My Personal Assistant | LIZKO...

brilliantmanoban tarafından

78K 8.5K 1K

Cerita tentang Lalisa Park, gadis cantik yang 'terpaksa' menjadi Personal Assistant dari seorang member idol... Daha Fazla

Cast
History
1️⃣
2️⃣
3️⃣
4️⃣
5️⃣
6️⃣
7️⃣
8️⃣
9️⃣
🔟
1️⃣1️⃣
1️⃣3️⃣
1️⃣4️⃣
1️⃣5️⃣
✨PROMOSI✨
ANNOUNCEMENT

1️⃣2️⃣

3.6K 481 84
brilliantmanoban tarafından


Lisa duduk di sudut kafetaria, menunggu iced americano pesanan Jungkook yang sedang dibuat. Kepalanya tertunduk memandangi ubin di bawah sepatunya. Pikiran tentang Jungkook kembali terlintas, dan hatinya berdenyut nyeri.

"Lisa?"

Lisa terhenyak dan mengangkat wajahnya. Sosok jangkung Namjoon terlihat di hadapannya, lengkap dengan senyum dimple manis dan mata yang menyipit bagai bulan sabit.

"N-namjoon-ssi?" Lisa berdiri dan memberikan salam pada pemuda Kim itu.

"Oppa saja," tandas Namjoon cepat. "Aku akan lebih senang jika kau memanggilku 'oppa', dibanding Namjoon-ssi," pinta Namjoon dengan sorot mata penuh harap.

"Ah..kurasa aku tidak seharusnya memanggilmu begitu," Lisa mengusap rambutnya dan tersenyum gugup.

"Aku memaksa,"  Namjoon mendudukkan dirinya di samping Lisa. "Ah ya, apa yang sedang kau lakukan di sini? Kau sendirian?"

"Ani..aku mengantar Jungkook-nim menjenguk Euha-ssi,"

"Menjenguk Eunbi? Apa dia sakit?" tanya Namjoon.

Lisa mengangguk pelan. "Jungkook-nim bilang jika Eunha-ssi overdosis obat tidur,"

"Astaga! Overdosis obat tidur?!"

"Ne, itu yang kudengar,"

Wajah Namjoon berubah menjadi sedikit khawatir dan Lisa tersenyum kecil begitu ia menyadari bahwa orang-orang di sekitar Eunha sangat menyayangi dan peduli pada gadis itu, bahkan Jungkook menyuruhnya mengebut saat berangkat ke Rumah Sakit tadi.

"Beruntungnya," batin Lisa.

"Lalu, bagaimana denganmu?" tanya Lisa hati-hati, khawatir apabila pertanyaannya terkesan sok akrab.

"Aku? Ah, Aku baru menjenguk temanku yang melakukan operasi usus buntu," jawab Namjoon. "..aku melewatkan sarapan dan makan siangku, jadi aku membeli roti sebelum pulang untuk mengganjal perutku," Namjoon mengangkat kantong plastik di tangannya. Lisa mengangguk kecil.

Tak lama kemudian, nama Lisa dipanggil setelah pesanan iced americanonya sudah siap. Lisa beranjak dan berpamitan pada Namjoon, namun pemuda itu menahannya.

"Aku akan menjenguk Eunha juga,"

"Ne,"

Keduanya berjalan beriringan menuju ruang perawatan Eunha. Lisa tak mengatakan apapun, ia berjalan dengan sedikit menunduk karena pikirannya kembali tertuju pada Jungkook dan Eunha. Sebersit rasa cemburu menghampiri hati Lisa, namun gadis itu buru-buru menepisnya dan menyadarkan dirinya tentang perbedaan status sosial di antara mereka.

"Kau akan menjatuhkannya, Lisa,"

"A-apa?" Lisa mendongak dan menoleh pada Namjoon.

"Mahkotamu," ujar Namjoon. "..kau menjatuhkan mahkotamu jika kau berjalan dengan menunduk seperti itu," lanjutnya.

Lisa diam karena tak tahu harus menjawab apa, dan Namjoon terlihat malu setelah mengucapkan kalimat yang terdengar sedikit cringe itu.

"M-maksudku..kau bisa menabrak jika terus berjalan seperti itu," Namjoon telihat panik, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan maksudnya pada Lisa. Kedua sudut bibir Lisa terangkat perlahan.

"Maaf, kau pasti mengira aku freak dan semacamnya," Namjoon mengusap tengkuknya dengan wajah yang terlihat sedikit memerah.

