Straight-A Student | ChanBaek

By zerofoue

81.3K 11.2K 1.9K

completed βœ… Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 41

1.1K 150 33
By zerofoue

Hari ini buruk.

Hanya itu kesan Chanyeol untuk hari ini. Begitu banyak hal yang seperti gemar memancing emosinya, membuatnya ingin meluapkannya pada apa saja yang bisa membuatnya lupa.

Mungkin memang dari awal, Chanyeol sedang tidak memiliki suasana hati yang baik. Ditambah dengan hal-hal yang terjadi hari ini, jadilah sudah.

Chanyeol menengok ke belakang dan disambut dengan pemandangan Baekhyun yang sedang meregangkan otot-otot tubuhnya, sepertinya baru selesai mengerjakan tugas karena komputer jinjingnya baru saja ia tutup.

"Baek," panggilnya sembari melangkah mendekat ke ranjang, dimana Baekhyun sedang berada sekarang.

Begitu ia sampai, tangannya langsung meraih ke arah komputer jinjing yang tadi sempat digunakan oleh Baekhyun dan menyingkirkannya, meletakkannya di atas nakas dengan hati-hati.

"Kenapa?" tanya Baekhyun, memberikan senyuman lelah pada Chanyeol.

Chanyeol menggeleng dan mendudukkan diri di hadapan Baekhyun sebelum mendekat, meraih bibir Baekhyun dengan bibirnya sendiri dan melumatnya perlahan sebelum mengubah temponya menjadi lebih terburu-buru. Ia menyelipkan tangannya ke bawah piyama biru tua Baekhyun dan menulusuri permukaan kulit mulus itu hingga ia meraih dada Baekhyun.

Baekhyun bisa merasakan tubuhnya didorong pelan, membuatnya terbaring di bawah Chanyeol tanpa ada pilihan lain.

Ia menarik diri dari tautan bibir mereka sebelum berbisik pelan.

"Maaf, Yeol. Gue cape hari ini."

Baekhyun dalam hati meringis tidak enak karena harus menolak Chanyeol. Tetapi, sungguh, tubuhnya terasa ingin remuk. Jadwal kelasnya di kampus tadi benar-benar padat, belum lagi pekerjaannya di Ataraxy, dan tugas-tugas yang menumpuk. Baekhyun melihat ekspresi Chanyeol yang hanya menatapnya. Bertanya-tanya apa yang akan terjadi setelah ini.

Tanpa mengatakan apapun, Chanyeol kembali mendekatkan wajahnya pada Baekhyun, kembali meraup bibir tipis milik Baekhyun dan melumatnya. Tangannya sudah berpindah posisi dan menyelipkannya ke dalam celana Baekhyun, langsung membuat kontak dengan pipi pantat yang di bawahnya ini tanpa terhalangi apapun.

"Chan..." panggil Baekhyun, menegur Chanyeol agar ia mengingat apa yang baru saja Baekhyun katakan.

"Sekali." utar Chanyeol singkat dan menatap Baekhyun setelahnya.

"Sekali aja. Gue butuh pelampiasan."

Baekhyun melembut. Tatapan Chanyeol membuatnya mengerti bahwa lelaki itu tidak dalam suasana hati yang baik, membuatnya ingin melakukan sesuatu untuk membuat perhatiannya teralihkan. Kedua mata Chanyeol terlihat tidak fokus, mungkin pikirannya sedang dipenuhi oleh berbagai macam hal yang Baekhyun pun tidak tahu apa.

"Lagian, lo gak akan ga pake daleman kalo lo emang gamau."

Baekhyun terperanjat dengan apa yang Chanyeol katakan. Tidak tahu kenapa, merasa tersakiti dengan kalimat Chanyeol, yang bahkan dikatakan tanpa mengetahui apapun. Baekhyun tidak berpikiran seperti itu sama sekali, ia memang hanya lupa membawa pakaian dalamnya saat mandi tadi dan memutuskan untuk tidak memakainya, murni karena kemalasannya yang tiba-tiba datang. Tapi... Chanyeol memang sedang tidak mood bukan? Baekhyun harus mengerti.

'Tapi gue cape, Yeol.' batin Baekhyun.

Jemari-jemari Chanyeol sudah mulai menari-nari di atas kancing piyamanya, membuka satu persatu. Itu membuat bulu kuduk Baekhyun berdiri seketika karena dingin yang menyapa kulitnya dan sentuhan samar dari jemari Chanyeol.

Chanyeol seperti sudah putus asa, memohon secara tidak langsung pada Baekhyun.

Ia menggerakan pinggulnya, menggesekkan tubuh bagian selatan keduanya. Tangannya pun tak diam, membelai-belai bagian tubuh Baekhyun. Perut, dada, hingga pinggang ramping Baekhyun. Baekhyun bisa merasakan bagaimana Chanyeol menahan geramannya, nafas Chanyeol terus menerus menyapu bagian belakang telinganya sebelum bibirnya kembali bergerak untuk memilin telinga miliknya.

