Terjebak - Taeyong ✔

wildahdnt

237K 21.7K 2.2K

Gimana, sih, rasanya kalau tiba-tiba aja, kita bisa saling kenal sama idola kesukaan kita? Padahal sebelumnya... Еще

Prolog
Taeyong • 1
Taeyong • 2
Taeyong • 3
Taeyong • 4
Taeyong • 5
Taeyong • 6
Taeyong • 7
Taeyong • 8
Taeyong • 9
Taeyong • 10
Taeyong • 11
Taeyong • 12
Taeyong • 14
Taeyong • 15
Taeyong • 16
Taeyong • 17
Taeyong • 18
Taeyong • 19
Taeyong • 20
Taeyong • 21
Taeyong • 22
Taeyong • 23
Taeyong • 24
Taeyong • 25
Taeyong • 26
Taeyong • 27
Taeyong • 28
Taeyong • 29
Taeyong • 30
Taeyong • 31
Taeyong • 32
Taeyong • 33
Taeyong • 34
Taeyong • 35
Taeyong • 36
Taeyong • 37
Taeyong • 38
Taeyong • 39
Taeyong 40
Taeyong • 41
EPILOG
Taeyong • 42
Taeyong • 43
Taeyong • 44
Taeyong • 45
Taeyong • 46
Taeyong • 47
SELESAI • Tentang Alur
Sequel Why Not?

Taeyong • 13

4.7K 455 24
wildahdnt

Ini sudah h-5 menuju konser NCT 127 dan rasanya, Lia dan juga Anastasia, tak sabar untuk segera menonton konser itu. Lia berhasil nonton selama tiga hari ke depan karena pertolongan dari sahabatnya, Ryan.

Ngomongin soal Ryan, sekarang Lia tengah berada di bandara Incheon. Menjemput pacar dari laki-laki itu, sendirian. Karena Ryan dan Anastasia tiba-tiba aja harus pergi ke kampus untuk mengurus sesuatu yang penting dan tak bisa ditunda. Untungnya, Lia memiliki waktu kosong setelah selesai dari kampusnya lalu segera pergi ke bandara untuk menjemput Sohyun--tentunya Ryan yang menyuruhnya.

Kini Lia berdiri tepat di depan pintu kedatangan sembari memegang sebuah papan yang sudah tertulis nama Sohyun disana. Alhasil, setelah menunggu selama kira-kira sepuluh menit, orang yang Lia nantikan, keluar dari pintu tersebut.

Bibir Lia menganga saat melihat penampilan Sohyun dari ujung kaki hingga ujung kepala. Bener-bener cantik bak artis papan atas. Apalagi, saat Sohyun menjadi pusat perhatian orang-orang yang berlalu lalang di bandara tersebut. Aura kecantikan Sohyun, seakan mereka.

Dalam hati, Lia sangat bangga dengan sahabatnya itu karena ia bisa menemukan wanita seperti Sohyun yang cantiknya melebihi rata-rata.

"Lia, ya?"

Itulah kalimat yang pertama kali diucapkan Sohyun ketika gadis itu sudah berada di depan Lia yang masih terpana akan kecantikan pacar sahabatnya itu.

Lia masih diam yang membuat Sohyun melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Lia.

"E-eh? I-iya. Gue, Lia." ujar Lia setelah sadar dari lamunannya.

Sohyun membuka kaca mata hitamnya sembari tersenyum. Saat itu Lia merasa gagal menjadi wanita setelah melihat kecantikan Sohyun yang alami.

"Sahabatnya, Ryan, kan?" tanya Sohyun lagi.

Lia mengangguk langsung dan membuat Sohyun lagi-lagi tersenyum.

Fyi, ini kali pertama Lia bertemu langsung dengan Sohyun semenjak gadis itu berpacaran dengan Ryan. Karena setiap Sohyun berada di Korea, Lia tak punya waktu untuk bertemu padahal Ryan sudah sering mengajak Lia untuk bertatap muka dengan Sohyun.

"Gue, Sohyun!"

