My Boss!

By May_Rose22

1.2M 85K 8.4K

WARNING!!!! CERITA INI BERBEDA DENGAN CERITA-CERITA YANG PERNAH SAYA BUAT SEBELUMNYA. AWAS!!! KALIAN BAPER... More

My Boss! 1
My Boss! 2
My Boss! 3
My Boss! 4
My Boss! 5
My Boss! 6
Cast
My Boss! 7
My Boss! 8
My Boss! 9
My Boss!! 10
My Boss! 11
My Boss! 12
My Boss! 13
My Boss! 14
My Boss! 15
My Boss! 16
My Boss! 17
My Boss! 18
My Boss! 19
My Boss! 20
My Boss! 21
My Boss! 22
My Boss! 23
My Boss! 24
My Boss! 25
My Boss! 26
My Boss! 27
My Boss! 28
Announcement!
My Boss! 29
My Boss! 30
My Boss! 31
My Boss! 32
My Boss! 34
My Boss!! 35
My Boss! 36
Lanjut?
My Boss! 37

My Boss! 33

22.3K 1.9K 508
By May_Rose22

Minal Aidin wal Faidzin semuanya 🙏 mohon maaf lahir batin.

Maaf kembali ngilang karena akhir-akhir ini jaringan tidak stabil jadi waktu buka Wattpad loadingnya lama, kalau di paksa buat update malah hilang teksnya ☹️

masih stay at home? Tetap jaga kesehatan ya 💚

****

Langit mendung Jakarta sore ini tak melunturkan senyum menawan Faiz saat menatap Aurora dari balik kaca besar di depannya. Gadis mungil dengan rambut hitam tergerai itu sedang berjalan membawa segelas kopi Starbucks bersama Ambar.

Faiz membalikkan badannya, berjalan pelan memasuki lift kemudian menekan tombol menuju loby. Lima belas menit lagi ia ada janji dengan ibunya untuk bertemu di sebuah cafe elite yang berada tak jauh dari kantornya. Nyonya Hasan mengatakan bahwa dirinya ingin mengenalkan seseorang kepada Faiz.

Faiz menghela nafas, melangkah keluar dari gedung tinggi itu dan segera memasuki mobil yang sudah menunggunya disana. Faiz tak mengerti apa lagi sekarang yang ibunya inginkan, setelah menyerah menjodohkan dirinya dengan Anna, kini ibunya kembali memaksa dirinya untuk berkenalan dengan gadis lain. Malas mendebat, Faiz hanya menurut saja, toh bagaimanpun dan siapapun gadis itu tak akan bisa menggantikan kandidat tetap di hatinya, siapa lagi jika bukan Aurora.

Di lain tempat, Aurora yang menikmati hangatnya kopi bersama Ambar tiba-tiba terlonjak kaget saat ponselnya berdering dan nama eyang putri lah yang muncul disana.

"Kenapa Ra?" Ambar mengernyitkan keningnya melihat Aurora yang tiba-tiba gugup dan tak segera mengangkat dering ponselnya.

"Gue...anu...ini...ah, mampus!"

"Apaan sih Lo gak jelas banget deh!" Ujar Ambar seraya berusaha melihat layar ponsel Aurora namun tak berhasil.

"Lo diem, oke! Ini eyang gue entah dapat wangsit apa tiba-tiba nelpon begini." Setelah mengatakan deretan kalimat tersebut Aurora menarik nafas, menghembuskan perlahan lalu menggeser layar ponselnya.

"Assalamualaikum eyang." Aurora menggigit bibirnya cemas setelah mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam. Jemput eyang di bandara ya...sekarang."

Kalimat lembut dengan suara penuh wibawa itu seperti sebuah perintah mutlak yang reflek membuat Aurora langsung berdiri dari duduknya, gadis itu hampir saja berteriak mengatakan 'apa?!' dengan lantang jika tak ingat bahwa yang membuatnya jantungan adalah eyang putri.

"Ngapunten eyang? Maksudnya bagaimana? Eyang..."

