The Love of Mine (Jaeyong)

By Key_Rand

1.3M 143K 33K

• Sequel dari Naughty Tiwai "Dad~ aku ingin bawa mobil." "Mom~ Jeno merusak laptop Mark." ~ Jung Fams ... More

Cast + Prolog
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40

Part 13

32.8K 3.7K 560
By Key_Rand

Keluarga Nakamoto saat ini sedang bersiap untuk sarapan, iya mereka juka akan pergi liburan bersama keluarga Jung dan Seo. Winwin menyiapkan sarapan dengan rapi sebelum memanggil Suami, anak serta keponakannya.

Ia melihat Yuta yang sudah siap memkai celana jeans panjang dengan kaus hitam polos dan jaket denim di belakangnya ia melihat Jaemin yang memakai jeans panjang serta hoodie berwarna baby blue.

"Loh di mana Xiaojun?" tanya Winwin bingung.

Jaemin menggeleng tidak tahu. "Biar Nana yang panggil." Setelahnya Jaemin bergegas ke kamar Xiaojun.

Tidak sampai lima menit Jaemin pun menggeret Xiaojun ke arah meja makan. "Ini nih Dejun Hyung tidak mau ikut pergi katanya." adu Jaemin.

"Loh kenapa?"

Xiaojun menggaruk tengkuknya bingung. "Aku disini saja ya Paman." ucapnya pelan.

"Eit kau disini sendirian Jun, lebih baik ikut kan sudah kita bicarakan lama." ujar Winwin.

"Kan ada Bibi Song yang menemani aku disini."

Yuta menggeleng. "tidak tidak kau harus ikut, kau makan terlebih dahulu setelah itu bersiap."

"Tapi—"

"Tidak ada tapi tapian Jun, makanlah."

Xiaojun menghela nafas panjang ia menunduk, bukan karena tidak ingin ikut namun ada satu hal yang membuatnya bimbang untuk ikut.



~~


"MARK! JENO! SAMPAI KAPAN KALIAN AKAN TERUS DI KAMAR."

Suara menggelegar dari Nyonya besar terdengar di rumah besar keluarga Jung, sejak tadi anak-anaknya tidak ada yang turun juga padahal sudah dari setelah sarapan mereka di suruh bersiap.

"Sayang?"

Taeyong menoleh menemukan Jaehyun yang sudah rapi menggunakan celana jeans dengan kaus putih, jaket denimnya ia letakkan pada lengannya.

Jaehyun mendekati Taeyong lalu mencium pelipis istrinya. "aku masukkan barang-barang ke mobil dulu ya."

Taeyong mengangguk lucu lalu mencium pipi Jaehyun. "Daddy wangi hihi."

Jaehyun mengusak rambut Taeyong sebelum berjalan dengan koper berukuran sedang di tangannya.

Taeyong melihat keberadaan Jeno di ujung tangga. "Jeno cepat panggil Kakakmu, Mommy dan Daddy menunggu di luar."

Setelah mengatakan hal itu Nyonya Besar keluar dari rumahnya membiarkan Jeno yang menatap sang ibu bingung.

Mark menepuk bahu sang adik yang hanya diam di ujung tangga. "Kenapa melamun?"

Jeno menggeleng. "Mommy lagi mode galak." gerutunya.

Mark dan Jeno pun turun lalu berjalan ke luar rumahnya sampai di luar rumah mereka melihat Taeyong yang berdiri menunggu mobil.

Jeno mendekatkan wajahnya pada telinga Mark. "itu Mommy kan?" bisiknya pelan.

Mark mengangguk pelan. "Seperti anak muda saja."

Bagaimana bisa sang Mommy yang sudah berumur mengenakkan pakaian layaknya lelaki belum menikah.

"Pasti nanti banyak yang mengira Mommy belum memiliki anak."

"KENAPA MASIH DIAM DISANA!"

Teriakan Taeyong membuat kakak beradik itu sadar lalu berjalan mendekati Taeyong.

"Mom kenapa berpakaian seperti itu?" tanya Mark.

Taeyong tersenyum ke arah anaknya. "Mommy ingin sama seperti Daddy hihi."

Kedua anaknya memutar bola mata malas, kedua orang tuanya memang tidak kenal umur.

"Hey ayo masuk mobil." titah Jaehyun.

~~


"Kan Mama sudah bilang siapkan dari kemarin jika sudah seperti ini kalian sibuk semua." sindir Ten pada dua anaknya yang kini masih sibuk padahal ia dan Johnny sudah siap sejak tadi.

"SALAHKAN HENDERY HYUNG! DIA MEMBUANG CELANA PENDEKKU!" teriak Haechan.

"KARENA ITU SUDAH JELEK HAECHAN!" balas Hendery.