Baekhyun menghela nafas pelan, memejamkan matanya untuk mempersiapkan diri.

"Okay..." bisiknya.

Mendengar itu, Chanyeol langsung mengangkat kepalanya dan menatapnya. Baekhyun hanya bisa tersenyum tipis dan mengangguk kemudian, mengkonfirmasi bahwa Chanyeol bisa melakukan apapun yang ia inginkan pada Baekhyun.

Chanyeol mengangkat tangannya, langsung membuka kemeja tidur yang dikenakan Baekhyun dan melemparnya asal, meninggalkan perut rata Baekhyun yang ia terus raba sedari tadi, lalu menggunakan kedua tangannya untuk mengunci kedua tangan Baekhyun di samping kepala sang empu.

Ia mulai menciumi dada Baekhyun, menggiringnya lama kelamaan pada seluruh permukaan kulit yang bisa ia raih. Seperti enggan melepaskan kontak sedikit pun.

Chanyeol bisa mendengar deru nafas Baekhyun serta desahan lemah yang keluar dari mulut manis itu, membuatnya tersenyum miring.

Baekhyun bisa merasakan perlahan-lahan bagaimana tubuhnya seperti memiliki dua opini, menolak dan menikmati. Ia benar-benar membutuhkan tidur, ingin segera menutup matanya untuk beristirahat. Tetapi ia malah menemukan dirinya memejamkan mata karena nikmat yang ia terima akibat perbuatan mulut Chanyeol yang terus-terusan mencumbu tubuhnya sedari tadi.

Ia merasa kehangatan tubuh Chanyeol menjauh darinya, dan genggaman pada kedua tangannya pun menghilang. Memaksa Baekhyun untuk membuka matanya. Namun, ia terkesiap dan nafasnya tercekat ketika Chanyeol membalikkan tubuhnya secara paksa dan menarik celananya tiba-tiba, membuat Baekhyun berbaring pada perutnya tanpa tertutup kain apapun. Kemudian, tanpa aba-aba melebarkan kedua kaki Baekhyun dan membiarkan lubang milik yang lebih muda terpampang begitu jelas di hadapannya.

"Chanyeol!"

Chanyeol menciumi punggungnya, meninggalkan beberapa tanda kemerahan sebagai bukti atas apa yang mereka lakukan malam ini.

Ia semakin gencar, meremas bongkahan kenyal milik Baekhyun terus menerus ketika mendengar lenguhan dan desahan yang terdengar begitu merdu di telinganya, membuatnya lupa atas apa yang membuat moodnya begitu buruk hari ini.

Plak

Baekhyun tersentak, menggeliat ketika tamparan itu mendarat pada pipi pantatnya. Tangannya, secara reflek, meraih tangan Chanyeol dan menggenggamnya. Baekhyun bisa merasakannya. Chanyeol tidak seperti biasa, ia... kasar malam ini.

Chanyeol hanya berdecih, tertawa remeh, dan menepis tangan indah yang melingkari beberapa jarinya.

Ia meraih laci nakas, membukanya cepat dan mengambil sebuah botol yang berisi pelumas sebelum membukanya dan membalurkan permukaan jarinya dengan cairan itu.

Baekhyun menguburkan wajahnya pada bantal ketika jari-jari Chanyeol mulai melakukan penetrasi. Ia tak bisa menolak, tubunya seperti menginginkan ini juga. Tangannya meremas sprei bantal sebagai pelampiasan.

Sakit.

Gerakan Chanyeol terkesan terburu-buru, membuat Baekhyun langsung paham bahwa pikiran yang lebih tinggi hanya untuk bisa cepat-cepat mencapai permainan inti.

Baekhyun menyadari bagaimana dirinya langsung waspada ketika ia merasakan benda tumpul yang mulai menyentuh luar lubangnya. Tangannya menahan pinggul Chanyeol agar yang lebih tinggi tidak melanjutkan. Ia tidak ingin melihat wajah Chanyeol, takut jika ia akan melihat ekspresi yang bisa menyakiti hatinya.

"K-kondom," ucapnya terbata-bata.

Baekhyun mendengar decakan Chanyeol, menjadi bukti bahwa Chanyeol merasa kesal atas apa yang ia lakukan. Namun, pada akhirnya, ia bangkit dan Baekhyun bisa mendengar kemasan plastik yang disobek.

Ketika ia merasakan sisi ranjang sudah kembali mencekung akibat bobot tubuh Chanyeol, Baekhyun menggigit bibirnya kuat. Beberapa detik kemudian, lubangnya seperti dipaksa untuk melebar karena ukuran Chanyeol. Ia bisa merasakan rasa asin dan rasa logam yang kuat pada mulutnya, bibirnya mengeluarkan darah.

