Good Enough (Completed)

By WriterClub

35.1K 3.7K 490

Ini adalah aku yang selalu mendukungmu dengan caraku sendiri. Mencintaimu dengan caraku sendiri. Dan mendampi... More

Prolog
Chapter 2 (Flashback)
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10 (Flashback)
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Epilog
CERITA BARU
Ada yang udah baca?
See you again.

Chapter 1

2K 154 16
By WriterClub

Aku bukan dia. Aku adalah aku.

oOo

"IQBAAL! DIEM BISA NGGAK SIH?"

"Kenapa sih?"

"Ya kamu daritadi narik-narikin rambut aku terus."

"Yaudah aku narikin rambut Zidny aja."

Seketika gadis ini langsung menekuk wajahnya. Kesal terhadap laki-laki yang dengan santai berbicara seperti itu. "Yaudah sana."

"Ngambek deh." Iqbaal menatap (Namakamu) dengan senyum jahil. Gadis yang selama ini mengisi hari-harinya.

"Nggak ih."

"Ngambek kan?"

"Nggak!"

"Pasti ngambek."

"AKU BILANG ENGGAK YA ENGGAK!"

"Yaudah sini cium dulu."

"CIUM AJA SANA SI ZIDNY!"

Iqbaal tertawa, merasa gemas dengan gadis kesayangannya ini. Lalu ia mengulurkan tangannya untuk memeluk gadis itu.

Perempuan yang dipelukan pun memberontak. "Lepas ih!"

"Kamu kenapa sih? Marah-marah terus ih."

"Lepas!"

"Nggak mau." Iqbaal justru semakin mempererat pelukan tersebut.

(Namakamu) diam tidak menjawab. Ia sudah sangat kesal dengan Iqbaal.

Iqbaal pun merasa tidak direspon langsung menundukan wajahnya untuk melihat wajah gadis itu. "Kamu kenapa sih? Cerita dong ke aku."

"Aku kesel."

"Kesel kenapa?"

"Zidny ngatain aku mulu!"

"Ya cuekin aja sayang, ngapain peduliin dia?"

"Ya tapi aku kesel Iqbaal. Kamu nggak ngerti banget sih!"

"Iya iya, besok aku marahin Zidny, oke?"

"Janji?" (Namakamu) mendangak untuk menatap manik coklat milik Iqbaal.

"Janji sayang." Setelah itu Iqbaal mengecup puncak kepala milik (Namakamu) seraya memejamkan kedua matanya.

(Namakamu) tersenyum lebar. "Aku sayang kamu."

"Dih dasar medusa, kalo ada maunya aja bilang sayang." Iqbaal menarik hidung gadisnya hingga memerah.

"Oh, nggak ikhlas marahin Zidny? Takut Zidny jauhin kamu? Iya?"

"Nggak sayang enggak."

"Yaudah putus aja, capek aku lama-lama." (Namakamu) melepas pelukannya lalu mengambil ponsel miliknya dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Hey hey, apa sih kamu? Kenapa jadi putus? Enggak enggak, sini (Namakamu), balik nggak?"

"(Namakamu)."

"(Namakamu)."

Tanpa mempedulikan panggilan dari Iqbaal, ia membuka pintu apartemen  dan menutupnya kembali.

"Zidny lagi Zidny lagi. Giliran gue deket sama cowok dia ngelarang. Dasar egois."

Lalu setelah berjalan beberapa langkah, ia membuka pintu apartemen miliknya yang tepat di depan apartemen Iqbaal.

Di apartemen ini memang terdapat beberapa gedung dengan nama yang berbeda, setiap lantai hanya disediakan dua unit, sudah termasuk dengan kolam renang private di setiap unitnya.

Apartemen Iqbaal serta (Namakamu) terdapat di gedung ebony lantai delapan.

Orang tua (Namakamu) menetap di Bali. Maka dari itu, gadis cantik ini tinggal di apartemen.

Namun, tidak dengan Iqbaal. Orang tuanya menetap di Jakarta. Hanya saja, ia ingin dekat dengan kekasihnya itu. Dan diizinkan oleh kedua orangtuanya untuk tinggal di apartemen itu berhadapan dengan unit milik (Namakamu) dengan syarat tahu batas.

Iqbaal menyanggupi itu.

Sekarang, (Namakamu) sedang berada di kolam renang private apartemennya yang langsung menghadap ke luar di mana kota Jakarta dapat dilihat dari ketinggian. Menyelupkan kedua kakinya mendengarkan musik lewat earphone yang tersangkut di kedua telinganya dengan volume yang full.

Ia sengaja melakukan itu. Ia butuh menenangkan dirinya.

Selama ini, ia mencoba menahan semuanya. Namun, ini tetap terjadi.

Mungkin kekasihnya itu masih belum bisa melupakan masa lalunya.

Tidak, bukan mungkin. Namun, memang belum bisa.

Entah belum bisa atau memang tidak bisa.

Ia sering mendengarkan cerita kekasihnya tentang masa lalunya. Dan (Namakamu) selalu menjadi pendengar yang baik.

Tapi, tidak bisakah ia menghargai (Namakamu) yang notabenenya adalah kekasih laki-laki itu untuk saat ini?

"Mama, kangen," ujar (Namakamu) seraya menepis airmatanya yang tiba-tiba mengalir.

Matanya masih menatap lurus kota Jakarta dengan langit abu-abunya itu.

