Straight-A Student | ChanBaek

De zerofoue

81.3K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... Mais

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 36

1K 156 6
De zerofoue

Baekhyun benar-benar tidak tahu apa yang ia lakukan di sini. Di sebuah hotel yang terlihat begitu mewah.

Ia menghela nafas. 

Ini semua karena Jaemin. Awalnya, ia sudah tidak memikirkan lagi mengenai pesta ulang tahun Soyeon, yang bahkan ia tidak kenal itu. Tapi, Jaemin mengatakan padanya ini adalah undangan ulang tahun 'Soyeon' yang katanya adalah salah satu anak dari pengusaha yang, katanya, kaya tujuh turunan. Dan sialnya, Jaemin mengatakan ia akan pergi jika Baekhyun pergi. Jaemin terdengar sangat-sangat antusias dan Baekhyun tak enak hati untuk menjatuhkan harapan Jaemin. Padahal ia sedang ingin bersantai-santai di rumah.  

Genggaman di paha kanan miliknya menyadarkannya dari lamunan. 

"Gapapa?" 

Betul.

Ada Chanyeol.

Jadi semua akan baik-baik saja. Lagian, mereka bisa pergi lebih awal jika ia tidak menyukai suasananya bukan? 

Karena di undangannya dituliskan secara jelas bahwa ia bisa membawa satu orang ekstra, ia memutuskan untuk membawa sahabat tingginya itu. 

"Udah siap turun?"

"Gue males." Baekhyun mendengus. 

"Dijalanin dulu aja. Katanya enggak enak sama Jaemin?" 

Baekhyun mengangguk lemah. 

"Nanti kita pulang kalau emang enggak betah. Tapi harusnya gapapa kok. Dresscodenya aja semi-formal. Harusnya engga ribetin." 

Lagi-lagi, Baekhyun hanya mengangguk.

"Jaemin dimana?" 

Baekhyun merogoh kantung celananya untuk meraih ponselnya dan mengecek pesan yang dikirim oleh Jaemin. 

"Katanya udah di lobi." 

///

"Baekhyun!" 

Chanyeol dan Baekhyun menolehkan kepala mereka dan menemukan Jaemin yang sedang bangkit berdiri dan berjalan ke arah mereka. Menyapa Chanyeol sejenak setelah sampai. 

"Lo sendiri?" tanya Baekhyun.

Jaemin mengangguk.

"Harusnya sama temen gue tadi. Tapi tiba-tiba dia ada urusan."

"Gapapa sendirian?" 

"Gapapa," Jaemin meyakinkan. 

"Masuk yuk." 

Baru saja mereka hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba, suara yang tidak asing menyapa mereka.

"Baekhyun."

Itu Joohyung.

Baekhyun tidak bisa menjawab apa-apa, hanya bisa tersenyum tipis. Merasa terlalu canggung karena pesan yang dikirimkan oleh Joohyung beberapa waktu lalu. Apa Joohyung tidak merasa canggung?

Chanyeol mengerutkan kedua alisnya ketika ekspresi wajah Joohyung berubah saat melihat kehadiran dirinya. Hampir tidak kentara, namun tidak luput dari pandangannya.

"Kita duluan ya!" Jaemin sepertinya cepat menangkap apa yang terjadi dan tanpa menunggu jawaban dari Joohyung, ia sudah menarik Baekhyun untuk jalan bersamanya.

Chanyeol hanya mengikuti kedua orang yang berjalan di hadapannya. Baekhyun, yang sudah digandeng oleh Jaemin, tertawa kecil ketika mendengar cerita-cerita selingan yang keluar dari mulut Jaemin, melupakan apa yang baru saja terjadi.

Ketika tiba di hadapan restoran di mana acara ulang tahun Soyeon, Jaemin dan Baekhyun menunjukkan undangan dari ponsel mereka. 

Baru saja mereka masuk, bisikan-bisikan sudah menyapa telinga mereka. Dan itu tentang Chanyeol.

"Itu Chanyeol?" 

"Park Chanyeol?!" 

"Anak teknik mesin kan? Kok bisa disini?" 

"Itu ada Byun Baekhyun. Pasti sama dia." 

Chanyeol menghela nafasnya. Dimana pun ia berada, mengapa perhatian selalu terarah ke arahnya? Ah, ia jadi ingat apa yang dikatakan seseorang sewaktu ia kecil. Fitur wajahnya akan selalu membuatnya menjadi pusat perhatian. Chanyeol kurang mengerti juga ia harus berterima kasih atau kesal. 