Lisa terkikik geli. "Tidak kok, aku hanya sedikit terkejut karena kau tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti itu, Namjoon-ssi,"

"'Oppa'," tegas Namjoon. "Dan terima kasih karena tidak menganggapku aneh. Mulutku ini sering mengucapkan apa saja yang terlintas di dalam kepalaku, dan yah.." Namjoon mengedikkan bahunya.

"Ne, Namjoon-oppa. Dan sekarang aku yang merasa jika panggilan Namjoon-oppa ini terasa sedikit aneh saat kuucapkan," Lisa tersenyum lebar, deretan giginya yang rapi terlihat di antara bibir plumnya. Gadis berparas bak boneka barbie itu tampak sangat menggemaskan di mata Namjoon.

"Well, kau akan terbiasa," Namjoon mengakhiri percakapan mereka dengan senyum dimplenya yang manis, dan jantung berdebar kencang setelah melihat senyum cantik Lalisa.

Keduanya tiba di depan ruang rawat Eunha. Jungkook, Yuju, Yerin, SinB, dan Umji duduk di depan bangku stainless di depan ruang rawat itu, menunggu giliran untuk menjenguk Eunha karena hanya boleh maksimal dua orang penjenguk yang berada di dalam ruang rawat tersebut. Sepertinya Sowon dan manager GFRIEND yang saat ini sedang berada di dalam.

"Namjoon-sunbae," Yuju yang menyadari kedatangan mereka pertama kali berdiri dan memberikan salam pada Namjoon. Namjoon balas membungkuk dan memberikan salam pada semua orang.

"Hyung?" Jungkook juga berdiri, dahinya mengernyit melihat kehadiran Namjoon.

"Jungkook-ah," Namjoon menghampiri Jungkook dan merangkulnya.

"Bagaimana bisa hyung ada di sini?"

"Aku tidak sengaja bertemu Lisa di kafetaria setelah aku menjenguk Jackson, dia baru saja operasi usus buntu,"

"Kopi anda, ssajangnim," Lisa menyela dengan sedikit keraguan, mengulurkan cup iced americano pada Jungkook.

"Thanks," Jungkook menerimanya dan langsung menyedotnya.

Lisa mengangguk dan menepi, memeriksa ponselnya. Sementara Namjoon dan Jungkook terlibat obrolan dengan member GFRIEND.

Tak lama kemudian, Sowon dan managernya keluar dari ruang rawat Eunha, lalu mempersilahkan Jungkook masuk. Karena ada Namjoon, akhirnya Jungkook masuk bersama Namjoon.

"Permisi," Sowon mendekati Lisa. "Apa kau asistennya Jungkook-sunbaenim?"

"Ne, saya Lalisa," Lisa membungkuk dengan sopan dan tersenyum ramah.

"Aku Sowon," Sowon berucap, kedua maniknya menatap Lisa penuh ketelitian. "Lisa-ssi, boleh aku bicara sebentar denganmu?"

"Tentu," jawab Lisa. "Apa yang ingin anda bicarakan, Sowon-ssi?"

"Ah, mari duduk di sana," Sowon menunjuk salah satu bangku kosong tak jauh dari mereka. Lisa mengangguk, dan keduanya berjalan beriringan menuju bangku yang ditunjuk Sowon.

"Begini," Sowon mengawali kalimatnya. "..karena kau adalah asisten Jungkook-sunbae, kurasa kau pasti tahu tentang permasalahan yang terjadi di antara Jungkook-sunbae dan Eunha,"

Lisa mengangguk pelan. "Apa anda ingin menanyakan permasalahan yang terjadi di antara mereka?" tanyanya.

"Aniya," Sowon menggeleng. "Aku sudah tahu semuanya karena Eunha telah menceritakannya padaku. Semua permasalahan antara Jungkook-sunbae, Eunha, dan Eunwoo-ssi,"

Lisa diam karena Sowon terlihat akan melanjutkan kalimatnya.

"Sejujurnya, aku ingin meminta tolong padamu, Lisa-ssi,"

"Minta tolong?"

"Ya, aku butuh bantuanmu agar Jungkook-sunbae dan Eunbi kembali bersama,"

"A-apa?" Lisa tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia mengernyit menatap Sowon.

"Kenapa? Umm, maksud saya.. bukankah, permasalahan di antara mereka telah selesai, dan Jungkook-nim memutuskan untuk tidak lagi berhubungan dengan Eunha-ssi dan Eunwoo-ssi?"

"Kau benar," Sowon memijit pangkal hidungnya dengan ekspresi lelah yang sangat ketara.

