Terjebak - Taeyong ✔

By wildahdnt

237K 21.7K 2.2K

Gimana, sih, rasanya kalau tiba-tiba aja, kita bisa saling kenal sama idola kesukaan kita? Padahal sebelumnya... More

Prolog
Taeyong • 1
Taeyong • 2
Taeyong • 3
Taeyong • 4
Taeyong • 5
Taeyong • 6
Taeyong • 7
Taeyong • 8
Taeyong • 9
Taeyong • 10
Taeyong • 11
Taeyong • 12
Taeyong • 13
Taeyong • 14
Taeyong • 15
Taeyong • 16
Taeyong • 17
Taeyong • 18
Taeyong • 19
Taeyong • 20
Taeyong • 21
Taeyong • 22
Taeyong • 23
Taeyong • 24
Taeyong • 25
Taeyong • 26
Taeyong • 27
Taeyong • 29
Taeyong • 30
Taeyong • 31
Taeyong • 32
Taeyong • 33
Taeyong • 34
Taeyong • 35
Taeyong • 36
Taeyong • 37
Taeyong • 38
Taeyong • 39
Taeyong 40
Taeyong • 41
EPILOG
Taeyong • 42
Taeyong • 43
Taeyong • 44
Taeyong • 45
Taeyong • 46
Taeyong • 47
SELESAI • Tentang Alur
Sequel Why Not?

Taeyong • 28

3.6K 346 0
By wildahdnt

Seperti biasa, kalau gak ada jadwal, Taeyong pulang ke rumah orang tuanya. Kembali ke rumah orang tuanya adalah tempat kenyamanan pertama dalam hidup Taeyong selain dorm.

"Papa?"

Untuk yang kedua kalinya Taeyong ngelihat Papanya berada di ruang TV sambil baca koran.

"Eh, nak? Udah pulang?"

Taeyong mengangguk, cowok itu berjalan menuju Papanya—mencium punggung tangan laki-laki paruh baya itu.

"Papa kenapa setiap aku pulang, pasti duluan nyampe di, rumah. Siapa lagi yang mau bertamu hari ini, Pa?"

Papa Taeyong terkekeh sembari melepaskan kacamata dan melipat koran itu.

"Gak ada siapa-siapa yang mau bertamu. Papa cuma belakangan ini suka pulang lebih awal."

"Oh, aku kirain kenapa. Mama mana, Pa?"

"Ada di dapur sama sepupu kamu."

Taeyong memasang tampang bingung. "Lah? Soyeon kesini?"

"Iya, nak. Katanya mulai sekarang dia nginap, disini. Gak enakan juga katanya tinggal sama kalian apalagi isinya semua laki-laki."

Taeyong lega karena akhirnya, Soyeon tinggal di rumah orang tuanya. Taeyong juga sebenarnya merasa gak enakan membiarkan Soyeon tinggal di tempat yang dihuni oleh sebelas pria.

"Eh, Taeyong Oppa? Baru pulang?"

Soyeon datang dari dapur sambil membawa semangkuk salad buah.

"Lo jadinya tinggal disini, Yeon?" tanya Taeyong.

"Iya. Gak enakan gue tinggal sama kalian. Apalagi kepala gue suka mumet tiap ketemu Jaehyun Oppa."

"Berantem, mulu, sih. Jodoh baru tau, lu." celetuk Taeyong.

"Jaehyun yang ganteng, itu, Tae?" tanya Papanya.

"Iya, Pa. Papa lupa, ya?"

"Mungkin, nak. Papa, kan, udah tua."

"Gak tua, banget, kok, Om. Masih ganteng kayak Brad Pitt." ujar Soyeon asal.

"Serius?" tanya Papa Taeyong sambil masang muka gantengnya.

Ketampanan Taeyong beserta Kakaknya memang murni di dapat dari Papanya. Meskipun Taeyong sendiri lebih dominan pada gen Mamanya.

