MY OVERPROTEKTIF BROTHER [✓]

By Yarniati83

439K 25.2K 3.1K

[Langsung Baca Saja Jika Suka More

Perkenalan Tokoh
Sinopsis
1. Kebersamaan Keluarga Minki
2. Memutuskan
3. Kemarahan Min Jun
4. Jatuh Pingsan
5. Menerima Keputusan
6. Pertengkaran Kecil Antara Jungkook Dan Taehyung
7. Firasat Buruk
8. Ancaman Jungkook Dan Kekesalan Taehyung
9. Keberanian Jungkook Melawan Ki Tae Young
10. Ancaman Jungkook Terhadap Kelima Sepupunya
11. Keusilan Jungkook Terhadap Jimin Dan Taehyung
12. Niat Jahat Han Sung Woon
13. Maling
14. Kekecewaan Dan Kemarahan Eugene
15. Tujuh Tikus Busuk
16. Hampir Kelepasan
17. Berganti Jabatan
18. Cucu Kakek Tampan Sekali
19. Kabar Kecelakaan
20. Kabar Duka Dan Koma
21. Terpaksa Berbohong
22. Keterkejutan Dan Ketakutan Ki Tae Young
23. Keterkejutan Sunggyu Dan Janji Sunggyu
24. Kemarahan Hoseok Dan Namjoon
25. Kebersamaan Aaron Dan keempat Adiknya
26. Kedatangan Woobin Dan Penolakan Jungkook
27. Pembagian Perusahaan
29. Terbongkar
30. Pertemuan Eugene Dan Kelima Putranya
31. Mengambil Alih Permainan
32. Kemarahan Minki Dan Keenam Putra Tertuanya
33. Kembali Bernafas
34. Bercerita
35. Keterkejutan Minki Tentang Yugyeom
36. Dunia Alam Bawah Sadar
37. Menyampaikan Sebuah Pesan
38. Kekhawatiran Minki Akan Kondisi Jungkook
39. Persidangan Dan Hukuman
Chapter 40 (END)

28. Ketakutan Ki Tae Young Dan Woobin

7.4K 520 107
By Yarniati83

[CJ GRUP]


[Ruang Kerja]

Seperti yang sudah dipercayakan oleh Jungkook. Hari ini Jeon Sunggyu menjabat sebagai Direktur Di Perusahaan CJ GRUP. Sedangkan Jeon Eugene sebagai Pemilik Perusahaan (CEO).

"Ayo, Sunggyu semangat. Lakukan tugasmu dengan baik. Buat adikmu bangga padamu." Monolog Sunggyu.

Akhirnya Sunggyu memutuskan untuk mulai melakukan tugasnya.

Saat Sunggyu melihat satu persatu berkas-berkas yang ada diatas meja dan membukanya untuk dibacanya. Terdengar suara ketukan pintu dari luar.

TOK..

TOK..

"Masuk!"

CKLEK..

Pintu dibuka oleh seorang pemuda tampan. Lalu pemuda itu melangkah masuk kedalam ruangan Sunggyu.

"Maaf, Bos! Ini ada berkas yang harus Bos tanda tangani," Ucap pemuda itu.

Sunggyu menatap pemuda itu tersenyum sembari tangannya meraih Map yang ada ditangan pemuda tersebut.

"Siapa namamu?" Tanya Sunggyu.

"Aaron, Bos."

Pemuda tersebut adalah Aaron. Aaron bekerja di CJ GRUP menjabat sebagai MANAGER KEUANGAN.

"Hanya Aaron saja? Apakah tidak ada nama Marga atau nama keluarga?" Tanya Sunggyu.

"Tidak, Bos! Nama Aaron itu sudah lama melekat pada diri saya sejak saya masih kecil. Saya tidak tahu nama marga dari kedua orang tua saya," Jawab Aaron.

"Kenapa begitu? Memangnya kedua orang tuamu tidak memberitahumu?" Tanya Sunggyu.

"Kedua orang tuaku sudah lama meninggal. Mereka meninggal saat aku dan keempat adik-adik masih kecil," Jawab Aaron.

