Straight-A Student | ChanBaek

zerofoue

81.3K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... Еще

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 24

1K 162 8
zerofoue

Baekhyun memasuki sebuah toko kopi yang bertuliskan 'Ataraxy' di depannya. Tempat ini memiliki nuansa coklat. Benar-benar tipikal tempat kopi yang sewajarnya. Akan tetapi, toko ini masih tergolong sepi dan terpencil dari jalan raya. Sehingga suasana di dalamnya pun lebih tenang, mengizinkan Baekhyun untuk mengistirahatkan dirinya dari hiruk-pikuk daerah sekitar kampusnya. 

Ia segera menghampiri seorang lelaki yang sudah terlihat cukup tua di belakang meja kasir. Sepertinya kakek itu adalah pemilik kafe ini.

"Permisi." Baekhyun menyapa sembari tersenyum.

Kakek itu mendongak dan terlihat begitu senang ketika melihat wajahnya. Mungkin karena ia mengira Baekhyun adalah salah satu pelanggannya hari ini. 

"Saya ngeliat ini kemarin, kek." Baekhyun menyerahkan selembar poster pernyataan dibutuhkannya seorang pekerja sampingan. 

"Apa masih dibutuhkan?" Baekhyun melanjutkan dengan senyum di wajahnya.

Si kakek semakin tersenyum lebar ketika mendengar pertanyaan Baekhyun. Tidak kecewa sedikitpun akan fakta bahwa Baekhyun bukan pelangannya.

"Masih, nak." Kakek tersebut menjawab lembut.

"Saya mau bantu, kek. Kalau diizinkan." Ia terkekeh.

"Ya pasti diizinkan. Bisa mulai kerja besok?" Kakek tersebut terlihat begitu bersemangat ketika menanyakan pertanyaan itu sehingga Baekhyun tidak mampu mencegah dirinya untuk mengangguk.

Tentu saja.

Baekhyun begitu ingin untuk membantu.

"Akhirnya. Kakek sudah lama tunggu-tunggu. Tapi tidak ada yang mau." Ia terkekeh rendah.

"Setiap hari Selasa, Rabu, dan Jumat bisa datang?" Si kakek kembali bertanya kepada pemuda di hadapannya dengan tatapan berharap. 

"Bisa kok, kek. Hari lainnya udah ada yang jaga?" 

"Iya, sudah ada." Sang kakek mengangguk. Baekhyun pun tersenyum.

"Ya sudah. Kakek ke belakang dulu ya." Kakek tersebut menepuk pundak lebar milik Baekhyun dan langsung bergegas menuju ruangan di belakang toko kopi itu.

Baekhyun membungkuk sebagai tanda hormat sebelum kakek itu menghilang. Kemudian, bunyi ponselnya memaksa Baekhyun untuk mengalihkan perhatiannya. 

"Lo dimana?" 

"Lagi di kafe kecil yang di deket kampus." Jawab Baekhyun atas pertanyaan Chanyeol yang dilontarkan lewat panggilan telfon.

"Sama siapa?"

"Sendiri."

"Emangnya ngapain?" 

"Mau ngelamar kerja." 

Setelah itu Chanyeol sempat sunyi beberapa detik, hanya terdengar suara seperti kursi besi yang dirapihkan.

"Kok tiba-tiba gitu?"

"Kemarin liat poster di pintunya pas lagi lewat. Terus gue pikir boleh juga. Lumayan, hehe." 

"Lo ini. Ya udah. Gue jalan jemput sekarang gapapa? Mama mau mampir. Sama mama lo juga." 

"Oh gitu. Iya gapapa kok."

"Oke, see you.

"Hm. See you. Take care."

Dan setelahnya, panggilan telfon dimatikan. 

///

Chanyeol tersenyum tipis dan membungkuk sopan setelah membukakan pintu untuk ibunya dan ibu Baekhyun. Ia membuka lengannya lebar, mengisyaratkan kepada ibu Park untuk masuk ke dalam pelukannya.

Sementara Baekhyun, ia sudah tersenyum lebar dan memeluk ibunya juga.

"Udah makan, ma, tante?" Baekhyun membuka suara.

"Belum. Rencananya mau makan bareng aja sama kalian. Ada makanan?" 

