Cuz You're My Phobia

By chipazz

7.6K 3.1K 2.1K

โ”€โ”€ CUZ YOU'RE MY PHOBIA (๐Ÿญ๐Ÿฒ+) ๏น™Ft. Song Yuqi ร— Huang Xuxi๏นš "Her name is Rachella rawnie sadie sir!!" "We h... More

PROLOG
โ˜† | Starring
001 | Lutcher Academy
002
003 | First Case
004
006
007 | Terrorized
008
009 | Secret Intelligence Agent
010
011 | The Trouble Maker
012
013 | Back Street I
014
015 | Back Street II
016
017 | Open without damage
018
019 | Acting up again?
020
021 | Dark thoughts

005 | Wong Lucas

342 178 91
By chipazz

Don't be silent readers-!

─────────────────

I can't stop thinking about you
when I set my eyes on you.


Perasaan Rachel masih tidak enak saat mengingat pertemuan pertamanya dengan lelaki yang bernama Wong Lucas itu kemarin malam. Bagaimana ia bisa tenang, jika di tengah pertemuan hatinya mendadak tak karuan dan langsung saja melarikan diri tanpa sepatah kata pun.

Sebenarnya ia merasa bersalah atas kejadian itu dan benar-benar ingin meminta maaf.

Tapi di sisi lain ia merasa sangat malu bertemu dengan lelaki itu untuk kedua kalinya. Oleh karna itu seharian penuh Rachel mengurung diri di dalam kamar pribadinya Putry.

Sementara itu, Hanna dan Helen bingung terhadap Rachel. Mulai pada saat kejadian kemarin malam, di mana Rachel tiba-tiba menghilang. Setahu mereka pasca menyelesaikan kasus Rachel memang sudah berada di kamar bersama mereka.

Lalu di malam itu juga hujan di sertai petir turun sangat deras mengguyur langit Lutcher Academy. Menurut kedua konco Rachel, Waktu seperti itu adalah waktu yang tepat untuk bercumbu dengan kasur dan memasuki alam mimpi.

Tapi keanehan terjadi di keesokan harinya, dimana Rachel tidak ada di kamar. Mengingat Hanna dan Helen menunaikan ibadah shubuh dan baru menyadari bahwa Rachel tidak ada di atas ranjangnya.

"Len,"

"Ya, kenapa Na?"

"Aneh gak si, Rachel hilang mulu?"

"Iya tuh, kaya nya Busy banget dia ya."

"Bentar-bentar menghilang, bentar-bentar di bawa lari orang."

Hanna terkekeh mendengar perkataan Helen barusan, sekaligus kaget bahwa Helen sudah bisa berbahasa dengan baik.

"Hari ini adalah hari pertama kita sekolah ya?"

"Sepertinya engga deh, soalnya kan kemarin baru aja ada tragedi," kata Helen

"Ah? Sepertinya begitu."

"Lagi pula sekolah ini aneh banget ya."

"Masa nggak ada pengumuman selanjutnya mengenai kejadian kemarin," sahut Helen

"Iya, ucapanmu benar."

"Na, aku mandi dulu ya. Setelah itu kita berangkat breakfast ok!" ujar Helen sambil mengambil handuk dari lemarinya dan berlalu masuk ke kamar mandi.

════ ⋆★⋆ ════

LutcherAcademy's Dining Room

Kini Rachel dan Putry sudah berada di tengah-tengah ruang makan L.A. Mereka berdua tampaknya akan mengantri untuk mengambil sarapan pagi ini.

"Sarapan hari selasa adalah sarapan favoritku!" celetuk Putry sembari menyuap sesendok Nasi goreng seafood-nya. Rachel yang melihat Putry menikmati nasi gorengnya, buru-buru juga ikut mencoba nasi goreng tersebut.

Saat mereka berdua sedang sama-sama asik menikmati sarapan, jauh di depan sana tepat di keramaian tempat mengantri makanan, ada yang tampaknya sangat antusias memerhatikan mereka.

"Itu bukannya Rachel ya, Na?" tanya gadis itu yang ternyata adalah Helen dan Hanna. Mereka sedang mengantri makanan untuk sarapan.

"Ah iya!"