"TAPI ITU DARI MARK HYUNG TAU!!!"

"SEKALI LAGI BERTERIAK KALIAN MAMA TINGGAL!" Ten yang sejak tadi hanya diam mendengar teriakan dua anaknya pun mulai geram.

Johnny masuk ke dalam rumahnya setelah memanaskan mobil. "Dear, kau tunggu di mobil saja biar aku yang mengurus mereka." ujar Johnny.

Mendesah pelan Ten pun mengangguk lalu berjalan keluar dari rumahnya membiarkan suaminya yang mengurus dua anak nakalnya.

"Hendery Haechan Papa hitung sampai tiga kalian tidak turun Papa tinggal." ucap Johnny tegas.

Terdengar suara gaduh dari lantai atas.

"Satu.."

Johnny tersenyum kecil ketika melihat Haechan yang dengan wajah tertekuk turun dari tangga.

"Dua.."

Haechan kini sudah berdiri di samping Johnny. "Sudah Pa biar saja Hendery Hyung disini tinggal saja."

Hendery berlali terburu dari lantai atas, mengambil napas panjang Hendery menatap adiknya kesal.

"Tidak usah ribut lagi cepat ke mobil jika kalian tidak mau mendengar teriakan Mama kalian."

Hendery dan Haechan hanya menurut, mereka berjalan terlebih dahulu karena takut Ten mengoceh lagi.

"Sudah bertengkarnya?" sindir Ten.

Mereka berdua hanya tersenyum canggung ke arah Ten.

"Cepat masuk."

Kembali, mereka menurut dengan ucapan Ten. Johnny yang berada di belakang mereka hanya tertawa pelan melihat tingkah kedua anaknya.

"Ah They're so cute."

~~

Keluarga Jung dan Nakamoto sudah sampai di bandara hanya tinggal menunggu keluarga Seo saja, meski jadwal penerbangan mereka masih lumayan lama kan lebih baik bersiap terlebih dahulu dari pada nanti buru-buru.

"Jeno~" Jaemin berjalan mendekati Jeno yang sedang sibuk dengan ponselnya.

Jeno mendongak. "Ada apa Na?"

Pipi Jaemin mengembung. "Jeno masih marah ya sama Nana?" suara Jaemin terdengar seperti rengekan di telinga Jeno.

Jeno terkekeh. "Tidak Na aku tidak marah denganmu."

"Tapi kemarin Jeno tidak menyapa Nana ish."

Jeno tertawa pelan lalu menepuk kursi kosong di sebelahnya. "Duduk sini Na."

Jaemin menurut ia duduk di sebelah Jeno tangannya langsung saja merangkul tangan Jeno. "Jeno kenapa kemarin tidak menyapa Nana? Apakah Nana ada salah sama Jeno?"

Jeno mengusak rambut Jaemin gemas. "Tidak apa Na, maafkan aku ya kemarin Mood ku memang sedang jelek hehe."

"Jeno tidak marah kan?" tanya Jaemin semangat.

"Tidak Na."

Jaemin tersenyum lalu memeluk Jeno dari samping sebentar. "Hehe aku fikir kau marah padaku."

"Mana bisa aku marah padamu."

Mark tertawa kecil ketika melihat Haechan yang berjalan dari kejauhan mendekat ke arah mereka dengan kaki yang di hentakkan dan bibir yang terus saja mengoceh tidak jelas.

"Kau kenapa Chan?" tanya Mark ketika Haechan sudah berada di dekatnya.

Haechan masih saja memajukan bibirnya kesal sejak tadi kakak kandungnya itu selalu mengganggunya.

"Dia kesal denganku Mark." sahut Hendery yang kini sudah berdiri di samping Mark.

"Berisik."

Mark menggelengkan kepalanya lalu merangkul bahu Haechan. "Sudah tidak usah cemberut terus Chan."

Taeyong sejak tadi hanya memperhatikan kedua anaknya dengan senyum tipis, kedua anaknya persis seperti sang Daddy.

"Kenapa senyum seperti itu Mom?" tanya Jaehyun yang baru saja datang dari Cafe yang tak jauh dari tempat mereka menunggu karena tadi Taeyong merengek ingin kopi.

Taeyong tersenyum lalu meraih kopi yang baru saja di beli oleh Jaehyun untuknya. "Aku sedang melihat anak-anak yang kelakuannya persis sepertimu."

Wajah Jaehyun mengerut bingung. "sepertiku?"

Taeyong mengangguk lalu menunjuk Jeno dan Mark bergantian. "Lihat saja."

Mata Jaehyun bergulir ke arah Jeno, disana ia melihat bagaimana Jeno menggoda Jaemin hingga wajah putih anak Yuta itu berbah menjadi merah lalu matanya beralih ke arah Mark yang sedang menggenggam tangan Haechan.