DEG..

Sunggyu terkejut mendengar penuturan dari Aaron. "Maafkan saya."

"Tidak masalah, Bos."

"Selama ini kau dan adik-adikmu tinggal dimana?"

"Kami dibesarkan di Panti Asuhan KASIH IBU. Setelah lulus kuliah. Aku memutuskan membawa adik-adikku pergi meninggalkan panti tersebut tersebut. Dan sekarang kami tinggal di sebuah Apartemen."

"Panti Asuhan Kasih Ibu," Batin Sunggyu.

FLASBACK ON

Sunggyu saat ini berada di dapur sedang mengambil minuman. Setelah selesai mengambil minuman, Sunggyu ingin kamar. Saat melewati kamar Jungkook, Sunggyu tak sengaja mendengar suara orang berbicara. Dengan rasa penasarannya. Sunggyu pun menguping.

"Hallo, bagaimana? Apa kau sudah menemukan keberadaan mereka?"

"Jadi selama ini mereka berada di Panti Asuhan Kasih Ibu? Apa kau yakin mereka tinggal disana?"

"Baguslah kalau begitu. Cari mereka sampai ketemu."

FLASBACK OFF

"Apa pemuda ini salah satu orang yang dicari oleh Jungkook? Apakah pemuda ini adikku?" Batin Sunggyu yang menatap wajah tampan Aaron.

Aaron yang menyadari ditatap oleh Sunggyu, akhirnya bersuara. "Maaf, Bos. Kenapa menatapku seperti itu?"

"Ach, maaf." Sunggyu berucap sembari memberikan map tersebut pada Aaron.

"Kalau begitu saya permisi, Bos!" Aaron pun pergi meninggalkan ruang kerja Sunggyu.

***

Jungkook sudah diperbolehkan masuk sekolah oleh para hyungnya, terutama Min Jun dan Nichkhun selaku hyung tertua.

Saat ini Jungkook sudah berada di dalam kelasnya. Dirinya duduk sendiri di kursinya dan tak ada satupun sahabatnya yang datang. Bisa dikatakan belum satupun yang datang. Hal itu sukses membuat Jungkook kesal sembari mengomel tak jelas.

"Aish. Dasar sahabat-sahabat laknat. Jam segini mereka belum datang. Apa mereka pada kompak untuk bolos?? Atau jangan-jangan mereka kompak lagi tidak masuk?"

Tanpa Jungkook sadari, para sahabatnya sudah berdiri di depan pintu sembari menatap kearahnya. Mereka tersenyum gemas mendengar omelan-emelan dari Jungkook.

Setelah puas melihat Jungkook yang mengomel tak jelas untuk mereka. Akhirnya mereka pun menghampiri Jungkook.

"Wooii. Kenapa tuh muka ditekuk begitu? Lagi dapet ya!" Teriak Yugyeom sambil menduduki pantatnya disamping Jungkook.

Hal itu sukses membuat Jungkook terkejut. Dan Jungkook tanpa periberperasaan langsung mencubit pinggang Yugyeom kuat.

"Ssshhhh, Kook!" Yugyeom meringis merasakan perih di pingganggnya.

Sedangkan Jungkook memperlihatkan wajah tanpa dosanya didepan Yugyeom.

"Kenapa, hum?" Tanya Jaebum.

"Kalian tega dan kejam sekali padaku," jawab Jungkook dengan memperlihatkan wajah sedihnya.

Mereka saling lirik, lalu kembali menatap wajah Jungkook.

"Tega? Kejam?" Ucap mereka bersamaan.

"Maksudmu apa, Kook? Kami gak ngerti," Tanya Young Jae.

"Aish. Kalian ini benar-benar keterlaluan ya. Udah jelas salah. Masih aja nanya," ucap Jungkook menatap horor ketujuh sahabat-sahabatnya itu.

"Memangnya salah kami apa padamu kelinci nakal?" Tanya Bambam.

Jungkook menatap tak suka pada Bambam. "Dasar jangkung sialan. Mati saja kau."

