ICE GIRL (HIATUS)

By nisawlt

161K 11.9K 581

Seorang gadis pindahan yang tiba-tiba datang menggemparkan seluruh warga sekolah SMA Angkasa, karena keanehan... More

0.0
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 4
Chapter 5
🍀CAST🍀
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
PENGUMUMAN!!!
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51

Chapter 3

8.5K 531 5
By nisawlt

"Non, ayo bangun non. Nanti terlambat loh ke sekolahnya!" ucap bi inah seraya menepuk lengan Agatha.

Agatha terbangun dari tidurnya, ia meringis ketika tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan telinga nya yang berdengung. Mungkin efek kemarin saat ia dibully oleh Sarah dkk.

"Eh non gapapa? Kalau masih sakit izin aja dulu non," celetuk bi Inah yang melihat Agatha memegang pelipisnya.

"Enggak usah, aku mau ke sekolah," jawab Agatha langsun pergi ke kamar mandi.

Setelah mandi, bersiap dan sarapan. Agatha pun pergi ke sekolah dengan di antar oleh mang Mamat.

.

Diperjalanan mobil Agatha tiba-tiba berhenti, ia mengernyit.

"Sebentar non saya periksa dulu," ucap mang Mamat lalu keluar dari mobil.

Agatha pun keluar dari mobil untuk melihat keadaan mobilnya.

"Wah non, ban mobilnya betus! Kayaknya bakalan lama non kalau nunggu orang bengkel dateng, non pesan ojol aja ya,"

Agatha mengangguk dan mulai mengetik benda pipih itu untuk memesan ojol.

Agatha POV

aku memesan ojol saat mengetahui ban mobilku betus.

Sialan!

Kalau begini sih aku bisa terlambat lagi.

Sudah 7 menit aku menunggu abang ojol. Akhh gawat terlambat lagi.

"Non maaf ya gara-gara mamang, non jadi telat," ucap mang Mamat meminta maaf.

"Hmm," aku hanya berdeham saja tapi walaupun begitu aku tidak menyalahkan mamang kok!

Setelah itu Seorang pria datang dengan motornya, menghampiriku, yang ternyata adalah abang ojol. Akupun naik dan langsung pergi sebelum terlambat. Tapi sepertinya akan terlambat

.

Huh sepertinya keberuntungan sedang berpihak padaku, pak Wawan selaku sequrity sedang tertidur.

Aku pun berjalan di koridor yang mulai sepi karena pelajaran akan segera di mulai.

"Agatha!" ku dengar dengan jelas ada yang memanggil ku. Kubalikkan tubuhku

Ah, ternyata

Guru BK

Ia menghukum ku dengan berlari 13 putaran lapangan.

Lapangan seluas ini berlari 13 putaran? Serriously?!

Dengan terpaksa aku menurutinya saja. Akupun mulai mengelilingi lapangan sesekali menyeka peluh di dahi. Ah sungguh kesan pertama bersekolah di sini sangat jauh dari kata BURUK. Oh atau sebaliknya? Sudahlah lupakan saja.

Saat putaran ke 5 aku melihat guru BK itu berbicara pada lelaki yang sedang membelakangiku. Namun aku tak peduli dan melanjutkan lari.

Saat putaran 6, kaki ku mulai melemas, nafas juga mulai tak beraturan, oke ini sudah mulai diluar batas kemampuanku. Akupun memutuskan untuk rehat sejenak dibawah pohon Rambutan yang rindang.

Agatha POV end

Saat Della atau guru BK yang sedang mengawasi Agatha, tiba-tiba ia teringat akan jadwal mengajarnya di kelas 10. Ia bingung siapa yang akan mengawasi Agatha? Kebetulan sekali ada Arka yang sedang berjalan menuju Della berniat untuk menyalami.

"Arka" panggil Della

Arka yang mendengar pun menjawab setelah menyalami Della "ada apa bu?"

"Kamu bisa kan mengawasi dia?" Sambil menunjuk ke arah gadis yang sedang berlari di lapangan. Siapa lagi kalau bukan Agatha.

"Bisa bu! Kebetulan saya lagi jamkos, saya berniat patroli juga," jawab Arka

"Yasudah ibu pamit ya jika sudah selesai dengan hukumannya tolong dicatat poinnya ya! dia terlambat 15 menit. Catat di buku kamu dulu, kalau begtu ibu akan langsung ke kelas 10," pamit nya.