"Yee.. si Papa malah diladenin." Soyeon tertawa mendengar suara Mama Taeyong yang datang dari dapur sambil bawa sepiring pudding coklat. "Ini Mama bikinin pudding coklat kesukaan kamu, Tae."

Taeyong menyambut piring itu. "Thanks, Ma. Suka, banget, aku."

Kemudian sang Mama duduk di sofa depan anak dan suaminya. Tak lupa juga Soyeon ikut duduk di sebelah wanita paruh baya itu. Mama kemudian memasang tampang serius.

"Ada yang mau Mama bahas sama kamu, Tae."

Taeyong ngelihat Mamanya mendadak serius, gitu, langsung peka. Pasti Mamanya mau ngebahas soal perjodohannya dengan Tzuyu.

"Soal Tzuyu, ya, Ma? Iya, aku gak bakal no—"

"Mama setuju untuk batalin perjodohan kamu, Tae."

Taeyong bingung sekarang dia harus bersikap bagaimana. Apakah Taeyong harus ngerasa bahagia atau malah khawatir kalau ternyata sebenarnya Mamanya ngerasa kecewa.

"Ma, ngomong apaan, sih? Aku mau, kok, dijodohin ama Tzuyu."

"Enggak, nak. Mama tau kamu ngomong begitu secara terpaksa. Daripada Mama ngebuat hidup kamu gak bahagia, lebih baik Mama turunin ego. Bagaimana, pun, juga, Mama gak bisa maksain perasaan kamu apalagi kalau untuk soal pernikahan."

Detik itu juga, Taeyong langsung memeluk Mamanya.

"Maafin Taeyong, Ma. Taeyong udah ngebuat Mama kecewa,"

"Hush! Ngomong apa, sih, kamu? Dengan kamu seperti sekarang ini, udah cukup ngebuat Mama, Papa dan Kakakmu bangga."

"Tapi aku gak nurutin permintaan Mama untuk sama Tzuyu."

"Gapapa, nak. Mama gak mau ngelihat kamu gak bahagia karena udah nurutin permintaan Mama yang gak masuk akal. Mama harusnya yang minta maaf."

Taeyong semakin mengeratkan pelukannya. Taeyong bahagia sekali hari itu. Itu berarti, Taeyong bisa menjalani kisah cintanya tanpa ada hambatan, dong? Ah, tidak. Masih ada satu lagi yang tersisa.

Agensinya.

"Ada apaan, sih, aku pulang, kok, malah keadaan mellow begini?"

Jaejoong baru aja datang. Soyeon langsung menyambut cowok itu dengan girang.

"Jae Oppa!! Kangen parah!!" Soyeon berlari menghampiri Jae untuk memeluk tubuh laki-laki itu.

"Soyeon?! Kamu kok bisa disini?"

"Aku sebenarnya udah ada di Seoul waktu konsernya Taeyong Oppa. Tapi aku tinggal di dorm-nya mereka,"

"Kamu tinggal sama sebelas laki-laki?"

Soyeon mengangguk. Jae langsung masang muka datar ngelihat ke arah Adiknya. Untung Taeyong yang ditatap begitu, langsung mengerti.

"Soyeon yang mau, Hyung." ujar Taeyong membela diri.

"Ih! Jangan salahin Tae Oppa. Emang aku yang minta buat tinggal disana," kata Soyeon mencoba membuat Jae tenang.

Jae pun mendengus. "Lagian kamu kayak gak punya keluarga aja, disini. Harusnya kamu kalau mau ke Seoul, bilang sama Jae Oppa. Kan Oppa bisa jemput kamu. Kalau kamu minta dijemput sama Tae, kan, belum tentu Tae bisa."

"Bisa, kok, Oppa! Buktinya kemarin yang jemput aku Taeyong Oppa sama Mark!"

"Lah, waktu itu kamu gak ada jadwal emangnya, Yong?" tanya Jae mengalihkan pandangannya pada Taeyong.