"Hei, ternyata kelinci nakal kita sedang merajuk nih," Goda Jinyoung.

"Kau benar, Jinyoung. Coba lihat bibirnya sedari tadi dimanyun-manyunkan begitu. Sepertinya tu bibir ingin minta dicium," Ujar Jackson yang ikut menggoda Jungkook.

Reflek Jungkook menutup mulutnya dengan kedua tangannya dengan matanya yang membelalak sempurna.

"Hahahahaha." Ketujuh sahabatnya tertawa puas melihat wajah memerah Jungkook.

Jungkook menatap tajam kearah sahabat-sahabatnya itu. "Kalian benar-benar menyebalkan."

"Oke.. Oko! Kami minta maaf. Ada apa sebenarnya, hum?" Tanya Mark lembut.

Mereka menatap Jungkook dengan wajah bersalah mereka.

"Kalian semua tega padaku. Aku sudah beberapa hari tidak masuk sekolah karena kecelakaan. Tapi tidak ada satu pun dari kalian yang datang menjengukku," Ucap Jungkook dan air matanya mengalir begitu saja.

Mereka yang melihat Jungkook menangis menjadi tidak tega. Mereka merasa bersalah. Tapi itu bukan kemauan mereka.

"Kook. Soal kami tidak datang menjengukmu di rumah sakit. Kami semua minta maaf. Bukan kemauan kami. Tapi kami terpaksa tidak datang. Karena saat itukan, sekolah kita memang sedang ada perlombaan melawan sekolah-sekolah lain. Dikarenakan kau sebagai ketua OSIS sedang sakit, makanya Yugyeom sebagai wakilnya menggantikanmu melanjutkannya acaranya." Mark berucap sembari menjelaskan.

"Setelah selesai perlombaan itu. Kami sepakat untuk menjengukmu di rumah sembari ngumpul bareng dan memperlihatkan video-video tentang perlombaan tersebut padamu," Kata Bambam.

"Tapi buktinya kalian tidak datang," Jungkook berucap lirih.

"Kami semua datang, Kook!" Sela Jinyoung.

Jungkook menatap Jinyoung. Dapat dilihat oleh Jungkook dari tatapan mata Jinyoung kalau Jinyoung tidak berbohong.

"Lalu?" Tanya Jungkook.

"Kami diusir," Jawab Jaebum.

"Apa? Ka-kalian diusir? Siapa yang mengusir kalian?"

"Siapa lagi kalau bukan tikus-tikus di rumahmu itu," Jawab Jackson.

FLASBACK ON

Saat ini Yugyeom, Bambam, Jackson, Mark, Jinyoung, Young Jae berada dirumah Jaebum. Mereka akan pergi bersama-sama ke rumah Jungkook.

"Wooi, buruan! Kenapa lama sekali, sih?!" Teriak Yugyeom dari lantai bawah.

"Yak, Tiang listrik! Bisa diam tidak. Ini di rumah bukan di hutan!" Teriak Mark tak kalah melengking dari lantai dua rumah Jaebum.

"Nah! Mark hyung sendiri kenapa malah berteriak. Kalah mau berteriak diluar sana!" Teriak Yugyeom dari lantai bawah.

Mark dan Jaebum berada di lantai dua. Mereka tengah sibuk mempersiapkan bingkisan untuk Jungkook.

Sepuluh menit kemudian, Jaebum dan Mark pun turun.

"Kenapa lama sekali sih?" Tanya Bambam.

"Apa yang kalian lakukan di dalam kamar?" Tanya Jackson penasaran.

"Apa kalian sedang bercinta di dalam kamar, yaaaa?" Goda Jinyoung.

"Ayooooo.. Ngakuuuuu.! Iyakaann?" Young Jae ikut menggoda Mark dan Jaebum.

TAK..

TAK..

"Aww!" Ringis keduanya.

Mark dan Jaebum memberikan masing-masing satu jitakan di kening Young Jae dan Jinyoung.

"Dasar otak karatan," Kesal Mark.

"Dan otak tumpul," Ucap Jaebum menambahkan.