"Baik bu,"

Arka membalikkan tubuhnya ke arah lapangan, lalu menyipitkan mata nya. Tapi ia tak melihat siapa pun yang berlari. Matanya menelusuri sekitar lapangan, dan terlihat seorang gadis yang sedang berteduh dibawah pohon sambil sesekali menyeka peluh. Ia tersenyum tipis, lalu menghampiri gadis itu

"Mangkanya jangan telat kalau gak mau di hukum!" Tegas Arka.

Agatha sama sekali tak terkejut, ia sudah tahu ada seseorang yang mengawasinya.

"Udah selesai?"

"Menurut lo?" jawab Agtha sarkas.

"Belum kan? Cepet lanjutin sebelum bu Della dateng lagi!" perintah Arka. Agatha tak mempedulikannya, ia tetap diam dan meminum air dibotolnya.

"Oke gue tambahin poin lo di buku bk" ancam Arka mengeluarkan stiky notes dan pulpen.

Agatha tetaplah Agatha, menganggap suara Arka adalah angin lalu.

"Woy curut, gak denger apa gue ngomong, oke klo lo gak mau lanjut, gue bakal gendong lo ke tengah lapangan!!" ancamnya lagi.

Agatha berdecih sinis "Cih, gue gak takut sama anca--AAA WOYY TURUNIN GUE," tiba-tiba Arka menggendongnya ala karung beras dan membawanya ke tengah lapangan tanpa malu.

Agatha terus memukul punggung lelaki itu "turunin gue!" Sungguh ia malu. Ada siswa ataupun siswi yang mungkin ada jamkos bermunculan dan menyaksikan mereka berdua.

Arka menurunkan Agatha di lapangan.

"Ayo tunggu apalagi? Ya lari!" Sebenarnya Arka hanya menjahili gadis itu saja, ia ingin melihat gadis itu mengeluarkan keringat, karena menurutnya itu membuat Agatha terlihat seksi! Ahh tidak-tidak Arka apa yang lo pikirkan, batin nya

Agatha bergeming

"Yaudah, lo boleh ke Kelas!" Agatha dengan refleks menatapnya dengan kedua alis yang terangkat "tapi ada syaratnya," lanjutnya.

Oke mereka sekarang menjadi pusat perhatian. Bisik-bisik pun mulai terdengar. Agatha tidak suka itu karena membuat keadaan menjadi berisik, akhirnya ia menjawab "apaan?"

"Hah?" bingung Arka.

"Ck. Syaratnya,"

"Oh, syaratnya lo harus bersihin kamar mandi cewek kelas 12, gimana? Mau kan!?" ucap Arka menaik turunkan alisnya membuat siswi yang melihatnya histeris.

"Woy Arka subhanallah eta alis na meuni kasep eh, tolong aing teu kuat," histeris seorang siswi dengan beraninya dan dengan logat sunda nya.

"Ogah, mending gue lari," Agatha pun langsung melenggang lari mengelilingi lapangan 7 kali lagi.

"Padahal kaga usah dilanjut juga gapapa," gumam Arka lalu ia pergi ke pinggir lapangan

Agatha terlihat lelah sekali, ia pun memutuskan untuk menghampiri pak Ketos itu.

"Kurang 2 putaran lagi," celetuk Arka

"Gak, gue mau pergi, lo aja sono lari," ketus Agatha lalu pergi ke kelas nya.

"Oke, no problem," jawab Arka lalu pergi ke Ruang OSIS.

****

Kriiingg!

Bel istirahat berbunyi dengan nyaring

Para murid pun berhamburan keluar kelas dan pergi menuju kantin untuk memberi makan cacing-cacing di perut mereka.

"Tha, hai!! Kantin yuk!" Ajak Verra pada Agatha yang sedari tadi asyik membaca.

"Tha," panggil nya lagi. Namun Agatha tetap bergeming.

"Agatha, gue udah manggil lo daritadi, lo ga ngehargain perasaan gue apa, pas lo seenaknya nyuekin gue!" Kesal Verra. Ia berharap dengan berkata seperti itu Agatha akan berbicara padanya dan pergi bersama ke kantin. Namun seperti nya harapan hanya harapan, Agatha tetap cuek dan asyik dengan bukunya.