"Dia sarapan dengan Putry," kata Hanna.

"Wah, kalau gitu setelah mengantri, kita ikutan breakfast di sana yuk," ajak Helen. Hanna mengangguk.

Di sisi lain, Rachel yang asik menikmati sarapan, sesekali berbincang ria dengan Putry. Tampaknya mereka sedang membicarakan seluk beluk L.A. "Wah tak kusangka L.A sebesar dan semegah ini ya Put," celetuk Rachel sembari sekali-kali melihat lihat area sekitarnya.

"Iya—"

"DORR!" teriak seseorang tiba-tiba.
Tangannya menggertak-kan meja makan Putry dan Rachel. Terkejut akan hal itu cepat-cepat Putry dan Rachel menoleh ke sumber suara. Ternyata yang baru saja mengejutkan mereka adalah Hanna dan Helen.

"Eh ka.. kalian," ujar Rachel pelan, yang benar saja tampaknya Rachel benar-benar lupa mengajak kedua teman itu untuk sarapan bersama.

"Wah, jadi kamu asik bareng Putry terus ya Ra," sahut Hanna kemudian duduk di samping Rachel, Helen duduk di samping Putry.

Putry terkekeh melihat Hanna dan Helen, sementara itu Rachel terdiam. "Wah teman-teman maaf ya sebelumnya." Rachel mencoba memberi penjelasan.

"Ah baiklah," sahut Helen.

"Lain kali kamu harus memberi tahu kami dulu dong," ucap Hanna sembari menyuap sarapannya.

"Iya, aku benar-benar minta maaf." Rachel merasa bersalah.

"Eh eh, kalian mau tau good news tidak?" ujar Helen.

"Iya, kenapa Len?"

"Eh sebelumnya, nama kamu Helen kan? " tanya Putry ke Helen.

"Right! Kenalkan, Helen Caroline Richardo," ujar Helen mengulurkan tangannya.

"Putry Arsyla! senang bertemu denganmu," kata Putry menyambut tangan Helen lalu tersenyum.

"Iya, mari kita berteman," kata Helen.

"Kalau begitu, apa hal yang ingin kamu beritahu tadi Len?" tanya Rachel.

"Oh ya.. begini, tadi di jalan me and Hanna bertemu dengan lelaki tampan lho," membayangkan Lucas kagum.

"Eh? Ahahaha!" Mendengar itu Putry dan Rachel langsung tertawa renyah.

"Ah kalian kenapa ketawa sih?"

"Apa yang Helen bilang itu adalah sesuatu kebenaran!" imbuh Hanna lalu menatap teman-temannya.

"Woah Really?" sahut Putry.

"Setampan apa lelaki itu?" tanya Rachel ragu.

"Wah dia bagaikan pangeran bermobil putih,"

"Ups! i mean, berkuda putih," sahut Helen.

"Pfft.. BHAHAHAHAHA!" tawa Putry dan Rachel seketika meledak.

Disusul oleh pandangan demi pandangan banyak orang yang langsung memerhatikan mereka. Buru-buru Putry dan Rachel menutup wajah mereka menggunakan tangan.

Benar saja, wajah mereka tampak memerah padam karena di perhatikan orang-orang banyak yang tiba-tiba saja menoleh saat mereka meledakkan tawa tadi.

"Hellow! Apa yang kukatakan itu benar lho gais!" ucap Helen membela diri.

"Siapa sih dia?"

"Wong Lucas, wakil ketua kelas kita," jawab Helen

"Gak kenal."

"Kamu beneran nggak tau dia?" Hanna bertanya dengan penuh kehebohan.

"Cogan uy! Cogan!" sahut Putry.

"Eits, tunggu dulu!"

"Wo... Wong Lucas?" tanya Rachel mencoba mengingat ingat perihal nama tersebut.

"Aku melihat ia menggunakan nametag dengan nama itu."

"Aku kenal dengan Lelaki itu."

"Iya benar, Lucas memang setampan itu!"
celetuk Putry mengangkat ibu jari.

"Iya! Wakil ketua kelas yang tampan itu, " ujar seorang gadis dengan nametag
'Lutvia zeehan' yang berada di tempat duduk belakang Rachel.