Sohyun dengan semangat mengulurkan tangannya pada Lia yang dibalas Lia dengan kegugupan.

Alus banget, tangannya, woi!

"Iya, udah tau, kok." kata Lia lempeng.

"Kok kita baru bisa ketemu sekarang, sih? Padahal gue pengen banget kenal sama, lo." ujar Sohyun.

Lia tersenyum kikuk. "I-iya, soalnya gue kemarin-kemarin belum ada waktu yang pas buat ketemu, lo-nya, sih."

Sohyun mengulum bibir sambil anggukin kepalanya.

"Lo gak bawa koper?" tanya Lia.

Lia bingung karena saat Sohyun keluar, tak terlihat satu pun koper yang gadis itu bawa. Sohyun hanya mengenakan tas kecilnya yang hanya terisi barang-barang bersifat pribadi seperti paspor dan dompet.

"Oh.. iya, koper gue dikirimin, ntar. Soalnya gue di Korea bakal lama. Mungkin kira-kira lebih dari tiga bulanan, sih. Kampus gue di Jerman lagi libur dan kalau libur, tuh, yang lama banget, gitu. Jadi daripada gue bosen disana, mending gue balik. Lagipula, gue juga kangen orang tua sama pacar sendiri." jelas Sohyun.

Mendengar pernyataan Sohyun, Lia jadi ingat perihal sesuatu yang baru-baru ini ia bahas bersama Ryan. Soal kehamilannya Sohyun. Tapi untuk membahas itu lebih lanjut, gak mungkin Lia membahasnya disana karena mereka masih berdiri tegak di depan pintu kedatangan.

"Hm, ada yang mau gue tanya, sih, sama, lo. Tapi gak disini,"

"Mau nanya apaan? Kalau gitu, kita cari cafe disini aja sekalian ngobrol-ngobrol santai."

"Yaudah, boleh, deh."

Setelah itu, Lia dan Sohyun pergi bersama-sama mencari cafe yang tersedia di bandara itu untuk sekedar mengobrol sekaligus Lia juga ingin mencari tahu rasa penasarannya. Hingga keduanya memilih starbucks untuk menjadi tempat yang menjadi saksi untuk pertama kalinya mereka berbincang-bincang.

"Jadi, lo mau tanya apaan?" Sohyun buka suara setelah minuman yang mereka pesan, datang.

"Eh?" Lia menjeda kalimatnya. Masih berpikir apakah dia harus bertanya atau lebih baik, Lia berpura-pura tak tau saja. Lagipula, ini adalah masalah pribadi antara Ryan dan juga Sohyun. Lia gak berhak ikut campur meskipun Ryan itu sahabatnya.

Tapi tetap aja yang namanya Lia, kalau dia penasaran, pasti dia bakal tetap nyari tau.

"Lo.. hamil, ya?"

Sohyun tersedak karena saat itu, ia tengah menyeruput minumannya. Lia ikutan panik saat melihat respon Sohyun.

"M-maaf, Hyun. Gue gak bermaksud ikut campur,"

Sambil bolak-balik minta maaf, Lia memberikan tisu kepada Sohyun.

Sohyun mengelap bibir dan juga sisa minuman yang tumpah di tangan serta bajunya kemudian gadis itu terkekeh.

"K-kenapa?"

"Duh, Ryan cerita, ya?" tanya Sohyun dibalik selak tawanya.

Lia pun mengangguk tanda mengiyakan omongan gadis itu.

"Jangan percaya." ujar Sohyun yang membuat Lia jadi bingung sendiri.

Jangan percaya apanya? Waktu Ryan cerita bahwa Sohyun hamil karena ulahnya, cowok itu kelihatan serius sampai Lia sendiri langsung percaya.

"Gue gak hamil." kata Sohyun lagi. "Tapi gue lagi bohongin dia." lanjutnya.

"Hah? M-maksudnya?"

"Tapi, lo jangan kasih tau Ryan soal ini sampai gue sendiri yang cerita ke dia."

Lia mengangguk mantap.

