BEFORE I DIE

By EnaEniall

70.6K 5.5K 558

Everybody have their own story, before they end their life. This is my story. It hurts to believe what have i... More

BEFORE I DIE
Prologue
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
A/N
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
A/N 2
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 25
Chapter 26
chapter 27
chapter 28
epiloguè
HAI

Chapter 24

2.1K 160 23
By EnaEniall

Sorry for late update guys, 40 vote for next. Dedicated to dewisemz4ever

“smpe nangis bacanyaaa :’( cpetan dilanjut donkkk thorrrr :D”

Enjoy reading:) xx

Author POV

Aurora membuka matanya perlahan membiarkan cahaya masuk menusuk matanya. Niall yang tengah duduk di samping Aurora kini tersenyum dan mengelus pipi Aurora perlahan. Gadis itu memegang kepalanya yang terasa sedikit nyeri. Dia melirik ke arah Niall yang tengah tersenyum memandanginya.

“Hey, princess” sapa Niall tersenyum pahit yang langsung mendapat tatapan tajam dari Aurora

“Mau apa kau kesini? Lebih baik kau pergi sebelum kau memperparah hidupku yang tidak lama lagi” balas Aurora sambil menjauhkan tubuhnya dari lelaki pirang ini.

Niall membeku seketika mendengar perkataan gadis yang ia cintai namun ia sadar ini memang kesalahannya dan tersenyum pahit. Ia tau bahwa sulit untuk mengembalikan Aurora yang dulu dan hubungan mereka yang dulu.

“Baiklah, aku akan pergi, tapi kau harus makan dan meminum obatmu dulu” ujar Niall lembut mengambil semangkuk bubur yang berada di atas meja di sampingnya.

“Tidak. Lebih cepat kau pergi akan membuat keadaanku semakin membaik” balas Aurora tajam

Niall menghela nafas pasrah mendengar semua ucapan tajam yang diucapkan Aurora yang membuat hatinya semakin sakit melihat keadaan gadis yang sangat ia cintai.

“Suster berkata padaku kalau kau tidak pernah menyentuh obatmu dan makananmu. Kau harus sembuh Aurora”

“Karna semakin cepat aku mati itu akan lebih baik! Bukankah kalian senang? Aku tidak akan menganggu hubunganmu dengan Barbara lagi dan hubungan Harry dengan Angel” balas Aurora dengan nada yang mulai naik

“dan sebaiknya kau pergi dan jangan pernah temui aku lagi” tambahnya

“Aku tidak ada hubungan dengan Barbara. Aku melakukan itu demi kebaikan kita! Aku-“

“Aku mencintaimu Aurora, hanya kau” ujar Niall mentap dalam mata Aurora

“mungkin kalian semua menganggapku bodoh tapi kali ini aku tidak akan masuk kedalam permainan kalian lagi! Dan jangan bertingkah seolah kau sangat mencintaiku dan membuat mereka menyakitiku! Sebaiknya kau pergi karna kau hanya membuat hidupku hancur Niall!” ujar Aurora terisak

“kau belum puas menyakitiku? Belum puas melihat hidupku yang takkan lama lagi? Atau kau mau melihatku terus menderita sampai saat terakhir hidupku? APA YANG PERNAH KULAKUKAN PADA KALIAN?!” teriak Aurora frustasi

Hati Niall semakin tersiksa melihat keadaan gadis yang ia cintai saat ini. Dia hanya bisa terdiam menyaksikan Aurora yang tengah menangis.

Niall mendekatkan tubuhnya pada Aurora. Dia menghapus ai mata yang berjatuhan membasahi pipi Aurora dengan ibu jarinya. Niall mendekatkan wajahnya pada Aurora yang menatapnya nanar.

“dokter berkata padaku bahwa kita tidak boleh melakukan hal ini karna bisa saja aku tertular penyakitmu namun aku tidak perduli, aku rela mati bersamamu ataupun terkena penyakit ini bahkan aku rela bertukar posisi denganmu karna aku sangat mencintaimu dan bukan sekedar akting” bisik Niall pelan membuat nafas Aurora tercekat

Niall menempelkan bibirnya dengan bibir Aurora membuat Aurora tersentak kaget dan terdiam. Niall mengigit kecil bibir Aurora sehingga Aurora membuka mulutnya dan Niall memasukkan lidahnya mencicipi semua bagian di dalam mulut Aurora. Aurora masih diam tak membalas. Air mata mengalir deras dari matanya saat ini. Aurora membalasnya membuat Niall tersenyum pelan dan melepaskan bibir mereka.

