DABELA [ hiatus ]

Por basthyazhh

2K 493 1.2K

[ follow akun dulu ya ] Cerita remaja yang hidup dengan kemandirian dan dipertemukan dengan bermacam-macam re... Más

DABELA -1. Awalan
DABELA - 2. Masalah
DABELA -3. Kebodohan
DABELA -4. Lamban
DABELA -5. Merah
DABELA -7. Keceplosan
DABELA - 8. Acara tahunan
DABELA - 9. Acara tahunan (2)

DABELA -6. Sesuatu tersembunyi

165 53 25
Por basthyazhh

“karna amarah tak akan pernah menang dengan yang tenang”
-
-
-

Fiona yang melihat rok abu-abu milik teman sebangkunya sudah berwarna dengan warna merah kini bertanya dengan nada yang tidak bersahabat, "Ck! Kenapa gak dilawan aja sih Zih?!"

"Lawan? Yang ada dia yang kalah telak sama gue, lagi cuman kena rok kok bukan kena muka gue." Jelas Ziah dengan santai sambil membersihkan roknya.

Fiona berdecak tidak terima dengan perlakuan Adys yang tak habis pikir. "Ya gimana ya, walaupun gue gak berani sama dia tapi gue gak terima kalo dia udah ngelakuin kayak gitu,"

"Lo-nya juga! Jangan lemah gitu dong Zih!" Lanjut Fiona dengan sentak.

"Fi, Lo bilang tadi apa? Lemah? Gue bisa aja ngelakuin hal yang diluar nalar asal lo tau," Sinis Ziah tidak terima, sudah cukup disekolah lamanya dia berbuat nekat dan berujung dikeluarkan dari sekolah.

Fiona menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia merasa tidak enak atas ucapannya, "So-sorry gue gak bermaksud." Yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Ziah.

"HEY YO! WASAP GESS!" Teriak lelaki yang memasuki pintu kelas dengan suara kerasnya yang Ziah tau bernama Surya.

Surya berjalan kearah Ziah dengan tebar pesonanya yang khas dan sesampai didepan Ziah ia segera berbelok kearah tempat duduknya yang tepat disamping Ziah.

Lalu lelaki itu melihat kearah Ziah dengan dahi yang mengerut, "Napa lo?" Tanya lelaki itu.

"Bukan urusa—" Perkataan Ziah terpotong paksa oleh Fiona karena ia ikut berbicara dengan oktaf yang cukup tinggi dari biasanya.

"Itu gara-gara Adys, seenak jidat maen siram," Sinis Fiona dengan bermaksud untuk menghasut Surya.

Surya yang tadinya mengerutkan keningnya kini malah melotot tak percaya, "Anjing emang tuh si Adys, pantes si Galang gak pernah menghargai Adys kayak cewek,"

"Lagi pula masalah apaan lagi sih?" Tanya lelaki yang sibuk dengan handphonenya yang kini duduk disamping Surya. Sam.

"Masalah konyol yang tiba-tiba dateng tanpa diundang," Sahut Ziah dengan jelas dan cepat tanpa ragu, memang benar kalau masalah itu diatas dasar pakaian.

Belum sempat dari mereka bertiga menjawab kini guru sudah datang dengan membawa beberapa buku paket baru untuk penduduk kelas ini.

"Attention please!" Seru guru lelaki itu yang langsung dijawab dengan keheningan kelas walaupun beberapa masih berbisik.

Guru itu heran karena penduduk XI MIPA 3 bisa tertib juga, "Loh tumben sekali kalian langsung paham dengan ucapan saya."

"Ya karena kita pengen bapak cepet-cepet keluar dari kelas." Ujar lelaki yang berada diujung sudut kelas dengan pakaian yang tidak bisa dibilang rapih sama seperti Surya maupun Sam.

"Andra Garandra." Geram guru tersebut namun tidak berlangsung lama guru tersebut langsung memanggil ketua kelas untuk membagikan buku paket itu.

Setelah mengatakan kalimat itu guru tersebut segera beranjak pergi keluar kelas dan disusul oleh lelaki dengan wajah yang tidak bisa dibilang standar dan jangan lupakan pakaiannya yang sama seperti ketiga lelaki tadi.

Lelaki itu masuk tanpa berucap dan langsung menuju kearah Surya, Surya yang peka dengan kedatangan temannya langsung melontarkan kalimat, "Ngapain lo? Ada apaan?"

"Ada yang jago gitar?"

Sam yang mengenal suara itu langsung melihat kearah orang tersebut, "Gue kan jago Lang," Ujar Sam dengan antusias.

"Yih goblok sia mah, si Galang mah bukan nyari yang tipe kita." Sahut Surya.

"Buat apasih?" Lanjut Surya

Pertanyaan itu sontak membuat Sam menjitak kening Surya, "Ya buat acara tahunan lah bego, kan 2 Minggu lagi, ini juga guru ngapa gak masuk?"

"Free,"

"UWAH ANJIR!!"

"MANTEPPPPPPPP!! GUE BISA CHATINGAN AMA SI RARAS," Perkataan Sam membuat seisi kelas tertawa renyah kecuali Ziah.

Galang yang mendengar ucapan sahabatnya hanya bisa menatap dengan tatapan datar.

