Boss & Secretary

By octzenlue

242K 13.3K 310

E N D Cerita tentang seorang sekretaris yang bekerja disebuah perusahaan yang terkenal dan memiliki beberapa... More

PROLOG
B&S - 1
B&S - 2
B&S - 3
B&S - 4
B&S - 5
B&S - 6
B&S - 7
B&S - 8
B&S - 9
B&S - 10
B&S - 11
B&S - 12
B&S - 13
B&S - 14
B&S - 15
B&S - 16
B&S - 17
B&S - 18
B&S - 19
B&S - 20
B&S - 21
B&S - 22
B&S - 23
B&S - 24
B&S - 25
B&S - 26
B&S - 27
B&S - 28
B&S - 30 END
EPILOG
Back

B&S - 29

6.4K 372 9
By octzenlue

HAPPY READING ●


Beberapa bulan kemudian.

Keadaan Ali sudah lebih membaik. Terapi dan pengobatan yang dilakukan oleh Ali beberapa bulan ini membuahkan hasil. Kini Ali sudah mengingat Prilly sebagai pacarnya, tapi belum sepenuhnya ingatan Ali pulih. Armand dan Clarissa juga sedang mempersiapkan pernikahan mereka yang akan dilangsungkan satu bulan dari sekarang.

Ali yang sedang menunggu kedatangan Prilly sambil sibuk memainkan ponselnya di dalam mobil. Malam minggu ini mereka akan menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan bersama. Prilly yang memang lagi pengen menonton film di bioskop mengiyakan ajakan Ali tadi siang yang mengajaknya untuk malam mingguan.

Tak lama pintu mobilnya terbuka dan mendapati Prilly dengan pakaian casualnya masuk ke dalam mobil. Ali yang tadi sibuk memainkan ponselnya kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Maaf ya nunggu lama, tadi Kak Armand ngajak ngobrol dulu bentar. Salah kamu juga gak mau nunggu di dalem." ucap Prilly yang langsung mengoceh saat sudah duduk dan sedang memasang seatbelt.

Ali mengecup pipi Prilly singkat, "Baru juga masuk udah ngomel aja."

Prilly terkekeh pelan dan menatap Ali.

"Aku juga gak masalah mau nungguin kamu berapa lama."

"Gombal mulu kamu." Prilly memukul gemas lengan Ali.

Mobil Ali berhenti di parkiran salah satu mall yang ada di Jakarta. Ali turun dari mobilnya dan disusul oleh Prilly. Mereka masuk ke area mall dengan tangan mereka yang bertautan.

"Aku udah booking tiket buat kita nonton nanti. Aku milih yang jam 8 karena sekarang masih jam 7. Kamu mau kemana dulu?" tanya Ali ketika mereka sedang menaiki eskalator.

"Aku mau makan, laper." jawab Prilly dan menatap Ali.

"Mau makan apa?"

"Aku mau sushi sama ramen."

"Oke."

Ali membawa Prilly ke restoran Jepang yang sudah menjadi langganan mereka.

Setelah tadi mereka makan sushi dan ramen sesuai permintaan Prilly. Mereka keluar dari restoran Jepang dan menuju ke bioskop karena 30 menit lagi film akan dimulai. Tapi sebelum itu, mereka mampir ke toko sepatu karena Ali ingin membeli sepatu baru dan ia juga membelikan untuk Prilly meskipun kekasihnya itu sudah menolak.

■■■■■

"Kamu gak mau nginep rumah aku?" tanya Prilly ketika mereka sudah sampai di depan rumahnya.

Ali menatap Prilly bingung, tumben sekali kekasihnya itu menawarinya untuk menginap di rumahnya.

"Papa sama Mama pergi ke rumah Tante yang di Bandung dari tadi siang, pulangnya besok siang. Kak Armand tadi bilang mau nginep rumah temennya, aku di rumah sendiri. Kamu gak mau nemenin aku?"

"Kan masih ada bibi."

Prilly mengerucutkan bibirnya sebal.

"Iya sih, tapi kan---"

"Gimana kalo kamu aja yang nginep rumah aku. Pasti Mama seneng, kalo aku yang nginep sini aku gak enak sama tetangga kamu sayang, kita kan belum sah apalagi cuma ada bibi sama kamu doang."