“Aku sangat mencintaimu princess dan percayalah ini nyata karna kau tidak sedang bermimpi” bisik Niall tersenyum

Perlahan kedua sudut bibir Aurora terangkat membuat senyuman Niall semakin melebar melihatnya. Dia menghapus air mata yang masih turun dari kedua mata indah Aurora dan mengecup singkat mata Aurora membuat gadis itu tersenyum. Namun senyuman itu hilang membuat Niall yang sedari tadi tersenyum, mengangkat kedua alisnya melihat reaksi gadis yang ia cintai.

“why princess?”

Aurora menatap dalam mata Niall mencari sebuah kejujuran dan kepastian  disana.

“promise me, you’ll never leave me”

Niall tersenyum mendengar ucapan gadis yang ia cintai

“i swear”

Aurora tersenyum dan memeluk Niall erat.

***

Dua orang lelaki tengah berjalan memasuki sebuah kantor yang sangat terkenal dan tergolong cukup sukses. Mereka berjalan memasuki sebuah ruangan meeting pribadi dengan sang pemilik kantor.

“welcome Mr. Styles, Mr. Smith telah menunggu kedatangan kalian” sapa seorang wanita

Tanpa aba-aba mereka masuk menemui seorang lelaki yang sedang berkutat dengan laptopnya.

“Welcome, Des dan hey Harry” sapa pria itu tersenyum hangat. Dia menutup laptopnya dan bangkit dari kursinya.

“silahkan duduk”

Mereka duduk di kursi yang telah disediakan.

“so, apa yang ingin kalian bicarakan? Kerjasama perusahaan?” ujar Mr. Smith dengan senyum ramah

“tentu masalah anakmu” ujar Des dengan senyum yang tak kalah ramah

“Angel? Ada apa dengannya? Dia membuat masalah disekolah?” taya Mr. Smith canggung

“soal Aurora” ujar Harry geram

Mendengar nama itu sontak raut wajah lelaki ini berubah mendadak namun dengan cepat ia menutupinya dengan senyuman khas nya.

“apa dia sehat?” tanya Des

“tentu. Sangat sehat” ujar Mr. Smith membuat Harry memutar bola matanya dan Des tersenyum senang mendengar jawaban lelaki ini karna berhasil masuk perangkapnya.

“apa kau tidak memperhatikan dia?” tanya des masih dengan denyum hangatnya

“Tentu, dia anakku” jawab Mr. Smith membuat Des tertawa

“apa dia berada di rumah sekarang?” tany Des membuat Mr. Smith sedikit terkejut namun tetap meneruskan sandiwaranya

“ya, dia sehat dan berada di rumah sekarang. What’s wrong?” tanya Mr. Smith

“dad, to the point please” ujar Harry dingin

“kau  belum berubah, Steve. Aurora berada dirumah sakit sekarang dan dia mengidap kanker darah stadium 2 menjalar ke stadium 3” ujar Des dengan wajah serius.

“kau ingat? Aku bisa saja menjatuhkan perusahaanmu detik ini juga jika kau masih tidak memperhatikan dia” tambah Des membuat Mr. Smith terlonjak kaget

“dengar, aku mau kau membiayai pengobatannya dan bersikap layaknya orang tua yang baik. Penderita kanker tidak memiliki waktu yang lama lagi” ujar Des dengan tatapan tajam

“kami mengawasimu dan jika aku mendapatkan informasi kau tidak memperhatikan dia, kau tau akibatnya” ujar Des tersenyum ramah dan bangkit dari kursi membenarkan dasi dan jasnya.

“selamat siang” ujar Des dan masuk kelift

***

Aurora POV

Aku tengah terduduk memandangi sebuah pohon yang nampak jelas dari jendela yang berada disamping kasurku. Aku memandangi sebuah pohon yang mencerminkan keadaanku sekarang. Pohon itu sangatlah layu dan tidak lama lagi pohon itu akan mati.

Klek

Terdengar suara pintu yang sontak membuatku menoleh kearah pintu dan mendapatkan mom,dad, Angel, Harry dan Niall dengan senyum ramah membuat aku tersenyum melihatnya.

“hey sweety” ujar mom dan memelukku

Tuhan apa ini mimpi? Mom memelukku? Astaga.

Aku membalas pelukannya dan tersenyum.

“bagaimana keadaanmu?” tanya dad ramah

“sungguh sangat baik sekarang” ujarku tersenyum senang.

Aku terlonjak kaget karena Angel berlari dan memelukku erat dengan airmata yang membasahi pipinya.

“i’m sorry sissy, gua jahat sama lo selama ini, sorry sorry sorry” ujar Angel terisak.

Aku mebalas pelukannya dan mengusap punggungnya.

“no, it’s okay” ujarku tersenyum dan melirik kearah mom dan dad yang juga tersenyum menatap kami.