"Hey! kamu menguping ya?!" ujar Helen

"Mana mungkin! aku hanya kedengeran saja."

"Lagipula Lucas adalah wakil ku kok, jadi tak apa jika aku sedikit menguping tentangnya," sahut gadis itu kemudian tersenyum.

"Hoi! Apa kamu menyukainya?" ujar Putry sedikit berteriak.

"Lulu menyukai pria yang bernama Lucas itu ya!?" Putry mengulangi perkataannya barusan.

Gadis yang ternyata akrab di sapa 'Lulu' pun tersentak lalu berhenti dari langkahnya. "Ti-tidak, tidak mungkin aku diam-diam menyukai wakil ku," ujar nya lalu bergegas pergi.

"Woah yang benar saja," ucap Helen.

"Kelihatannya dia menyukai Lucas deh," ucap Putry.

"Iya, ah, kok kita malah bicarakan lelaki itu sih," celetuk Rachel setelah menyuap suapan terakhirnya. Kemudian buru-buru menenggak minumannya sampai habis. "Uhuk!" Rachel tersedak karna terlalu cepat menenggak minuman. Kemudian seorang lelaki tiba-tiba menepuk-nepuk pelan punggungnya.

"Loh, Angga?" ujar Putry yang kelihatannya mengenal Angga.

Rachel tersentak, karna menyadari bahwa yang barusan menepuk punggungnya adalah seorang lelaki.

"Makanya kalau minum jangan langsung teguk sekaligus," ucap Angga menegur Rachel.

Rachel hanya tersipu malu terhadap teguran itu. Benar saja, ia harus di tegur oleh seorang lelaki, lagipula ia tersedak karna sekarang pikirannya di penuhi oleh lelaki misterius yang bernama Lucas itu.

Ah! Aku memikirkan pria itu lagi?

Rachel langsung cepat-cepat menggelengkan kepalanya.

════ ⋆★⋆ ════

Baru saja mereka sampai di kamar, mereka langsung mendapat panggilan agar berkumpul di kelas masing-masing. Awalnya mereka bingung letak kelas mereka ada di mana. Tapi syukurlah, di tengah perjalanan mereka bertemu Putry. Kemudian Putry menunjukkan jalan ke kelas. Kini mereka berada di teras depan kelas XII.

"Katanya kita berkumpul untuk bergotong royong membersihkan kelas ya?" tanya Hanna.

"Benar, karna esok kita akan mulai bersekolah!" jawab Putry.

"Oh begitu."

"Baiklah kalian yang semangat ya gotong royong nya! Sementara aku akan pergi ke kelas ku!" seru Putry menyemangati.

"Ah! Jadi kelas kita berbeda ya Put?" tanya Rachel.

"Iya Ra, kelas ku di kelas XII A. Sesekali kalian berkunjung lah kesana," sahut Putry sembari pergi ke kelas nya.

"Okay!" jawab mereka bertiga serempak.

Sesampainya di kelas mereka mendapat tugas masing-masing, jadi selama gotong royong sesama kelas berlangsung itu akan di pimpin oleh ketua dan wakil kelas masing-masing.

Di tengah membersihkan kelas, Rachel yang asik mengelap meja tiba-tiba kebelet buang air kecil. Kemudian ia segera mencari gadis yang bernama Lulu, mengingat Lulu adalah seorang ketua kelasnya.

"Ah! Lutvia!" panggil Rachel agak berteriak.

Seorang gadis langsung mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang baru saja memanggilnya. "Iya? Apa ada yang memanggilku tadi?" tanya gadis itu.

Rachel mengangkat tangannya. "Ah iya itu aku!"

"Ketua, aku permisi ke toilet ya!" ujar Rachel.

"Oh okay! i'll give you five minutes," ucap Lulu di akhiri senyuman.

Rachel pun membalas senyumannya dan segera berlari lari kecil keluar kelas menuju toilet.

Usai menunaikan hajat, Rachel segera keluar dari toilet dan berjalan langsung kembali ke kelas. Tapi tiba-tiba terdengar suara amukan seseorang menghentikan langkahnya. Dia segera mendekati arah suara itu. Kemudian mencoba mengintip dan mendengar ada hal apa yang terjadi di sebalik tembok.