Dan saat itu juga (Namakamu) merasa ada yang merengkuh tubuhnya dari belakang. Tidak perlu dipertanyakan lagi siapa pemilik wangi tubuh ini. Dirinya sangat hapal.

"Maafin aku." Iqbaal meletekan dagunya di pundak gadis itu. Melingkarkan satu tangannya di leher gadis itu, dan tangan yang lain di perut (Namakamu).

(Namakamu) tidak merespon. Ia pura-pura tidak mendengar. Ia mendengarnya dengan jelas walaupun volume lagu itu sangat keras.

Dan Iqbaal tahu itu. Ia tahu gadis itu pura-pura tidak mendengar. Selanjutnya, cowok itu melepas kedua earphone yang digunakan oleh (Namakamu).

"Maafin aku," ulang Iqbaal seraya mempererat rengkuhannya.

Manik mata itu menatap gadisnya. Ia melihat ada bekas airmata di wajah (Namakamu) lalu mengangkat tangannya untuk membersihkan itu.

"Forgive me, please?"

"Nggak papa. Kamu nggak salah," jawab gadis itu seraya tersenyum. Dan pandangannya tetap mengarah kedepan.

Iqbaal menelusupkan wajahnya di lekukan leher gadis itu. "Maafin aku maafin aku maafin aku."

"Aku udah bilang nggak papa. Aku paham kalo kamu belum bisa lupain dia. Aku tau kamu sayang banget sama dia."

"Enggak, sayang. Aku lebih sayang sama kamu."

(Namakamu) hanya diam dengan senyum kecut. Ia sama sekali tidak berniat untuk menjawabnya.

Gadis ini tidak mau memperpanjang masalahnya. Ia tidak akan mengadu lagi kepada Iqbaal tentang apa yang Zidny lakukan kepadanya. Karena semua itu sia-sia.

Iqbaal mungkin bilang akan memarahi Zidny, tapi esoknya laki-laki itu tidak akan pernah melakukan hal tersebut.

Selalu begitu.

Ia akan menahan semua yang dirasakan ketika laki-laki itu menyebut nama Zidny.

Ia bahagia jika Iqbaal bahagia. Ia akan baik-baik saja.

(Namkamu) hanya mampu diam dan menelan pahitnya kehidupan itu tanpa air mengalir untuk menetralisir rasanya.

Ia ingin pulang ke Bali. Tapi ia sedang mengejar universitas negeri yang selama ini ia impikan.

Jadi ia tidak mau meninggalkan sekolahnya untuk saat ini.

"Makan ya? Kamu mau makan apa?" tanya Iqbaal dengan kepala yang menghadap ke arah (Namakamu).

"Aku nggak laper. Kamu mau makan?" jawab (Namakamu) sekaligus bertanya kembali.

Iqbaal tidak menjawab. Hatinya merasa terhimpit. Gadis ini masih mempedulikannya walaupun ia sudah sering menyakiti gadisnya.

"Kamu mau aku masakin apa? Atau mau masak sendiri?" 

Pertama kali (Namakamu) tinggal di Jakarta, ia sama sekali tidak bisa memasak. Namun, semua itu berubah ketika ia menjadi kekasih dari Iqbaal. Laki-laki ini memintanya untuk belajar memasak dan bahkan untuk hal-hal yang sebetulnya tidak terlalu diperlukan. 

Hal-hal yang walaupun ia tidak bisa, itu tidak akan jadi masalah. Berenang misalnya.

Iqbaal menyuruh (Namakamu) untuk bisa berenang. Aneh ya? memang.

"Go-food aja. Aku mau terus kayak gini sama kamu." Iqbaal duduk di belakang (Namakamu) dan mengangkat tubuh gadis itu ke pangkuannya. Kakinya ikut tercelup ke dalam air kolam renang milik kekasihnya.

"Aku masakin aja ya? Kamu dari kemaren jajan terus."

Setelah berkata seperti itu, (Namakamu) menaikan kedua kakinya dan berdiri dari pangkuan Iqbaal lalu masuk ke dalam menuju dapur.

Langkahnya terkesan lambat, ia mencoba untuk kuat karena gadis itu sangat menyayangi lelakinya.

Walaupun ia hanya bisa menempati setengah posisi di hati laki-laki itu.

Di balkon apartemen yang terdapat kolam renang itu, Iqbaal diam seraya mengusap wajahnya kasar.

Ia merasa kesal dengan dirinya sendiri karena sudah seringkali menyakiti hati gadis yang selama ini terlihat sangat tulus untuknya.

Ia bingung siapa yang mendominasi hatinya.

Zidny kah atau (Namakamu)?

"Bangsat." Iqbaal menonjok lantai yang terbuat dari kayu di sampingnya.

-To be continue-

Ini chapter 1 yang ada perubahan sedikit dari yang gue upload di fanpage

Gimmie your opinion abt this chhapter, pls? 

Anw, masih semangat puasanya?

Happy reading everyone, hope u guys like it!;)

-Nana.

Continue Reading

You'll Also Like

724K 67.6K 42
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
10.5K 1.8K 56
Kau, di dalam imajinasiku tampak begitu jelas dan nyata. Seolah-olah kau benar-benar ada disana. Tapi, Ketika aku mencoba untuk meraihmu bayanganmu l...
1.7M 65.2K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
911 92 10
"Aku suka permainanmu!" "Aku suka dirimu." .....