“Niall, Harry, bisa kalian keluar? Ada privacy yang harus kami bicarakan dengan Aurora” ujar Dad

Niall tersenyum kearahku dan mengedipkan sebelah matanya membuatku tersenyum dan Harry hanya bersikap dingin. Merekapun keluar.

“apa  yang ingin kalian bicarakan?” tanyaku masih dengan senyum yang mengembang

Namun seketika rasa takut menjalar ditubuhku melihat raut wajah mereka yang sangat serius dan dingin. Mereka menatapku tajam membuat suasana menjadi mencekam.

“denger yah sampah, jangan seneng dulu. Tadi gua minta maaf tuh cuma akting! Jangan ngarep deh. Lo tuh udah ga berguna, nyusahin, penyakitan lagi” sentak Angel tajam.

“harusnya dia tuh emang ga ada di dunia ini. Nyesel banget ngelahirin sampah kayak gitu. Nyusahin aja, penyakitan lagi” ujar mom membuat rasa sesak menjalar di dadaku.

“tenang mom, idupnya juga ga lama lagi kok. Bentar lagi mati” ujar Angel tajam

Aku berusaha menahan air mata yang telah mengumpul di pelupuk mataku agar tidak berjatuhan mendengar ucapan mereka. Angel berjalan mendekat kearahku dan menjambak rambutku kasar

“eh, anak sialan! Jangan pernah berani ngadu apapun ke Harry atau Niall karna membahayakan perusahaan dad, ngerti? Awas aja sampe lo berani ngadu!”

Air mata mengalir deras dari mataku. Aku tidak sanggup menahan ini semua. Kenapa disaat seperti ini mereka masih mebenciku? Disaat aku membutuhkan kasih sayang keluarga dan semangat dari mereka, mereka malah memakiku seperti ini. Tuhan, apa salahku?

“Angel... Sak—sakit..” ujarku terisak

“pake nangis lagi, lebay dasar” ujar Angel melepas rambutku kasar.

“apus tuh air mata jangan ampe mereka curiga” ujar mom dingin

“pulang yuk mom, dad, entar kita ketularan penyakit sialan nya” ujar Angel tajam dan keluar ruangan.

Air mataku mengalir semakin deras mengingat kejadian tadi. Apakah aku tidak bisa merasakan kebahagiaan sedikit saja? Merasakan kehangatan keluarga seperti yang lain?

Harry dan Niall masuk, dengan cepat aku menghapus air mataku agar mereka tidak curiga.

“Aurora? Kau menangis?” tanya Harry

“apa yang mereka lakukan padamu?” tanya Niall dengan raut wajah serius

“aku—aku tidak menangis”

“bohong. Apa mereka melakukan hal yang buruk padamu? Jujur Aurora” ujar Niall

“sialan” ujar Hary pelan dan hendak keluar ruangan

“tunggu! Okay, aku memang menangis” ujarku membuat Harry membalikkan tubuhnya

“tapi aku menangis bahagia percayalah, mereka berubah dan aku sangat senang” ujarku kembali meneteskan air mata namun aku berusaha tersenyum menutupi semuanya

“percayalah, mereka telah berubah dan terimakasih” ujarku masih dengan senyum mengembang dan air mata yang masih mengalir.

Tuhan, rasanya sangat sesak. Aku ingin menceritakan kejadian sebenarnya tapi aku tidak mau menghancurkan hidup mereka dan membuat mereka semakin membenciku

“kau serius?” tanya Harry

“untuk apa aku bohong?” ujarku mengahapus kedua air mataku dan tersenyum membuat Niall tersenyum melihat keadaanku.

Namun seketika kepalaku terasa sangat berat, aku merasakan cairan mengalir keluar dari hidungku. Kepalaku terasa sangat sakit dan tubuhku terasa sangat lemas. Pandanganku berbayang, aku bisa melihat Niall yang dengan cepat membersihkan hidungku dan Harry yang memanggil dokter. Aku merasakan sakit yang luar biasa dan semua gelap

-TBC-

#GodBlestYouAurora #Stay Strong :')

Heyyy guys, sekali lg sorry late update 

Love,

xxStoReaderxx

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 102K 57
Ziel adalah candu. Tawanya Candanya Aroma tubuhnya Senyum manisnya Suara merajuknya dan Umpatannya. . . . "Ngeri bang." - Ziel "Wake up, Zainka."...
30.2M 1.6M 58
SUDAH TERSEDIA DI GRAMEDIA - (Penerbitan oleh Grasindo)- DIJADIKAN SERIES DI APLIKASI VIDIO ! My Nerd Girl Season 2 SUDAH TAYANG di VIDIO! https:...
260K 35.8K 25
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...
114K 19.7K 38
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...