I'm Fine (END)

By trynn14

57.4K 2.3K 97

Shakira Azna Mutiara gadis ceroboh, heboh, cerewet, lebay, ceria, ralat, ceria hanya untuk menutupi kesedihan... More

☆prolog☆
bab 1
bab 2
bab 3
Bab 4
Bab 5
bab 6
Bab 7
Bab 8
bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
bab 15
Bab 16
Cast Cewek
Bab 17
Bab 18
Cast Cowok
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Info!!!
Extra Part|Anaz
Extra Part|Kirana
Sequel
I'm Fine 2 Publish!

Bab 30. Epilog

2.1K 69 21
By trynn14

Janganlah menangis,
Aku tak ingin di tangisi,
Jangan berlarut dalam kesedihan,
Karena aku nantinya akan merasa kesepian.

*****
Mari kita baca sambil nyanyi😂 yang tahu langunya ayo nyanyi muchi :v

Judul: Kau yang T'lah Pergi ~caffeine~

****

Kau yang t'lah pergi

Arka menangis tersedu-sedu sembari memandang wajah Azna untuk terakhir kalinya.

Kini mayat gadis berusia remaja itu sudah berada di rumahnya, banyak warga mengerumuni serta memanjatkan do'a.

Saat-saat terakhir

Bu Asih masih saja menangis, bahkan ia enggan menemui Azna untuk terakhir kalinya.

ku teringat padamu
Yang terbayang kini

Azna kini benar-benar tiada. Ia sudah kembali kepada sang pencipta.

Dalam genggaman tanganmu

Pusara yang dikerumuni manusia kini mulai pulang kerumah masing-masing, hanya tersisa Arka, Asih, dan Tarjun.

Dalam dekapan tubuhmu

Semua teman Azna tidak ada yang tahu sampai saat ini. Asih sengaja tidak menghubungi mereka. Bukannya ia tidak ingin, hanya saja itu merupakan satu amanah yang ia dapat setelah membaca surat yang berceceran di atas nakas.

Kurasakan saat-saat bersamamu

Asih mengenang kembali saat Azna dulu masih dalam dekapannya, hingga ia merengek saat meminta di belikan jajan padanya.

Gadis yang sedang tumbuh remaja ini harus kembali pulang lebih dulu darinya kepada sang pencipta.

Hanya tangis sedih

Asih meneteskan air matanya kembali, masih tidak menyangka dengan kenyataan pahit yang menimpannya sekarang.

Tak tertahankan

Arka berjongkok tepat disamping gundukkan tanah, memandang batu nisan bertuliskan Shakira Azna Mutiara.

Tetesan air mata yang jatuh

Arka mengusap batu tersebut seolah mengusap kepala gadis yang ia sayangi.

"Lo emang suka bikin gue gemeter, katanya lo mau ke undangan resepsi pernikahan gue de, kenapa lo malah pergi ninggalin gue?"

Arka mengadah, ia merasa cengeng di depan pusara Azna.

Saat engkau pergi

Mang Tarjun masih sennatiasa merangkul pundak Istrinya yang masih saja sesegukan, ia juga sama terpukulnya dengan Asih, tapi baginya menangis secara terus menerus bukanlah sebuah pilihan yang tepat.

Dalam isak tangismu
Dalam desak nafasmu

Arka menangis tergugu, ia menundukkan wajahnya. Menyembunyikan tangisannya pada dunia.

Puaskan engkau dunia, telah berhasil membuatku merasa pecundang.

Arka mengusap wajahnya kasar, Azna adalah sosok yang  baik, ceria. Namun, tuhan lebih menyayanginya.

Bersamamu, tinggal sebuah kenangan

Ibu Asih menyerahkan satu buat surat berwarna hijau untuk Arka.

Di amplopnya terdapat tulisan.
To: Dokterku, Kak Arka.

Ada emot senyum merekah yang menjadi ciri khas dalam diri Azna.

Kau t'lah pergi

Arka membuka amplopnya setelah kedua paruh baya itu memutuskan untuk pulang ke rumah.

☆☆
Hay, Dokter Arka.

Hehehe, kalau dokter sudah terima ini, artinya aku udah nggak ada. Makasih udah mau ngobatin aku selama ini. Terima kasih sudah menjadi penyemangat aku untuk melawan penyakit.

Maaf, aku nggak bisa bertahan seperti yang dokter bayangkan, maaf sudah mengecewakan dokter.

Salam hangat
Pasien bar-bar
S. azna Mutiara.