"Chan-"

Baekhyun hanya bisa mengeluarkan rengekan-rengekan dan Chanyeol tidak mengindahkannya sedikit pun.

Saat menurut Chanyeol Baekhyun sudah siap, ia tidak ragu lagi untuk segera bergerak. Memaju mundurkan pinggulnya dengan cepat, merasakan kenikmatan yang tiada tara karena ketatnya lubang Baekhyun. Sedangkan Baekhyun, ia merasa tubuhnya akan menyerah sebentar lagi.

"Yeol, please. Please-" Baekhyun memohon.

"Pelan-pelan. P-please." Baekhyun merasakan nafasnya terengah-engah, lega ketika ia merasa Chanyeol memelankan tempo gerakannya.

Lehernya digenggam oleh Chanyeol, memaksa Baekhyun untuk mendongakkan kepalanya dan menopang berat tubuhnya dengan siku. Baru beberapa detik ia memiringkan kepalanya, Chanyeol seketika mengklaim bibirnya, melumatnya kasar.

Deg

Baekhyun melepaskan ciuman mereka ketika ia merasa tubuhnya seperti tersengat. Chanyeol menyentuh titik nikmatnya di dalam sana.

"There, there!"

Chanyeol terus menumbuk titik itu, hingga Baekhyun meraih orgasmenya sendiri, tanpa disentuh sedikitpun.

Beberapa saat kemudian, Chanyeol mendapatkan gilirannya untuk melepaskan cairannya. Diam-diam berharap bahwa ia bisa keluar di dalam Baekhyun tanpa penghalang benda elastis yang menutupi penisnya.

"Chan, udah." Baekhyun mencoba untuk menghentikan Chanyeol ketika lagi-lagi Chanyeol meraih sebuah kemasan kondom dari kotak di sebelah lengan Baekhyun.

"Diem."

Selagi Chanyeol mempersiapkan apapun yang ia butuhkan, Baekhyun menggunakannya untuk membalikkan tubuhnya. Ia bisa melihat wajah Chanyeol dengan jelas sekarang, namun masih tidak ingin menyentuh Chanyeol. Tubuhnya seperti akan remuk, pinggul dan pinggangnya terasa begitu nyeri, belum lagi perih pada lubangnya.

Dilema antara keinginannya untuk menghentikan Chanyeol atau menerima apapun yang Chanyeol lakukan karena ia tahu Chanyeol sedang frustasi.

"Udah-"

Baekhyun mencoba untuk menahan bahu Chanyeol yang mendekat padanya, mendorongnya pelan ketika Chanyeol lagi-lagi mengarahkan benda kebanggaannya pada lubang Baekhyun yang mulai terlihat kemerahan karena apa yang ia lakukan sebelum ini.

Ketika Chanyeol kembali berhasil memasukinya, Baekhyun tidak bisa menahan dirinya untuk melengkungkan tubuhnya, mendongakan kepalanya ke belakang. Mulutnya terbuka, ingin berteriak namun suaranya seperti tertahan. Pada akhirnya hanya bisa mengeluarkan rintihan.

Melihat leher jenjang Baekhyun yang diperlihatkan seperti itu, Chanyeol melesakkan wajahnya di sana. Ia menghirup wangi tubuh Baekhyun yang lembut dan memabukkan, bahkan ketika tubuhnya dipenuhi keringat seperti ini. Ditambah dengan harum tubuhnya sendiri bisa ia cium samar-samar pada tubuh Baekhyun, itu membuatnya benar-benar mabuk kepayang.

Tubuh Baekhyun tersentak-sentak, desahan lemah dan erangan-erangan kecil masih bisa keluar dari mulutnya, bersaut-sautan dengan geraman Chanyeol.

Ia pasrah dalam dominasi Chanyeol, tidak bisa melakukan apapun yang ia rasa bisa menghentikannya dan hanya bisa meyakinkan dirinya bahwa tubuhnya masih bisa bertahan sampai Chanyeol memutuskan untuk selesai nanti.

Continue Reading

You'll Also Like

1.5K 57 6
'✯'β€’.β€ΏβžΉπ†π€π“π„π–π€π˜β”€β”€β”€β”€β”€β”€β”€β”€β”€β”€ π—œπ—» π—ͺ𝗡𝗢𝗰𝗡─────── a girl in the real world, who watches the one piece live action show. actually ends up in the...
93.6K 4.8K 107
Banishment is to merciful. Instead a prince is stripped down to a soldier, an easy disposable to be set in the middle of a war. To be treated like a...
143K 2.1K 33
Sarah 'Riser' Woods is a female pilot who was the youngest in her division to get into Top Gun. She befriends Pete 'Maverick' Mitchell and Nick 'Goos...