"Hai!" Tiba-tiba, seorang gadis yang menggunakan gaun bewarna kebiruan menghampiri mereka, pastinya Soyeon.

"Baekhyun sama Jaemin ya?" Ia tersenyum lebar. 

Baekhyun tersenyum dan mengangguk.

"Makasih udah ngundang." tuturnya lembut. 

"Sama-sama." jawab Soyeon.

"Ayo gue anter ke tempat duduk." 

Kemudian mereka didudukkan di salah satu tempat duduk yang berada sedikit di belakang restoran. Untungnya itu adalah tempat yang tidak seberapa menarik perhatian. 

"Ambil makanannya di sana ya." Soyeon menunjuk ke arah depan restoran yang diisi dengan beberapa orang yang membentuk sebuah baris.

"Makasih." Jaemin menjawab antusias. 

"Oh, kita di sini cuma sampe sekitar jam delapan dan setelahnya ada acara lagi di tempat lain. Kalau kalian udah capek, balik duluan gapapa. Tapi kalau misalnya mau ikut, bisa bilang sama orang pas masuk restoran tadi ya." jelasnya.

"Enjoy! " seru Soyeon bahagia. 

Sebelum ia beranjak dari tempatnya, Soyeon menyempatkan untuk melirik ke arah Chanyeol yang sedang memandang sekitar restoran. 

"Salam kenal, Park Chanyeol. Gue Soyeon." Ia menjulurkan tangannya pada Chanyeol yang mengangguk singkat, tidak tertarik. 

Namun, meskipun begitu, Chanyeol tetap menjabat tangannya. Sangat singkat.

Baekhyun menatap Soyeon bingung. Gadis ini tampak biasa saja dan terlihat tidak tertarik dengan Chanyeol. Toh, tertarik pun... itu bukan urusannya kan?

"Jangan tegang-tegang. Nikmatin aja." Soyeon menyampaikan ke arah Chanyeol.

"Gue duluan." 

Setelah itu, Soyeon pergi begitu saja, Sepertinya Soyeon, sebagai yang mengadakan pesta, akan merasa tidak enak jika salah satu tamunya tidak menikmati acaranya. 

"Mau siapa yang ambil duluan?" Jaemin membuka suara.

"Lo aja duluan, Yeol. Gue temenin Jaemin." 

Chanyeol mengangguk. 

Setelah Chanyeol pergi, Jaemin menghadap ke arah Baekhyun secara tiba-tiba.

"Chanyeol memang dingin gitu ya?" 

Baekhyun terkekeh.

"Sedikit. Tapi kayaknya kalau sekarang, dia ngerasa asing aja. Jadinya gitu." 

Jaemin mengangguk.

"Pelan-pelan aja, lama-lama bisa deket kok." 

"Gue enggak ngarep deket juga sih." ucap Jaemin dengan jujur. Memang dari awal, Jaemin paham dengan ketampanan Chanyeol. Tapi ia tidak paham kenapa orang-orang bisa bertingkah seolah-olah mampu membuang segalanya untuk bisa berada dekat dengan Chanyeol.

Baekhyun tertawa lepas. 

Beberapa menit kemudian, Chanyeol kembali dan menaruh piring berisi makanan di atas meja, mempersilahkan Jaemin dan Baekhyun untuk mengambil makanan yang mereka inginkan. 

Chanyeol mundur dan membuat jarak agar Baekhyun bisa keluar dari tempat duduknya, meletakkan kedua tangannya di sisi pinggang Baekhyun di hadapannya sementara Baekhyun berjalan menyamping. Tidak melakukan apapun, hanya sekedar meletakkannya di sana. Setelah Baekhyun dan Jaemin sudah menjauh, ia duduk di tempatnya. 

Sedangkan, Jaemin, ia tenggelam dalam pikirannya sendiri sebelum memutuskan untuk menyuarakannya.

"Pantesan pada mikir Chanyeol sama lo pacaran. Chanyeol aja kayak gitu." 

Baekhyun menatapnya bingung.

"Kayak tadi. Hal-hal kecil kayak gitu bisa bikin orang salah paham kalau dilakuin sama orang semacam Chanyeol, yang dipandang idaman." Jaemin menjelaskan panjang lebar. Melihat Baekhyun yang terlihat masih belum paham dengan apa yang ia bicarakan, Jaemin terkekeh. 

"Chanyeol tadi megang pinggang lo, seolah-olah nuntun lo bangun dari tempat duduk." 

"Oh, emangnya iya?" 

"Lo aja enggak sadar." Jaemin menghela nafas, diam-diam berpikir bahwa tidak lah aneh mengapa rumor itu bisa tersebar. 

