Good Enough (Completed)

נכתב על ידי WriterClub

34.8K 3.7K 490

Ini adalah aku yang selalu mendukungmu dengan caraku sendiri. Mencintaimu dengan caraku sendiri. Dan mendampi... עוד

Prolog
Chapter 1
Chapter 2 (Flashback)
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10 (Flashback)
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Epilog
CERITA BARU
Ada yang udah baca?
See you again.

Chapter 11

1K 138 16
נכתב על ידי WriterClub

Aku paham bahwa ketika aku memutuskan untuk jatuh cinta, di sana lah aku juga harus siap dengan rasa sakit.

oOo

Setelah pertengkaran yang terjadi, Steffi memboyong ketiga temannya untuk cepat-cepat pergi. Stefii sangat tau bagaimana caranya menghibur mereka. Walaupun terkadang dengan cara yang salah. Tetapi cinta itu bisa membuat semua orang bodoh. 

"Mau kemana sih kita?" tanya Cassie bingung.

"Liat aja nanti," jawab Steffi singkat.

Sejujurnya sesering apapun Iqbaal menyakitinya ia tidak pernah seperti ini, dan baru kali sekarang ia melakukan hal itu. Sejak tadi ponsel gadis itu terus saja bergetar. Dan dengan sengaja ia menonaktifkan ponselnya. Begitu juga Salsha, Steffi, dan Cassie. Mereka tetap tahu batas dan tidak mabuk, hanya minum yang kadar alkoholnya rendah.

"Iqbaal daritadi ngechat gue mulu. Berisik," ucap (Namakamu) seraya bersandar di sandaran kursi.

Cassie mengangguk setuju. "Bastian juga. Gue udah bodoamatlah sama cowok kayak gitu. Mereka goblok banget hidupnya buat ngedukung banget perselingkuhan. So stupid." Cassie menengguk minumannya kembali.

Jauh dari orangtua membuat (Namakamu) membutuhkan sandaran yang baru. Namun, Iqbaal yang awalnya bersedia menjadi sandarannya malah seperti itu.

Tapi ia bersyukur, mempunyai teman yang sangat mengerti akan dirinya. Mereka pergi untuk bersenang-senang sebelum kepenatan kembali menyerang. Bukan bermaksud untuk lari dari masalah, tapi mereka memang malas menghadapi laki-laki itu, belum lagi untuk menghadapi ujian yang beruntun nanti.

"Gue nggak ngerti ya sama apa yang ada di dalem otak mereka. Pas mau, dikejar tuh sampe mati. Giliran udah dapet, dibuang," timpal Salsha.

Steffi menjentikan jarinya. "Thats why gue lagi males deket sama cowok. Cowok sekarang mah mikirin napsu doang. Cih."

"Untung gue udah jomblo," ujar Cassie dengan bangga.

"Sama!" balas (Namakamu) antusias.

"Sumpah? Gue kira lo bakalan jadi orang tolol lagi karena maafin dia," ujar Steffi dengan menekan kata 'lagi'.

"Emang nahan, dia juga udah jelasin sih. Cuma ya gimana ya? Hati gue kan juga ada batasnya. To be honest, sebelum kejadian di apart Iqbaal itu, gue tuh suka ketemu dia lagi sama Zidny. Padahal bilangnya mau jalan sama temen SMP atau sama Aldi, Bastian, Kiki," kata (Namakamu)tetapi seketika (Namakamu) berpikir lalu meringis. "Eh tapi Zidny emang temen SMP dia deng. Geez, gue emang bego."

Keempat gadis tersebut tertawa. "Yang sabar, ini ujian dari Allah."

Salsha tertawa lalu matanya melirik ke arah teman-temannya. "Turun yuk?" ia manaik turunkan alisnya.

Steffi menolak. "Males gue, nggak mood."

"Yaudah lo jagain tas ya," ujar (Namakamu) seraya mengerlingkan matanya.