"Sebenarnya aku juga tidak ingin Eunbi bersama dengan Jungkook kembali. Meski Eunbi seperti seorang adik bagiku, tapi aku tidak bisa membenarkan semua perbuatannya, dan dalam hal ini, ia memang bersalah karena mengkhianati Jungkook,"

"..tapi, melihatnya terbaring kesakitan karena depresi seperti ini, membuat hatiku hancur. Eunbi telah menyakiti Jungkook, tapi di sisi lain, ia juga menyakiti dirinya sendiri. Kau tahu, Lisa-ssi? Eunbi sebenarnya masih sangat mencintai Jungkook-sunbae, dan berpisah dengan Jungkook-sunbae seolah membunuhnya perlahan,"

Lisa sedikit menunduk, tidak tahu harus menjawab seperti apa.

"Ini permintaan yang tidak mungkin, bukan?" Sowon bertanya. Wajahnya sayu, namun ia memaksakan senyum. "..maafkan aku, aku meminta terlalu banyak,"

"Maafkan saya, Sowon-ssi,"

"Ah, tidak, tidak, Lisa-ssi, ini bukan salahmu,"

Sowon tiba-tiba menarik tangan Lisa, dan menggenggamnya.

"Aku akan sangat berterima kasih jika kau membantuku. Paling tidak, kita harus mencobanya bukan?"

Dan selanjutnya, Lisa sama sekali tak bisa menjawab. Sowon menatapnya penuh harapan, dan dengan berat hati Lisa akhirnya mengangguk.

"Ne, saya akan mencobanya,"


💜💜💜

Lisa menatap sendu punggung Jungkook yang berjalan di depannya. Permintaan Sowon melintas dalam benaknya, dan membuat Lisa merasa bimbang. Di saat ia mengira kesempatannya untuk membuat Jungkook membuka hati padanya terbuka lebar, Sowon malah memintanya untuk mendekatkan kembali Eunha dan Jungkook. Haruskah ia mengiyakan permintaan Sowon? Atau kah Lisa sesekali bersikap egois dan mendahulukan perasaannya terhadap Jungkook?

"Kenapa lambat sekali?" Jungkook berhenti berjalan, dan menoleh pada Lisa.

"Ah, maafkan saya, Jungkook-nim," Lisa mempercepat langkahnya dan menyusul Jungkook.

Jungkook kembali berjalan saat Lisa sudah berada di sampingnya. Langkahnya tidak secepat tadi, sepertinya Jungkook sengaja melambatkan ayunan tungkainya agar Lisa tak lagi tertinggal di belakangnya.

"Setelah ini saya mengantar anda ke dorm atau ke rumah, Jungkook-nim?" tanya Lisa membuka pembicaraan.

"Ke dorm," jawab Jungkook singkat. Lisa mengangguk. Sebenarnya Lisa ingin menanyakan hal lain, namun ia tidak yakin. Raut wajah Jungkook saat ini tidak terbaca olehnya, dan Lisa tidak mau membuat pemuda itu kesal.

Hari sudah beranjak petang ketika mereka tiba di dorm BANGTAN. Lisa membantu Jungkook mengeluarkan tasnya dari bagasi mobil, sementara pemuda itu bersandar dengan santai di sisi kiri mobilnya, menunggu Lisa selesai.

"Apa jadwalku besok?" tanya Jungkook. Lisa dengan cepat mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi catatannya.

"Shooting untuk RUN BTS pada pukul 7, lalu pemotretan untuk iklan Chilsung Cider pada pukul 2, setelahnya latihan boxing pada pukul 4,"

"Apa jadwal terakhirnya?"

"Anda tidak memiliki jadwal lain setelah latihan boxing, Jungkook-nim,"

Jungkook tampak berpikir sesaat. Lisa memasukkan kembali ponselnya ke dalam clutchnya dan menutup pintu bagasi.

"Aku akan pulang ke rumah setelah boxing besok,"

"Baik, Jungkook-nim,"

Lisa membungkuk sekilas, dan Jungkook mulai melangkah meninggalkan Lisa. Namun baru dua langkah, Jungkook berbalik. Lisa menatapnya bingung.

"Terima kasih untuk hari ini, hati-hati saat pulang,"

Lisa masih termangu dengan ucapan Jungkook yang tiba-tiba dan tidak biasa, dan sebelum Lisa sempat untuk menjawab, Jungkook sudah benar-benar melangkah memasuki lobi apartemen dorm BANGTAN.

Lisa berkedip beberapa kali, ia masih bertanya-tanya mengapa Jungkook tiba-tiba mengucapkan kalimat 'terima kasih' dan 'hati-hati'. Lisa mengulum senyumnya, bahkan dengan kalimat sesederhana itu, Jungkook berhasil melambungkan perasaan Lisa hingga ke langit tertinggi.


