Good Enough (Completed)

By WriterClub

35.1K 3.7K 490

Ini adalah aku yang selalu mendukungmu dengan caraku sendiri. Mencintaimu dengan caraku sendiri. Dan mendampi... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2 (Flashback)
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10 (Flashback)
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Epilog
CERITA BARU
Ada yang udah baca?
See you again.

Chapter 18

1K 140 34
By WriterClub

Kenapa selalu aku?

oOo

"Sumpah lo yang dipromposal kok gue yang seneng sih?" jerit Steffi.

Mereka saat ini sedang berada di apartemen (Namakamu). Karena gadis ini tidak membawa kendaraan, maka ketiga sahabatnya membantu (Namakamu) membawa semua bunga yang diberikan Nadhif.

Pada saat jam pelajaran tadi. Seratus tangkai bunga mawar merah ditambah bunga mawar putih disimpan di setiap bangku teman-teman sekelasnya, tujuan agar guru yang mengajar tidak bertanya-tanya. Dan semua teman sekelasnya dengan berbaik hati membantu (Namakamu).

Ketika bel pulang berbunyi, teman-temannya itu mebgantar setiap bunga yang mereka pegang ke dalam bagasi taksi online, dibawanya bunga tersebut ke apartemennya dibantu oleh Steffi, Cassie, dan juga Salsha. Saat ini aparemennya penuh dengan bunga yang berserakan. Salsha sengaja melemparnya tadi.

"Ada yang ngepromposal gue nggak ya?" tanya Cassie yang mungkin kepada dirinya sendiri.

"Ada, noh si kribo," celetuk Steffi dan diiringi gelak tawa dari sahabatnya.

"Bastian mah nggak bisa diharapin."

"Eh, tapi Iqbaal tau nggak sih tadi lo dipromposal Nadhif?" tanya Steffi kepada (Namakamu) yang saat ini sedang merapikan bunga-bunga yang berserakan atas ulah Salsha.

(Namakamu) menoleh lalu menggeleng. "Dunno, gue nggak liat dia sih dari tadi."

"Iqbaal cabut. Bastian bilang ke gue soalnya. Biasalah mereka berempat kan generasi muak belajar," jelas Cassie.

"Tapi tadi Nadhif lucu banget sumpah. Gue sampe kayak bodoamat gitu ngesnapgramin biar sekalian Iqbaal liat," ujar Steffi. Ia memang sudah jengkel dengan Iqbaal semenjak hari di mana Iqbaal kepergok dengan Zidny di apartemen laki-laki itu sendiri. Ia tidak menyangka, pasalnya ia tahu bahwa sahabatnya ini sangat menyayangi laki-laki itu. Namun apa balasannya? Harapan tidak selalu sesuai dengan realita, kan?

"Fuck!" teriak Salsha seraya meletakan ponselnya dengan kasar.

Ketiga sahabatnya itu menatap Salsha dengan bingung.

"Sumpah, kalo lo diajak balikan sama Iqbaal, jangan pernah mau! Gue nggak mau ya lo berhubungan lagi sama Iqbaal. Pokoknya gue ngelarang! Mau lo masih sayang sama dia kek, bodoamat! Gue ngelarang! Dengerin gue (Namakamu), sekarang lo fokus aja USBN biar lulus terus dapet di Bali. Gue mendingan lo di Bali dari pada lo di sini tapi ketemu si Iqbaal terus," ujar Salsha panjang lebar yang malah membuat temannya itu bingung.

"Kenapa sih?" bukan (Namakamu) yang bertanya, melainkan Steffi. Cassie hanya melihat mereka dengan dahi mengerut.

Setelah pertanyaan itu, Salsha memberikan ponselnya yang sudah menampilkan gambar seseorang. Di sana Iqbaal, sedang memberikan bunganya kepada Zidny.

"Iqbaal ngepromposal Zidny? Demi apa?" ujar Cassie tak percaya. "Jangan-jangan mereka bolos gara-gara ini lagi? Emang ya tuh si kribo kurang ajar, bilangnya bolos berempat doang, eh ternyata ada biji ketapel nyelip."

"Like revenge." (Namakamu) bergumam.

"Tapi dia belom liat snapgram gue," ujar Salsha.

Seketika Steffi dan Cassie langsung memeriksa ponselnya.

"Belom juga."

"Sama, belom juga."

"Yang ngesnapgramin bukan kalian doang kan tadi?" ujar (Namakamu) seraya melangkahkan kakinya ke kamar. Diikuti oleh ketiga sahabatnya.

"Iya sih."

"Yaudah lah ya, yang penting lo udah sama Nadhif ini," ujar Cassie sembari melompat ke ranjang milik (Namakamu).

"True as fuck. Gue prefer Nadhif sih daripada Iqbaal." Steffi berbicara seraya menaiki ranjang (Namakamu).

"Nggak, belum keliatan kalo Nadhif," ujar Salsha.

"Tapi gue nggak pernah denger bad thing about him, so far ya," balas Steffi lalu menindihi badan Salsha dan terlentang di sana.

"Steffi! Berat! Ih awas!"