"Iya, gue bohongin dia karena gue cuma pengen ngasih dia surprise. Lo tau, gak, sih, Ryan, tuh, bentar lagi ulang tahun?"

Lia refleks melihat layar ponselnya. Ah, benar! Lia lupa kalau ulang tahun Ryan ternyata dua hari lagi.

"Ah, gue lupa." rintih Lia.

"Hm.. gimana, sih, lo? Sama ulang tahun sahabat sendiri aja lupa. Makanya gue sengaja balik kesini alasannya karena kita berdua mau ngomongi soal kehamilan gue ke kedua orang tua, kita. Padahal, mah, gak bakal mungkin gue berani nemui orang tua gue dengan alasan kalau gue hamil. Dipanggang, dah, gue, langsung."

Lia memandang Sohyun tak habis pikir dengan ide tak masuk akalnya itu untuk memberikan kejutan kepada sang pacar.

"Tapi, lo sama Ryan emang udah.."

"Belum! Jangan mikir yang enggak-enggak." potong Sohyun langsung.

Lah?

"Kita emang udah lama pacaran, tapi selama itu kita pacaran, Ryan gak pernah macem-macemin gue. Ryan sendiri juga gak akan mau untuk berbuat hal kayak gitu sebelum dia nikah. Sama kayak gue. Emang kita pernah liburan bareng dan tidur barengan. Itu cuma sekedar tidur." tukas Sohyun lagi.

"Tapi, Ryan bilang waktu dia ngelakuin itu, kalian abis mabokan?"

"No, Lia, sayang. Polos, banget, sih, lo." ujar Sohyun disertai dengan tawanya. "Itu cuma akal-akalan gue aja. Kita emang pernah mabokan tapi yang mabuk itu cuma Ryan dan gue sadar. Dan saat mabuk itu juga, kita berdua langsung tidur. Gak ada ngapa-ngapain."

Lia agak lega sekarang. Ternyata ini semua hanyalah sekedar cerita yang dibuat-buat Sohyun. Lia sendiri sebenarnya kurang percaya kalau Ryan akan berbuat seperti itu. Lia bersyukur kalau sahabatnya itu, masih dalam kondisi sehat selama fase menjalin asmara.

"Terus, lo gak takut kalau Ryan marah karena lo udah bohongin, dia?"

Sohyun menggeleng. "Gak. Gue tau kalau Ryan gak bakal marah ke gue."

"Tapi bisa aja, kan?"

"Ya kalau dia marah, dia gak berhak, dong? Karena semua ini, kan, gue lakuin untuk surprise-in, dia." jawab Sohyun.

Lia hanya mengiyakan perkataan Sohyun sambil anggukkin kepalanya. Lia sebenarnya hanya tak mengerti dengan jalan pikiran Sohyun. Tapi jika memang benar Sohyun hanya sekedar ingin memberikan kejutan kepada Ryan, Lia turut merasa bahagia dan harus melanjutkan kembali tugasnya sebagai seorang sahabat.

Mencari sesuatu yang cocok untuk diberikan kepada cowok itu.

●●●

"Capek, banget, gue." keluh Haechan kemudian berbaring di lantai tempat dimana para member NCT 127 sedang latihan.

Hari menuju konser semakin dekat dan waktu mereka semua untuk bersantai hanya tinggal sedikit. Mereka harus merelakan saat-saat dimana seharusnya mereka bersantai digunakan untuk latihan. Konser kali ini, mereka harus menyiapkan dengan sebagus mungkin karena ini adalah konser yang mereka tunggu-tunggu karena tidak hanya memakan waktu selama satu hari full lamanya.

"Yakin, deh, encok-encok badan gue, ntar, selesai konser." kata Taeil ikut berbaring di sebelah Haechan.

"Badan lo ketuaan, sih, Hyung." cibir Haechan.

Doyoung dan Jungwoo yang kala itu hanya jadi pendengar setia ikut merespon dengan tawa mereka.

"Kasihan, banget, Hyung, gue. Selalu dihina-hina tapi, cocok, sih." sahut Doyoung asal.

"Dasar lo pada durhaka, banget, sama, gue!" sahut Taeil galak.