"Ya udah aku nginep rumah kamu, aku juga kangen sama Mama. Tapi aku ngambil baju dulu ya."

Ali mengangguk. "Biar aku ijin sama Ayah kamu kalo kamu bakal nginep rumahku."

Ali mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mengirimkan pesan kepada Arjuna. Selagi Ali meminta ijin kepada orang tuanya, Prilly keluar dari mobil dan masuk ke dalam rumah untuk mengambil baju dan beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk menginap di rumah Ali.

Mobil yang dikendarai oleh Ali telah sampai di halaman rumahnya. Setelah memakirkan mobilnya dengan benar, Ali dan Prilly keluar dari dalam mobil. Ali melirik sekilas jam yang melingkar di pergelangan tangannya dan menunjukkan pukul 11 lebih 15 menit. Pasti orang rumah udah pada tidur, pikir Ali.

Ali dan Prilly menaiki tangga untuk sampai di kamar Ali dan kamar kosong di sebelah kamar Ali.

"Kamu udah ngantuk ya." ucap Ali sambil mengelus lembut rambut Prilly.

Prilly yang memang sudah mengantuk hanya mampu menganggukkan kepalanya apalagi tangan Ali yang tak berhenti mengelus kepalanya.

"Ya udah kamu tidur gih, tapi jangan lupa bersih-bersih diri dulu."

"Kamu juga."

"Good night sayang."

Ali mengecup kening Prilly.

"Good night."

Setelah mengucapkan itu Prilly masuk ke dalam kamar yang akan menjadi tempat tidurnya. Setelah Prilly masuk baru Ali masuk juga ke dalam kamarnya.

■■■■■

Pagi ini Prilly dan Aleta tengah sibuk memasak untuk sarapan. Ali sudah bangun dari tadi dan lelaki itu sedang nge-gym di ruang gym rumah sambil menunggu dipanggil sarapan. Sedangkan Mario membaca koran di ruang keluarga.

"Kamu sama Ali kemarin malem pulang jam berapa?" tanya Aleta sambil mengiris bawang putih.

"Jam sebelas lebih Ma." jawab Prilly yang sedang menggoreng telur.

"Pantes Mama gak tau."

Prilly terkekeh pelan.

Beberapa menit kemudian mereka sudah selesai memasak. Prilly memanggil Ali yang masih nge-gym di ruang gym yang ada di lantai 3. Sesampainya di depan ruang gym, Prilly membuka pintu dan mendapati Ali yang sedang duduk di kursi tak jauh dari pintu masuk.

"Udah selesai nge-gymnya?" tanya Prilly lalu berjalan menuju ke arah Ali dan duduk di sebelah Ali yang sedang mengelap keringatnya menggunakan handuk kecil.

"Udah, sarapan sekarang?"

"Iya udah ditunggu Papa sama Mama dibawah."

Ali mengangguk lalu menarik tangan Prilly agar berdiri dan menggandeng tangan Prilly menuju meja makan.

Prilly sedang bersiap-siap untuk pergi bersama Aleta. Aleta mengajaknya untuk perawatan di spa langganan Aleta. Prilly yang memang ingin merefreshingkan dirinya tak menolak ajakan Aleta.

Aleta di ruang tamu bawah sedang menunggu kedatangan Prilly tengah berbicara bersama Ali.

"Mama nanti jangan lupa ngajak Prilly ke tempat yang udah Ali beritahu." ucap Ali yang duduk dihadapan Aleta.

"Iya Ali, kamu udah keempat kali loh. Emang kamu mau ngapain sih sampe ngingetin Mama berulang kali."

"Udahlah, Mama ikutin aja apa kata Ali. Nanti juga Mama tau sendiri."

Ali menoleh ke arah tangga dan mendapati Prilly turun dari sana dengan senyuman diwajahnya.

"Cantiknya mantu Mama." goda Aleta saat Prilly berdiri tak jauh darinya.

Prilly tersipu malu. "Mama ih suka gombal kayak anaknya."

Aleta tertawa begitu juga dengan Ali.

"Ya udah yuk berangkat sekarang." ajak Aleta yang sudah berdiri dan membenahi bajunya yang tak rapi.

"Mama duluan aja ke mobilnya, Ali mau bicara bentar sama Prilly."