💜💜💜



Jungkook duduk dengan santai di atas karpet berbulu tebal nan lembut, punggungnya bersandar pada tempat tidurnya. Matanya melotot sebal pada Lalisa yang berdiri di ambang pintu penuh keraguan.

"Apa lagi yang kau tunggu? Cepat duduk, filmnya sebentar lagi dimulai!"

"Ne!" Lisa melangkah dengan tergesa menghampiri Jungkook setelah menutup pintu kamar Jungkook. Ia menatap ragu-ragu spot kosong di samping Jungkook.

Jungkook mendengus kesal, ia menarik pergelangan tangan Lisa dan membuat gadis itu duduk di sampingnya.

"S-sajangnim.."

"Ssstt..diamlah, aku sedang mencoba menonton," Jungkook mengisyaratkan Lisa untuk diam dengan menempelkan jari telunjuknya di bibirnya.

Lisa bersyukur Jungkook memiliki speaker berkualitas tinggi di kamarnya, suara dari film Kung Fu Panda 3 yang diputar Jungkook menggema memenuhi ruang kamar yang luas itu. Karena saat ini, jantung Lisa berdentum sangat kencang dan ia sangat khawatir kalau-kalau Jungkook bisa mendengar detak jantungnya yang hampir meledak itu.

Lisa mencoba memutar ingatannya tentang bagaimana ia bisa berakhir duduk bersama Jungkook di kamar pemuda itu, menonton film Kung Fu Panda 3 pada hampir tengah malam seperti ini. Lisa menjemputnya di tempat atasannya itu berlatih boxing sore tadi, kemudian Jungkook menyuruhnya untuk mampir ke sebuah supermarket dan membeli banyak sekali cemilan —garrett popcorn, potato chips, coklat, es krim, dan susu pisang. Lalu setelah makan malam, sang pemuda kelinci menyuruh Lisa menemaninya marathon 3 seri film Kung Fu Panda. Lisa hampir menyerah pada pertengahan film yang kedua, dan ia berniat kabur dengan berpura-pura pergi ke toilet di lantai bawah, namun Jungkook menelponnya dan mengancam akan memotong gaji Lisa jika gadis itu tak segera kembali dalam 2 menit.

Lisa diam-diam melirik Jungkook, mengagumi side profile sang maknae BANGTAN yang luar biasa itu dalam hatinya. Jungkook dengan wajah serius terlihat sangat lucu namun tampan dalam waktu bersamaan, dan Lisa hampir tak berkedip karena terlalu sibuk mengagumi pipi serupa bakpao dan iris obsidiannya yang bulat berseri-seri. Lisa yakin bahwa jutaan fans Jungkook di luar sana akan sangat iri padanya, karena tak semua orang bisa memiliki kesempatan melihat wajah malaikat Jungkook dari jarak sedekat ini.

Meski mengantuk dan lelah, namun Lisa senang. Sangat senang. Perintah Jungkook kali ini sangat menyenangkan baginya, dan Lisa sepertinya bersedia apabila Jungkook memaksanya menonton sampai subuh nanti. Kesempatan seperti ini tak akan datang dua kali, dan Lisa berharap agar ia bisa menghentikan waktu sekarang juga agar dapat bersama Jungkook dalam situasi seperti ini lebih lama.

"Hey, Lalisa," panggil Jungkook tiba-tiba.

"Ne, ssajangnim?" Lisa yang sudah setengah memejamkan mata langsung terbangun dan berkedip beberapa kali.

"Bagaimana menurutmu, jika Eunbi meminta kesempatan kedua padaku?"

"Mwo?"

Jungkook merenggangkan badannya, dan meluruskan kedua kakinya yang sebelumnya bersila. Lisa menatapnya dengan bahu yang sedikit tegang, menanti jawaban Jungkook dengan penasaran.

"Sowon menelponku siang tadi, bercerita panjang lebar tentang penyebab Eunbi mengalami overdosis. Sowon meminta padaku untuk mempertimbangkan permohonan Eunbi,"

"Lalu, apa yang anda katakan pada Sowon-ssi?"

Jungkook memasukkan segenggam garrett popcorn ke dalam mulutnya, dan menggeleng. "Aku bilang aku tidak akan mempertimbangkan apapun, dan aku tidak mau berurusan dengan Eunbi dalam hal apapun," jawab Jungkook santai.

Diam-diam, Lisa menghela nafas lega dan bersorak dalam hatinya.

"Tapi.." bahu Lisa kembali menegang saat Jungkook kembali melanjutkan kalimatnya.

