Sudah terbiasa berada di kediaman Pangeran, Li Xian nampak mulai merasa bahwa di sana juga salah satu tempat favoritnya, selain kediamannya sendiri tentunya.
Karena Liu Xingsheng pun memberikan izin kapanpun Li Xian ingin berkunjung, penjaga kediamannya akan membukakan pintu untuknya.
Percakapannya dengan Shizhu waktu itu membuat otak Li Xian sibuk berfikir tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan Shizhu lakukan terhadapnya.
Li Xian nampak sibuk membaca buku kuno di dalam deretan rak kediaman Liu Xingsheng, hingga petang menjelang, dia baru kembali ke kediamannya sendiri.
Merebahkan tubuhnya di tempat tidur, pikirannya terus melayang, hingga suara gaduh mengalihkan perhatiannya.
Bisa dia lihat ada bayangan seseorang yang melintas di belakang kediamannya, Li Xian segera beranjak untuk bersembunyi di sudut ruangan, sebelumnya dia menyelimuti guling seolah itu adalah dirinya.
Di balik kegelapan, bisa di lihat Li Xian, tiga orang dengan pakaian yang menutup seluruh tubuhnya memasuki kamarnya.
"Kau harus mati, Permaisuri."
Crash!
"Brengsek, dia tidak ada di sini," maki salah satu dari mereka saat melihat ternyata guling yang dia tebas dengan pedangnya.
"Dimana dia? Cari dia."
"Siapa kalian?" beberapa prajurit kerajaan memasuki ruangan Permaisuri.
Pertarungan tak bisa dihindarkan, namun sayang ketiga penyusup itu berhasil kabur.
Li Xian keluar dari persembunyiannya.
"Yang Mulia, anda tidak apa-apa?"
"Tidak, terimakasih."
"Kami akan berjaga di luar, Yang Mulia. Kalau ada apa-apa, berteriaklah."
Kepala Li Xian mengangguk.
Tatapan Li Xian meluas, melihat isi kamarnya yang hampir berantakan di sana sini. Sepertinya apa yang dia khawatirkan memang akan segera terjadi.
Seseorang sengaja membuat Pangeran keluar dari istana, kemudian beberapa penyusup datang untuk membunuhnya. Sama seperti apa yang dia prediksi.
"Baiklah, jika memang ini yang kalian harapkan, aku akan menyanggupinya," gumam Li Xian menyeringai.
Dia bergegas membuka lemari, mengambil pedangnya, keluar kamar untuk berpindah di kediaman Pangeran.
"Anda mau kemana, Yang Mulia."
"Kalian tetap di sini, aku akan ke tempat Pangeran, kalau ada yang mencariku, katakan aku sedang istirahat dan tidak bisa di ganggu," titahnya.
Beberapa penjaga itu nampak kebingungan, namun mereka tetap mengangguk melaksanakan perintah Li Xian.
Hingga pagi menyingsing, Li Xian sama sekali tidak bisa terlelap, seakan matanya enggan untuk tertutup, membuatnya terjaga sepanjang malam.
Entah mengapa debaran jantungnya tidak kunjung mereda. Apa ini sudah saatnya untukku mati?
Kepala Li Xian menggeleng. "Setidaknya biarkan aku melakukan sesuatu untuk kerajaan ini sebelum aku meninggal," gumamnya menguatkan diri.
Sebuah keributan terjadi di luar sana, baru juga beberapa detik dia memikirkannya, sekarang mereka semua sudah tiba, menyebalkan. Bathin Li Xian merutuk.
Mengintip dari balik pintu, beberapa prajurit kerajaan sedang bertarung melawan para penyusup yang jumlahnya sangat banyak.
Pendengarannya menangkap suara bahwa mereka mencarinya, juga telah menghancurkan kediamannya karena tidak menemukannya di sana.
Menghembuskan nafas panjang. "Ini saatnya," tekadnya kemudian.
Brak!
"Kalian mencariku?" tantangnya dengan santai.
"Ternyata kau bersembunyi di sini, Permaisuri. Apa kau tahu bahwa aku sudah merusak tamanmu?"
Kedua mata Li Xian melotot tajam. "Beraninya kau merusak taman bungaku," pekiknya marah.
"Bunuh dia."
Li Xian segera mengayunkan pedangnya, menebas para penyusup yang mengepungnya.
Dia menikmati permainannya kali ini, tangannya dengan terampil mengayun pedang panjangnya, gerak tubuhnya begitu anggun, bahkan rambut panjangnya terombang ambing karena tubuhnya yang terus berputar dan menghindar.
