Straight-A Student | ChanBaek

By zerofoue

81.2K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 44

1.1K 156 40
By zerofoue

Jujur sama aku, belajar darimana sih kalian. Kok jago banget kasih motivasi🥰 aku jadi terharu sekali ini☺

***

Baekhyun meletakkan piring yang sudah diisi dengan roti omelet di atas meja sebelum melihat ke arah kamar yang ia tiduri dengan Chanyeol. Tidak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun. Sunyi. 

Itu membuat Baekhyun sedikit heran. Karena ia ingat betul bahwa Chanyeol sudah bangun, bahkan sudah menyikat giginya dan juga mandi. Maka dari itu, ia berniat untuk menyiapkan sarapan selagi Chanyeol mempersiapkan diri. 

Ia berjalan mendekati kamar mereka sebelum membuka pintunya perlahan. 

Disambut dengan pandangan Chanyeol yang sedang memejamkan mata di atas kasur, membuat Baekhyun terkekeh maklum. 

Lagipula, ini hari Sabtu dan mereka tidak memiliki satupun jadwal. Jadi Chanyeol bisa bebas untuk tidur hingga kapan pun ia mau. Tapi mengingat makanan yang sudah tersedia di atas meja dan Baekhyun yang tidak mungkin memakan dua porsi sekaligus, dengan berat hati ia harus membangunkan Chanyeol. 

"Chanyeol," panggilnya lembut selagi mendudukkan diri di samping yang sedang tertidur.

Mendengar namanya dipanggil dan mungkin karena sisi ranjang yang mencekung, Chanyeol mulai membuka matanya. 

"Bangun yuk? Ada roti omelet."

Chanyeol memicingkan matanya agar terbiasa dengan bias cahaya pagi yang masuk ke kamar tidur melalui celah-celah jendela sebelum menatap wajah Baekhyun dan bangkit untuk duduk.

"Ketiduran lagi ya?" tutur Baekhyun, mengusap rahang tegas Chanyeol dengan punggung tangannya. 

Tanpa menjawab apapun, Chanyeol menggerakan tubuhnya untuk berdiri dan itu juga membuat Baekhyun secara otomatis melakukan hal yang sama. Baekhyun terkekeh pelan, mengikuti Chanyeol yang sudah melangkah terlebih dahulu menuju dapur.

Chanyeol mendudukkan dirinya di hadapan piring berisi makanan yang sudah disiapkan untuknya, mengucak matanya sekilas sebelum meraih alat makan yang tersedia dan mulai melahap roti omelet itu. 

"Hari ini harus pergi kemana gak?" Baekhyun membuka suara selagi memotong makanannya.

Chanyeol menggeleng.

"Cuma harus ngurusin beberapa dokumen perusahaan."

Ayah Chanyeol mulai memberikan dokumen-dokumen perusahaan pada Chanyeol, memulai melatih anak lelakinya itu agar bisa mempelajari dan mungkin memperbaiki urusan-urusan perusahaan.  Apalagi Chanyeol sudah berencana untuk langsung terjun ke dunia kerja setelah lulus nanti, memaksanya untuk belajar lebih dini. 

"Loh, emangnya sempet dianterin dokumennya?"

"Kemaren gue ambil dan ada beberapa yang dikirim lewat sekretaris papa."

Baekhyun mengangguk paham.

"Oh mungkin nanti gym. Gatau juga." lanjut Chanyeol.

Waktu sarapan yang diselingi percakapan ringan dan kekehan dari kedua orang itu terlewati dengan cepat, tidak terasa karena nyaman yang mereka rasakan. Menikmati sarapan pagi dan berbincang seperti ini tidak terasa buruk sama sekali.

Baekhyun berdiri dan mengambil peralatan makan mereka yang sudah selesai digunakan, lalu meletakkannya di atas wastafel yang mereka gunakan untuk mencuci piring. 

Mungkin ia akan mencucinya nanti.

Ia terlalu malas sekarang.