Aleta mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka. Ali berdiri dan berjalan mendekat ke arah Prilly.

"Mau ngobrol apa? Kasian Mama nungguin." ucap Prilly karena Ali yang tak kunjung berbicara dengannya.

Ali meraih tubuh Prilly dan memeluknya.

"Kamu kenapa? Tiba-tiba peluk aku?" tanya Prilly yang bingung dengan pelukan tiba-tiba dari Ali, meskipun begitu Prilly tetap membalas pelukan Ali.

"Biar rindu aku terbalaskan sedikit, kan kamu mau ninggalin aku sendiri di rumah cuma sama Papa doang." Ali makan mempererat pelukannya.

"Lebay ih kamu, orang ditinggal bentar juga. Nanti malem juga ketemu lagi, udah ah kasian Mama nungguin lama." Prilly melepaskan pelukannya.

"Sampai ketemu nanti malem sayang." ucap Ali lalu mengecup kening Prilly. Setelah itu, Prilly pun pergi dari hadapan Ali yang menatap kepergiannya.

■■■■■

Prilly dan Aleta keluar dari dalam mobil lalu masuk ke dalam restoran yang tadi dikatakan oleh Ali. Aleta mengajak Prilly untuk duduk di meja bagian tengah.

"Kenapa restorannya sepi ya, Ma?" tanya Prilly yang heran semenjak masuk ke dalam restoran ini tak ada pengunjung satu pun hanya dirinya dan Aleta.

"Namanya juga usaha, Prill gak selalu mulus jalannya." jawab Aleta sekenanya.

"Iya juga sih."

Pelayan pun datang dan memberikan buku menu untuk Aleta dan Prilly. Setelah menyebutkan pesenannya, pelayan itu pergi. Aleta mengecek ponsel miliknya yang ada pesan masuk.

"Prilly, Mama ke kamar mandi dulu ya."

Aleta berdiri dan melangkah pergi setelah mendapat persetujuan dari Prilly. Sepeninggal Aleta tiba-tiba saja lampu di restoran padam dan hanya lampu dari panggung yang ada di hadapannya yang menyala dan menyorot seseorang yang ia kenal sedang berdiri membelakanginya lalu seseorang itu memutar tubuhnya menghadap Prilly.

"Hai sayang." sapa Ali lalu tersenyum manis.

Prilly bingung kenapa tiba-tiba ada pacarnya disana.

"Biar kamu gak tambah bingung aku langsung aja deh." Ali menjeda ucapannya sebentar.

"Aku bukan tipe orang yang bisa mengeluarkan kata-kata yang romantis. Aku juga bukan tipe orang yang suka basa basi. Aku mau bilang, kamu mau gak nikah sama aku?"

Prilly terkejut dengan pertanyaan Ali. Ia terdiam beberapa saat lalu berjalan mendekat ke arah Ali.

"Iya aku mau."

Ali memeluk tubuh Prilly dan seketika semua lampu yang mati jadi menyala dan ada sorak sorai dari beberapa orang yang stand by disana. Ada Mama dan Papa Ali, Ayah dan Bunda Prilly, Armand dan Clarissa, Leo dan Lea, tak ketinggalan juga ada Rico.

"Selamat buat kalian berdua." ucap semua orang yang ada disana dan menatap Ali dan Prilly dengan senyuman yang terpatri di wajah mereka.

~~~~~

hari ini aku bakal triple up hehe

part depan udah part terakhir dari ceritaa inii
semoga suka sama part kali ini yaa
jangan lupa like sama komen
thanks you guys!!

Continue Reading

You'll Also Like

758K 9.7K 6
Kehidupan Gita hanya seputar deadline, report, pembukuan, dan laporan. Itu belum apa-apa jika ditambah Bos yang super galak, annoying, dan kampret ba...
289K 22.4K 103
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
169K 10.3K 26
CERITA INI SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK CETAK DAN E-BOOK. [Ibu gitu deh, WA saya nggak dibalas.] [Bu ....] [Kok, jahat, sih, Ibu?] Ya Tuhan, pipiku te...
40K 5.8K 37
[ On Going ] Jekanandra, seorang CEO dengan segala kesuksesan yang melingkupinya di usia muda, tak sengaja bertemu dengan Caramel, gadis bertubuh mu...