Aurora menelan ludahnya kasar saat suara eyang kembali terdengar menyahut sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, "Eyang di Jakarta."

Seperti sebuah kalimat sakral, mendadak jantung Aurora berdegup kencang, gadis itu menyeka keringat dingin di keningnya setelah eyang memutuskan panggilan mereka.

"Kenapa sih Lo? Lo gak papa?" Tanya Ambar heran.

"Eyang gue kesini, Mbar!"

"Astaga, Ra... Mau ketemu eyang sendiri aja sampai panik banget begitu." Ujar Ambar seraya kembali menyesap kopinya

"Lo gak tau aja gimana eyang gue," sahut Aurora kemudian segera bergegas pergi untuk menjemput Eyang.

***

"Ma, buat apa sih harus beli kemeja dan jas baru? Faiz punya banyak di rumah." Eluh Faiz yang harus menuruti kemauan ibunya yang ternyata malah mengajaknya ke sebuah toko bermerk setelah meminum secangkir kopi di cafe.

"Malam ini special, Kamu harus tampil sempurna, sayang. Mama gak mau lihat kamu pakai stelan itu-itu lagi. Jangan kayak orang susah deh! Mama lihat, kamu jarang banget belanja baju."

Fatma tersenyum puas melihat Faiz yang sudah mengenakan stelan jas Armani pilihannya. "Sempurna!" Ucapnya bangga.

Faiz hanya bisa menghela nafas melihat sifat ibunya yang tak pernah sejalan dengan dirinya.

"Malam ini anak temen arisan mama nikah, dan kamu harus ikut hadir karena mama akan mengenalkan kamu sama seseorang. Ingat! Jangan bikin Mama kecewa."

"Mama tau kan kalau Faiz gak akan nikah sama siapapun kecuali Aurora?"

Fatma mendengkus mendengar ucapan putranya "gadis itu lagi... Sudah berapa kali mama katakan kalau gadis itu tidak akan pernah sepadan dengan keluarga kita. Jangan memulai, Faiz! Apa kamu mau mempermalukan keluarga besar? Kamu satu-satunya harapan kami, penerus perusahaan dan nama baik keluarga."

Faiz nampak sangat menahan diri untuk tidak meledakkan amarahnya, nampak dari kedua tangannya yang mengepal erat serta rahangnya yang mengeras.

"Ma..."

"Sudah, cukup! Turuti apa kata mama malam ini atau mama akan membuat kamu tidak bisa bertemu dengan gadis itu lagi."

"Mama!"

***

"Kita ke kost-kostan mu aja ya, nduk?"

Aurora yang duduk di samping eyang langsung menoleh "anu eyang, Rara bawa eyang ke hotel aja ya... Kost-kostan Rara sempit takut eyang gak nyaman."

Eyang putri tersenyum simpul kemudian mendial sebuah nomor di ponselnya.

"Halo, pak Irwan...iya betul ini saya. Saya sudah sampai Jakarta. Oh, sudah siap penthouse nya? Sebentar lagi kami sampai, terima kasih."

Percakapan eyang dengan seseorang bernama Irwan itu membuat Aurora bertanya-tanya.

"Ngapunten eyang, eyang mau bermalam di penthouse teman eyang?"

"Sembarangan!" Eyang menjewer telinga Aurora yang membuat gadis itu langsung meringis

"Ampun eyang, sakiiitt..." Aurora menggosok  daun telinganya yang memerah, sungguh! ini lah salah satu hal mengerikan yang akan terjadi jika mulut receh Aurora keceplosan berbicara sembarangan di hadapan eyang.

"Kamu ini..." Eyang menggelengkan kepalanya "...sepertinya harus eyang bawa ke Jogja untuk belajar jadi perempuan berkelas." Lanjutnya bertepatan dengan mobil yang berhenti.

Aurora menelan ludahnya kasar, "No! Please God....." Batin Aurora kemudian segera keluar dari mobil mengekori eyang putri.