☆☆

Tinggalkan maaf yang tak terucap

Arka meneteskan air mata kembali, tepat mengenai kertas hijau yang baru saja ia baca isinya.

Dan takkan kembali
Tersimpan kini janjiku dihati


Arka masih memandang gundukan tanah di depannya, celana panjangnya sudah kotor akibat tanah di depannya.

Kau t'lah pergi

Awan berwarna hitam datang kian bertambah banyak, petir bergemuruh di atas lagit. Seolah dunia ikut merasa kehilangan dengan sosok gadis kuat.

Satu demi satu tetes air dari langit jatuh ke bumi, membasuh tanah yang kering. Mengenai gundukan tanah yang bertaburan begitu banyak bunga.

Saat-saat terindah
Kurasakan takkan pernah ada lagi

Wangi bunga tujuh rupa begitu menyeruak hingga ke indra penciuman, langit kian menjadi gelap, matahari tampak berasembunyi di balik awan.

Semua manusia yang bernyawa telah meninggalkan gundukan tanah yang mengeluarkan wangi bunga tujuh rupa. Meninggalkan gadis tak bernyawa yang ada didalam tanah.

Hanya tatapan matamu

Semua ikut bersedih atas meninggalnya Azna, baik tumbuhan maupun alam. Seolah merasakan kehilangan.

Hanya senyum manismu
Di wajahmu

Rumah bercat abu-abu itu terlihat berbeda dari biasanya, hujan yang membasuh halaman rumah terasa ikut bersedih.

Bendera kuning yang diikat pada pagar rumah terasa semakin menyedihkan.

Yang tak akan terlupakan

Dunia sama bersedihnya dengan Arka, dunia sama merasa kehilangan seperti Ibu Asih. Namun, dunia lain juga merasa bahwa tidak terjadi apa-apa.

*******

Teman sekolah Azna nampak ceria, mereka tidak mendapatkan rasa bahwa ada sesuatu yang menghilang.

Mereka semua bercanda gurau, melupakan sosok penting yang selalu berada diantara mereka.

Mereka berfikir, Azna baik-baik saja. Mereka malah turut bahagia sembari merayakan sedikit syukuran kecil-kecilan atas sadarnya Azna setelah beberapa hari tertidur pulas.

Mereka tidak menyadari satu fakta yang nantinya jika mereka tahu akan menggetarkan hati.

Hujan sama sekali tidak membuat mereka merasa kedinginan, gemuruh hujan justru menambah semangat bagi mereka.

******

Dua hari sudah Azna di kebumikan, kini rumah Azna dikunjungi oleh teman karibnya yang mendapatkan kabar tersebut pagi tadi.

Mereka menangis, merasa bahwa semua ini hanya permainan tuhan belaka. Namun, inilah fakta yang harus mereka terima.

pusara yang dipenuhi bunga layu kini kembali di tabur dengab bunga baru. Harum dari bunga yang layu sama sekali tidak hilang.

Semua yang mengelilingi gundukan merasa bersedih, mereka mengucapkan bela sungkawa atas kepergian teman terpintar di kelasnya.

36 orang berseragam putih abu-abu serta 10 lebih orang berpakaian santai mengelilingi tanah mencuat di depannya.

semua terdiam, menatap gundukan itu dengan tatapan yang sama, merasa kehilangan.

Satu persatu dari para kerumunan tersebut mulai pergi, meninggalkan gundukan yang didalamnya terdapat mayat Azna.

♡♡♡♡♡♡♡
♡♡♡♡♡♡
♡♡♡♡♡
♡♡♡♡
♡♡♡
♡♡

.
.
.
.
.
.
.
.
.
☆♡TAMAT♡☆

*******

Yess End, gimana nih? Mau nambah lagi di extra part nggak?

Yang setuju ada extra part cung☝

Vote+komen

Hargai kehaluan author

Continue Reading

You'll Also Like

855K 6.3K 11
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...
6.5K 861 44
Hanya sebatas kata-kata yang bisa mengungkap kan isi hati seseorang, hanya sebuah kalimat yang bisa mewakili perasaan seseorang dan hanya kalimat yan...
6.6M 496K 57
Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan Davilan Lergan. Bagaimana jadinya jika...
1.1K 155 42
"Sekumpulan cueu-cueu Cantik, Holkay,Jomblo,Dingin,&Datar". Kuy!! Langsung!! Cek!! ~~~~ "Uang memang tidak bisa membeli kebahagian?! Tapi uang bisa m...