Tangannya sudah kembali sibuk bergerak, mengambil gelas dan dua kantung teh hijau yang ia ingin buat untuknya dan Chanyeol. Mungkin akan membantu ketika sahabat kesayangannya itu sibuk dengan kertas-kertas berisikan data-data perusahaan yang ia tidak pahami juga. 

Akan tetapi, sepertinya Chanyeol memiliki rencana lain. 

Chanyeol merapatkan tubuhnya dengan tubuh Baekhyun, sampai-sampai bongkahan sintal milik Baekhyun dapat terasa dengan jelas, menempel sekilas dengan pahanya karena perbedaan tinggi badan mereka yang cukup menonjol. Ia tidak puas dengan itu dan semakin mendekatkan tubuh mereka,  menangkup pinggul Baekhyun dan menariknya hingga tidak memungkinkan lagi untuk menjadi lebih dekat.

"Chan-" 

Ia tersentak dan panggilannya terpotong ketika Chanyeol menangkup salah satu pipi pantatnya. 

Belum lagi lumatan lembut pada titik sensitifnya, tengkuk belakang leher dan hembusan nafas Chanyeol yang terasa hangat pada telinganya.

Ciuman di leher. Chanyeol benar-benar tahu itu melemahkan Baekhyun.

Ia menarik nafas, panik dan tidak menduga bahwa Chanyeol akan melakukan ini sekarang.

Meskipun demikian, ia tidak bisa melawan nalurinya untuk memiringkan kepala agar bisa memberi Chanyeol akses lebih jauh. Agar Chanyeol bisa melakukan apapun yang ia mau pada tubuhnya. 

Baekhyun menarik nafasnya tiba-tiba, merasakan bagaimana nakalnya jari tengah Chanyeol mulai mengitari lingkar lubangnya. Menggodanya dengan mengelilingi dan setelah itu memberikan sedikit tekanan seperti memberikan pijatan kecil padanya dari luar celananya yang berbahan satin.  

Tangannya melepaskan kantung teh begitu saja, membiarkannya jatuh pada meja dapur, dan memegang erat pinggiran meja agar kakinya tidak menyerah untuk menopang tubuhnya begitu saja. 

Pikirannya mengeruh, tidak bisa memikirkan apapun dan hanya bisa fokus pada bagaimana lihainya tangan Chanyeol dalam menyentuhnya. 

Baekhyun menggigit bibirnya sebagai pelampiasan, mengumpulkan energi yang tersisa untuk membisikkan apa yang ia inginkan.

"Kamar." 

Ia bisa mendengar Chanyeol terkekeh meledek dan itu membuat wajahnya terasa panas seketika. Kenapa ia seperti ini? Begitu jelas bahwa ia terangsang hanya karena sentuhan sederhana dari Chanyeol, yang bahkan sudah melakukan lebih dengannya. 

Chanyeol menurut. 

Ia menarik lengan Baekhyun dan mendorongnya pelan agar yang lebih pendek bisa jatuh terbaring di atas tempat tidur, namun Baekhyun menolak. Ia menggeleng pelan sebelum berlutut di lantai samping ranjang, menyingkirkan beberapa helai surai yang menutupi dahinya sebelum menepuk bagian ranjang di hadapannya pelan. 

Ah, Chanyeol mengerti sekarang. Ia tersenyum miring melihat tingkah Baekhyun, tetapi masih mengikuti apa yang Baekhyun ingin lakukan, namun tidak mengikuti permintaan Baekhyun yang memintanya untuk duduk di ranjang. Tentu saja karena jika mereka akan melakukan apa yang ia pikirkan, Chanyeol merasa lebih nyaman untuk melakukannya dalam posisi berdiri. 

Kedua tangannya tanpa ia sadari melayang untuk menyentuh pucuk kepala dengan surai kecoklatan itu, menuntunnya selagi sang empu membuka kancing celananya dan kemudian menurunkannya. 

