. Dengan paksa ia melepaskan cengkeraman Hyunjin di kerah baju Jisung.

Kemudian ia beralih pada Seungmin. "Seungmin juga kenapa gak misahin mereka?"

Seungmin hanya diam, balas menatap Felix. Hal itu membuat pemuda manis tersebut merasa sedikit takut, oleh karena itu ia kembali menatap Jisung dan Hyunjin.

"Hari ini aku mau pulang sama Hyunjin, kalian pulang aja duluan" ujar Felix.

"Hati-hati ya" ucap Jisung. Ia meraih tasnya dan berlalu setelah mengelus rambut Felix sebentar. Seungmin mengikuti langkah Jisung setelah melakukan hal yang sama.

Felix beralih menatap Hyunjin yang masih tampak dikuasai emosi.

"Hyunjin, ikut aku yuk" ucap Felix. Ia meraih tasnya lalu menggenggam jemari Hyunjin yang terkepal, menyusupkan jari mungilnya diantara jari panjang pemuda Hwang tersebut.

Hyunjin tidak menolak, membiarkan dirinya dibawa oleh Felix entah kemana. Yang ia tau, mereka hanya berjalan kaki, seolah melupakan motor Hyunjin yang terparkir di fakultas bisnis.

"Hyunjin"

Hyunjin merasakan sapuan lembut dipipi, membuatnya refleks menoleh. Felix tengah menatapnya polos.

"Kenapa marah-marah?" tanya Felix.

Hyunjin hanya menggeleng, tidak berminat untuk menjawab. Felix mengangguk mengerti, Hyunjin sedang tidak ingin membahasnya.

Sementara itu, dalam hati Hyunjin berucap maaf pada Felix karena tidak mau menjelaskan. Ia berjanji akan menjelaskannya nanti saat emosinya sudah mereda.

"Kita kemana?" tanya Hyunjin. Felix tersenyum.

"Kerumah aku"

Hyunjin baru sadar jika ini adalah jalan menuju rumah pacarnya.

"Motor gue ketinggalan Fel"

"Enggak apa-apa, gak bakalan ada yang mau nyulik motor jelek kamu" jawab Felix jahil.

"Masih mending daripada lo yang gak punya motor" sahut Hyunjin. Felix berdecak mendengar balasan Hyunjin.

"Bukannya gak punya, tapi aku belum bisa make motor" Felix memberi pembelaan.

"Yang jelas 'kan gak punya"

Felix yang kesal karena kalah debat menggigit lengan Hyunjin membuat pacarnya sedikit berjengit.

"Gak kerasa tuh"

"Masa sih?" Felix yang tidak percaya menggigit telunjuknya.

"Aw!! Sakit!"

Hyunjin tertawa melihat tingkah pacarnya. Sedangkan Felix merengut melihat pemuda Hwang itu tertawa ketika ia sedang kesakitan.

"Aku lagi kesakitan, kamu malah ketawa ya!"

"Abisnya lo lucu banget" jawab Hyunjin setelah tawanya berhenti. Ia meraih telunjuk yang digigit tadi lalu meniup-niupnya.

"Syuh~ Syuh~ Pergilah kau, rasa sakit" ucap Hyunjin, lalu memberikan sebuah kecupan di telunjuk tersebut. Wajah Felix memerah menerima perlakuan Hyunjin.

"Nah, sakitnya udah pergi 'kan?"

Felix mengangguk masih dengan wajah memerah. Hyunjin terkekeh.

"Eh ada kepiting rebus"

"Mana?" tanya Felix sambil mengedarkan pandangannya.

"Disini"

Felix melebarkan kelopak matanya saat merasakan pipinya basah dan sedikit sakit. Ternyata Hyunjin menggigit pipinya.

Padahal mereka masih berada di jalan raya.

DI JALAN RAYA!

Astaga Felix malu sekali!!

"Hyunjiiin!!"

.

.

.

.

.

"Kenapa kalian bisa sampe berantem?"

Jisung tidak menjawab, sementara Seungmin hanya menatap Jisung. Dia yang lebih pantas menjelaskan pada lelaki yang ada di hadapan mereka.

"Jisung, aku nunggu jawaban kamu"

"Kakak tau 'kan kalau aku gak suka lihat hubungan Hyunjin sama Felix" ujar Jisung.

"Terus?"

"Aku--" Jisung menghentikan ucapannya kemudian mendesah lelah.

"Aku minta maaf" ucapnya lirih. Minho menghela nafas.

"Kamu harus minta maaf sama Hyunjin, bukan ke aku" ujar Minho. "Kamu juga, Seungmin"

Seungmin hanya mengangguk pelan, dalam hati mengakui bahwa mereka-lah yang salah karena memancing keributan.