Setelah mengatakan hal itu, Mark dan Jaebum pergi meninggalkan kelima makhluk-makhluk gila di hadapan mereka.

"Yak. Kita ditinggal!" Ucap Yugyeom. Lalu mereka pun menyusul Mark dan Jaebum.

***

Mereka telah sampai di depan gerbang rumah mewah keluarga Jeon. Saat pintu gerbang telah dibuka. Dan disaat mereka melangkah masuk. Tiba-tiba kelima putra-putra Ki Tae Young datang.

"Hei, siapa kalian?!" Teriak Myung Soo.

"Kalian mau maling ya?!" Teriak Woohyun.

Kelima putra Ki Tae sudah berdiri di hadapan ketujuh sahabatnya Jungkook.

"Maaf. Kami kesini bukan ingin menjadi maling. Tapi kami kesini ingin menjenguk sahabat kami Jungkook," Kata Mark.

"Alah, alasan saja. Kalian itu hanya modus saja," Kata Hoya.

"Gak usah bohong dech. Bilang aja kalau kalian mau malingkan? Karena ketahuan dengan kami, makanya kalian membawa-bawa anak sialan itu!" Ucap Sung Yeol.

Mark dan yang lainnya mengepalkan tangan mereka kuat. Mereka menatap tajam kearah Hoya bersaudara

"Sudah. Pergi sana. Rumah kami bukan tempat penampungan orang gembel seperti kalian," Ejek Sung Jong.

"Dan kau...." Tunjuk Hoya pada satpam. "Usir mereka dari sini. Dan jangan biarkan mereka datang lagi kemari. Mengerti!" Ucap Hoya dengan penuh penekanan.

"Ba-baik, tuan muda."

Setelah puas beradu mulut dengan sahabat-sahabat Jungkook. Hoya dan saudara-saudaranya masuk ke dalam rumah.

"Brengsek!" Umpat Yugyeom.

Akhirnya mereka pun pasrah dan pergi meninggalkan rumah Jungkook.

FLASBACK OFF

"Begitu, Kook!" Kata Mark.

"Brengsek! Beraninya mereka mengusir kalian. Mereka tidak punya hak di rumah itu." Jungkook benar-benar marah.

Dirinya tidak terima kalau sahabat-sahabatnya diperlakukan buruk oleh kelima iblis itu.

"Kenapa kalian tidak cerita padaku?" Tanya Jungkook.

"Kami tidak mau membuatmu kepikiran dengan masalah ini, Kook. Ditambah lagikan kau harus banyak istirahat setelah kecelakaan itu," Kata Bambam.

Mereka semua mengangguk dan membenarkan ucapan Bambam.

"Maafkan aku," Lirih Jungkook.

"Kenapa kau yang meminta maaf? Yang salah mereka," Kata Young Jae.

"Tapi gara-gara aku. Kalian ikut dimusuhi oleh mereka," Lirih Jungkook.

"Biarkan saja mereka memusuhi kami. Itu tidak penting bagi kami. Yang terpenting itu adalah kau. Kau adalah sahabat kami," Kata Jinyoung.

"Kalau kau yang memusuhi kami. Barulah kami akan sedih," Ujar Jackson.

"Tapi ini tidak adil untuk kalian. Kalian tidak salah tapi mereka malah menghina kalian dan bersikap buruk kepada kalian," Lirih Jungkook menangis.

"Hei, sudahlah!" Ucap Yugyeom.

Yugyeom menghapus air mata Jungkook. "Kami baik-baik saja. Kami juga tidak merasa sakit hati, kok. Hanya saja kami memang sedikit kecewa karena tidak berhasil menemuimu," Ucap Yugyeom lembut.

"Sekali lagi aku minta maaf," Ucap Jungkook.

Mereka semua hanya tersenyum gemas mendengar ucapan dari Jungkook.

"Ya, sudah. Sebagai gantinya. Bagaimana nanti setelah pulang sekolah. Kita jalan-jalan. Sudah lama juga kita tidak pergi bareng," Usul Jaebum.