Dengan ragu, Baekhyun menyentuh benda kebanggaan Chanyeol, yang belum seberapa tegang, berbeda jauh dengan kedua benda yang berada di antara kakinya yang ia yakin sudah berdiri tegak sekarang. Milik Chanyeol sudah berada tepat di hadapan wajahnya dan ia menggenggamnya dengan kedua tangannya, mengundang geraman rendah dari Chanyeol. 

Rambutnya diremas pelan, ia merasa rambutnya sedikit ditarik, mungkin sebagai pelampiasan nikmat yang Chanyeol butuhkan sekarang.

"Oh-" geram Chanyeol.

Baekhyun bahkan belum melakukan banyak. Hanya menggerakan tangan lentiknya dengan gerakan maju-mundur dan ia bisa merasakan bagaimana penis Chanyeol menjadi semakin kaku di setiap detiknya. Ia melirik ke atas, disambut dengan pemandangan leher Chanyeol yang sedang mendongak, membuat tonjolan pada lehernya terlihat begitu jelas dan memancing Baekhyun untuk semakin gencar dengan aksinya. 

Baekhyun membuka mulutnya, mendekatkannya pada milik Chanyeol dan mengulum bagian kepala dari benda itu, menghisapnya perlahan untuk menggoda Chanyeol. Belum lagi dengan lidahnya yang ia mainkan.

"Fuck, Baek." 

Chanyeol melihat ke bawah dan menyaksikan bagaimana Baekhyun dengan lihainya meraup miliknya dengan mulutnya yang hangat. Ia menarik rambut Baekhyun, mengambil segenggam penuh dan meremasnya untuk mengendalikan pergerakan yang sedang berlutut. Satu tangannya yang bebas ia gunakan untuk menyingkirkan surai yang sudah kembali menutupi manik indah milik Baekhyun dan menyelipkannya ke belakang telinga si manis. 

Begitu Baekhyun berusaha untuk melahap seluruh bagian dari penisnya, hingga Chanyeol bisa merasakan bagaimana kepala miliknya itu membentur tenggorokan Baekhyun, bahkan menerobosnya lebih jauh, ia tidak bisa menahan untuk mendongakkan kepalanya. Baekhyun selalu bisa memuaskannya. Tidak pernah mengecewakan. 

Lelaki bermarga Park itu bisa mendengar suara yang terbuat dari tenggorokan Baekhyun dan itu tidak menghentikan Baekhyun sama sekali.

Baekhyun tidak berhenti sejenak pun. Ia terus bergerak hingga Chanyeol meraih pelepasan yang pertama. 

Chanyeol tidak memberi jeda sama sekali setelahnya, ia langsung mengangkat tubuh Baekhyun yang ringan bak kapas baginya dan membantingnya ke atas ranjang. 

Ia tidak ingin melupakan kenyamanan Baekhyun, selalu ingin membuat sahabatnya itu merasa aman ketika melakukan hal seperti ini dengannya. 

"Gapapa?" 

Baekhyun mengangguk. Kedua matanya terlihat sayu, menatap Chanyeol seolah memintanya untuk melanjutkan. Belum lagi wajahnya yang tampak merona dan kedua tangannya yang meremas bahu tegap Chanyeol sekali-kali.

"Lo hari ini ..." Chanyeol menggantungkan kalimatnya, tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk mendeskripsikan bagaimana Baekhyun terlihat dan bersikap begitu berbeda hari ini.

Carrier itu hanya menatapnya dan meminta Chanyeol untuk melanjutkan. Namun, Chanyeol memilih untuk menggeleng dan melanjutkan apa yang tertunda. 

Chanyeol langsung melepaskan semua pakaian yang Baekhyun kenakan dan membiarkan tubuh yang lebih mungil dipamerkan begitu saja.