"Lihatkan persis sepertimu dulu." kekeh Taeyong pelan.

Jaehyun menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Ya kan mereka anakku sayang, jika tidak sepertiku berarti itu harus di pertanyakan."

"Terserah saja Jung."

Mata Hendery melirik sedikit ke arah seseorang yang sejak tadi berdiri kaku di sebelah Winwin dan menunduk lesu, Xiaojun.

Sebelum mendekat tadi Hendery melihat Xiaojun sedang berbincang kecil dengan Mark namun setelah mereka bedua beradu tatap tiba-tiba tingkah Xiaojun seolah-olah seperti sedang menjauhi Hendery.

"Jangan melamun terus, kita sudah mau Check in." lamunan Hendery buyar ketika Mark menepuk bahunya.

Hendery memandang sekitar, ternyata benar keluarganya dan yang lain sudah berjalan terlebih dahulu menyisakan Hendery, Mark dan Haechan.

Mereka berjalan mengikuti yang lain untuk Check in, liburan yang Mark dan Jeno pilih adalah Paris karena sungguh Mark dan Jeno sudah lama ingin kesana namun karena Jaehyun yang sedikit sibuk mereka selalu menunda dan saat adiknya menawarkan hal itu Mark langsung saja memanfaatkannya, dengan uang tabungan yang tidak terbilang dikit ia dan Jeno membeli empat tiket untuk ke Paris.

Berakhir dengan keluarga Seo dan Nakamoto ikut liburan juga karena ulah Haechan.

Tidak butuh waktu lama akhirnya mereka menaiki pesawat. Karena Jaemin ingin duduk dengan Jeno berakhir dengan Mark bertukar tempat duduk dengan Jaemin.

Haechan juga tak mau kalah dengan Jaemin akhirnya ia memaksa Xiaojun agar mau bertukar tempat duduk dengannya, dengan sedikit terpaksa akhirnya Xiaojun setuju karena Haechan sangan cerewet.

Xiaojun terhentak ketika merasakan seseorang duduk di sampingnya, menoleh ia menemukan Hendery yang juga terkejut.

Xiaojun memalingkan wajahnya tidak ingin melihat ke arah Hendery, ia gugup.

Sekitar dua puluh menit setelah masuk pesawat akhirnya pesawat yang mereka tumpangi terbang membelah langit yang terlihat cerah hari ini.

"Jun."

Xiaojun hampir menjatuhkan ponselnya saat Hendery memanggil namanya. Ia hanya berdehem.

"Maafkan aku, jangan di pikirkan yang semalam ya."

Xiaojun menegakkan tubuhnya. "I-iya."

Hendery menyentuh tangan Xiaojun lembut. "Jika kau tidak suka anggap saja aku tidak pernah bilang apa-apa oke aku tidak suka kau yang seperti ini Jun kau seperti menjauhiku?"

Xiaojun menahan napasnya sebentar ketika Hendery menggenggam erat tangannya.

"Maaf jika ungkapan rasa sukaku padamu membuatmu tidak nyaman, tapi sungguh aku benar-benar menyukaimu Jun."

Xiaojun menunduk pelan, inilah alasan kenapa dia tidak mau ikut liburan dengan keluarga Jaemin karena ia akan bertemu Hendery. Semalam saat mereka pergi berdua Hendery mengungkapkan perasaannya pada Xiaojun namun Xiaojun belum menjawab apapun dan Hendery pun tidak memaksanya.

"Tenang saja aku tidak memaksamu menjawab sekarang, aku juga tidak berharap lebih kau menerimaku." Hendery tersenyum tulus.

Jika Hendery seperti ini bagaimana Xiaojun tidak menyukainya. Jika boleg jujur sejak Hendery menolongnya waktu itu Xiaojun suka memperhatikan Hendery diam-diam jika ditanya apakah Xiaojun juga menyukai Hendery jawabannya adalah iya namun mengapa Xiaojun belum menjawab perasaan Hendery.

Ada satu hal yang membuat Xiaojun ragu untuk menerima Hendery atau tidak.



TBC

Gosah komen kalo cuma mau bilang "Next" atau "Lanjut"
Gasuka gua gasuka.


Continue Reading

You'll Also Like

652K 76.3K 60
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
321K 25.4K 54
Renner dan Sabila, dua orang dengan profesi yang menguras tenaga - seorang kapten polisi dan dokter emergensi, bertemu dalam sebuah keadaan yang memb...
240K 32.7K 23
Sederhana saja. Hanya tentang kehidupan tiga bersaudara putra Pak Bratadikara yang akan membuatmu harus memutuskan antara dua pilihan, yakni mengingi...
298K 21.1K 30
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...