"Kakak tau kalian gak suka sama Hyunjin, kalian gak pengen Felix disakiti lagi. Kakak juga sama, gak rela lihat Felix yang terlalu sayang sama Hyunjin yang bisa nyakitin Felix sesukanya. Tapi yang kalian lakuin kali ini salah" ujar Minho.

"Saat ini kakak bisa lihat Hyunjin lagi berusaha memperbaiki sikapnya. Kakak sering di kasi tau Felix tentang Hyunjin yang berusaha lembut sama dia, bersikap hangat ke dia. Dan itu yang bikin kakak biarin mereka saat ini karena sebagai seorang kakak, aku juga pengen mempercayai pilihan Felix"

Jisung dan Seungmin tidak menyangkal. Mereka juga sudah mendengar cerita Felix tentang betapa hangatnya perlakuan Hyunjin padanya. Hanya saja, bagi mereka itu hanya sementara sampai pemuda Hwang itu bosan dan kembali menyakiti Felix.

"Felix tau kalian seperti itu karena kalian khawatirin dia. Tapi dia juga pengen mempercayai keputusannya buat pertahanin Hyunjin, karena dia ngerasa udah dewasa dan bisa mengambil keputusan sendiri. Yang perlu kita lakukan saat ini cuman mempercayai Felix dan selalu ada buat dia"

Jisung mengangguk pelan dengan wajah suram. Minho menggusak rambutnya sejenak.

"Gak usah murung lagi, kalau kamu jelasin ke Felix dia pasti ngerti" hibur Minho.

"Iya Kak"

"Aku pulang duluan, Kak" Seungmin mendadak bangkit berdiri dari duduknya sambil merapikan posisi tas sandangnya.

"Iya, hati-hati" jawab Minho. Seungmin mengangguk dan menepuk bahu Jisung. Setelahnya ia berjalan meninggalkan Jisung dan Minho.

"Mau jalan-jalan?" ujar Minho.

"Emang kak Minho gak sibuk?"

Minho tersenyum. "Enggak. Yuk, redain emosi dulu"

Jisung ikut tersenyum kemudian membiarkan tangannya diseret Minho.

.

.

.

.

.

"Hyunjin"

Si pemilik nama mengerang kesal mendengar suara yang memanggil namanya. Sungguh, dia bosan sekali.

"Apa?" namun ia tetap menyahut walaupun tanpa menoleh.

"Di mata kuliah Ekonomi Mikro, kita sekelompok 'kan?"

Hyunjin mendengus malas. "Bukan cuman kita, masih ada dua orang lagi kalo lo lupa"

"Tapi kata Jeno, dia gak tau apa-apa tentang mata kuliah ini"

Hyunjin berdecak. Sahabatnya yang satu itu memang suka sekali menghilang jika sudah satu kelompok dengan Hyunjin, dengan alasan dia yakin nilainya akan tetap bagus walaupun tidak ikut mengerjakan.

Bangsat sekali oknum Lee Jeno ini.

"Lo ngerjain sama Go Won sana, biar gue yang presentasi bareng Jeno nanti"

"Tapi-"

"Gue udah tau rencana lo, ngejauhin gue dari Felix lagi? Gue gak bego" potong Hyunjin tajam. Matanya menatap Heejin sejenak lalu membereskan barang-barangnya.

"Atau kalo lo keberatan, biar gue yang nyari bahannya sendiri, ntar lo bertiga yang presentasi" lanjut Hyunjin.

Ia selesai membereskan barang-barangnya dan berdiri dengan mata kembali menatap Heejin.

"Setelah ngelihat perlakuan lo ke Felix, gue jadi makin ilfeel sama lo"

"Per- perlakuan? Maksud lo?"

"Gak usah pura-pura gak tau. Gue tau, lo yang bikin Felix luka waktu itu. Beruntung Felix gak balas" ucap Hyunjin, malas melihat akting gadis didepannya.

"Jangan mikir Felix yang ngadu, gue tau sendiri. Sampe gue lihat dia luka lagi gara-gara lo, abis lo"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut Hyunjin berlalu dari hadapan Heejin.

"Semakin lo ngelindungin Felix, gue semakin benci ke dia" desis Heejin penuh dendam.

Hyunjin keluar dari kelas sambil mengecek notifikasi dari ponselnya. Chan dan Changbin menyuruhnya untuk berkumpul di markas setelah makan malam.

"Jin"

Hyunjin menoleh ke sumber suara, ada Jisung dan Seungmin yang tengah berjalan ragu kearahnya, tanpa kehadiran Felix.

"Apa?"

Jisung melirik Seungmin, kemudian menggusak rambutnya. Tampak sekali jika keduanya tengah berada dalam suasana canggung.

"Gue mau minta maaf buat kejadian waktu itu" ujar Jisung.

"Lo tau gak salah lo dimana?" tanya Hyunjin.