"Mau pada makan, gak?" Yuta bertanya sembari menyeruput air mineral yang baru saja ia ambil.

"Boleh, deh. Tapi habis latihan, ini." jawab Doyoung.

Yuta hanya mengangguk. Tampak mereka semua sudah sangat lelah terlebih lagi, nyeri yang tiada tara mereka rasakan saat ini di semua bagian otot. Meskipun begitu, mereka semua tak mengeluhkan hal itu karena itu sudah menjadi kewajiban mereka sebagai seorang idol. Lagipula bagi mereka, masa-masa saat masih menjadi trainee adalah hal yang lebih melelahkan dibanding sekarang. Maka dari itu, mereka bersyukur akhirnya bisa debut bersama dan sukses meniti karir seperti sekarang ini.

"Latihan kita akhiri aja sekarang." kata Taeyong tiba-tiba yang membuat mereka semua langsung mengalihkan pandangan ke arahnya.

"Lah? Kenapa?"

"Masih ada waktu setengah jam lagi, Hyung, buat latihan."

Mereka menunggu respon Taeyong karena sekarang cowok itu sedang meneguk air mineral miliknya.

"Gue tau kalian semua lelah dan meskipun kita harus ngelakui semuanya secara detail, jangan sampai kita jatuh sakit. Kesehatan lebih penting." balas Taeyong.

Perkataan Taeyong membuat mereka semua merasa terharu. Sesuai dengan posisinya sebagai pemimpin grup tersebut, Taeyong benar-benar melakukan tugasnya dengan baik.

"Thanks, Yong. Terus, kalau ditanya manajer-nim jawab, apaan?"

"Soal itu gue yang atur. Lo semua kalau pada mau balik sekarang silahkan. Atau kalau pada mau selesain kegiatan lainnya, kalian bisa nyelesain itu."

Mereka semua berteriak serempak mengagumi betapa baiknya Taeyong saat itu. Yang diteriaki hanya mengedikkan bahunya sekilas lalu berjalan menghampiri Jaehyun yang sedang memberikan tatapan terpana ke arahnya.

"Widih.. sang Pangeran, kita." kata Jaehyun sambil tepuk tangan sendiri.

Taeyong diam dan tak menggubris. Matanya sibuk mencari-cari ponselnya yang entah dimana.

"Lihat handphone gue, gak?" tanya Taeyong tanpa mengalihkan perhatiannya pada meja-meja yang terletak di sudut ruangan.

"Lo nanya siapa?" Winwin berjalan menghampiri Taeyong.

"Lo semua. Pada ngelihat, gak?"

"Enggak kalau gue. Lo taro dimana emang tadi?" tanya Winwin balik.

"Disini. Di meja ini."

"Gak mungkin ada maling, kan? Yang ada di ruangan ini, cuma kita-kita, aja."

Tak ada yang merespon. Mereka semua turut membantu Taeyong mencari ponsel berwarna hitam miliknya.

"Btw, Haechan kemana?"

Taeil yang tadinya sedang berbaring, sadar akan sesuatu. Tak ada Haechan disana. Padahal tadinya Taeil berbaring di sebelah Adiknya itu dan kini, batang hidungnya saja sudah tak terlihat.

"Lah, itu siapa?" tunjuk Yuta ke arah sofa sudut ruangan.

Dibawah sofa itu, Yuta menaruh curiga karena terdapat seseorang yang tengah berbaring dan hanya memperlihatkan ujung kakinya saja dari balik sofa tersebut.

Kedua kaki itu terlihat tak bergerak. Yuta yang pertama kali menangkap pemandangan itu, berjalan mendekati. Sembari berjalan pelan, Yuta mencoba mengingat-ingat pemilik dari sepatu yang dikenakan orang itu.

"Kayak kenal gue sepatunya." gumam Johnny.

"Sepatu siapa?" tanya Jungwoo.

"Lah? Itu sepatu gue, tuh. Siapa yang make, sih?" kata Johnny lagi saat sadar kalau itu benar-benar sepatu miliknya.