Mereka semua mengangguk. Termasuk Jungkook. "Baiklah. Aku akan menghubungi Chang Sung hyung dan meminta izin padanya."

***

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Dan seluruh anggota keluarga sudah kembali ke rumah. Hanya Jungkook yang belum kembali.

"Sunggyu," Panggil Rain.

"Iya, Paman!" Jawab Sunggyu.

"Bagaimana hari pertamamu menjabat sebagai Direktur, hum?" Tanya Rain.

"Sedikit canggung, Paman. Awalnya aku menjabat sebagai Manager Operasional. Kemudian diturunkan menjadi OB. Dan sekarang aku dipercayakan sebagai Direktur. Jabatan yang sangat tinggi," Ujar Sunggyu.

Mereka yang mendengar penuturan dari Sunggyu tersenyum.

"Paman yakin kau pasti bisa menjalankan Perusahaan itu," Kata Rain.

"Terima kasih, Paman. Aku akan berusaha dengan baik," Balas Sunggyu.

"Oh, iya! Apa Jungkook belum pulang?" Tanya So Yeon saat melihat keponakan manisnya tidak ada.

Saat mendengar ucapan So Yeon. Para hyung sepupu dan para hyung kandungnya melihat kesegala penjuru ruang tengah. Dan benar! Adik kelinci nakal mereka tidak ada.

"Chang Sung. Bukankah kau yang menjemput Kookie?" Tanya Min Jun.

"Iya," Jawab Chang Sung.

"Terus kenapa kau masih disini? Kenapa kau tidak menjemput Kookie? Kau tidak melupakan tugasmukan?" Tanya Min Jun.

"Aish! Min Jun hyung. Kau cerewet sekali. Mama saja tidak secerewet dirimu," Protes Chang Sung.

"Yak! Berani kau ngatain hyung cerewet, hah?!" Kesal Min Jun.

"Berani. Buktinya barusan aku mengatakan hal itu padamu," Jawab Chang Sung santai.

"Hahahahaha." semuanya tertawa, terutama Ki Tae Young dan kelima putranya.

Woobin terpaksa ikut tertawa biar kebohongan dirinya tidak diketahui oleh seluruh anggota keluarga Jeon.

"Sayang. Kenapa tidak menjemput adikmu, hum?" Tanya Hyun Jin.

"Bukan aku lupa atau sengaja tidak menjemput Kookie, Ma! Kookie sudah menghubungiku sekitar pukul 11 Siang tadi. Katanya Kookie dan ketujuh sahabatnya akan jalan-jalan pulang sekolah nanti. Lebih tepatnya ketujuh sahabatnya itu yang ingin mengajak Kookie. Dan nanti pulangnya mereka yang akan antar Kookie," jawab Chang Sung.

"Hhhh!" Mereka semua bernafas lega mendengarnya.

TAK..

"Aww!!" Ringis Chang Sung. "Yak, Min Jun hyung! Kenapa kau menjitakku?" Tanya Chang Sung kesal sembari mengelus-elus kepalanya. Matanya menatap horor pada Kakak sulungnya itu.

"Kenapa tidak bilang dari tadi, hah?!" Min Jun tak kalah menatap kearahnya.

"Apa hyung ada nanya padaku?" Tanya Chang Sung balik.

"Eehheeemmm!" Rain berdehem.

Hal itu sukses membuat Min Jun dan Chang Sung kembali ke posisi semula.

"Kalian ini." Kata Rain sembari tersenyum gemas melihatnya. "Coba Papa kalian ada disini. Pasti Papa kalian orang yang pertama yang tertawa melihat perdebatan kecil dari kalian," Ujar Rain.

Hal itu sukses membuat Min Jun dan adik-adiknya terdiam.

"Papa," Lirih Taehyung. Dan air matanya lolos begitu saja.

Yoongi dan Jin kebetulan duduk di sampingnya pun berusaha menghibur bungsu kedua keluarga Jeon.

Jin menarik tubuh Taehyung ke dalam pelukannya. Dan Yoongi mengelus-elus punggungnya.

"Aku merindukan Papa, hyung.. hiks.. aku merindukan Papa," isak Taehyung.