(Namakamu) membuka jaketnya yang memang sedari tadi ia gunakan. Ia menggunakan baju tanpa lengan yang bagian sampingnya sangat terbuka sehingga memperlihatkan branya.

Mereka turun seraya membawa botol minuman itu, bergabung bersama orang-orang yang berada di sana juga.
"Jangan sampe jackpot, malu-maluin!" teriak Steffi yang langsung di balas dengan tawa dari keempatnya.

Salsha mengeluarkan ponselnya, ia mengambil gambar (Namakamu) dan Cassie yang berada di hadapannya.

Apapun bisa berubah karena cinta kan?

oOo

Setelah sampai di hotel mereka langsung mengganti bajunya dengan piyama.

Di kamar tersebut terdapat dua ranjang queen size yang bisa di isi dua orang di masing-masing ranjang.

"Sal, mau dong foto gue sama Cassie."

"Oke sebentar." Selang beberapa detik. "Anjir! Iqbaal nge chat gue. Untung nggak salah ngirim foto. Shocked," ujar Salsha seraya mengirimkan foto (Namakamu) dam Cassie.

Mereka tertawa. "Yaudah sih, nanti juga gue post di instagram," kata (Namakamu) tenang.

"Beneran lo? Ntar si Iqbaal marah-marah nggak jelas sama lo," celetuk Steffi.

(Namakamu) tertawa. "I dont give a fuck."

"Udahlah, biarin aja," ujar Salsha.

"Senin uprak ya? Lupa gue," kata Cassie yang saat ini sedang memainkan ponselnya. "Bastian berisik banget, jadi gue block kan." Cassie merebahkan tubuhnya di atas kasur.

(Namakamu) mengaktifkan kembali ponselnya. Takut Mamanya menelpon. Biasanya jika weekend, Mamanya itu suka menelpon untuk melepas rindu. Namun, tidak ada telpon dari Mamanya. Melainkan dari Iqbaal. Dan puluhan chat dari Iqbaal juga.

Iqbaal: Where are you?

Iqbaal: (Namakamu).

Iqbaal: Pulang (Namakamu). Kamu kemana?

Dan masih banyak lagi yang jelas (Namakamu) malas untuk membacanya.

Ia mengunggah dua foto ke instagramnya. Foto pertama ketika ia foto sendiri dan foto kedua ketika ia bersama Cassie. Ia kembali menekan tombol power lagi. Lalu meletakannya di nakas. "Gue ngantuk."

Dan perlahan matanya menutup dengan sempurna.

oOo

Di sisi lain, Iqbaal menatap layar ponselnya dengan gelisah, dari kemarin semenjak (Namakamu) pergi ketika masalah tersebut berlangsung, ia belum bertemu dengan gadis itu. Sudah berkali-kali dihubungi, ponselnya tidak aktif.

Dan ketika aktif, ia sangat senang. Namun, tidak ada jawaban apapun. Bahkan, pesan dari dirinya hanya dibaca saja oleh gadis itu. Semarah itu kah gadis itu kepada Iqbaal?

"Pick up babe, please pick up."

"Damn."

Iqbaal mengumpat untuk kesekian kalinya. Ia sudah mendatangi rumah sahabat-sahabat (Namakamu), tapi hasilnya nihil. Bahkan ketiga sahabat (Namakamu) juga tidak ada di rumahnya.

Iqbaal: Where the hell are you?!

Iqbaal mengacak-acak rambutnya frustasi ketika (Namakamu) tidak lagi membaca pesannya.

Pintu apartemen Iqbaal terbuka. Ia berharap yang datang adalah (Namakamu). Namun, itu adalah ketiga sahabatnya.

"Lo ngapa dah? Giliran udah kayak gini uring-uringan. Kemaren aja bodoamatan. Gue udah bilang nggak usah jalan sama Zidny. Batu banget si anjing kayak nggak punya otak," ujar Kiki dengan santainya ia duduk lalu menyalakan televisi. "Ini juga si kribo malah ngebelain Zidny. Kenapa dah orang pada keikutan goblok kayak Iqbaal? Heran gua."