***

Suasana mewah menghiasai gedung luas yang di jadikan untuk tempat pesta pernikahan anak dari seorang jaksa terkenal. Tamu-tamu kelas atas serta segala gemerlapnya dekorasi membuat Aurora sadar bahwa ini bukan tempatnya.

Setelah drama kedatangan eyang yang mengejutkan di tambah lagi sebuah penthouse yang ternyata eyang belikan untuk Aurora, kini gadis itu harus terjebak di tengah-tengah pesta pernikahan anak seorang jaksa.

Aurora tak bisa menolak saat eyang memaksa dirinya untuk mengenakan segala perlengkapan yang ternyata sudah di persiapkan dengan sangat matang. Dress putih simple yang membalut pas di tubuhnya di padukan dengan set perhiasan mutiara mulai dari anting, kalung, cincin serta gelang bernilai ratusan juta belum lagi tas tangan Louis Vuitton yang Aurora tau harganya tak kurang dari 1 M membuat Aurora hampir saja pingsan. Bagaimana bisa eyang memberikan ini semua secara tiba-tiba bak seorang peri yang mengubah tampilan Cinderella dalam satu malam?

Baiklah! Anggap Aurora sedang bermimpi malam ini dan mimpinya itu tak akan berakhir bagus, bagaimana tidak jika sekarang kedua bola mata gadis itu nyaris saja keluar saat melihat nyonya besar Hasan sedang berjalan bersama putra mahkotanya, anggap saja seperti itu dan siapa lagi jika bukan Faiz.

"Tenang, Ra... Lo harusnya ga heran kalau mereka juga di undang disini." Gumam Aurora sedikit bergeser dari posisinya agar tak terlihat oleh dua orang di depannya.

Belum hilang keterkejutannya akibat melihat Faiz serta ibunya, kini Aurora kembali melihat dua sosok mahkluk tampan lain di depan sana, Dean dan Wendra.

"God! Habis ini siapa lagi?!" Ingin rasanya Aurora menangis lalu berlari untuk pulang.

"Lo harus cari tempat aman atau setidaknya sembunyi di belakang punggung Eyang." Gumam Aurora seraya menyapukan pandangannya, mencari sosok eyang yang telah membawanya kemari dan malah menghilang sejak lima menit yang lalu.

"Mampus!"

Mulut receh Aurora langsung mengumpat saat eyang yang hendak ia dekati malah terlihat berbincang bersama 'pasukan elite ibukota' di sebuah meja panjang mewah , sebut saja seperti itu karena diantara deretan orang-orang disana yang Aurora tahu ada seseorang walikota, menteri, beberapa pengusaha, kapolri juga pengacara hebat, selebihnya tentu juga merupakan orang-orang berpengaruh.

"Aurora?!"

Aurora yang hendak melangkahkan kakinya seketika berhenti kaku saat mendengar seseorang menyerukan namanya dari belakang, perlahan gadis itu berbalik dan tersenyum canggung melihat Wendra dan Dean sudah berdiri tak berkedip di depannya.

"Hai."

"Kan bener!" Wendra berdecak yang di balas anggukan oleh Dean dengan pandangan tak lepas dari sosok Aurora.

"Gue bilang juga apa, yang dari tadi kita perhatiin itu Aurora, men!" Lanjut Wendra

"kamu sama siapa kesini? Faiz ya?" Tanya Wendra mengabaikan ekspresi konyol Dean yang terlihat sangat memuja.

Sementara Aurora, gadis itu berusaha terlihat baik-baik saja, "bukan..." Aurora menggeleng "...aku kesini sama..."

"Wah,wah...setelah gagal mendekati anak saya ternyata kamu beralih pada teman-teman anak saya ya?"

Suara nyaring itu berhasil mengalihkan fokus semua orang yang kini menatap pada satu titik dimana Aurora berdiri. Fatma yang berpenampilan layaknya sosialita kelas atas mendekati Aurora dengan langkah congkak.

Sementara Dean dan Wendra yang berdiri di sana sangat terkejut mendengar ucapan dari nyonya Hasan itu.