"Kita semua juga merindukan Papa, Tae!" Ujar Jin.

"Kita berdoa saja. Semoga Papa diluar sana baik-baik saja. Dan segera kembali pada kita," Hibur Yoongi.

"Papa," Batin mereka semua.

"Sayang," Batin Hyun Jin.

Saat mereka tengah sibuk dengan pikiran mereka. Mereka dikejutkan dengan suara klason mobil.

TIN..

TIN..

"Itu mungkin Kookie pulang!" Seru Sang Woo.

"Biarkan aku saja yang membukakan pintu untuk Jungkook!" Seru Taemin. Dan Taemin pun berlari menuju pintu utama.

^^^

CKLEK..

Pintu dibuka oleh Taemin. Saat pintu dibuka. Dapat dilihat olehnya, adik kelincinya tengah tertawa bahagia bersama teman-temannya. Taemin terus memperhatikannya.

"Taemin hyung!" Teriak Jungkook dari kejauhan.

Taemin yang mendengar teriakan Jungkook hanya geleng-geleng kepala.

"Habis jalan-jalan kayaknya nih!" Seru Taemin saat matanya melihat tujuh paperbag di tangan Jungkook.

"Iya, hyung. Ini mereka semua yang membelikannya untukku. Padahal aku sudah bilang tidak usah. Tapi mereka tetap saja ngeyel. Ya, udah. Apa boleh buat. Rezeki tidak boleh ditolak," Jawab Jungkook.

Taemin tersenyum gemas mendengar penuturan dari Jungkook.

"Ya, sudah. Buruan masuk. Diluar dingin," Kata Taemin.

Lalu Jungkook pun masuk ke dalam. Setelah Jungkook masuk ke dalam. Taemin menutup pintu tersebut.

Jungkook melangkah masuk menuju ruang tengah, disusul oleh Taemin di belakang.

"Mama, Hyungdeul. Aku pulang!" Teriak Jungkook.

^^^

Mereka yang ada di ruang tengah tersenyum bahagia saat mendengar teriakan dari Jungkook. Mereka semua melihat kearah Jungkook.

"Kookie," Panggil Hyun Jin.

Jungkook melangkah menuju sang ibu. Tapi langkahnya terhenti saat melihat orang yang sangat dibenci dalam hidupnya.

Melihat Jungkook yang tiba-tiba berhenti. Hyun Jin dan para hyungdeul pun mengerti. Mereka semua berdiri, lalu menghampiri Jungkook.

Hyun Jin mencium kening putra bungsunya. "Kookie habis jalan-jalan, hum?" Tanya Hyun Jin.

"Iya, Ma."

"Apa Kookie bahagia?" Tanya Yoongi.

"Tentu. Aku sangat bahagia, hyung."

"Maafkan aku Ma."

"Minta maaf kenapa??" Tanya Hyun Jin gemas.

"Karena aku perginya gak pulang dulu ke rumah. Dan aku gak minta izin sama Mama."

Hyun Jin tersenyum. "Kan Kookie sudah minta izin sama Chang Sung hyung. Jadi Kookie tidak perlu minta izin lagi sama Mama. Izinnya hyungdeul Kookie, izinnya Mama juga. Kalau mereka memberikan izin pada Kookie. Mama juga akan memberikan izin untuk Kookie, sekali pun Kookie gak minta izin sama Mama."

"Terima kasih, Ma! CUP.. CUP!!" Jungkook mencium kedua pipi Hyun Jin.

Mereka semua tersenyum gemas dan juga bahagia. Begitu dengan Rain, Eugene, So Yeon, Sang Woo, Tae Hee dan para hyung sepupunya. Termasuk Sunggyu dan Dongwoo.

"Menjijikkan," Ejek Myung Soo.

"Habis jalan-jalan ya? Sudah berapa banyak uangnya kakek yang sudah kau habiskan, hah?" Kata Hoya.

"Jangan mentang-mentang kau pewaris kekayaan Kakek, seenaknya saja kau menghamburkan semua uang milik Kakek," Kata Woohyun.

