Brilian

Door farizamuzhaffara

392K 16.6K 425

[mohon maaf jika ada kesalahan dan ketidak nyamanan, cerita ini ditulis hanya dengan ketidak sengajaan, deng... Meer

Prolog
BRILIAN|01
BRILIAN|02
BRILIAN|03
BRILIAN|04
BRILIAN|05
BRILIAN|06
BRILIAN|07
BRILIAN|08
BRILIAN|09
BRILIAN|10
BRILIAN|11
BRILIAN|12
BRILIAN|13
BRILIAN|14
BRILIAN|15
BRILIAN|16
BRILIAN|17
BRILIAN|18
BRILIAN|20
BRILIAN|21
BRILIAN|22
BRILIAN|23
BRILIAN|24
BRILIAN|25
BRILIAN|26
BRILIAN|27
BRILIAN|28
BRILIAN|29
BRILIAN|30
BRILIAN|31
BRILIAN|32
BRILIAN|33
34|DUKA ANGKASA
BRILIAN|35
Epilog
Extra part
INFO!!
PEMBERITAHUAN
CURHATAN
CAST
GC Brilian
Ayo gabung
Seputar Brilian

BRILIAN|19

6.8K 330 7
Door farizamuzhaffara

"Setiap orang pasti memiliki kesalahan, sebagai manusia kita harusnya memaafkan setidaknya rantai kebencian kita terputus walau, maaf tak akan mengubah keadaan kembali seperti semula."

-----

Seorang gadis berkuncir kuda kini tengah berlari di koridor sekolah dengan tergesa-gesa.

"Aduh habisnya keasikan nonton video, bodoh!" makinya pada dirinya sendiri.

Bruk.

"Lo punya mata gak?" suara bentak memekakkan telinganya.

"Maaf." ucap gadis itu lalu mendongakkan kepalanya.

"Bri?"

"Lo!"

"Jalan itu yang benar! Udah sana pergi!" usir cowok tersebut.

"Venny minta maaf, maaf bri." ucap gadis itu sebelum melanjutkan langkahnya kembali.

"Lo telat?" pertanyaan seseorang menghentikan langkahnya.

Gadis itu berbalik menghadap lawan bicaranya. "Bisa lihat sendiri kan?" ketus gadis itu kemudian melanjutkan langkahnya.

Buat apa cowok tersebut menanyakan dirinya telat, apa dia tidak melihatnya huh! Peduli apa dia mungkin, cowok tersebut hanya penasaran bukan peduli pikir Venny.

"Hai bri." sapa Venny kemudian duduk disamping Brilian.

"Bri mau cokelat?" tanya gadis itu seraya menyodorkan sebatang cokelat pada Brilian.

"Enggak!"

"Bri mau apa? Brownies? Bakso? Teh manis? Apalagi ya, pancake?" tanya Venny sembari mengetuk ngetuk meja kantin.

"Diem gak Lo!" kini ketenangan cowok tersebut telah terusik.

"Gak! Bri mau apa?" tanya gadis itu lagi.

"Gue mau Lo pergi!" usir Brilian merasa ketenangannya terganggu oleh keberadaan gadis gila itu.

"Hmm." jawab Venny pasrah pada akhirnya.

"Lo jangan kayak gitu dong bri sama Venny." tegur Arsen dia merasa kasihan pada gadis itu.

"Emang ada urusannya sama Lo?" tanya Brilian.

Arsen hanya mampu menggeleng kuat, rasanya ia tak mampu untuk mengangkat suaranya jika telah berhadapan dengan Brilian yang sekarang sedang tersulut emosi.

-----

Venny gadis itu berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Heh!" seru seseorang.

Venny menoleh ke arah sumber suara, dia hanya memutar bola matanya malas.

"Apa?" tantang Venny.

"Ikut!" ajak gadis itu.

Renata menarik tangan Venny menuju belakang sekolah, setelah sampai dia langsung menghempaskan genggaman tangan itu.

"Lo jauhin brilian! Kalau enggak Lo tau akibatnya." sentak Renata.

"Kalau gue gak mau?" tanya Venny.

"Gampang, gue bakal rusak semua kebahagiaan Lo!" ucap Renata dengan smirk di wajahnya.

"Emang gue takut?" tantang Venny.

"BERANI LO!" ancam Renata.

"KENAPA?"

PLAK.

"JAGA UCAPAN LO! ADEK KELAS AJA BELAGUNYA KURANG AJAR!" bentak Renata.

Venny memegang pipi kanannya yang di tampar oleh Renata, pasti pipinya sudah memerah.

"KAKAK KELAS KAYAK LO! KURANG AJAR!" ucap Venny tak kalah lantangnya.