"Belum." Chanyeol menjawab pertanyaan Nyonya Park, mengajak ketiga orang lainnya untuk segera duduk di ruang tengah rumah. 

"Terus mau makan apa? Mau pesan aja atau mau masak?"

"Aku masak aja, ma. Kebetulan ada bahan di kulkas." Baekhyun menjelaskan setelah mendudukan dirinya di atas sofa.

"Chanyeol jarang makan di rumah, aku kesel." Baekhyun mengadu.

"Masa sih?"

"Aku sibuk sama tugas." Yang menjadi objek pembicaraan membela dirinya dengan cepat. Chanyeol memang jarang makan di rumah belakangan ini, jadi Baekhyun seringkali memesan makan dari luar ketimbang memasak untuk dirinya sendiri.

"Itu lho, Baekhyunnya kangen kalau ditinggal lama-lama." Nyonya Byun menyenggol bahu anak bungsunya sambil memberikan tatapan menggoda.

"Emang, tante. Manja." Chanyeol terkekeh.

"Terus aja. Lanjutin." ancam Baekhyun pada Chanyeol yang sedang menatapnya.

"Udah, ayo masak." Chanyeol bangkit berdiri sebelum menarik Baekhyun bersamanya, berpamitan sebentar untuk pergi ke dapur yang sebenarnya masih terlihat dari jangkauan ibu mereka.

Baekhyun mengeluarkan sebuah kotak yang berisikan daging ayam cincang yang ia beli dua hari yang lalu. Lalu ia mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan untuk membuat makanan yang ia inginkan. Sedangkan Chanyeol, melakukan keahliannya di dapur, memasak nasi.

"Baek."

"Hm?" Baekhyun bergumam selagi mengaduk sup di dalam panci.

"Gue ditawarin proyek dari Prof. Choi. Katanya minta gue jadi bagian tim untuk lomba yang mau diadain." 

Baekhyun langsung menatap Chanyeol dengan tatapan berbinar.

"Beneran? Bagus dong!" Sekali lagi, Baekhyun memastikan dengan nada semangat. 

"Kompetisinya cuma sekedar eksperimen sih enggak harus ke suatu tempat. Tapi masih gue pikirin." Chanyeol memencet tombol pada rice cooker untuk memulai proses pemasakan.

"Ya udah, pikirin aja dulu baik-baik. Jangan sampe jadi beban." Baekhyun menasehati.

"Pinter banget sih. Sampe bisa ditawarin langsung sama Prof. Choi." 

Chanyeol hanya tersenyum tipis dan kemudian mengacak rambut halus Baekhyun. 

///

Baekhyun membuka tas yang ia selalu bawa ke kampus perlahan. Sekaligus mempersiapkan mentalnya agar siap untuk memberitahukan apa yang ia simpan pada Nyonya Byun yang sedang duduk di atas ranjang, melihat-lihat kamar miliknya juga Chanyeol.

Jantungnya mulai bertalu-talu ketika menemukan sebuah amplop putih dengan logo rumah sakit yang ia cari.

Ia membalikkan tubuh dan memandang wajah ibunya yang sedang tersenyum ke arahnya. Dengan gugup, ia menggerakan kedua kakinya untuk melangkah mendekat dan mengulurkan tangannya, memberikan amplop putih tersebut kepada wanita kesayangannya itu.

"Ini, ma." 

Nyonya Byun sempat terlihat bingung dengan apa yang Baekhyun lakukan sebelum meraih amplop yang sekarang berada di genggamannya itu.

Baekhyun hanya bisa menghela nafas ketika amplop itu dibuka dan menarik kursi belajarnya agar bisa duduk di hadapan Nyonya Byun.

"Ini..."

"Aku carrier, ma." ucap Baekhyun dengan lembut. Ia menunduk dan jemarinya bermain dengan satu sama lain.

Salah satu telapak tangan Nyonya Byun langsung melayang untuk menutup mulutnya, memandang anaknya dengan pandangan yang sulit untuk dipahami. Terkejut atas fakta yang baru ia ketahui sekarang.

"Kapan kamu ke rumah sakit?" 

"Udah lumayan lama." 

"Kenapa baru bilang sama mama, Baek? Kamu enggak kaget?" Tangan lembut milik ibunya menyentuh jemari Baekhyun. Menghentikan gerakan gugup yang dilakukan oleh anaknya itu.