"Kemaren gue denger Nadhif anak IPS 3 nanyain (Namakamu) mulu ke Salsha apa ya lupa gua. Nggak pengen manas-manasin si gue cuma ya bisalah Nadhif treat (Namakamu) better than Iqbaal," ujar Aldi yang berjalan ke arah Kiki.

Namun, belum sampai situ, ia sudah mendapat bogeman mentah dari Iqbaal.

"Woi! Apaan si tolol? Lo nonjok-nonjok biar apaan? Keren? Malu sama umur tolol. Nggak usah sok jagoan," ujar Kiki seraya membantu Aldi berdiri. "Lo udah tau salah, dikasih tau nggak mau dengerin. Giliran udah kayak gini uring-uringan. Goblok."

Semuanya diam, bahkan Bastian sendiri masih mengotak-ngatik ponselnya berharap ada balasan daru Cassie.

Ia menyesal berkata seakan-akan membela Zidny dan malah menyalahkan (Namakamu) atas perbuatan Cassie. Apalagi ketika mendengar perkataan Cassie bahwa (Namakamu) pernah membelanya ketika ingin diputuskan oleh Cassie.

Bastian turut mengirim pesan permintaan maaf kepada (Namakamu) tapi tidak ada balasan.

"Orang punya otak buat koleksi doang, nggak ada yang digunain. Debuan dah tuh otak," ujar Aldi seakan-akan tidak kapok atas apa yang telah terjadi.

Aldi tidak masalah mendapat hal seperti itu. Asalkan sahabat bodohnya itu bisa berubah. Tidak hanya mengumbar janj-janji yang tidak pernah ditepati.

"Heh, lo tau nggak? Gue udah ngerasa dosa banget buat bohongin (Namakamu). Tiap lo jalan sama Zidny pasti izinnya jalan sama kita. Dia nanyain lo setiap lo pergi. Syukur-syukur kalo beneran sama kita, jadi nggak perlu bohong," ujar Aldi memancing lagi. Ia ingin sekali membuka pikiran sahabatnya itu tentang cinta.

"Udah, Al. Nggak bakal masuk juga ke otak dia mau lo ngomong sampe berbusa juga," Kiki menyilangkan kakinya menumpu pada kaki yang satu lagi. "Lo kenapa, Bas? Kenapa bisa goblok juga? Nggak ngerti gua sama lo berdua, bisa gitu ya Zidny yang udah mau ngancurin pertemanan kita dulu sampe sekarang masih aja dibelain. Inget nggak lo berdua pernah rebutan gara-gara Zidny? Emang nggak ada otak lo berdua," ucap Kiki yang memang sudah sangat kesal dengan kedua sahabatnya.

Bisakah Tuhan membantu dirinya untuk membuat sahabatnya cerdas dalam urusan pericintaan?

"Lepasin mereka, kalo berdua bisanya cuma nyakitin doang," ujar Aldi.

-To be continue-

Double up nih wkwkwkk gue turutin kan, kurang baik apa gue? wkwkwk.

Anw guys makasih ya kalian udah support terus cerita gue, terus komen-komenan kalian itu selalu gue baca karena bikin semangat hehe. 

Oh iya, mampir juga ke World Go Round, itu selingan dr cerita ini. Semoga suka everyone, Happy reading!

-Nana.

המשך קריאה

You'll Also Like

99.7K 17.8K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
42.9K 80 8
Tiba-tiba adikku masuk ke kamarku saat aku sedang menonton film dewasa... Dia memintaku membantunya m*sturb*si?
1.4M 81.3K 31
Penasaran? Baca aja. No angst angst. Author nya gasuka nangis jadi gak bakal ada angst nya. BXB homo m-preg non baku Yaoi 🔞🔞 Homophobic? Nagajusey...
2.5K 518 19
Luna tidak percaya dengan cinta, Luna bahkan sudah lupa kapan terakhir kali menyukai seseorang. Lalu pada satu waktu Luna tidak sengaja kembali berte...