"Iya, gue tau. Seungmin juga sadar. Kami salah karena udah mancing emosi lo"

Hyunjin menghembuskan nafas. Ia meraih uluran tangan Jisung dan menjabatnya.

"Maaf juga hampir nonjok lo"

Mereka bertiga saling berjabat walaupun suasana yang tercipta terasa canggung dan kaku.

"Mana Felix?" tanya Hyunjin.

"Ikut klub dance, udah kapok dia buat absen" sahut Seungmin. Hyunjin mengangguk paham.

Setelah pamit, Hyunjin melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Jisung dan Seungmin yang tengah menghembuskan nafas lega, entah kenapa mereka merasa lega seolah beban berat yang menghimpit dada sudah menghilang.

"Gue pikir bakalan ditonjok Hyunjin dulu baru dimaafin" gumam Jisung.

"Kayanya dia gak se-pendendam itu" sahut Seungmin.

.

.

.

.

.

"Wooy"

"Akhirnya si dower muncul"

"Kalo diluar kampus lo ngajak berantem mulu ya Jaem" sinis Hyunjin pada Jaemin.

"Kalo dikampus berlagak kaya gak kenal" sambung Haechan.

"Lo juga sama, item" ketus Hyunjin. "Cuman Jeno yang tetap nganggep gue temen"

"Yah, gue cuman kasian lo gak punya temen sih. Itupun gara-gara kita sering sekelas" sahut Jeno.

"Sumpah pengen gue jadiin dia tumbal Ratu Pantai Selatan"

"Gak usah berantem, ntar gue sate kalian" ucap Changbin dari belakang Hyunjin.

"Maaf Tuan Muda!" seru Jeno dan Haechan serentak, sementara Hyunjin hanya merotasikan bola matanya malas.

"Nah, ada apa nih mendadak disuruh ngumpul? Biasanya kita ngumpul malam minggu 'kan?" tanya Hwall.

"Bentar, si Minho belum datang" sahut Chan, kemudian menatap layar ponselnya.

"Lama amat abang satu itu" keluh Sunwoo.

"Jin, abang ipar lo tuh"

"Urusannya sama gue?" sahut Hyunjin, menatap kesal pada Chani.

"Sorry telat"

Suara Minho membuat perhatian teralihkan padanya. Beberapa detik kemudian, mata Hyunjin membola kaget. Bukan karena melihat penampilan Minho, namun karena adanya sosok lain bersama kakak dari kekasihnya.

"Felix??"

"Eh, Hyunjin!" seru Felix, terlampau senang hingga lupa dengan keberadaam yang lainnya.

"Uhhuk- Hyunjin doang nih yang disapa" tegur Changbin.

"Lu 'kan kecil Kak, gak keliatan" sahut Haechan.

"Fix, si item gak bakalan gue traktir lagi"

"Eeh jangan gitu dong. Gue sayang lho sama lo, Kak" rayu Haechan, membuat Changbin meringis jijik sementara Jeno menatap keduanya datar.

"Ngapain lo bawa Felix kesini?" tanya Hyunjin pada Minho, terang-terangan memperlihatkan tatapan tidak sukanya.

"Dia yang maksa buat ikut" sahut Minho.

"Lo bisa aja ngebujuk dia buat gak ikut"

"Dia gak mau, gue kudu gimana? Dia bukan bocah yang bisa gue bujuk pake permen kaki"

"Gak usah berantem ya" lerai Felix, kemudian berdiri diantara Minho dan Hyunjin.

"Emangnya kenapa kalau aku disini? Aku juga cowok, Jin. Disini ada kakak aku dan pacar aku, kenapa aku gak boleh ikut?" tanya Felix sambil menatap Hyunjin.

"Bae, mendingan lo istirahat dirumah"

"Dirumah gak ada orang, kamu yakin nyuruh aku sendirian dirumah?"

"Prahara rumah tangga dimulai" bisik Jaemin, namun tetap saja didengar oleh banyak orang.

"Udah deh, aku janji gak bakalan mengacau" final Felix.

Bukan lo, tapi fans lo yang mengacau, ucap Hyunjin di dalam hati. Ia menatap Haechan, Jaemin, Sunwoo, Eric dan Kevin yang sudah menatap Felix dengan tatapan berbinar.

"Duduk deket gue sini"

"Disini aja Lix!" seru Haechan.

"Jeno, kandangin macan lo!" seru Hyunjin kesal, membuat Jeno tertawa.

Felix ikut tertawa dan beranjak duduk disamping Hyunjin. Ia tidak ingin membuat Hyunjin mengamuk malam ini.

"Nah, berhubung semuanya udah ngumpul, gue mau bahas sesuatu nih" ucap Chan.

"Semalam, gue ditantang sama geng motor sebelah buat battle. Off course, kita terima 'kan?"

Semuanya mengangguk.

