Straight-A Student | ChanBaek

By zerofoue

81.2K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 38

1K 155 48
By zerofoue

Trigger warning: sexual harassment, non-con elements, possessive behavior

***

yeolda

di mana?

ada kelas?

ga adaa

ini lgi jalan ke perpus hehe

kenapaa?

yeolda

gpp

gue kesana nanti

tumben

okee gue tunggu

kapan tapii?

yeolda

20-30 mins

is that fine?

iyaa 

kapan aja kok

hati2 ya

yeolda

oke

see u

Untung saja ia berada di lorong yang sedang sepi, jadi ia tidak perlu khawatir akan menabrak seseorang. 

Baekhyun memasukkan ponsel miliknya kembali ke dalam saku celananya. Ia tersenyum, bukan suatu hal biasa untuk Chanyeol menghampirinya di area kampus. Selama ini Baekhyun berasumsi bahwa Chanyeol tidak ingin semakin memperkeruh rumor yang sudah ada. Jadi mungkin sekarang ia membutuhkan sesuatu atau ada suatu hal penting yang mengharuskannya untuk menemui Baekhyun di area kampus. 

Baru saja ia ingin melanjutkan langkah kakinya, cekalan di pergelangan tangannya membuat Baekhyun melihat ke belakang secara reflek.

"Joohyung," 

Air muka Joohyung tidak terlihat baik. Malah cenderung datar sehingga Baekhyun tidak tahu apa yang harus ia lakukan. 

Apa ia pergi saja? 

Genggaman di tangannya terlalu kuat, sebenarnya itu mulai menyakitinya. Nadinya seakan ditekan sekuat tenaga oleh Joohyung.

"Joo, lepas. Sakit." mohon Baekhyun sembari mencoba untuk melepaskan cengkraman Joohyung, berkali-kali mencoba untuk menarik pergelangan tangannya tapi tidak kunjung berhasil.

Namun, Joohyung terkesan tidak peduli dengan apa yang Baekhyun katakan dan juga ekspresi Baekhyun yang sudah meringis kesakitan. Baekhyun memejamkan matanya erat, mencoba sekuat tenaga untuk melepaskan kepalan tangan Joohyung dengan tangannya yang bebas. Tapi, Joohyung tidak bergerak sedikitpun, kepalang merasa emosi karena terus teringat apa yang Baekhyun katakan padanya saat itu. Tentang ia yang sudah secara jelas-jelas ditolak dan diminta untuk menjauh. Bagaimana Baekhyun bisa seyakin itu untuk menolaknya? Memikirkan tentang itu sedikit saja sudah berhasil memancing emosinya, bagaikan api yang disulut dan semakin diberi bahan bakar agar membara lebih lagi.

"Joo, sakit." Baekhyun mulai panik, menggerak-gerakkan tubuhnya lebih lagi sehingga bisa menjauh dari Joohyung. 

Joohyung hanya menatap Baekhyun datar, yang hanya semakin membuat Baekhyun takut dengan kehadirannya. Matanya beralih ke bagian tulang selangka milik Baekhyun, melihat beberapa tanda kemerahan yang menghiasi kulit putih mulus milik orang yang ia sukai itu. 

Dan Joohyung hanya bisa menahan sampai di situ. 

Dengan kasar, ia menarik Baekhyun dengan menggunakan pergelangan tangan yang berada di cengkramannya itu, mendorong Baekhyun agar terpojok di tembok terdekat.

"Joohyung! Stop!" pekik Baekhyun. Ia kembali mencoba mendorong Joohyung. Lagi-lagi, ia meringis menahan rasa ngilu yang datang pada punggungnya, belum lagi pergelangan tangannya yang belum juga dilepas oleh Joohyung.

"Lo mau apa sih?!" Baekhyun frustasi. Kenapa Joohyung melakukan ini padanya? Ia tidak mengerti. 

Secara tiba-tiba, Joohyung menyingkap kerah kemeja milik Baekhyun, menarik bagian kerah kemeja itu dengan emosi memuncak hingga menyebabkan kancing atas kemeja itu lepas dari tempatnya dan melayang entah kemana.

