Straight-A Student | ChanBaek

By zerofoue

81.3K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 25

1K 165 9
By zerofoue

Benarkan apa yang Baekhyun bilang?

Lagi-lagi, Chanyeol sibuk dengan urusannya di kampus, mengakibatkannya untuk lembur dan belum pulang sampai jarum jam menunjuk pertengahan angka delapan dan sembilan. 

Baekhyun menghela nafasnya dan mengambil sebuah kotak bekal. Ia memasukkan makanan yang masih tersisa dari makan malam. Karena ia hanya sendiri, makanan yang dipesan masih tersisa lumayan banyak. Daripada terbuang, Baekhyun akhirnya memilih untuk mengantarkan makanan pada Chanyeol di kampus. 

Tangannya meraih jaket dan sepatu yang setelahnya ia pakai. Kakinya bergerak untuk segera melangkah menuju universitas. 

Sekali-kali, ia memeluk dirinya sendiri dan merapatkan jaket yang ia gunakan. Udara lumayan dingin hari ini.

"Baekhyun?" 

Suara yang memanggil namanya itu datang dari belakang dan berhasil membuatnya menengok. 

Astaga...

Kenapa Joohyung dimana-mana?

Benar-benar, sudah berapa kali terhitung ia bertemu dengan Joohyung? 

"Hai." Baekhyun dengan terpaksa menyunggingkan senyum ramah terhadap lelaki di hadapannya.

"Kok malem-malem gini keluar?" Joohyung bertanya.

"Iya, mau anterin makanan." Joohyung melirik ke arah tangan Baekhyun yang menjinjing sebuah tas kanvas.

Joohyung dan Baekhyun terlibat dalam kesunyian setelahnya. Agak canggung, tapi sepertinya Joohyung belum ingin untuk berpisah. Baru saja saat Baekhyun ingin berpamitan, Joohyung langsung memotong ucapannya dengan sesuatu yang betul-betul membuatnya tercengang.

"Gue suka sama lo." Baekhyun hanya menatap Joohyung dengan mata lebar.

"Gue serius dan gue enggak mau nyerah gitu aja. Gue bakal terus berusaha sampe lo bisa suka balik sama gue dan gue yakin saat itu akan tiba." Joohyung mengambil selangkah lebih dekat kepada Baekhyun dan itu membuat Baekhyun dengan reflek mundur. Tetapi ia dicegah dengan genggaman Joohyung pada tangannya yang bebas.

"Lo izinin gue kan?" Baekhyun menemukan sebuah kesan paksaan dari pertanyaan itu. Yang anehnya, ia pun tidak bisa menyanggah. Mungkin karena keperibadiannya yang terlalu tidak enakan.

Baekhyun kembali membelalakkan matanya ketika Joohyung membawa punggung tangannya untuk dikecup. Secara cepat, ia menarik tangannya.

"Sorry, gue bener-bener harus pergi sekarang." 

"Kemana?" Ekspresi Joohyung sedikit banyak berubah menjadi kecewa.

"Ke rumah saudara, mau anterin makanan. Duluan ya." Baekhyun tersenyum tegang dan langsung membalikkan tubuhnya, berjalan dengan cepat untuk menghindari Joohyung. Untungnya, anak itu tidak memanggilnya lagi atau apapun. 

Berbagai macam pikiran mulai mendatangi kepalanya. Apa yang barusan terjadi? 

Jujur, Baekhyun sangat terkejut. 

Walaupun Joohyung sudah menunjukkan berbagai macam perilaku yang secara tidak langsung memberitahunya lebih dulu, Baekhyun tidak menduga akan mendengarnya langsung dari mulut Joohyung.

Tidak terasa, Baekhyun sudah sampai di depan gedung fakultas Chanyeol. Ia segera menghampiri seorang petugas keamanan yang ada di sana.

"Malam, pak." 

"Malam. Ada apa?" Si bapak berkumis tipis itu bertanya.

"Saya mau nyamperin grup eksperimen tenik mesin. Ada dimana ya?" Baekhyun bertanya balik. 

"Saya anak jurusan gizi, pak. Mau anterin makanan." Belum sempat bapak itu menjawab, Baekhyun kembali menjelaskan. Semata-mata supaya sang petugas keamanan tidak curiga karena Baekhyun yang tiba-tiba muncul. 

"Oh gitu, ya sudah. Ke atas saja. Lantai 4, laboratorium nomor 26." 

Ia memencet tombol lantai yang ia tuju dan dengan sabar menunggu pintu lift yang menutup. Lagi-lagi pikiran soal Joohyung kembali merajalela.

Fakta bahwa ia dengan berani menyatakan perasaannya seperti itu tadi, membuat Baekhyun benar-benar berpikir. Ditambah dengan Joohyung yang sangat lugas akan apa yang ia sampaikan. Apa Joohyung mengikutinya? Karena dia terlihat sangat siap untuk menyampaikan perasaannya. Ah, tapi mungkin juga Joohyung memang spontan saja menyatakan perasaannya. Iya, kan? 

Denting bel yang menandakan bahwa ia telah sampai di lantai tujuannya kembali menghentikan lamunannya. 

Setelah ia keluar, matanya bergerak kesana-kemari untuk mencari nomor 26 yang katanya merupakan tempat dimana Chanyeol berada. 

'Itu dia.'

Baekhyun tersenyum dan berlari kecil, mengintip ke dalam ruangan melalui sebuah kaca yang ada di pintu. Ia lega saat melihat tubuh berbahu lebar, dengan rambut yang ditata ke atas, yang sedang sibuk mencatat. Sudah pasti itu Chanyeol.