"AH! GAK ASIK MASA KITA SATU KELAS SAMA CENGUNGUK ITU!" Terdengar amukan seorang gadis di seberang sana. Di barengi suara hujat menghujat serta kata-kata kasar teman-teman gadis tersebut.

"Iya! Sumpah aku benar-benar nggak suka!"

"Eh siapa tadi namanya?" tanya gadis itu pada teman sebayanya.

"Rachel namanya Ser," kata temen gadis itu.

"Ah benar Rachel! DASAR RACHEL! Baru saja masuk kesini udah mecahin kasus saja!" ujarnya lagi.

"SHIT!" umpat seorang temannya.

"Jadi mentang-mentang dia sudah nyelesain kasus, dia bisa mudah akrab dengan Nona Putry!"

"Awas aja ya dia!"

Rachel membulatkan mata lalu menenggak salivanya dengan susah payah, bersamaan dengan itu Rachel baru saja merasa ada seseorang yang menarik tangannya pelan tapi segera ia cekat.

Ternyata itu adalah Lucas, seorang lelaki yang baru saja ia temui kemarin malam. Rachel tahu Lucas juga mendengar suara umpatan-umpatan itu. Sebab, ia juga menoleh ke arah yang sama. Dengan sigap, Lucas menarik Rachel tepat di belakang tubuhnya.

Sekelebat orang yang Rachel duga adalah orang yang mencacinya itupun lewat. Syukurlah berkat Lucas mereka tidak menyadari bahwa ada Rachel di tempat itu juga.

"Kamu mendengarnya?" tanya Lucas.

Tak ada jawaban dari Rachel.

Kemudian ada suara sesunggukan kecil.
Ternyata mata Rachel hampir saja mengeluarkan air mata. Dadanya sesak, kemudian napas nya tersengal-sengal.

Jadi begini ya rasanya dibenci orang-orang.

Lucas berpaling ke arah Rachel, keduanya cukup lama terdiam. Lelaki itu segera menarik lengan Rachel dan membawanya pergi dari tempat itu.

"Kamu sedih?" tanya Lucas khawatir.

"Pakai ditanya lagi," sulut Rachel dalam hati.

"Lebih baik jangan kamu hiraukan omongan mereka."

"Ah, kalau boleh tau namamu siapa? "

Rachel menatap Lucas sekilas.

"Rachel..." lirih Rachel.

"Namamu cantik," kata Lucas

"Apa kamu mencoba menghibur ku?" tanya Rachel

"Ya begitulah."

"Berhentilah menangis. Karna muka kamu jelek banget kalau nangis kaya gitu, seriusan!" ledek Lucas.

"Sekarang kamu menghinaku? Aku gak nangis!" 

"Ah bukan begitu maksudku."

Lucas tidak tahu harus berbuat apa, mengingat ini adalah pertama kalinya ia menghibur seorang perempuan.

"Udah... jangan sedih lagi nanti aku belikan es krim deh!" sahut Lucas tiba-tiba.

Mendengar apa yang baru saja Lucas bilang, Rachel pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Lucas yang berada di sampingnya.

"Janji?" kata Rachel dengan tatapan mata yang berbinar-binar.

"Eh? kamu suka es krim?"

"Es krim adalah satu-satunya hal manis yang ku suka!"













Lucas tersenyum. "Ba-baiklah kalau begitu."

Continue Reading

You'll Also Like

172K 20.9K 73
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...
3.4M 431K 36
"Aneh, kok gue jadi cantik?" ketika gadis yang memiliki IQ yang tinggi, namun bar-bar, tiba-tiba tersesat di tubuh seorang gadis cantik yang bodoh, e...
790K 80.9K 56
Zayden Vincenzo remaja berumur 19 tahun, seorang pembunuh bayaran yang mati karena di tabrak oleh sebuah truk untuk menyelamatkan seorang anak kecil...
4.7M 522K 53
Dia Cessie Bernadet, gadis yang entah mengapa membenci tokoh protagonis di semua novel. Dia si pembela garis keras tokoh antagonis. Namun bagaimana...