"Joohyung! Jangan gini!" 

"Lo yang jangan gini, Baekhyun!" Joohyung meninggikan suaranya, membuat Baekhyun sempat tertegun. 

"Ini ulah Chanyeol kan?!" 

Joohyung kembali berteriak sambil menunjuk-nunjuk tanda kemerahan yang berada di sekitar dada dan pundak Baekhyun. Sedangkan, Baekhyun mencoba untuk menutupinya dengan kemejanya kembali, merasa tidak nyaman karena bagian tubuhnya terpampang seperti itu. Terlebih pada Joohyung. 

Diam-diam pikirannya berkelana. Dimana Joohyung yang ia kenal saat perkenalan universitas saat itu? Joohyung bukanlah orang seperti ini. Walaupun semenjak kejadian dimana Joohyung meminta gambar-gambar tak senonoh pada dirinya, pandangan Baekhyun terhadap Joohyung sudah mulai berubah drastis.

"Buka baju lo." 

Baekhyun terdiam. Apa ia tidak salah dengar?

"Buka baju lo!" 

"Lo gila?!" tolak Baekhyun. 

Baekhyun hanya bisa mencoba untuk menghentikan Joohyung ketika Joohyung tiba-tiba menggenggam rahangnya dan memaksa Baekhyun untuk menatap wajahnya yang sudah memerah. 

"Gue udah nyoba dari awal kuliah, Baekhyun! Lo bilang lo gak punya pacar, lo pikir gue bakal gimana?!" 

"Joo, le-" 

"Diem, bangsat!" Joohyung mengumpat. Baekhyun bisa merasakan jemari-jemari Joohyung semakin mempererat genggamannya, membuat Baekhyun tidak bisa mengalihkan tatapannya dari kedua mata Joohyung yang memancarkan begitu banyak amarah.

"Maksud lo apa, tiba-tiba deket sama Chanyeol dan gak ngasih tau gue apa-apa! Lo kira gue bakal ngerasa gimana, Baekhyun? Lo gak mikirin gue sama sekali!" 

Baekhyun sudah mulai emosi. Apa-apaan orang ini? Sekonyong-konyong mendatangi Baekhyun dan tiba-tiba meneriakinya seperti tiada hari esok. Lagian siapa Joohyung? Untuk apa juga Baekhyun memberi tahunya jika ia memang memiliki hubungan dengan Chanyeol? 

Dengan sekuat tenaga, Baekhyun mendorong Joohyung dan untungnya itu berhasil untuk melepaskan cengkraman pada wajahnya. Tanpa menunggu apapun, ia kembali berjalan ke perpustakaan, tidak ingin berada dalam jangkauan Joohyung untuk lebih lama lagi. Joohyung benar-benar membuat Baekhyun tidak ingin berurusan lagi dengannya. Perlakuannya tadi sudah cukup membuktikan bahwa ia bukan orang yang ingin Baekhyun pertahankan dalam hidupnya.

"Baekhyun!" 

Joohyung mengikutinya. Ia tahu. Maka dari itu ia harus cepat sampai pada perpustakaan. 

"Kenapa lo bisa tiba-tiba sama Chanyeol? Cuma gara-gara dia ganteng? Populer? Dia gak ada apa-apanya sama gue, Baekhyun!" 

Dengan itu, Baekhyun berhenti.

"Lo kira gue orang kayak gitu?" tanya Baekhyun dengan nada datar dan mencoba untuk tetap tenang.

"Gue sayang sama dia karena dia lebih dari apa yang terlihat dari luar. Dan mungkin, sejujurnya, karena dia bukan lo. Bukan lo yang maksa gue kayak gini," jelasnya, berusaha untuk membuat nada bicaranya terkesan datar dan tidak bersahabat agar Joohyung bisa berhenti. Setelah tidak mendapatkan respon apapun dari Joohyung, Baekhyun kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. 

Hanya beberapa langkah lagi sebelum mencapai perpustakaan, pinggangnya ditarik secara posesif oleh Joohyung. 

"Joohyung!" 