Galang membalikan badannya dan berujar, "Ada yang bisa main gitar? Gue butuh," Suara lantangnya membuat Ziah terduduk dengan tegak karena kaget.

Galang yang menyadari pergerakan pada depan orangnya kini merunduk namun dia kembali menatap yang lain lalu Galang melihat kearah siswi yang mengangkat tangannya, "Bisa?"

Siswi itu terkejut, "E-eh bukan, gue angkat tangan mau kasih tau, kalo kemaren dilantai 2 koridor asrama kamar ujung kanan ada yang main gitar tapi gue gak tau siapa yang main," Ujar siswi itu sambil menurunkan tangannya kembali

"Kamar Blue maksud Lo?" Tanya Surya dan diangguki siswi itu.

"Lah? Emang si Aldina ama si Amara bisa? Lo jangan ngaco deh La," Lanjut Surya.

"Dih gue gak bilang mereka yang main ya! Tapi gue gak tau siapa yang main,"

Pandangan Galang teralih kearah gadis yang ada didepannya, "Lo anak baru kan?" Perkataan itu sontak membuat Ziah menaikan wajahnya agar bisa melihat orang tersebut

"Iya." Ujar Ziah dengan tatapan datarnya.

"Kamar apa?"

"Blue, B."

"Siapa yang main gitar?"

"Gue, kenapa?" Sahutan itu sontak membuat Galang memutar bola matanya malas.

"Ck, ada yang lain gak?" Tanya Galang kembali pada seisi kelas.

"An, Lo bisa kan?"

"Ya gue mah emang bisa dari kita-kita juga banyak yang bisa tapi gue gak mau, males, pas acara tahunan juga gue basket sama futsal." Sahut Andra.

"Gue juga basket," Sahut Galang.

"Ya iyalah, Lo kan ketuanya bego! Tau ah bodo gue gak mau pokoknya." Tukas Andra.

Galang berfikir kalau Andra tidak mau berarti ia terpaksa untuk mengajak cewek ini yang statusnya anak baru. Galang gak tau kalo Ziah sepupunya Arvin...

"Lo masuk musically hari ini dan hari ini langsung latihan."

***

"IHHH ITU SIAPA SIH NAMANYA?!" Tanya Ziah dengan emosi kepada kesepuluh temannya yang kini mereka sedang istirahat terakhir dikantin.

"Siapa sih?" Tanya Ara

"Gue gak bakal nanya kalo tau,"

Ara menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Salah server kamu Ra.

"Ciri-ciri nya gimana?" Kini giliran Vinka yang bertanya, Vinka memang tipe orang yang paling tenang. Canteq pula.

"Pokoknya dingin gimana gitu, jangkung, bajunya gak bener kayak badboy gitu, tadi juga gue denger dia ketua basket teru—"

"Ih anjir itu mah si Galang!" Sentak Rani sambil memukul meja kantin.

"Ck! Kebiasaan Lo," Sindir Raras.

"AU LO! YEEEEE GAJELAS LO! YEEEEE IDIOT LO! YEEE TIJ—" Umpatan Dian terhenti ketika suara keras menggema di gendang telinganya

"BERISIK BODOH!" Sarkas Herma penuh emosi.

"HEH NGAPA JADI BERTENGKAR SIH?!" Sahut Rianty.

Ody, Aldina dan Amara hanya memperhatikan dengan tatapan mata yang mendukung untuk pertengkaran ini. Sialan lo bakul.

"Gue cerita buat dapet jawaban, kenapa malah jadi ribut sih?" Ujar Ziah yang menyadarkan mereka.

"Yang lo sebut bener si Galang." Sahut Ody menengah, Aldina yang mendengar nama itu langsung tersedak minum akibat terkejut. Hmm.

"Kenapa Lo?" Tanya Ody.

"Hah? Enggak kok gapapa."

***

Bel pulang sekolah berbunyi dan membuat beberapa orang memulai ekstrakulikuler yang diadakan pada hari Senin.

"Zih, gue duluan ya si Meli udah nunggu," Ujar Fiona sambil membawa tasnya yang tersampir pada bahunya.

"Bentar, Bareng!" Sahut Ziah sambil memasukan barang-barang nya kedalam tas, ketika sudah ia langsung mengajak Fiona keluar kelas.

Mereka menelusuri koridor kelas namun sebelum melewati lapangan suara bariton memberhentikan langkah mereka.

"Ziah,"

________________________
hahahaha gak tau diri ya, udah update lamaa percakapannya dikit pula:/

gue gak ada kata-kata lagi, karena ya gitu pemikiran gak stabil ehehe.

Seguir leyendo

También te gustarán

549K 97.3K 50
Uang adalah penguasa dunia yang membuat roda hidup tetap berputar. Febi akhirnya mengakui kebenaran kutipan itu setelah memikirkan kemungkinan menjua...
SCH2 Por xwayyyy

Ficción General

67.7K 11.3K 34
hanya fiksi! baca aja kalo mau
419K 36.4K 56
jatuh cinta dengan single mother? tentu itu adalah sesuatu hal yang biasa saja, tak ada yang salah dari mencintai single mother. namun, bagaimana jad...
95.9K 6.3K 21
"Hestama berhak tahu kalau ada bagian dari dia yang hidup di dalam rahim lo, Run." Cinta mereka tidak setara. Pernikahan mereka diambang perceraian...