Verra menghela nafas sabar, ia yakin suatu saat Agatha pasti akan melunak, dan menjadi sahabatnya.

"Verra! Ayo ke kantin," ajak seorang gadis cantik berambut gelombang kuncir kuda dengan gaya tomboy nya.

"Yaudah gue ke kantin aja," ucap Verra yang lagi-lagi tak ditanggapi oleh Agatha.

Kelas pun menjadi sepi menyisakan satu orang saja didalamnya. Yaitu Agatha.

Ia suka kesunyian, namun ia menyukai musik, aneh memang tapi itu kenyataan nya. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, tempat kesunyian yang sesungguhnya.

****

"Ver, gue ke kelas duluan ya, lupa tugas Ekonomi gue belum beres!" Pamit gadis tomboy itu.

"Ah yaudah Syif, lo mah kebiasaan tugas teu di kerjakeun," jawab Verra

"Haha kan lo tau sendiri anak Ips males nya minta ampun, yaudah bye," gadis itupun pergi meninggalkan Verra yang masih memesan minuman.

.

Verra pun keluar dari kantin dengan 2 minuman di tangannya, satu untuknya dan satu lagi untuk Agatha. Siapa tahu dengan memberi minuman akan membuat Agatha berubah terhadapnya, pikirnya. Baik sekali memang, itulah sifatnya, ia ingin sekali mengacuhkan Agatha namun tak bisa, ia tak sampai hati untuk mengacuhkan Agatha.

Saat ia ingin berbelok, tak sengaja ia menabrak seseorang.

"HEY, APA-APAAN INI. BAJU GUE JADI KOTOR KARENA LO!" bentak seseorang didepannya.

Seketika mereka pun menjadi pusat perhatian.

"M-maaf S-sarah, gue gak s-sengaja," jawab Verra gugup.

Sarah menatap sinis pada Verra, ia menjambak rambut Verra kebelakang hingga Verra menegakkan kepala nya.

Ia meringis kesakitan, saat Sarah semakin keras menjambak rambutnya.

"Ngomong sekali lagi coba!" titah Sarah

"M--maaf" ucap Verra terbata-bata.

Sarah pun tertawa sinis

"MAAF KATA LO! SEKARANG LO HARUS BERSIHIN NODA BAJU GUE PAKE RAMBUT LO!" Bentak Sarah

Yang melihat pun tak ada yang mau melerai nya karena mereka takut terkena imbas nya.

"A-apaa,"

"Lo gak denger? Oh mungkin lo ketularan budeg kali ya sama si Culun Agatha itu," ejek Sarah kedua temannya pun hanya tertawa sinis. "Bersihin noda di baju gue pake rambut lo, SEKARANG!" lanjutnya.

Verra pun menurut. Ia membersihkan noda baju Sarah dengan rambutnya. Saat ia mengubah posisinya dari jongkok menjadi berdiri ia tak sengaja menginjak kaki Sarah.

"Aww," pekik Sarah, ia pun melayangkan tangannya untuk menampar Verra, namun tertahan. Seseorang menahan tangannya

Semua orang terkejut saat mengetahui orang itu.

"Haha, mau ngapain lo nahan gue? Mau bales dendam gitu, gara-gara kemaren? Gue pikir lo bakal out dari sekolah ini," balas Sarah sinis pada Agatha.

Sarah pun menarik paksa tangannya. Lalu berucap, "oh apa lo mau ngegantiin dia? Ohh boleh banget,"

Saat Sarah ingin menampar Agatha, seseorang menahan tangannya lagi, dan betapa terkejutnya Sarah saat orang itu mengeluarkan suaranya.

"Jangan coba-coba cari masalah, sebelum gue laporin lo ke kepala sekolah," ucap orang itu dingin.

"L-lepasin Arka s-sakit," Sarah merintih kesakitan saat Arka mencengkeram tangannya kuat.

Arka pun melepas kan cengkramannya.

"Arka kamu kok belain mereka sih," di saat seperti ini Sarah masih saja berkata manja seperti itu dan bergelayut manja di lengan lelaki itu.

Agatha yang melihat kejadian menjijikan itu pun pergi tanpa melihat ke arah Verra.