"Lebih dari itu. Aku-" Baekhyun menghentikan kalimatnya, berusaha untuk menemukan kata-kata yang tepat.

"Aku bingung. Banget." Entah kenapa, Baekhyun merasa pandangannya memburam. Air mata mulai merembes dari kedua kelopak matanya dan dengan cepat, ia segera menghapusnya.

"Dan aku juga bingung kenapa aku nangis sekarang." Ia tertawa remeh.

Nyonya Byun tersenyum lembut dan menepuk tempat kosong di sebelahnya, menyuruh Baekhyun untuk duduk lebih dekat. Baekhyun pun mendudukkan dirinya dan memeluk ibunya kemudian.

"Tapi, enggak tau kenapa aku seneng. Aku bener-bener nerima ini dengan senang hati, ma. Enggak keberatan sama sekali." Setelah sekian lama diam dalam sunyi, Baekhyun membuka suaranya.

"Mama juga ikut seneng dengernya kalau kamu engga keberatan." 

"Mama... enggak kecewa?" Ibu Baekhyun terlihat sedikit terkejut akibat pertanyaan anak bungsunya. Ia menarik diri dari pelukan mereka dan menatap Baekhyun dalam.

"Kenapa mama harus kecewa?" Nyonya Byun bertanya lembut.

"Aku cowok, ma." Ia menunduk.

"Terus kenapa kalau kamu cowok, sayang? Papa kamu lahir dari rahim seorang carrier yang udah menjadi salah satu orang yang paling mama hormati. Tanpa grandpa, mama enggak akan ketemu orang hebat kayak papa." 

Baekhyun hanya bisa menatap wajah cantik ibunya dengan konsentrasi penuh.

"Dan paling penting, mama enggak akan punya kamu kalau enggak ada grandpa." Wanita itu tersenyum hangat.

"Papa pasti seneng juga denger ini. Kamu enggak perlu khawatir soal papa mama, Baekhyun. Kita sayang kamu apapun keadaannya. Itu orangtua." 

"Kenapa kamu bisa mutusin untuk tiba-tiba cek?"

"Aku cuma penasaran kenapa aku selalu sakit perut setiap bulan. Siklusnya selalu sama. Ya... hasilnya kayak gini." Baekhyun tersenyum. Nyonya Byun hanya bisa mengangguk.

"Baekhyun." Panggilan atas namanya membuat Baekhyun kembali memfokuskan perhatiannya kepada wanita paruh baya ini.

"Kamu... ngeliat masa depan kamu dengan seorang lelaki?" 

Baekhyun sedikit terpana dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Nyonya Byun, membuatnya terdiam untuk beberapa saat sebelum mengangguk pelan.

"Siapa?" 

"Aku belum-"

"Chanyeol?" 

Kenapa ibunya tidak bisa berhenti membuatnya terkejut sedari tadi?

"Sejauh ini enggak, ma. Tapi aku engga menutup kemungkinan yang ada. Aku percaya pasti akan ada saatnya." 

"Tante Park udah berharap banget kamu sama Chanyeol beneran. Mama sampe enggak tega ngasih taunya."

"Jangan kan mama. Chanyeol aja susah banget ngasih taunya."

Mereka berdua tertawa kecil bersama.

Baekhyun lega akhirnya ia bisa mengungkapkan hal ini kepada ibunya, yang ia yakin akan memberitahu ayahnya nanti. Yang membuatnya lebih lega lagi, orangtuanya tidak keberatan sama sekali. Walaupun sebenarnya dari awal, ia yakin karena grandpanya juga seorang carrier yang berarti juga dari mana ia mendapatkan gen ini.

Sekarang, ia perlu memberitahu Chanyeol. Hanya itu yang ada di pikirannya. 

Продолжить чтение

Вам также понравится

20.2K 713 22
Synopsis Inside OFC x Damon Salvatore x Sirius Black x Derek Hale Book Started: November 19, 2023 Book Ended: Book Edited:
7.2K 146 6
Y/N was just a normal kid, wanting to make friends at playcare, but no one wants to play and be friends with him, except for a kid named trinity gram...
28.8K 319 16
hey! hope you enjoy these one-shots I write! these will be an x reader book sorry if that isn't what you're looking for! The original characters all...