Steffi menulikan telinganya sampai ia berteriak sendiri karena Salsha membalikan badannya. Ketika Steffi ingin membalas perbuatan Salsha, bel apartemen (Namakamu) berbunyi. (Namakamu) mengerutkan keningnya. "Ada yang order makanan?"

Mereka bertiga menggeleng.

Lalu (Namakamu) berjalan cepat karena seseorang di luar sana terus menerus memencet bel dengan cepat. (Namakamu) membuka pintunya, matanya langsung mendapati tubuh Iqbaal yang sedang berdiri dengan wajah marah di hadapannya.

"Hey! You will break my doorbell."

Ucapan itu hanya angin lalu bagi Iqbaal. Karena setelahnya, Iqbaal langsung menarik tangan (Namakamu) menuju apartemennya dengan kasar. Laki-laki itu membanting pintu dengan keras dan mendorong (Namakamu) ke sofa ruang tamunya. "Suruh siapa nerima promposalnya Nadhif?" ujarnya dingin.

(Namakamu) terbelak, Iqbaal seperti ini karena (Namakamu) menerima promposal Nadhif?

"Kamu jangan jadi cewek yang sana mau, sini juga mau, (Namakamu). Orang-orang tau kalo kamu mantan aku, terus kamu nerima promposal cowok lain, mau dicap apa kamu? Hah?" ujar Iqbaal dengan tangan mengepal di sisi kiri dan kanannya.

"See! Mantan kan? Berarti kalo aku deket sama cowok lain nggak masalah dong? Kamu aja pas pacaran sama aku deket sama cewek lain kok, masa aku yang udah putus nggak boleh? Kok nggak make sense ya," kesal (Namakamu). Biarlah, ia sudah terlanjur kesal dengan Iqbaal semenjak melihat foto yang diunggah oleh Zidny.

"Kamu nggak nungguin aku, (Namakamu)!"

"Hah? Ya ngapain juga aku nungguin kamu? Kan kamu juga udah punya partner." (Namakamu) menjawab pertanyaan Iqbaal dengan nada menyindir.

"Sumpah aku nggak ngerti, kamu yang ngebuat ini semua tuh jadi complicated. Ngapain kamu nyuruh aku nungguin, tapi kamu udah ngepromposal Zidny? Udahlah, Baal. Kamu sendiri yang bilang kita udah mantanan. Urus masing-masing aja ya? Aku awalnya welcome sama kamu, tapi kok makin lama, kayak, apapun yang aku lakuin tuh salah gitu loh. Kamu berbuat, aku salah. Aku berbuat, lebih salah lagi. So what should i do?" lanjut (Namakamu) seraya menghela napas lelah.

Ia benar-benar lelah dengan semua ini. Mengapa laki-laki di hadapannya ini selalu melemparkan kesalahan ke orang lain?

"Aku nerima Nadhif karena emang dia duluan yang ngepromposal aku, Baal. Nggak mungkin aku nolak kan? Beda sama kamu yang ngepromposalin Zidny, itu pasti atas kemauan kamu kan? Terus buat apa aku nungguin kamu yang udah sama Zidny?"

"Kamu bolos sekolah buat ngepromposal Zidny kan? Sekarang, apa bedanya aku sama kamu? Tolong jangan ngelempar kesalahan ke aku terus. Cape juga lama-lama kayak gini. Dont being selfish, please. Nggak semua orang nerima kamu kayak aku, Baal. Semoga kamu ngerti ya." (Namakamu) bangkit dan segera mungkin meninggalkan Iqbaal.

Jika dikatakan masih sayang atau tidak, jawabannya adalah masih. Tidak secepat itu bagi (Namakamu) melupakan Iqbaal yang sudah menemaninya hampir dua tahun. Bahkan dari jauh-jauh hari, (Namakamu) sudah mengatakan akan merelakan Iqbaal jika laki-laki itu ingin kembali kepada Zidny, tapi dia selalu menyangkal. Dan pada akhirnya, (Namakamu) lah yang merasakan sakit itu.

Sudah cukup dua tahun ini Iqbaal menarik ulur hatinya. (Namakamu) berharap semoga ini pilihan yang tepat. Toh, jika mereka berjodoh pasti akan kembali bagaimanapun caranya kan? Ketika sudah menyentuh gagang pintu. Suara khas laki-laki itu tertangkap oleh gendang telingnya.

"(Namakamu). Kamu harus tau. Sampe kapanpun, aku nggak bakal biarin kamu pergi."

-To be continue-

Berantem terooooosssss. 

JUJUR PLS MENURUT KALIAN CERITA GUE GIMANA? Kenapa sih gue kadang baca cerita gue kayak tidak layak baca 

-Nana.

Continue Reading

You'll Also Like

30.8K 3.1K 27
⚠️ First story ⚠️ Disclaimer : Masashi Kishimoto Hinata Hyuga adalah seorang gadis biasa yang telah jatuh cinta sendirian di masa remajanya. Pada dia...
1.8K 242 27
Gadis desa yang tak lebih dari orang biasa kenapa berharap untuk bisa berada di samping seorang super star. Kebahagian memang ada dalam antaranya nam...
767K 57.1K 52
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
2K 248 6
hi, welcome to Mile End! ; your safe place. your second home. ; where the love blooms and the bond grows.