Tok tok tok

Baekhyun membuka pintunya dan disambut dengan tatapan-tatapan bingung ke arahnya. Mereka anggota tim lomba ini. Wajar jika tidak mengetahui keberadaan Baekhyun. Tidak penting juga. 

"Siapa-" 

"Baekhyun." ucapan seorang perempuan yang ingin bertanya kepada Baekhyun terpotong oleh panggilan Chanyeol akan namanya. 

"Kenapa?" 

"Makanan di rumah ada sisa. Lagian, gue takut lo belum makan." tutur Baekhyun. Ia memberikan tas kanvas berisi kotak makanan itu kepada Chanyeol yang menerimanya dengan senang hati. 

"Tau aja." Ia meletakkan tas tersebut di meja di sampingnya.

Setelahnya, Chanyeol membalikkan tubuhnya ke arah anggota yang lain yang sedang melirik mereka dengan tatapan penasaran. Sebenarnya tidak seberapa banyak, hanya lima orang yang terdiri dari tiga lelaki dan dua perempuan dan itupun sudah termasuk Chanyeol.

"Gue keluar dulu bentar." Chanyeol menepuk bahu salah satu lelaki di sana sebelum menghadap ke anggota yang lain.

"Saya izin sebentar." 

Menilai dengan perbedaan cara Chanyeol berbicara, sepertinya mayoritas mahasiswa di sana adalah senior yang lebih tua dibanding Chanyeol. Tidak menghiraukan tatapan penasaran yang ditujukan padanya. Baekhyun hanya bisa menurut ketika ia dituntun untuk keluar oleh Chanyeol menuju sebuah tangga darurat.

"Mau ngapain?"

Tanpa menjawab apapun, Chanyeol mendorong tubuh Baekhyun ke salah satu tembok terdekat. Ia menyalakan lampu dengan memencet saklar lampu di samping kepala Baekhyun. 

"Gue suntuk. Angka terus bikin gue pusing." 

"Terus?" Dengan iseng, Baekhyun menggoda sahabatnya. Ia bisa melihat gurat lelah yang ada pada wajah Chanyeol.

Chanyeol menghela nafas.

Tapi kemudian dikejutkan oleh kedua tangan Baekhyun yang menangkup rahang tegas miliknya.

"Sini." Yang lebih muda bergumam.

Ia hanya mengikuti tuntunan Baekhyun. Mengikuti tarikan dari kedua tangan indah Baekhyun yang membuat kedua belah bibir itu bersatu. 

Itu betul-betul instingnya yang berjalan ketika lengannya memeluk pinggang ramping Baekhyun dan menariknya mendekat. Mengelilinginya posesif agar Baekhyun tidak bergerak terlalu jauh darinya. Chanyeol tidak berbohong. Bukan modus

Frustasi.

Itu yang Baekhyun rasakan dalam ciuman Chanyeol untuknya. Ranum milik Chanyeol yang terkesan bergerak secara tergesa-gesa, enggan untuk melepas miliknya yang mungkin dirasa menjadi objek pelampiasan. Tidak seperti Baekhyun ingin menolak.

"Cape ya?" Baekhyun bertanya ketika Chanyeol menarik diri.

"Sedikit."

Berpikir bahwa jawaban itu cukup untuk pertanyaan Baekhyun, Chanyeol kembali membungkuk dan melumat belah bibir yang terlihat menggiurkan itu. 

"Semangat ya. Usaha enggak akan mengkhianati hasil."

"Chanyeol." Baekhyun memanggil setelah merasa bahwa Chanyeol hanya diam, tidak melanjutkan kegiatan yang mereka lakukan dari tadi.

"Tadi pas gue jalan ke sini-" 

Tiba-tiba Baekhyun menemukan dirinya berhenti, tidak tega melihat air muka Chanyeol yang sudah terlihat terlalu lelah. Mungkin akan terlalu membebani bukan untuk mendengarkan keluh kesah Baekhyun? Lagi pula, Baekhyun bisa mengatasinya sendiri. 

"Kenapa?" Chanyeol menaikkan kedua alisnya.

Baekhyun kembali tersadar dan menggelengkan kepala, tersenyum cerah. 

"Kenapa?" Sekali lagi, Chanyeol bertanya. Ia berusaha untuk membuat Baekhyun mengatakan apa yang ia ingin untuk katakan sebelumnya. 

"Gapapa, tadi gue ketemu orang mirip sama Sehun. Untung enggak gue sapa, kalo enggak malu." Bohongnya.

Chanyeol hanya terkekeh. Baekhyun lega karena sepertinya Chanyeol percaya dengan apa yang ia katakan. Buktinya, Chanyeol tidak berusaha untuk menggali lebih dalam. 

Continue Reading

You'll Also Like

213K 5K 55
❝ i loved you so hard for a time, i've tried to ration it out all my life. ❞ kate martin x fem! oc
7.3K 146 6
Y/N was just a normal kid, wanting to make friends at playcare, but no one wants to play and be friends with him, except for a kid named trinity gram...
890K 42.3K 37
Ellie Jenkins is struggling to write a high school TV show, so her boss gives her an ultimatum: go to her ten year reunion or lose her big break fore...
1.5K 57 6
'✯'•.‿➹𝐆𝐀𝐓𝐄𝐖𝐀𝐘────────── 𝗜𝗻 𝗪𝗵𝗶𝗰𝗵─────── a girl in the real world, who watches the one piece live action show. actually ends up in the...