Taeyong kembali mengingat kejadian beberapa hari lalu. "Waktu itu aku ada jadwal kosong beberapa jam, doang, sih. Untungnya bisa aku gunain buat jemput Soyeon ke Bandara."

Mendengar jawaban Adiknya, Jae kembali menoleh pada Soyeon. "Denger, kan? Tae waktu itu lagi sibuk, banget. Lain kali kalau kamu mau ke Seoul, kabarin Jae Oppa biar Oppa yang jemput kamu."

"Iya, Oppa! Mianhae!"

Jae menghela nafasnya kemudian memeluk serta mencium pipi Soyeon. Gak cuma Taeyong doang yang sangat menyayangi Soyeon, begitu juga Jaejoong. Jae sama kayak Tae yang menganggap diri Soyeon kayak Adik sendiri.

Balik ke keadaan semula. Taeyong gak berhenti untuk ngungkapin rasa bersalahnya sekaligus ngungkapin rasa terima kasihnya kepada sang Mama. Walaupun Jae baru sampai di rumah, tapi Jae tau apa yang sedang dibahas keluarganya.

"Lagian, Mama penasaran, deh, Tae, siapa gadis yang bisa naklukkin hati kamu,"

Kedua mata Taeyong sukses melotot. "Lah? Mama tau aku lagi suka sama seseorang?"

"Mungkin bisa dibilang begitu. Soalnya selama ini kamu gak pernah nolak perjodohan itu. Gak salah, dong, kalau Mama ngiranya kamu lagi suka sama seseorang. Eh ternyata dugaan Mama benar."

Hampir aja Taeyong mengira kalau Jaejoong sama Soyeon yang udah ngasih tau gadis yang Taeyong suka ke Mamanya.

"Siapa, sih, nak?" tanya Mamanya lagi.

Bibir tipis Taeyong terlihat melengkung ke atas. "Dia itu penggemar aku, Ma."

"Serius? Mama kirain dari kalangan yang sama kayak kamu."

Taeyong menggeleng pelan. Menoleh ke Papanya seakan bertanya apakah Taeyong harus menceritakannya kepada sang Mama atau tidak. Alhasil, Papa Taeyong memilih menyuruh anaknya untuk menceritakan siapa gadis yang disukainya kepada sang Mama.

●●●

Walaupun Soyeon sama Jaehyun kalau tiap ketemu udah kayak tom & jerry, tetap aja kalau mereka lagi adem, udah kayak pasangan pada umumnya. Jaehyun kadang suka ngegombalin Soyeon yang untungnya punya sifat kebal ama perasaan.

Udah biasa Soyeon kalau digombalin laki-laki kerdus macam Jaehyun. Untungnya Jaehyun ganteng.

Gak ada jadwal, siang itu Jaehyun ngejemput Soyeon di rumah kediaman keluarga Lee. Niatnya mau ngajakkin gadis itu jalan-jalan. Kemana aja pokoknya jalan-jalan. Karena Soyeon juga lagi bosan, kenapa dia harus nolak?

"Jaehyun? Yang katanya gak pernah akur sama Soyeon, ya?" tanya Papa Taeyong saat melihat seorang pemuda baru saja memasuki rumah keluarga Lee yang luasnya naudzubillah.

Jaehyun salim Papanya Taeyong sambil mengangguk sopan. "Iya, Om. Masa lupa sama Jaehyun, sih." jawabnya sambil garuk-garukkin belakang kepala, malu.

"Iya, maklumin ya, nak. Om udah tua. Ah, iya, Om cuma mau bilang, hati-hati, lho. Bisa aja kalian berdua berjodoh nantinya,"

Papa Taeyong emang gak serius pas ngomong begitu, tapi Jaehyun nganggep perkataannya serius.

"Semoga enggak, deh, Om."

"Lho, kenapa? Soyeon cantik gitu ada juga yang nolak."

