Good Enough (Completed)

By WriterClub

34.8K 3.7K 490

Ini adalah aku yang selalu mendukungmu dengan caraku sendiri. Mencintaimu dengan caraku sendiri. Dan mendampi... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10 (Flashback)
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Epilog
CERITA BARU
Ada yang udah baca?
See you again.

Chapter 2 (Flashback)

1.2K 122 12
By WriterClub

Pada masa itu....

oOo

"Tuhkan! Curang mulu, kesel gue. Udahan ah!" (Namakamu) Idrish, gadis itu berteriak kesal terhadap laki-laki yang saat ini sedang tertawa tanpa hentinya. Ia melempar bantal kecil ke arah laki-laki itu.

"Nggak lucu ya!"

"Iqbaal!"

"Nggak usah ketawa!"

Alih-alih berhenti, laki-laki itu malah semakin tertawa terbahak-bahak. "Masa curang dah, kamu aja kali nggak bisa main. Cacat!" ujar Iqbaal disela-sela tawanya.

(Namakamu) menatapnya tajam. "Lah anjir! Punya gue aja dijalanin sama lo mulu! Sana balik ah! Jangan kesini-sini lagi."

"Dih marah," lalu kembali tertawa. Pada saat itu juga, Iqbaal kembali mendapatkan serangan bantal dari (Namakamu). "Iya-iya! Buset dah, gragas banget dah lu."

"Sana pulang!" suruh perempuan itu, ia masih kesal dengan kekasihnya.

Iqbaal bangkit, lalu dia berjalan ke arah pintu. Tidak tinggal diam, (Namakamu) langsung menyusul laki-laki itu.

"Salah pintu! Pintu keluar di sana!"

"Lah emang siapa yang mau keluar, aku mau tidur, ngantuk. Kalo pulang jauh."

"Depan-depanan kok jauh?!" gerutu (Namakamu) dan sama sekali tidak ditanggapi oleh Iqbaal. Ia tahu kekasihnya itu hanya pura-pura tidur. Dan langsung saja (Namakamu) menutup pintu kamarnya kesal. Laki-laki itu paling bisa membuatnya naik darah. Tapi meski begitu, Iqbaal lah yang menemani hari-harinya selama ini.

(Namakamu) melirik jam yang ada dinding, sudah pukul empat sore. Sembari menunggu Iqbaal bangun, ia akan menyuruh ketiga temannya untuk datang ke apartemennya.

(Namakamu) Idrish: Kesini dong, nitip makanan ya sekalian. Laper gue, nanti uangnya gue ganti

Setelah mengirim pesan tersebut ke ruang obrolan dengan ketiga sahabatnya, (Namakamu) merebahkan dirinya di sofa dan pandangannya hanya fokus ke televisi. Sibuk mencari siaran yang sekiranya bisa membuat bosannya hilang.

Lalu ibu jarinya menekan tombol merah pada remot televisi dan ia berjalan ke arah kamarnya. (Namakamu) segera mengambil laptopnya dan kembali duduk di tempat sebelumnya.
Belum sempat memutar film yang ia inginkan, ponselnya berdenting.

Salshabilla Adriani: Iqbaal kemana emang?

(Namakamu) Idrish: Tidur. Males banguninnya, dia kalo udh tidur kayak orang mati

Steffi Zamora: Nyokap gue masak nih, gue bawain ya. Kasian dah anak rantau

Salshabilla Adriani: Makanya belajar masak -Iqbaal

(Namakamu) Idrish: Ye, nang aje lw, gue bentar lagi jadi chef

Steffi Zamora: Halah ngomong sama tembok sono

(Namakamu) Idrish: Yaudah cepetan ah wkwkwkwkk

Cassandra Lee: (Namakamu), gue otw

Setelah itu (Namakamu) kembali fokus pada laptopnya dan ia tidak menyadari bahwa Iqbaal telah keluar dari kamarnya. Dengan wajah yang masih mengantuk, laki-laki itu mendaratkan bokongnya di sofa yang berbeda tempat dengan gadis itu.

"(Nama..), besok belajar berenang ya," ujar Iqbaal kepada (Namakamu).

"(Nama..)."

"(Namakamu)."

Gadis itu kemudian menoleh melepas earphone yang terpasang di telinganya. "Kenapa?"

Iqbaal menghela napas. "Besok belajar berenang."

Ekspresi wajah (Namakamu) berubah, tapi ia tidak ingin Iqbaal tahu. Gadis itu mengalihkan pandangannya dan langsung memasang kembali earphonenya. "Nggak ah, aku takut."

"Kan aku ajarin. Belajar seimbangin badan kamu dulu di kolam yang dangkal."

(Namakamu) melepas earphonennya lagi, ia menghela napasnya perlahan. "Yaudah."

"Gitu dong." Iqbaal bangkit dan menuju dapur, melihat tidak ada makanan apapun, ia kembali bersuara. "Aku laper."

"Temen-temenku nanti ke sini, aku udah nitip makanan."

"Beli mulu, belajar masak makanya."

"Itu masakan mamanya Steffi kok, aku nggak beli."

"Ya tetep aja biasanya kalo nggak beli, dikasih sama temen kamu, atau kadang dibawain sama bunda."