Joohyung tak tahu harus melakukan apa lagi sehingga Baekhyun bisa melihat ke arahnya. Tak tahu apa yang bisa ia lakukan agar Baekhyun bisa memilihnya dibanding Chanyeol. 

Memanfaatkan keadaan sepi di sekitar mereka, Joohyung kembali gencar mendempetkan tubuhnya pada Baekhyun. Ia melingkarkan kedua lengannya pada perut Baekhyun dan kemudian membungkukkan tubuhnya agar bisa menghirup aroma Baekhyun yang begitu memabukkan baginya. 

Baekhyun mencoba memberontak. Ia merasa begitu tidak nyaman dengan ini. Ini pelecehan. Begitu banyak hal yang tiba-tiba mendatangi kepalanya.

Apa jika ia menggunakan kekerasan, ini akan sampai ke pihak kampus? 

Kenapa di saat-saat seperti ini, pahlawan yang biasa ada di drama-drama tidak datang tepat waktu? 

Ia harus apa?

Chanyeol, Chanyeol, Chanyeol...

Baekhyun bisa merasakan Joohyung melepaskan salah satu lengan yang ia gunakan untuk memeluknya, berharap itu bisa melemahkan pertahanan Joohyung dan mencoba untuk berlari. Namun, Joohyung tidak selemah itu.

Ia ingin berteriak ketika telapak tangan Joohyung meraih salah satu pipi pantatnya dan meremasnya keras. 

Suaranya tercekat. Hilang entah kemana. 

Dengan harapan akhir, setelah menggeliat dan memberontak sekuat tenaga untuk lepas, ia mencoba untuk maju mendekati pintu perpustakaan. Yang untungnya ia berhasil raih walaupun dengan begitu susah payah. 

Joohyung masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. 

Baekhyun meraih gagang pintu dengan tangannya yang gemetar untuk menopangnya, mencoba untuk mengabaikan bagaimana jari milik Joohyung yang semakin gencar untuk melakukan lebih. Ia memainkan pintu dihadapannya, mengetuknya dan menggoyangkannya berkali-kali, dengan harapan itu bisa mengancam Joohyung. Secara tidak langsung memberitahunya bahwa orang-orang di dalam perpustakaan bisa saja melihat. 

Ia bisa merasa Joohyung menegang, kemudian mendorong tubuhnya. Terlihat sangat jelas bahwa ia merasa terancam karena apa yang Baekhyun lakukan, buktinya ia langsung lari dan hilang begitu saja. 

Baekhyun menundukkan kepalanya kaku dan berusaha untuk menstabilkan nafasnya yang memburu. Tangannya ia gunakan untuk menyapu air mata yang belum sempat turun namun sudah menumpuk di pelupuk matanya. Kemudian, ia menepuk-nepuk dadanya pelan agar jantungnya bisa kembali berdetak normal. 

Akhirnya, setelah merasa sudah lebih baik, ia membuka pintu perpustakaan itu dan masuk ke dalam. Sempat menarik perhatian orang-orang di dalam karena penampilannya yang terlihat agak kacau dan kemungkinan karena ia memainkan gagang pintu tadi. 

Baekhyun hanya bisa tersenyum tipis dan membungkuk, merasa bersalah karena menganggu waktu tenang mereka. Ia kemudian bergegas untuk mendudukkan dirinya di pojok perpustakaan dimana ia bisa tidak terlihat oleh manusia lain. 

gue di pojok yaa

di section references

Setelah mengirim pesan itu pada Chanyeol, ia meletakkan ponselnya di atas meja dan menumpukan kepalanya pada kedua telapak tangannya. Menghadapi waktu yang sulit untuk berhenti gemetar. 

Setelah beberapa menit terlewati, kesunyian yang meliputi Baekhyun ternyata mampu berperan besar untuk menenangkannya. Terbukti dari bagaimana tubuhnya sudah tidak bergetar sekuat tadi. 

"Baekhyun." Suara rendah itu sempat membuat Baekhyun terlonjak kaget dari tempat duduknya. Tapi kembali tenang ketika melihat figur tinggi Chanyeol. 