Para hyungnya sudah mengepalkan tangan mereka kuat mendengar penuturan Hoya, Woohyun dan Myung Soo. Ingin sekali mereka merobek mulut kotor mereka itu, tapi mereka tahan demi adik kesayangan mereka.

"Jimin hyung."

"Iya, Kookie. Ada apa, hum?"

"Hyung mau bantu aku tidak?"

"Dengan senang hati. Apa yang harus hyung lakukan?"

"Bantu aku buat jus. Aku pengen minum jus jeruk."

"Oke. Ayo!" Ucap Jimin semangat.

"Ma. Aku titip barang-barangku ini," Ucap Jungkook sambil menyerahkan paperbag kepada ibunya.

"Baik, sayang." Balas Hyun Jin.

Setelah itu Jimin langsung menarik lembut tangan Jungkook kearah dapur

^^^

Jimin dan Jungkook sudah berada di dapur. Mereka sedang membuat jus jeruk.

"Kenapa gelasnya lima, Kookie?" Heran Jimin.

Jungkook tersenyum kearah Jimin. "Hyung pikir jus ini untuk siapa?"

Jimin berpikir sejenak. Dan detik kemudian terukir senyuman di bibir Jimin. Lebih tepatnya senyuman jahatnya. Jungkook yang melihat arti dari senyuman hyung bantetnya itu pun mengerti.

Lima gelas jus jeruk sudah siap diatas nampan. Ditambah dua gelas untuk sebagai pengalihan. Jadi total tujuh gelas.

Setelah itu Jungkook mengeluarkan lima botol kecil obat. Tanpa berperikemanusiaan Jungkook menuangkan semua isi obat itu sampai habis. Satu gelas satu botol kecil obat.

Setelah selesai. Jimin dan Jungkook pun menuju ruang tengah dengan membawa tujuh gelas jus jeruk.

^^^

"Ini untuk Paman Eugene." Jungkook memberikan satu gelas jus jeruk kepada Eugene.

Eugene menerimanya dengan senang hati sembari tersenyum hangat padanya.

"Dan ini untuk Bibi Ki Tae Young." Jungkook juga memberikan segelas jus jeruk pada Ki Tae Young.

Awalnya Ki Tae Young ragu untuk menerimanya. Tapi saat melihat Eugene meminum jus tersebut dan tinggal setengah jus tersebut. Akhirnya Ki Tae Young menerima jus itu. Lalu meminumnya juga.

"Enak," Batin Ki Tae Young.

"Sisa lima gelas lagi. Aku mau Hoya hyung, Myung Soo hyung, Woohyun hyung, Sung Jong hyung dan Sung Yeol hyung mengambilnya. Aku ingin berdamai dengan kalian. Aku tidak mau ribut-ribut dengan kalian. Bagaimana pun kaliankan hyung-hyungku? Kita inikan saudara," Kata Jungkook.

"Ambillah sayang. Jus nya enak sekali," Kata Eugene yang melihat kelima putra-putranya.

Hoya dan saudara-saudara melihat kearah Eugene dan juga melihat kearah Ki Tae Young orang tua mereka. Dengan kompak mereka pun mengambil jus tersebut. Lalu tanpa pikir panjang lagi, mereka pun meneguk habis jus jeruk tersebut.

Anggota keluarganya yang mendengarnya tersenyum bahagia, kecuali Jimin. Dirinya berusaha mati-matian untuk tidak tertawa.

Sunggyu yang menatap wajah Jimin menjadi mengerti, kalau semua ini adalah permainan mereka berdua. Tapi tidak dengan para hyung kandungnya. Mereka menatap bingung sibungsu mereka.

Jimin dan Jungkook tersenyum puas melihat hasil pekerjaan mereka.

"Sebentar lagi," Batin Jungkook.

Jimin dan Jungkook saling lirik. Laluuuu....

1



2



3

"Aaakkkhh." Tiba-tiba Hoya dan keempat saudara-saudara berteriak kesakitan sembari meremas-remas perut mereka.

"Mama, Papa. Perut kami sakit sekali!" Keluh mereka berlima.