"Apa Upik abu ini sudah berhasil mendapatkan barang-barang mahal dari para pengusaha muda?CK.ck.ck..."

Hampir saja Aurora menampar mulut kurang ajar nyonya Hasan jika saja tak mendengar suara bentakan dari seseorang yang berlari mendekat.

"Mama!"

Faiz terlihat tak lagi bisa menahan diri, ia malu dan juga sakit hati melihat gadis yang ia cintai di rendahkan di depan umum seperti ini, dan ibunya sendirilah yang dengan sadar melakukannya.

"Ada apa ini?" Suara lain menginterupsi

Kini semua orang benar-benar di buat tegang terutama Faiz dan Wendra juga Aurora saat melihat sosok yang berjalan mendekat itu adalah Raden Ayu Sartika.

"Ini dia mbakyu yang selama ini saya ceritakan, gadis tidak tahu malu, mengejar-ngejar anak saya. Dasar perempuan miskin tidak tahu diri!"

Dengan tenang Raden Ayu Sartika mendekati Aurora yang jelas tak berani menatap siapapun saat ini.

"Oh, jadi yang selama ini kamu rendahkan itu cucu saya, to?"

Bagaikan di jatuhkan dari tebing, mendadak tubuh Fatma limbung, wanita sombong itu menggeleng

"Ma..maksud mbakyu apa? Mbakyu bercanda kan? Mana...mana katanya cucu mbakyu yang mau dijodohkan dengan anak saya?"

Masih dengan sikap tenangnya, Raden Ayu mengelus kepala Aurora  yang membuat gadis itu semakin meremas ujung dress-nya dengan kuat.

"Ini cucu saya, Raden Rara. Keluarga keraton yang di injak-injak harga dirinya oleh wanita sombong ibukota." Ucap Raden Ayu dengan sorot marah yang kini tertuju pada Fatma.

Lagi-lagi kenyataan tak terduga yang baru saja ia dengar membuat dirinya seperti terkena serangan jantung. Fatma mencoba berdiri tegak, ia menatap Faiz yang kini hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menunduk malu, menatap sekeliling yang kini malah menatap dirinya marah. Tidak! Dirinya tak pernah di tatap seperti ini, ini pasti salah! Otak Fatma terus mencoba berpikir seperti itu.

"Angkat kepalamu, nduk! Tidak pantas  keturunanku menundukkan kepalanya di depan manusia sombong!"

Aurora mengangkat kepalanya masih tak berani menoleh pada eyang, gadis itu memilih untuk menatap Faiz yang terlihat sangat malu di tambah lagi bisik-bisik negatif yang mengarah pada keluarga Al Hasan mulai terdengar.

"Eyang..." Akhirnya Aurora menyerah, ia memberanikan diri menatap eyangnya "...kita pulang saja."

Raden Ayu paham jika cucunya itu tak mau membuat Faiz semakin malu dengan tingkah ibunya. Tapi tidak semudah itu bagi eyang

"Masih berniat berbesan dengan keluarga saya?"

Fatma tergagap, ia yang ingin membuka mulutnya untuk menjawab seketika terkatup rapat ketika mendengar kalimat penutup wanita paruh baya di depannya.

"Jangan harap!"

Setelah itu Raden Ayu segera mengajak Aurora pergi mengabaikan Fatma yang tiba-tiba langsung pingsan.

Spam kalian moodboster buat aku. Follow ig author yuk @umayah.st

Tampilan cantik Aurora

Continue Reading

You'll Also Like

547K 52.6K 30
Lily, itu nama akrabnya. Lily Orelia Kenzie adalah seorang fashion designer muda yang sukses di negaranya. Hasil karyanya bahkan sudah menjadi langga...
1.2M 17.6K 37
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
4.8M 178K 39
Akibat perjodohan gila yang sudah direncakan oleh kedua orang tua, membuat dean dan alea terjerat status menjadi pasangan suami dan istri. Bisa menik...
362K 2.2K 18
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) Hati-hati dalam memilih bacaan. follow akun ini biar lebih nyaman baca nya. •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan sa...