"Nah, gue pengen nanya, siapa yang ngerasa yakin buat battle kali ini?"

Anggota geng motor itu terus membahas masalah battle, sementara Felix sibuk dengan cemilan yang dibelikan Minho sebelum mereka ke markas. Itu satu-satunya cara membuat Felix bungkam atau dia akan mengacaukan pertemuan geng itu dengan berbagai pertanyaan.

Namun, si pemuda manis tampaknya sudah bosan dengan makanan. Ia menatap Hyunjin yang serius mendengarkan pembicaraan. Dengan perlahan, ia bergerak berpindah tempat. Duduk diantara kedua kaki Hyunjin, kemudian menyandarkan kepalanya di dada Hyunjin.

Pemuda Hwang itu sendiri tidak merasa terganggu, malah melingkarkan kedua lengannya ditubuh Felix.

Yang lebih muda meraih salah satu tangan Hyunjin kemudian mulai membandingkan ukuran jari kekasihnya dengan jarinya sendiri. Ia merengut saat melihat perbedaannya dan memukul pelan punggung tangan Hyunjin.

Berkali-kali ia melakukan itu, membuat perhatian Hyunjin akhirnya teralihkan. Ia terkekeh pelan melihat Felix yang sepertinya kesal dengan jari Hyunjin.

"Gak usah dibandingin. Sampe kambing melahirkan kucing pun, jari lo sama gue gak bakalan setara" goda Hyunjin.

"Berisik, Hyunjin gak boleh ngomong sama aku" desis Felix kesal. Hyunjin tertawa, mengeratkan pelukannya pada si pemuda mungil dan membenamkan kecupan di ubun-ubun Felix.

"Duh, perih mata gue" interupsi Jaemin yang tak sengaja melihat keduanya.

"Iri bilang boss" sahut Kevin.

"Bacot"

"Jaemin 'kan bisa kaya gini juga sama Renjun" ucap Felix.

"Yang ada gue ditampar bolak-balik" sahut Jaemin, malas.

"Kalo gitu, sini sama Felix"

"Wah, apa-apaan nih?! Jin, mampus lo!" seru Eric kemudian tertawa puas. Yang lain hanya bisa tersenyum melihat ekspresi datar Hyunjin.

"Lix jangan macem-macem ya" ujar Hyunjin dengan nada memperingati.

"Hehehe becanda doang kooook" jawab Felix diiringi kekehan lucu. Jari mungilnya menjawil dagu Hyunjin.

"Anjer Hoo.. Adek lo lucu banget bangsat" bisik Changbin gemas.

"Kalo gue jadi kakak Felix, ga bakalan gue izinin Felix sama si dower" sambung Chan sambil memukul-mukul pelan bahu Minho. Ikut melampiaskan rasa gemasnya.

Minho hanya menggelengkan kepala. Jujur saja, ia juga tidak rela Felix bersama Hyunjin. Tapi harus bagaimana lagi? Pemuda kelebihan bibir itu seperti punya pelet tersendiri sehingga mampu membuat Felix yang tidak terlalu percaya dengan orang asing malah menjadi bucin seperti itu padanya.

"Udah ah, Felix mau tidur aja! Semuanya jadi ribut gara-gara Felix" gerutu Felix sambil beranjak menuju sofa.

"Kak Minho nanti bangunin aku ya!"

"Iya" sahut Minho.

Setelah Felix merebahkan tubuh di sofa, geng motor itu kembali serius membahas tentang battle tadi.

"Dari yang gue denger, geng itu ada anggota baru" ujar Jeno.

"Siapa?"

"Kelemahan Kak Chan" sahut Jeno. Semuanya -minus Chan- mengernyit tidak paham dengan jawaban Jeno, sementara Chan sendiri terdiam.

"Kak Woojin udah balik"

"HAH?!"




















































































hjlixie
1

5-07-2020

dan aing gak tau kenapa
alur gaje ini bisa tercipta :")

Konfliknya bakalan muncul, secara pelan-pelan namun pasti
*apasih

btw mau spam dulu :"

mabok hyunlix aku tuh bulan ini🤧

INI POSISINYA AMBIGU ANJAAY
MANGGIL OTAK 18+ GUEEE😭😭🤧🤣



kiyowo sangad anjay
anak siapa neh🤧❣️❣️❣️

Continue Reading

You'll Also Like

95.7K 8.5K 21
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
48.4K 5.9K 27
Setelah kepergian jennie yang menghilang begitu saja menyebabkan lisa harus merawat putranya seorang diri... dimanakah jennie berada? Mampukah lisa m...
65K 12.5K 22
Lisa adalah segalanya untuk Jennie, Jennie adalah segalanya untuk Lisa. Kehidupan pernikahan mereka tidak berjalan seperti yang mereka ekspektasikan...
379K 39.3K 35
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...