"Kalau Jaehyun, mah, gausah ragu, Pa." kata Soyeon yang baru aja turun dari kamar tamu di lantai dua.

Soyeon manggil kedua orang tua Taeyong emang Mama dan Papa. Hal itu dikarenakan Soyeon yang deket banget sama keluarga itu. Diantara semua sepupu Taeyong, Soyeon yang paling dekat dengan mereka.

"Sadar Soyeon cantiknya belakangan," sambung Soyeon.

Gadis itu berdiri di sebelah Jaehyun sambil masang tampang musuh. Yang ditatap juga gak kalah ikut memasang raut wajah yang sama.

"Lo mana ada cantiknya, sih."

"Iya-iya, terserah, lu."

Papa Taeyong memperhatikan kedua sejoli itu secara bergantian. Memang, ya, anak muda jaman sekarang jarang ada yang akur.

"Kalian mau kemana?" tanya Papa Taeyong.

"Nih, nemenin keponakan Om jalan-jalan."

"Dia penggemar Soyeon habisnya, Pa." ucap Soyeon ngasal.

"Ada juga lo yang jadi penggemar, gue." balas Jaehyun tak mau kalah.

"Sudah-sudah. Baru ketemu berapa menit yang lalu, kalian sudah seperti ini." kata Papa Taeyong mencoba mencairkan suasana. "Gak heran kalau dua insan kayak kalian bisa berjodoh nantinya,"

Jaehyun mengangkat sebelah alisnya tanda menanggapi. "Semoga itu cuma rumor, sih, Om. Soalnya Soyeon bukan tipe wanita idaman, Jae."

"Lo juga bukan pria tipe idaman gue, lur!"

Jaehyun memilih tak menanggapi. "Taeyong Hyung kemana, Om?" tanyanya lagi kepada Papa Taeyong.

"Oh, dia lagi gym bareng Hyungnya. Kalian mau pergi sekarang atau nunggu Mama?"

"Pergi sekarang aja, Pa. Kalau nunggu Mama takutnya kelamaan." jawab Soyeon.

"Emangnya si Tante kemana, Om?"

"Gausah kepo, bukan urusan, lu!" Soyeon menggenggam pergelangan tangan Jaehyun dengan paksa. Kalau bukan sepupu dari sahabatnya sendiri, udah dari dulu Jaehyun ngeluapin rasa kesalnya ke gadis itu.

Tapi bohong.

Ya, kali, Jaehyun yang kita kenal sebagai sosok laki-laki gentle, berubah jadi kayak pengecut, gitu. Berani sama perempuan.

"Kita pergi dulu, Pa!"

Keduanya sama-sama pamit kepada Papa Taeyong. Soyeon gak berhenti menggenggam pergelangan tangan Jaehyun yang bener-bener sehalus dan selembut itu sampai mereka masuk ke dalam mobil.

●●●

aku semakin halu ngelihat hasil editan blink dan nctzen di pinterest wkwkwk.

membuat q jadi tambah halu dan halu lagi.

Continue Reading

You'll Also Like

121K 18.5K 200
Work ini adalah lanjutan kisah Jaehyun As. Mungkin cerita sebelumnya lebih menceritakan perihal Jika Jaehyun menjadi, tapi work kali ini lebih mengan...
143K 12.8K 49
"CI LO KETERIMA?!" "IYAA LO JUGA?!" "IYAAAAAA!" Berawal dari fangirl NCT yang iseng daftar SM Global Audition, tiba tiba keterima jadi salah satu tra...
22.9K 2.5K 31
Teruntuk mr.Huang Terimakasih untuk cerita yang telah terukir Terimakasih untuk cinta yang terpatri Benar.. Terima kasih saja tidak akan cukup Maka b...
8.4K 433 18
[Zhong Chenle fanfiction] Menceritakan kehidupan Vira setelah dinyatakan positif.