Yang tadinya tubuh Yuta berjalan sedikit menunduk karena sedang mengecek siapa orang yang tengah berbaring dari balik sofa itu, berdiri tegap setelah melihat dengan jelas seseorang yang tengah tertidur itu.

"Adek, lo, nih!" gerutu Yuta air muka kesal ke arah Johnny.

Johnny terburu-buru menghampiri. Dilihatnya Haechan tengah tertidur disana sambil memegang salah satu ponsel yang ia yakini itu milik Taeyong.

"Ini ponsel lo bukan, sih?" tanya Johnny seraya mengambil benda itu dari tangan Haechan.

Taeyong dengan lugas mengambil benda itu. "Apaan, sih, Haechan. Gak lucu," ucapnya.

Haechan yang gak sadar tengah diperhatikan, membuat Johnny memijit pelipisnya. Cowok itu berusaha membangunkan Haechan yang kalau sudah tertidur, mirip seperti kerbau. Terlalu sulit untuk dibangunkan.

Selang dua menit, Haechan pun bangun dan terkejut ketika melihat seluruh Abang-Abangnya tengah menatapnya dengan sorot tajam.

"Ada apa?" tanyanya dengan nada serak.

"Kenapa hapenya Taeyong bisa sama, lu?" tanya Johnny.

Haechan menyipitkan kedua matanya bingung. "Hapenya, Taeyong Hyung? Lah? Itu bukannya hape gue, ya?"

"Darimana jalannya handphone, lo? Warnanya doang yang sama, case lo berdua, kan, beda."

"Lah? Emang iya, yah? Yaudah, deh. Mianhae, Taeyong Hyung." ucap Haechan tenang sembari menatap ke arah Taeyong.

Taeyong cuma geleng-geleng kepala dengan kedua bola matanya yang berputar. Cowok itu kemudian berlalu dari hadapan mereka.

"Besok lo gue temeni ke rumah sakit, deh." sahut Mark.

"Lah?"

"Lo kalau habis latihan suka, gak, waras. Gak latihan juga gak pernah waras."

Detik berikutnya, Haechan mengumpat kesal ke arah Mark kemudian melemparkan cengiran khasnya pada Johnny yang melihatnya dengan raut wajah datar.

Berada dalam kamar yang sama, membuat Johnny berpikir bisa saja suatu saat nanti ia juga ikutan gak waras karena tertular ulah Haechan sendiri.

●●●

3 April 2020

Hai, guys. Stay safe ya semua.. stay at home. Usahain kalau mau keluar, kalau penting-penting aja. Kasihan Indonesia, masa mau ada korban lagi?

Makanya daripada bosan, mending kalian baca novel atau buat novel, nonton drakor&youtube atau denger musik kayak kehidupanku sehari-hari.

Ah, iya. Jangan lupa berjemur juga minimal 10-15 menit ya! Boleh dua kali kok! Jam 7-9 atau 10-11. Bedanya kalau pagi gak perlu pake sunblock.

Продолжить чтение

Вам также понравится

249K 31.1K 198
Jadi dokter, pacar, suami, kakak ipar, kakak, selingkuhan, guru ngaji ataupun tutor? Jung Jaehyun of NCT bisa menjadi siapun yang kalian inginkan. Fi...
[√]Huang renjun ||My Boyfriend Idol Jaja

Подростковая литература

22.9K 2.5K 31
Teruntuk mr.Huang Terimakasih untuk cerita yang telah terukir Terimakasih untuk cinta yang terpatri Benar.. Terima kasih saja tidak akan cukup Maka b...
143K 12.8K 49
"CI LO KETERIMA?!" "IYAA LO JUGA?!" "IYAAAAAA!" Berawal dari fangirl NCT yang iseng daftar SM Global Audition, tiba tiba keterima jadi salah satu tra...
36.1K 6.7K 69
[AU, COMPLETE] "bisa gila gue punya sepupu gak waras kayak lo!"- Yumna Jihan (18) "gila sih gila aja gausah ngajak-ngajak."- Ikhsan Malik (17) tentan...