Cukup lama dia melawan penyusup dibantu beberapa panglima juga prajurit kerajaan.
"Mereka menyerang kediaman Kaisar," pekik salah satu panglima.
Li Xian terkesiap, kenapa mereka juga menyerang Kaisar? Bukankah mereka hanya menginginkannya?
Sial. Ternyata bukan hanya Shizhu yang menginginkan dia mati, tapi beberapa musuh kerajaan juga bergabung untuk menyerang istana di saat Liu Xingsheng pergi.
"Putri, ayo kita bersembunyi," ucap Linda menarik tubuh Li Xian.
"Tidak, Linda. Aku harus melindungi Kaisar dan Ibu Suri."
"Jangan, Putri. Ini terlalu berbahaya, aku tidak ingin terjadi hal buruk padamu, Putri."
"Dimana para selir? Apa mereka juga menyerang kediaman para selir?"
Linda tersentak, seakan tersadar. "Mereka hanya menyerang kediaman Putri dan Kaisar."
"Oh, apa mereka ..." sambug Linda menutup mulutnya.
Li Xian mengangguk. "Aku harus melindungi Kaisar, Linda. Doakan aku. Kau pegang ini, untuk berjaga-jaga," ujarnya menyerahkan panah di tangan Linda, menepuk lengan Linda pelan dan segera berlari.
Linda terdiam kaku menatap panah di tangannya.
"Putri, tunggu, Putri..." teriak Linda dengan linangan air mata.
"Jangan tinggalkan aku," sambungnya lirih.
*
Tubuh Li Xian nampak sangat letih, beberapa penyusup semakin banyak, bahkan Kaisar juga turut turun tangan untuk melawan.
"Permaisuri?" Tampak Kaisar terkesiap melihat Li Xian mengayunkan pedangnya.
"Salam, Yang Mulia," sapanya setelah berhasil menghunuskan pedangnya ke arah lawan, membuat musuh terkapar tak bernyawa.
"Kau, kau bisa bertarung?" tanyanya tak percaya.
Li Xian tersenyum kecil. "Sedikit, Yang Mulia."
"Mari kita akhiri ini semua Yang Mulia," ucapnya kemudian, menatap beberapa orang berpakaian serba hitam nampak semakin banyak.
"Jaga dirimu, Permaisuri. Mundur jika kau merasa keletihan," nasehat Kaisar melirik sedikit ke arah Li Xian.
"Anda juga, Yang Mulia."
Trang!
Bunyi pedang yang bergesekan begitu nyaring terdengar, teriakan kesakitan menggema saat benda runcing nan tajam itu menggores kulit.
"Akh.." jengit Li Xian merasakan lengannya yang tergores pedang.
"Sebaiknya anda bersembunyi di balik punggung Pangeran, Yang Mulia," ejek lawannya menyeringai.
"Dan sebaiknya kau tidak berbicara saat sedang berperang, bodoh!"
Jleb!
"Akh.." pria itu jatuh tersungkur saat Li Xian melempar pisau kecil tepat mengenai dada kiri sang pria.
Seorang pria menodongkan pedang tepat di depan lehernya saat dia berbalik. "Anda menyerah, Yang Mulia."
Li Xian tersenyum kecil, menghembuskan nafas panjangnya. "Ya... Sepertinya aku sudah cukup lelah, tapi sebelum kau membunuhku, biarkan aku bertanya, kenapa kau ingin membunuhku? Bukankah suruhan kalian menginginkan Kaisar yang mati?"
"Seharusnya pimpinanmu berfikir dua kali untuk membunuhku, bukankah aku nampak sangat cantik? Dia bisa menjadikan aku selirnya. Apa dia tidak pernah memikirkan tentang itu?"
"Jangan bicara omong kosong, Yang Mulia."
"Sebaiknya kau tanyakan lagi padanya, apa dia memang mau membunuhku? Daripada menjadikanku selir? Dan apa yang kau dapatkan saat berhasil membunuhku? Kau akan dipenjara karena sudah membunuh wanita cantik sepertiku," ujarnya memancing.
"Justru aku akan dapat penghargaan karena telah membunuhmu, Yang Mulia."
Li Xian tersenyum kecil. "Baiklah jika itu yang kau inginkan. Karena sekarang aku tahu bahwa kau termasuk dalam orang suruhan saudari tiriku. Bukan bagian dari mereka yang menginginkan Kaisar mati."