"Emangnya rumornya mulai dari mana sih?" 

"Kayaknya senior yang waktu itu sekelompok sama Chanyeol pas ada lomba." 

Jaemin mengangguk. Tangannya meraih sebuah piring dan memberikannya pada Baekhyun yang berdiri di sampingnya. 

///

Chanyeol tersenyum tipis, lega, karena Baekhyun memutuskan untuk pulang ketimbang mengikuti acara selanjutnya. Jaemin akhirnya mengikuti acara setelah ini karena ia belum ingin pulang, ditambah dengan salah satu teman yang ia kenal dari acara tadi. 

Baekhyun memerhatikan Chanyeol yang sedang memasang sabuk pengamannya. 

Perlahan namun pasti, Baekhyun memajukan tubuhnya, membuatnya berada lebih dekat dengan Chanyeol dan itu rupanya membuat Chanyeol sontak menghadapnya. 

Cup

Karena kurangnya reaksi yang diberikan Chanyeol, Baekhyun menjadi sedikit linglung. Apa Chanyeol terkejut? 

Namun, tentunya dan seperti biasanya, Chanyeol akan selalu mengembalikan upaya yang Baekhyun buat. Ia kembali mendaratkan bibirnya diatas milik Baekhyun dan melumatnya perlahan. 

Baekhyun tersenyum puas karena apa yang Chanyeol lakukan. Perlahan, kelopak matanya tertutup dengan sendirinya, mengizinkan Baekhyun untuk semakin menikmati kegiatan yang sedang mereka lakukan. Ketika benda tak bertulang milik Chanyeol menjilat permukaan bibirnya, Baekhyun tidak memiliki pilihan lain kecuali tunduk pada dominasi Chanyeol.

Tampaknya Chanyeol juga mulai kepalang menikmatinya, tangan besarnya mulai meraba-raba dada dan perut rata Baekhyun yang masih terbalut kemeja hitam. 

Ia menarik pinggang ramping itu, agar Baekhyun bisa mendekat, menuntun tubuh Baekhyun untuk ia dudukkan di atas pangkuannya tanpa melepaskan tautan bibir mereka. Walau dengan kesulitan karena ruang yang terbatas, Baekhyun masih berhasil untuk mendaratkan bokongnya di atas pangkuan Chanyeol. 

Baru saja itu terjadi, Baekhyun melepaskan ciuman mereka, mendorong dada Chanyeol lembut dan menggunakan waktunya untuk mengatur nafasnya. 

Chanyeol melingkarkan salah satu lengannya pada pinggang Baekhyun seolah-olah tidak mau lepas dari Baekhyun barang sedetik, ia kembali menarik tengkuk Baekhyun dan mendaratkan puluhan ciuman pada leher jenjang Baekhyun. Bahkan tanpa ragu-ragu meninggalkan jejak kemerahan di sana. 

"Kita pulang. Sekarang." 

Dan itu lah apa yang dilakukan oleh Chanyeol. Mengembalikan Baekhyun pada tempat duduknya dan langsung membawa mobilnya untuk membelah jalanan malam agar mereka bisa sampai di rumah, secepat-cepatnya. 

Belum sampai satu menit mereka menapakkan kaki di rumah, Chanyeol sudah kembali memojokkan Baekhyun pada dinding terdekat. Menggenggam leher Baekhyun agar Baekhyun tidak bergerak sedikitpun ketika ia melahap bibirnya. 

Untuk pertama kalinya, Chanyeol melakukan ini padanya. Menekan pelan kedua sisi leher Baekhyun dengan ibu jari dan sisa jarinya yang lain. Entah ini memang disebabkan oleh Chanyeol yang melakukannya karena refleks untuk mengendalikan Baekhyun atau memang Chanyeol ingin mencobanya.

Tapi, Baekhyun menyukainya. 

Setelah itu, Baekhyun menemukan dirinya didorong perlahan menuju kamar yang mereka tinggali bersama.

Siapapun tahu apa yang akan terjadi. 

Continue lendo

Você também vai gostar

212K 4.9K 55
❝ i loved you so hard for a time, i've tried to ration it out all my life. ❞ kate martin x fem! oc
Stranger Not So Danger De Ana

Ficção Adolescente

193K 6K 39
"When I first met you, you were a complete stranger. But through time, I thought I really started to get to know you. To know the way you react to th...
79.7K 2K 31
A little AU where Lucifer and Alastor secretly loves eachother and doesn't tell anyone about it, and also Alastor has a secret identity no one else k...