Bukan Salah Karma [Terbit]

By editanew

855K 53.3K 1.2K

TERSEDIA DALAM VERSI CETAK MAUPUN EBOOK. No WA admin untuk order buku ada di Bio. Definisi terbaik dari istil... More

Pahit
Pulang Pada Papa
Tidak Apa
Pertama Kerja
Mantan Mertua
Ini Tidak Benar (1)
Ini Tidak Benar (2)
Calon Jagoan!
HPL?
Bayiku
Kesempatan Berikutnya?
Sebab Akibat (1)
Karma Dibayar Lunas
Pacar Baru Bagas?
Gara-gara Dewi
Bu Tami
Menikah?
Rumah Bagas
Tamu Tak Terduga
Bukan Settingan
Jalan Panjang Kegugupan
Perkara Kamar
Kerja Macam Apa?

Sebab Akibat (2)

22.5K 2.1K 49
By editanew

"Romi!?" Tegas Rifandi menyebutkan nama mantan menantunya itu.

"Ayah, bunda?" Sahut Hanum saat melihat dua orang lain mendekat ke arah pintu.

"Maaf Hanum, kita membuat keributan disini. Ayah sama bunda hanya ingin mengajak Romi untuk menyelesaikan perkara kalian. Apalagi kami dengar, kamu mengandung anak Romi." Berbanding terbalik dengan kedua orangtua angkatnya yang tampak ramah, Romi justru menatap tajam pada Hanum yang tengah menggendong bayinya.

"Mari silahkan masuk, kita bicarakan baik-baik." Sela Rifandi.

Ruli dan Fitri, orangtua angkat Romi tampak dengan senang hati masuk ke ruang tamu. Keduanya lalu duduk di sofa. Meski raut wajahnya sudah tidak mengenakkan, Romi tetap mengikuti tanpa melepas lirikan tajam pada Hanum.

"Maksud kedatangan kami kesini, awalnya karna kami sangat terkejut mendengar kabar bahwa Hanum dan Romi sudah bercerai." Ruli tampak membuka percakapan dengan susah payah.

"Kami bahkan tidak tahu jika Hanum sudah kembali ke Jakarta. Saya dan istri baru tahu bahwa mereka berpisah saat Romi membawa calon istrinya datang ke rumah, yakni dua minggu lalu." Lanjutnya, Romi masih tetap diam.

"Dan yang membuat kami takjub, kemarin siang Fitri melihat postingan teman Hanum di laman instagram. Dia tampak memberikan ucapan selamat atas kelahiran bayi Hanum. Dan saya yakin, bayi itu adalah bagian dari keluarga kami."

Hanum ingat bahwa kemarin, Kiki salah satu teman kerjanya di Malang dulu, membuat ucapan di story instagram miliknya. Dia tidak lupa menandai akun Hanum dan melampirkan salah satu foto Rakin yang pernah Hanum kirim padanya via whatsapp.

"Hanum pulang ke Jakarta dalam keadaan hamil." Sahut Rifandi dengan nada cukup pelan namun terkesan tegas.

Ruli dan Fitri sedikit terlonjak mendengar penjelasan Rifandi. Hanya Romi yang tampak biasa.

Hanum semakin bergetar di tempatnya, dia tahu akan ada sesuatu yang tidak baik terjadi setelah ini. Dia memberanikan diri melirik ke arah Bagas dan Rendi, merasa tidak enak hati melibatkan keduanya ke dalam masalah keluarga yang ternyata belum usai.

"Seharusnya kalian tidak bercerai," Ujar Fitri dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Romi menghembuskan nafas kasar.

"Bun, Romi dan Hanum sudah resmi bercerai. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Dan Romi minta tolong agar Bunda bisa menerima keputusan kami." Ucap Romi malas.

"Rom, anak kamu butuh sosok ayah!" Tegas Ruli.

"Romi tidak mengharapkan anak itu ada! Kita bahkan tidak sengaja membuatnya. Romi tidak harus bertanggungjawab mengenai apapun atas bayi itu!" Semua yang ada di ruangan itu terperangah. Bisa-bisanya Romi berkata seenaknya!

"Bajingan!" Desis Rifandi sembari melayangkan satu pukulan pada wajah mantan menantunya.

"Papa..!" Harviz mencoba menenangkan.

"Kamu laki-laki brengsek! Sungguh tidak akan pernah saya sesali keputusan kalian untuk bercerai, kamu tidak pantas bersanding dengan putriku!" Hanum menangis sambil memeluk putranya erat.

Bagas dan Rendi sadar akan posisi mereka yang tidak seharusnya mencampuri urusan kedua keluarga ini. Tapi mereka tidak mungkin pergi dari ruangan dalam keadaan yang sedang kacau-kacaunya.