"..Sowon terus memaksaku, dan memintaku untuk paling tidak memikirkannya dulu sebelum aku memutuskan untuk memberi kesempatan pada Eunbi atau menolaknya, akhirnya kukatakan padanya bahwa aku akan memikirkannya, dan apapun keputusanku nantinya, itu adalah keputusan final yang mutlak dan tak akan kuubah apapun yang terjadi,"

Lisa merasakan sensasi seolah ia baru saja dijatuhkan dari pesawat yang sedang terbang di atas langit. Rasa lega yang tadi dirasakannya, menghilang begitu saja, berganti dengan rasa kecewa yang menyesakkan.

"Jadi, aku ingin dengar pendapatmu," celetuk Jungkook, karena Lisa hanya diam sebagai respon atas kalimatnya.

"Pendapat saya?"

"Hm,"

"Kenapa anda membutuhkan pendapat saya, ssajangnim?"

"Karena jika kau menyuruhku untuk tidak memberikan kesempatan pada Eunbi, maka aku akan melakukannya. Aku akan mengatakannya pada Sowon,"

"M-MWO?!"

Jungkook menutup mulut Lisa dengan cepat dengan telapak tangannya karena gadis itu menjerit dengan cukup kencang dan memekikkan telinga Jungkook.

"YYAA! Bagaimana bisa suaramu sangat keras, padahal tubuhmu kecil begini!"

"Hmmpph!" Lisa menepuk-nepuk lengan Jungkook yang melingkari lehernya karena ia kesulitan bernafas.

Akhirnya Jungkook melepaskan bekapannya dari Lisa karena gadis itu memukulnya dengan cukup bar-bar. Wajah Lisa memerah sepenuhnya hingga ke leher dan telinga, selain karena kehabisan nafas, ucapan Jungkook sangat mengejutkannya.

"Apa maksud anda, Jungkook-nim?" raut wajah Lisa terlihat bingung dan penuh tanda tanya. Ia menatap Jungkook dengan bibir yang terbuka tanpa sadar, membentuk huruf 'o'.

"Hm?" Jungkook menaikkan salah satu alisnya, membuatnya telihat tampan dan menyebalkan dalam waktu yang bersamaan,

"A-apa maksud kalimat anda tadi?"

"Kalimat yang mana?"

Lisa mem-pout-kan bibirnya dengan kesal. Jungkook mengalihkan atensinya kembali ke film yang sejenak mereka lupakan tadi, dan kembali berkonsentrasi menonton, sementara Lisa dengan susah payah menata akal sehatnya agar pikirannya tidak berkhayal kesana kemari atas kalimat Jungkoook yang seolah menyiratkan 'sesuatu'.

Menit-menit berlalu, dan Jungkook semakin tenggelam dalam film yang ditontonnya. Bahkan ia melupakan Lisa yang sudah tidak 'bersuara' entah sejak kapan.

Ketika film sudah selesai, Jungkook menoleh pada Lisa. Gadis itu meringkuk di karpet bulu sambil memeluk kedua lututnya, nafasnya terdengar lembut dan teratur, menandakan bahwa gadis itun tidur dengan sangat nyenyak meski posisi tidurnya telihat kurang nyaman.

Jungkook memperhatikan Lisa lamat-lamat, mengamati setiap gerakan kecil Lisa dalam tidurnya. Tangan Jungkook terulur, membenahi beberapa helai poni Lisa yang jatuh ke samping. Jungkook menarik tangannya dengan cepat ketika Lisa tiba-tiba bergerak kecil, ia sedikit terkejut, namun untungnya Lisa tidak terusik sama sekali.

"Kenapa aku merasakan debaran yang sama seperti ketika aku melihatmu untuk yang pertama kalinya?" bisik Jungkook lirih, hampir tak terdengar.



💜💜💜



Annyeong, anyone?

Brilliant Manoban -

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

37.9K 2.6K 13
Perjuangan seorang Kim Taehyung yang telah menghancurkan kehidupan wanita yang dicintainya. Apakah ada kesempatan untuk nya menebus kesalahan terbes...
60.5K 715 175
🍎Lizkook Shiper Wajib Merapat!!! 🍏Semua Cerita Lizkook Yang Recommended Ada Disini Dong 🍎Lengkap Mulai Dari Judul,Author, Deskripsi Singkat & Bon...
25.8K 2.9K 24
[Completed] Taehyung yang begitu arrogant dan sering membantah berubah menjadi suami yang begitu perhatian pada istri calon dokter yang masih membenc...
93K 5.9K 12
Gadis bar bar vs Cowok Cool. jadinya gimana nih?.