"Kalian!" seru seorang cowok dari belakang mereka.

"Kak Angkasa?" kaget Venny.

"Ngapain Lo!"

Angkasa tak menghiraukan perkataan gadis itu, dia menarik Venny dari sana, yang penting sekarang gadis itu tidak di ganggu lagi oleh Nenek Lampir itu!

"Kak, makasih ya." ujar Venny.

"Iya, sebagai ucapan maaf gue." ucap Angkasa.

"Lo gak papa?"

"Enggak kok, cuman sedikit!"

"Tapikan pipi Lo merah, harus di obati nanti infeksi."

"Ya makasih ya kak sekali lagi."

"Udah tenang aja, kalau ada masalah bilang ke gue aja pasti gue bantu."

-----

Kini saatnya pulang sekolah, siswa SMA Nusa Pelita kini telah memenuhi parkiran sekolah untuk segera pulang.

Venny gadis itu berjalan sendirian tanpa memperdulikan seorang Brilian yang sedang duduk di motor sport miliknya.

Brilian yang melihat itu hanya acuh dan tak peduli, lagi pula itu bukan urusannya dan bukankah sekarang dia sudah terbebas dari neraka gadis itu, dia bisa bersenang-senang tanpa gangguan gadis itu.

Brilian kemudian melajukan motornya membelah jalan raya yang tampak ramai.

Pikirannya sedang kalut sekarang yang dia butuhkan hanya istirahat di kamar tercintanya.

"Assalamualaikum wr.wb." ucap brilian kemudian menyalami sang bunda.

"Waalaikumsalam wr.wb." jawabnya.

"Kamu mau makan dulu apa gimana?" tanya Dewi.

"Bri, mau istirahat dulu Bun."

"Yaudah jangan lupa makan, soalnya bunda mau keluar."

"Hmm."

Brilian menghempaskan tubuhnya pada kasur empuk miliknya, rasanya sangat nyaman.

Dan seketika mata itu tertutup sempurna menuju alam mimpi, alam dimana lebih indah dari kenyataan.

-----

Venny gadis itu memasuki sebuah rumah, rumah yang tak ingin dia datangi namun, karena terpaksa.

Saat dia akan duduk sebuah suara pecahan benda di lantai mengundang perhatian gadis itu.

Venny segera berlari menuju tempat tersebut, suaranya berasal dari kamar seorang cowok, ia membuka pintu tersebut dan hal pertama yang dia lihat adalah seorang cowok tergeletak di lantai sambil memegang kepalanya.

"Bri, sini gue bantu." ucap Venny hendak memegang lengan Brilian namun, segera cowok itu tepis.

"Gue bisa sendiri!" ucap Brilian kemudian mencoba untuk bangkit.

"Bri, ayo dong jangan kayak gini gue bantu ya." pintanya.

"Gue gak butuh bantuan Lo!" sentak cowok tersebut.

Venny menatap nanar ke arah cowok tersebut saat sakit masih aja bisa marahin orang.

"Yaudah Venny ke bawah dulu." ujar gadis itu pada akhirnya.

Gadis itu memasuki kamar cowok tersebut dengan nampan berisi air serta kompresan.

Ia duduk di pinggiran kasur kemudian menaruh kompresan itu pada kening Brilian, badannya panas entah apa yang buat cowok tersebut jadi seperti ini tapi, dia yakin bahwa ada sebuah masalah yang di pikirkan oleh Brilian.

"Venny, kenapa Lo tetap baik sama gue?"

"Venny, Lo tau gue tersiksa saat Lo gak ganggu gue lagi."

"Gue minta maaf, gue suka sama Lo."

Venny kaget mendengar racauan Brilian tidak mungkin, pasti itu hanya bercanda, iya kan dia sukanya sama Renata mana mungkin, dia suka sama gadis kayak gue, mustahil!

-----

Authornya gaje:)

Selamat hari raya idul Fitri🥳

Mohon maaf lahir dan batin🙏

Terimakasih ❤️

Sorry kalau gak nyambung.

24 Mei 2020

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1.2K 536 12
Helios Niscala, Setiap orang yang bertemu dengannya akan menganggap Helios itu sombong, kejam, datar dan dingin. Faktanya memang begitu, ia akan menj...
5.5K 158 5
Anandha alicya nagita faristy Licya , seorang anak yang sangat pendiam. Kemanapun dia pergi sebuah boneka panda akan selalu dibawanya. Leonard alan...
3K 399 47
Tentang remaja perempuan bernama Nadine queensa Atmajaya yang tinggal di tengah keluarga broken home,selalu di nomor duakan oleh kedua orang tuannya...
1.5M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...