Ia mulai mempersiapkan Baekhyun, memastikan agar semua prosesnya bisa dilewati dengan jumlah rasa sakit sesedikit mungkin untuk Baekhyun. Tetapi Baekhyun hanya menerima, mengeluarkan desahannya berkali-kali ketika Chanyeol menyentuhnya. Baik pada lubangnya ataupun pada benda yang berada di antara kakinya. 

Dan ketika Chanyeol memasukinya, Baekhyun seperti di bawa ke langit ke tujuh. 

Apa Baekhyun pernah mengatakan ini sebelumnya? Bahwa ia begitu nyaman dan berbunga-bunga ketika ia melakukannya dengan Chanyeol. Berada dalam dekapan Chanyeol seperti ini dan menjadi satu dengannya, Baekhyun puas dengan itu untuk saat ini. 

Chanyeol bahkan tidak perlu melakukan hal-hal manis untuk Baekhyun yang notabenenya hanya teman sekaligus pemuas nafsu untuknya. Tapi Chanyeol tetap memperlakukannya seperti Baekhyun begitu berharga, tidak ingin menyentuhnya terlalu sembrono atau Baekhyun akan terluka. Well, kecuali malam itu. 

Baekhyun merasa perutnya diisi oleh bunga ketika ia menatap Chanyeol. Cukup puas dengan wajah tampan yang disuguhkannya. Namun, Chanyeol yang merasa ditatap juga akhirnya menatap lelaki di dalam kungkungannya itu dan memberikan sebuah senyuman tipis. 

Chanyeol tidak tahu bagaimana itu bisa memporak-porandakan hati Baekhyun. 

Tidak sadar atas pengaruhnya pada Baekhyun, Chanyeol memutuskan untuk semakin membuat Baekhyun terbang di antara perasaannya sendiri. Ia merendahkan tubuhnya, merasakan bagaimana cengkraman Baekhyun pada lengan atasnya mengerat, dan mendaratkan bibirnya di atas kelopak mata itu lembut. Chanyeol terenyuh. Melihat Baekhyun dalam keadaan yang rentan seperti ini, di bawahnya, dikelilingi oleh dominasinya. 

Mata Baekhyun kembali terbuka, membuat Chanyeol terkesima sekejap dengan bagaimana Baekhyun mengerjapkan matanya, membuat bulu mata Baekhyun terlihat begitu lentik dan indah. 

Lihat? Baekhyun disambut dengan wajah Chanyeol yang begitu mempesona dan sentuhannya yang begitu lembut, disusul dengan pelepasannya di bawah sana. Menyebarkan rasa hangat yang Baekhyun bisa rasakan di bagian perutnya, mengejutkannya untuk sesaat karena tersadar oleh fakta bahwa mereka tidak menggunakan pengaman sama sekali. Ia kembali lega ketika mengingat bahwa ia masih dalam 'masa aman'nya. Walaupun ia masih sedikit khawatir dan gelisah dengan kemungkinan kesalahan prediksi. 

Ini terlalu intim bagi Baekhyun. Ia sungguh-sungguh merasa bahwa dirinya memang belahan jiwa sahabatnya itu. 

Harusnya Baekhyun tidak merasakan ini. Hanya itu yang berada dalam pikirannya sekarang selagi Chanyeol menarik miliknya keluar dari lubangnya, mengundang desisan dari Baekhyun. 

"Lo di sini aja. Gue ambil handuk dulu buat ngelap badan lo." 

Lihat? 

Lihat kan?

Kalau begini caranya, bagaimana bisa Baekhyun tidak cinta?

Continue Reading

You'll Also Like

7.1K 136 6
Y/N was just a normal kid, wanting to make friends at playcare, but no one wants to play and be friends with him, except for a kid named trinity gram...
143K 2.1K 33
Sarah 'Riser' Woods is a female pilot who was the youngest in her division to get into Top Gun. She befriends Pete 'Maverick' Mitchell and Nick 'Goos...
28.6K 319 16
hey! hope you enjoy these one-shots I write! these will be an x reader book sorry if that isn't what you're looking for! The original characters all...