Romi tampak mengusap bekas pukulan Rifandi, setelah itu dia tertawa sinis.

"Bapak Gusti Rifandi yang terhormat, apakah perlakuan saya pada putri anda sudah sama persis dengan yang anda lakukan pada ibu saya di masa lalu?" Cibir Romi membuat atensi orang-orang yang ada di dalam ruang tamu fokus pada Romi.

Rifandi yang tadinya tampak marah, berangsur-angsur mereda. Raut wajahnya penuh dengan pertanyaan.

"Apa maksud kamu?" Sahut Hanum membuat Romi Lagi-lagi  tertawa.

"Hanum sayang, mari kita buka sedikit demi sedikit kebusukan papa kamu yang selalu kalian banggakan ini! Nanti tolong bandingkan lebih bejat aku atau Rifandi?" Hanum menggeleng pelan, dia semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

"Ayah, bunda! Aku melakukan ini bukan tanpa dasar. Sekali-kali orang yang menyakitiku perlu diberi pelajaran." Tegas Romi saat menatap Fitri dan Ruli

"Masih ingat Ratih Kinanti?" Rifandi tampak terlonjak mendengar nama itu disebutkan.

Romi begitu senang mendapati raut wajah mantan mertuanya tampak belingsatan. Dia berjalan mendekati Hanum dan mencoba meraih bayinya.

Hanum berupaya keras mendekap Rakin agar tidak jatuh ke tangan Romi.

"Ayolah sayang, dia juga anakku kan? Masa nggak boleh aku gendong!" Hanum berlari ke arah pojok ruangan mendekati Rendi dan Bagas.

Bagas dengan sikap protectivenya segera mengambil bayi itu dan membantu Hanum duduk di sampingnya.

Dia menatap sengit pada Romi, Romi mundur selangkah dan tertawa cukup lantang.

"Okay! Sudah ada ganti ya? Bagus, dasar wanita murah!"

Mendengar kalimat itu membuat Bagas mengepalkan tangannya bersiap menyerang Romi. Tapi tatapan Rendi seolah mencegahnya berbuat macam-macam.

"Baiklah, kita lanjutkan saja membahas masa lalunya! Sepertinya kalian semua menanti apa yang sebenarnya terjadi." Rifandi berdiri dengan raut wajah yang sulit diartikan.

"Ratih Kinanti adalah nama dari Ibu kandung saya, dia menjadi janda sejak saya berumur satu bulan. Kebetulan ayah saya meninggal karna kecelakaan." Romi memulai kisahnya.

"Jauh setelah itu, Ibu berjuang menggantikan sosok ayah untuk menghidupi saya. Dia bekerja di sebuah hotel sebagai juru masak. Saat saya mulai masuk ke sekolah dasar, tepatnya ketika kelas lima SD, Ibu mengenalkan sosok laki-laki pada saya. Namanya Gusti Rifandi. Baru satu kali itu saya melihat ibu mencintai sosok laki-laki selaian ayah." Raut wajah Romi menunjukkan luka batin yang sepertinya terlalu lama dia pendam.

"Ibu bilang, Gusti Rifandi adalah salah seorang anggota TNI dari Jakarta yang ditugaskan ke Surabaya. Kebetulan saat itu saya dan Ibu tinggal disana."

"Ibu begitu memuja sosok Gusti Rifandi sampai lupa batas. Apapun yang laki-laki itu minta dituruti oleh ibu. Hingga suatu hari, ibu mengetahui bahwa dirinya hamil! Anak dari laki-laki yang selama ini kalian panggil Papa!"

"Kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya? Dia menolak mentah-mentah saat dimintai pertanggungjawaban. Dan baru saat itu ibu saya tahu, di Jakarta Gusti Rifandi sudah memiliki anak dan istri." Lanjutnya.

"Dia dengan tega kembali ke jakarta. Lari dari tanggungjawabnya. Membiarkan ibu saya terlunta-lunta, dipermalukan oleh keluarganya sendiri. Hingga ibu meninggal karna keguguran." Bisa dilihat mata Romi berkaca-kaca.

"Saya memendam kepedihan itu selama ini, saya cukup bersyukur saat itu Ayah dan Bunda mau mengadopsiku dan membawaku pindah ke Malang. Hidup baruku di mulai dari sana."

"Jujur, saat pertama kali kenal Hanum. Tidak ada niatan untuk berbuat sejauh ini, karna saya tidak tahu jika dia anaknya si bejat!"