Nampak pria di hadapannya menegang, bagaimana wanita ini tahu, bathinnya.
"Sudah, jangan dipikirkan, meskipun kau menggunakan pakaian yang sama dengan mereka, tapi aroma tubuhmu berbeda."
"Kau siap mati di tanganku, Yang Mulia?" ejek sang pria semakin menekankan ujung pedang di leher Li Xian.
Menelan salivanya pelan saat merasakan tetesan mengalir dari lehernya, Li Xian menyeringai.
"Sekarang!" teriaknya nyaring, saat itu juga kepalanya di miringkan ke kanan, sebuah anak panah melesat dari belakang tubuhnya.
Jleb!
Tepat mengenai leher sang pria, membuat pria itu terjatuh.
Tubuh Li Xian memutar, memberikan jempolnya ke arah Linda yang berdiri gemetar di ujung sana.
Sudah dia prediksi sebelumnya, juga karena Linda yang terus merengek padanya, membuat Li Xian geram juga kesal, akhirnya dia memberikan tugas khusus untuk Linda menggunakan anak panah, membantunya saat sedang dalam keadaan mendesak.
Sebenarnya Linda juga sering di ajak belajar bersama menggunakan anah panah oleh Li Xian, terbukti berguna untuk saat ini.
Li Xian mengibaskan tangannya, memberikan isyarat agar Linda kembali bersembunyi, sedangkan dia sendiri meneruskan perburuannya mengasah pedang dengan tubuh manusia asli.
Melihat Kaisar sedikit kuwalahan, Li Xian bermaksud menghampiri, namun baru beberapa langkah, seseorang dengan pakaian serba hitam kembali menghadangnya.
Li Xian mengayunkan pedangnya untuk menangkis serangan lawan, namun sang lawan masih terus menyerang dengan gerakan yang menurut Li Xian sungguh tidak bagus.
Orang itu hanya terus mengayunkan pedangnya berharap agar tubuh atau lebih tepatnya wajahnya terkena goresan, karena sedari tadi orang itu mencoba melukai bagian wajahnya.
Li Xian terus menangkisnya dengan gerakan mundur, karena orang itu seakan mendorongnya maju.
Saat orang itu mulai kelelahan, Li Xian menangkis kuat pedang lawan sehingga pedang itu terjatuh dengan suara yang cukup nyaring.
Menodongkan pedang tepat di wajah lawan, Li Xian menyeringai.
"Kau menyerah?" ejeknya memiringkan kepala.
"Tidak akan."
Li Xian terkesiap mendengar suara itu, beberapa detik kemudian dia tertawa. "Sungguh terkejut melihatmu di sini selir Shizhu," ejeknya terus tertawa.
"Apa maksudmu?"
Li Xian tersenyum kecut. "Meskipun kau menyamarkan suaramu menjadi besar, tapi aku bisa mengenalimu."
Orang di hadapannya yang ternyata memang Shizhu berdecih tak suka melihat Li Xian menertawakannya.
"Salam, Pangeran," ucap Shizhu menunduk pelan.
Kepala Li Xian berbalik, melihat ke belakangnya, bermaksud untuk melihat kedatangan Liu Xingsheng.
Shizhu menyeringai, segera melingkarkan tangannya di depan tubuh Li Xian, dengan sebelah tangannya turut memegang pedang di genggaman Li Xian.
"Dasar bodoh! Ternyata kau sangat mudah ditipu, Li Xian. Sama seperti dulu."
Li Xian meronta saat tubuhnya di dorong maju. "Apa yang kau lakukan, Shizhu," hentak Li Xian keras.
"Membuatmu dalam masalah adalah tujuanku."
Kedua matanya melotot saat menyadari apa yang akan di lakukan Shizhu.
.
.
¶¶
Ai ai ai ... Kangen sama Permaisuri Li Xian??
Atau kangen sama aku??
Wkwkwkwk
Maafkan karena lama update, sedang kejar target ngurus KENARA yang mau rilis versi buku. 🙏
Yang masih mau lanjut ceritanya, jangan lupa vote and koment sebanyak-banyak nya ya ... 😉
Eh! Numpang promosi boleh ya. 😁
Aku update cerita baru, judulnya My Lady Doctor.
Baru dua episode sih, jangan lupa mampir dan ramaikan yah. 😍
See you 😘
Salam rindu dari Li Xian dan Pangeran Liu.
16 September 2020
Saskavirby
Instagram @elshaolivia_