"Hai." sapanya, mencoba untuk tersenyum manis agar Chanyeol tidak curiga atas apa yang terjadi. 

Chanyeol menatap Baekhyun setelah ia mendudukkan dirinya di samping yang lebih muda. Ia menemukan suatu hal yang aneh dari Baekhyun.

"Lo pucet. Kenapa?" tanya Chanyeol. Menyingkirkan surai cokelat keemasan dan menyentuh dahi Baekhyun dengan punggung tangannya dan mengernyit kemudian.

Baekhyun hanya mampu menatap Chanyeol dalam diam selagi mencoba untuk meyakinkan dirinya bahwa ia sudah aman dan Chanyeol ada di sini. Yang hanya bisa berarti tidak akan terjadi apa-apa pada dirinya. 

"Enggak panas," lagi-lagi ia mengernyitkan dahinya ketika matanya menangkap kemeja Baekhyun yang terlihat lebih terbuka daripada bagaimana kemeja itu terlihat pagi ini.

"Ini juga kenapa? Kok bisa lepas?" Chanyeol menyentuh kerah kemeja Baekhyun dengan jemarinya. 

Baekhyun menggelengkan kepalanya pelan, tersenyum pada Chanyeol.

"Tadi nyangkut!" ucapnya. 

Ia meraih rahang Chanyeol, ingin mengecup bibir itu singkat. Tapi sebelum ia berhasil melakukan itu, Chanyeol sudah lebih dulu mencekal tangannya. Baekhyun membelalakkan matanya ketika Chanyeol terlihat memandangi pergelangan tangannya, yang tanpa ia sadari berwarna kebiruan akibat cengkraman Joohyung tadi.

"Ini kenapa memar?" nada bicara Chanyeol terkesan tajam. 

"Tadi karena nyangkut, jatoh." Baekhyun menjawab dan terkekeh kemudian. Diam-diam, ia berdoa agar Chanyeol mempercayainya. 

Sebenarnya, kenapa ia menyembunyikan ini dari Chanyeol pun ia tidak mengerti.

Pria dengan rambut yang ditata ke atas itu menatap Baekhyun lama, curiga dan sebenarnya tidak begitu percaya atas apa yang Baekhyun katakan. Ia mendecak sebelum mengusap pergelangan tangan Baekhyun lembut. Matanya kembali menatap bagian tanpa kancing kemeja Baekhyun dengan tatapan miris, sebelum hoodie yang ia gunakan kemudian ia lepas dan memakaikannya pada Baekhyun. 

"Makasih." ucap Baekhyun. 

Baekhyun menundukkan kepalanya, entah kenapa masih merasa terganggu atas apa yang terjadi tadi. Beberapa detik kemudian, ia mendongakkan kepalanya lagi dan membiarkan dirinya jatuh pada pelukan Chanyeol. 

 "Lo kenapa sebenernya?" Chanyeol mencoba untuk mencari tahu lebih dalam lagi tentang apa yang terjadi dengan Baekhyun. Ia yakin ada sesuatu yang terjadi.

Baekhyun menggeleng.

"Gue beli makanan tadi. Ada di luar karena enggak bisa di bawa masuk. Mau makan gak?"

"Sebentar lagi." 

Baekhyun masih ingin merasakan kehangatan Chanyeol. Ia masih ingin merasakan rasa itu. Rasa dimana ia merasa aman dan terlindungi.

Continue Reading

You'll Also Like

46.4K 1.3K 16
- in which 𝐄𝐃𝐈𝐓𝐇 𝐅𝐈𝐍𝐂𝐇 of Hufflepuff House stumbles through her final year at Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry, playing big siste...
353K 18.5K 42
In which Prince Choi Beomgyu a.k.a Beomgyu tried to hide behind someone's name just to get close to you again. Book 2 of Crown #2 choibeomgyu
28.6K 319 16
hey! hope you enjoy these one-shots I write! these will be an x reader book sorry if that isn't what you're looking for! The original characters all...
7.1K 136 6
Y/N was just a normal kid, wanting to make friends at playcare, but no one wants to play and be friends with him, except for a kid named trinity gram...