Verra sangat senang ketika mengetahui orang yang menolongnya adalah Agatha, namun perasaan senang nya berubah saat Agatha pergi begitu saja tanpa melihat kearahnya. Bahkan menanyakan keadaannya pun tidak. Sakit. Itulah yang ia rasakan kini.

Arka menghentakan lengan Sarah lalu matanya menatap orang di depannya.

"Lo gapapa kan Ver?" tanya Arka dengan raut wajah yang sedikit cemas? Verra pun mengangguk. Arka pun membubarkan kerumunan siswa.

"Lo juga Sarah, bubar!" perintah Arka. Akhirnya Sarah dkk pun pergi dengan menghentakan kaki nya.

"Makasih Ar," ucap Verra

"Hmm, lain kali lawan aja Ver," tegas Arka yang kesal sendiri dengan sikap sepupunya yang terlalu baik menurutnya.

"Iyaiya. ah minumannya tumpah semua deh," gumam Verra melihat nasib minuman yang tumpah begitu saja di lantai.

"Yaudah gue pergi, tinggal beli lagi, kan duit lo banyak Ahahah,"

"Bisa ae lo tukang cimol," canda Verra

"Hati-hati nanti jatoh lagi,"

****

Pelajaran sedang berlangsung, mereka sibuk memperhatikan guru.

"Tha makasih ya nolong gue tadi," bisik Verra pada Agatha yang sedang memerhatikan guru.

"Oh,"

Verra kecewa dengan jawaban Agatha, ia kira Agatha akan menjawab kalau ia menolongnya karena Verra adalah temannya. Ah tentu saja tidak, Verra kenapa otak lo mikirnya sesempit ini, batinnya sambil memukul pelan pelipis nya.

Guru yang melihat Verra pun heran "Verra kamu kenapa? Ada yang ingin di tanyakan,"

Seketika Verra sadar atas tindakan bodohnya. "Eung, anu bu enggak,"

"Yasudah jangan aneh-aneh lagi," ucap guru itu. Verra hanya mengiyakan saja.

****

"Yo, lo gamau deketin Agatha?" tanya lelaki berkulit putih bermata sipit itu.

"Gak, gue masih pacaran sama Keira, gue gak kayak lo fuckboy!" Tukas Zio menikmati kegiatan merokoknya.

Mereka sedang berada di Rooftop sekolah sehingga tidak akan ketahuan karena setahu orang-orang Rooftop sedang di kunci. Tapi Zio memiliki kunci itu.

"Halah si Keira mah matre, cuman manfaatin lo doang haha," ucap sahabatnya yang bernama Gavin itu.

"Haha gue tau kok, lagian gue cuman mainin dia doang kok," jawab Zio.

"Udah lo putusin aja si Keira, terus lo deketin si Agatha, kalo lo berhasil deketin dan buat dia nyaman, gue bakal kasih Mobil gue, gimana?" Tawar Aldo.

"Kaga ah mobil bekas lo mah," jawab Zion santai.

"Tenang aja gue bakal kasih mobil ferrari baru gue, tapi kalo lo gagal--" ia berfikir sejenak, lalu menjentik kan jari nya "kalo lo gagal, lo harus kasih kita 2 Apartement lo plus bayarin kita makan di kantin selama 1 minggu," lanjutnya puas.

"Nah boleh tuh boleh, gue setuju," bukan Zio yang menjawab melainkan Gavin.

"Enak di lo pada dong, kaga ah," tolak Zio

"Ah lo mah cemen takut kan lo, ga bisa naklukin Agatha," ejek Gavin

"Enak aja, gak ada yang bisa nolak pesona gue termasuk si cabul," elak nya

"Yaudah tinggal buktiin lo setuju apa nggak," balas Aldo.

Setelah berfikir sedikit Zio pun menyetujui tantangan dari sahabatnya itu.

"Oke, gue setuju,"

.
.
.
.
.
.

Vote and commentnya yaa🤗

Maapin aku yang lama up. Makasih juga sama yg udh baca cerita aku😭

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 278K 62
⚠️ BL Karena saking nakal, urakan, bandel, susah diatur, bangornya Sepa Abimanyu, ngebuat emaknya udah gak tahan lagi. Akhirnya dia di masukin ke sek...
805K 96K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
2.7M 132K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
3.2M 158K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...