(Namakamu) hanya diam tidak menanggapi sindiran yang diberikan oleh Iqbaal. Matanya fokus ke layar laptop, namun pikirannya entah kemana.

"Besok abis belajar berenang, aku minta bunda ke sini buat ajarin kamu masak."

"Iya-iya."

Lagi-lagi hanya itu yang bisa ia jawab. Mencoba melupakan segala ucapan Iqbaal yang bersarang diotaknya dengan cara menonton film. Tak lama bel apartemennya berbunyi. Menampilkan sosok ketiga sahabatnya yang saat ini berjejer berdiri di depan pintu.

"Ayo masuk."

"Siapa?" tanya Iqbaal ketika mendengar suara (Namakamu) yang sedang mempersilahkan tamunya untuk masuk. "Oh kalian, yaudah aku balik dulu. Jangan lupa ya besok."

Setelahnya, tubuh Iqbaal menghilang dibalik pintu. Salsha yang melihat itu bertanya. "Disuruh apa lagi?"

"Belajar masak sama berenang." (Namakamu) mengangkat kedua bahunya tidak peduli.

"(Nama..)," panggil Steffi. "Kalo kata film di Koki-Koki Cilik, nggak papa nggak bisa masak, yang penting bisa makan. Oke? Lagian ya, keluarga gue nggak masalah, malah nyokap gue emang mau nitipin makanan buat lo. Kalian itu udah dianggap kayak anak sendiri sama nyokap gue."

"Rumah gue selalu terbuka buat lo, (Nama..)," Cassie menambahkan.

"Apalagi keluarga gue, lo mau tinggal di rumah juga nggak masalah. Biar bisa nemenin gue juga," ucap Salsha seraya mengusap punggung (Namakamu).

"Kenapa deh lo semua?" (Namakamu) tertawa. "Tapi Iqbaal bener sih, gue apa-apa beli, kalo engga pasti kalian yang bawain atau bundanya Iqbaal yang bawain. Takut ketergantungan gue."

"Kita nggak keberatan."

"Iya, tapi gue yang nggak enak. Jadi besok dan seterusnya gue bakal belajar masak. Doain aja semoga nggak kebakaran."

"Kalo kebakaran lo balik ke Bali ya, (Nama..). Gue nggak nampung gembel."

(Namakamu) memukul Salsha kencang. Sementara yang dipukul hanya bisa meringis.

"Mampus!" ujar (Namakamu) yang sekarang berjalan ke arah dapur untuk mengambil beberapa cemilan dan minuman kaleng untuk dirinya sendiri.

"Lah lo nggak ngambilin buat kita bertiga?"

"Ambil sendiri ya, jangan manja!" jawab (Namakamu) lalu membuka kemasan cemilan itu dan memakannya. "Ngemil mulu gue, besok olahraga deh."

"Halah, olahraga your head! Nggak bakal terjadi," sahut Steffi.

"(Nama..), Iqbaal tuh suka balik nggak sih ke rumah? Kan dia beli apartemen cuma karena pengen ngejagain lo," tanya Cassie yang sedang mengambil minuman kaleng milik (Namakamu) di meja.

"Swiper jangan mencuri!" ujar (Namakamu). "Balik lah, emang dia Malin Kundang."

"Bagi! Terus lo diajak?" Cassie masih saja bertanya.

"Diajak, cuma kadang-kadang gue iyain, kadang juga gue tolak."

"Terus lo sendiri?"

"Menurut lo?"

Dilemparnya bantal ke wajah (Namakamu) yang menyebabkan gadis itu tersedak karena tidak mengetahui akan ada serangan dadakan.

"Yah mati deh lo, (Nama..)."

(Namakamu) lari menuju dapur untuk mengambil air mineral, karena tidak memungkinkan jika ia minum soda ketika sedang tersedak.

Setelah mereda, gadis itu kembali dan duduk di atas Cassie. Sengaja menindihi temannya itu untuk balas dendam.

"Kayaknya lo deh, Cass, yang mati."

Bukannya melerai (Namakamu) dan Cassie, kedua temannya yang lain malah ikut menindihi sehingga mereka terjatuh ke lantai yang dilapisi karpet.

"Gatau diri woi anjir Salsha, bener-bener dilemesin badannya. Nggak tau apa ya itu dosa banyak banget, kan berat," ceplos Steffi kesal.

Salsha tertawa. "Bodo."

-To Be Continue-

Chapter ini baru dan belom pernah gue post di fanpage (bagi kalian yang udah baca cerita gue dr jaman di fanpage). Di fanpage setelah gue pikir alurnya kecepetan cuma kalo di rombak abis-abisan bakal lebih pusing lagi aing wkwkwk. Jadi ditambahin flashback aja ya bebb.

Happy reading guysss, jangan lupa kasih pendapat kalian, oke?

-Nana.

Continue Reading

You'll Also Like

67.8K 8.6K 22
[Tamat] Bagaimana jadinya jika karakter-karakter anime haikyuu menjadi detektif? Bagaimana dengan mereka yang akan melawan kejahatan diluar sana? ...
152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
286K 22.7K 21
RAKA SELVION ADRESON atau kerap di panggil Raka adalah seorang pemuda tampan yang populer di sekolahnya terapi mereka tidak tau bahwa Raka adalah se...
61.6K 5.5K 47
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...