"Bertahun-tahun menjadi rekan kerjanya di Malang, pertama kalinya saya berkesempatan berkunjung ke rumah ini untuk melamar Hanum."

"Dari lamaran dan pertemuan pertama itulah, jejak Gusti Rifandi mulai saya ketahui. Dan sejak hari itu, saya memulai aksi balas dendam lewat Hanum, agar Gusti Rifandi tahu bagaimana rasanya berada di posisi saya."

"Dan lihat! Karma dibayar lunas! Padahal saya berharap Hanum akan mengalami nasib sama dengan ibu. Dia keguguran lalu meninggal. Tapi ternyata benih saya tangguh juga hidup di dalam rahimnya!" Romi kembali tertawa sinis.

"Saya juga sudah puas sekarang. Segala hal yang ada kaitannya dengan Gusti Rifandi sudah merasakan karmanya masing-masing. Toh tidak harus bapaknya yang kena, anaknya juga bisa! See, Hanum jadi janda dua kali karna perlakuan kasar dari suami, sudah membuktikan bahwa dosa bapaknya berdampak pada anaknya!" Cibir Romi membuat hati Hanum pedih luar Biasa.

"Harusnya anda malu pak, anda mengatakan saya laki-laki brengsek dan bejat. Toh ternyata kita sama! Hanya saja bapak kurang berkaca pada diri sendiri."

"Hanum, Aku pernah dengan sangat tulus mencintai kamu! Tapi bukan untuk dendam ini."

"Aku selalu belajar mencintai apa yang kamu cintai, kecuali anak ini!" Tunjuk Romi dengan kejam ke arah Rakin, yang tampak merengek gelisah. Seolah mengerti bahwa keberadaannya tidak diinginkan.

"Saya bahkan tidak akan sudi, nama saya tercantum dalam akte lahir dia! Meski saya memang ayah biologis dari bayi itu!" Ujarnya tegas.

"Selesai, sebenarnya saya tidak ingin mengungkap semua hal yang terjadi di masa kelam. Saya masih berbaik hati menutup rapat aib kamu agar tidak terbongkar. Tapi karna kamu yang memulai duluan, tidak ada salahnya saya buka sekalian." Tatapan Romi kembali pada Rifandi.

"Oh iya, satu hal lagi. Saya adalah anak laki-laki Ratih yang pernah kamu kurung di dalam kamar mandi saat tidak sengaja mengganggu kencan buta kalian!"

"Ayah, Ibu. Ayo kita pulang. Semua sudah jelas, aku harap kalian memahami posisiku dan tidak memaksa datang kesini lagi."

Ekspresi wajah Ruli dan Fitri yang tadi tampak ramah, berubah sinis menatap Rifandi.

"Kami permisi!" Ujar mereka lalu pergi begitu saja.

"Saya mohon, untuk yang tidak memiliki kepentingan lagi, silahkan pergi." Ucap Rifandi dengan nada suara parau, tapi masih terdengar jelas.

Rendi yang merasa ucapan itu ditujukan untuk dirinya dan Bagas, segera menarik tangan bosnya untuk beranjak dari sofa.

"Hanum kita pulang dulu, Sehat-sehat!" Bagas tampak berat hati meninggalkan mantan istrinya yang masih sangat syok.

Apalagi bayi dalam dekapan Hanum itu tiba-tiba menangis dengan kencang.

Tidak ada yang bisa dia lakukan saat Rendi terus menariknya keluar rumah.

"Maafkan Papa!" Rifandi menjatuhkan diri di depan kaki Hanum sembari menangis pilu.

"Ini dosa papa, Hanum!"

__________

Happy Reading!

Bantu komen ya kalo ada typo atau salah tulis nama 😙😙

Yang mau ikut PO bisa order online.

Masih ada beberapa hari sebelum tanggal 10 Maret 😍😍

Format pemesanan
Nama
Alamat
Kota
Kelurahan
Kecamatan
Kode pos
Nomer hp
Judul buku
Transfer ke rek 0560368836 an Diana bank bca

Online Order

https://api.whatsapp.com/send?phone=62818331696

Continue Reading

You'll Also Like

29.3K 5.9K 11
COMING SOON...
497K 842 4
Kumpulan Cerita Pendek, penuh gairah yang akan menemani kalian semua. 🔥🔥🔥
58.8K 13.3K 18
Swipe right. Dua kata yang tidak asing untuk pengguna dating apps. Bermula saat Liora merasa iri dengan teman-temannya yang sudah punya pacar, akhirn...
688K 34.9K 57
Takdir itu emang kocak. Perasaan cerita tentang perjodohan itu hanya ada di film atau novel, tapi sekarang apa? Cecilia Janelle terjebak dalam sebuah...