"Yeeesss!" Jungkook begitu sangat bahagia karena sudah berhasil membalas perbuatan mereka yang telah berani mengusir sahabat-sahabatnya.

Jimin dan Jungkook pun bertos ria. Hal itu menjadi perhatian anggota keluarganya.

"Jungkook. Apa yang kau lakukan pada mereka, hah?!" Bentak Ki Tae Young.

"Aku hanya memberikan sedikit hukuman kepada mereka saja agar mereka sadar akan posisi mereka di rumah ini," Ucap Jungkook.

"Apa yang sudah kau masukkan ke dalam jus itu, anak sialan?" Teriak Ki Tae Young.

"Eeemm!! Aku hanya memasukkan satu botol kecil obat pencuci perut ke dalam jus itu. Kecil kok botolnya. Seperti ini," Ucap Jungkook sembari menunjukkan contoh botol obat kepada Ki Tae Young.

Hal itu sukses membuat Ki Tae Young membelalakkan matanya saat melihat ukuran botol yang ada di tangan Jungkook.

"Brengsek! Kenapa kau lakukan itu, hah?! Apa kesalahan putra-putraku padamu?!" Teriak Ki Tae Young.

"Hei, Nyonya tidak usah teriak-teriak kali. Adikku juga tidak tuli dan adikku masih bisa mendengar dengan baik," Sela Jimin.

"Wah, Bi! Seharusnya pertanyaan itu aku yang mengucapkannya. Bukan Bibi," Kata Jungkook.

"Aaakkkhhhh!" Teriak Hoya dan keempat saudaranya kembali. Ki Tae Young dan Eugene menjadi khawatir terhadap putra-putranya.

Tak jauh beda dengan Woobin. Woobin juga sangat mengkhawatirkan putra-putranya itu. Lalu Woobin melihat kearah Jungkook dan berusaha menunjukkan wajah baiknya.

"Jungkook sayang," Panggil Woobin.

Jungkook mengalihkan pandangannya melihat Woobin. Tatapan tajam dan penuh dendam yang diberikan oleh Jungkook pada Woobin.

"Ada apa?" Ketus Jungkook.

"Kenapa kamu melakukan hal sekeji itu pada mereka. Bukankah mereka juga saudara-saudaramu. Hyung-hyung sepupumu. Apa kamu tidak kasihan terhadap mereka? Bagaimana kalau mereka sampai mati karena keusilanmu?" Ucap Woobin lembut.

Jungkook tersenyum sinis. "Hahaha. Hei, tuan! Anda jangan berani menasehatiku. Aku bukan putra tuan. Sekali pun mereka mati setelah minum jus dariku. Itulah yang aku inginkan. Aku ingin mereka pergi dari dunia ini. Tapi! Aku ini masih punya akal pikiran yang sehat. Jadi, nggak ada niat dalam pikiranku untuk membunuh mereka. Sekali pun mereka selalu bersikap buruk padaku. Dan aku minta pada anda. Jangan campuri urusanku. Anda hanya orang luar. Bukan bagian dari keluarga Jeon. Yaaah, walaupun nama anda adalah Jeon Woobin. Bukan berarti anda adalah Pamanku. Selamanya anda bukan Pamanku. Pamanku hanya Jeon Rain dan Jeon Eugene," Jawab Jungkook dingin dan ketus.

"Brengsek!" Batin Woobin.

Jungkook menatap tajam kearah kelima putra-putra Ki Tae Young. "Itu hukuman untuk kalian semua yang telah beraninya mengusir sahabat-sahabatku saat datang ke rumah ini. Kalian tidak punya hak mengusir mereka. Kalian bukan siapa-siapa dikeluarga ini. Kalian semua itu penipu. Kalian itu bukan cucu kandung dari Jeon Kun-Hee. Kalau aku mau, aku bisa mengusir kalian semua hari ini juga dari rumah ini. Dan membuat kalian menjadi gembel dijalanan!" Bentak Jungkook.

"CUKUP JUNGKOOK!" Bentak Ki Tae Young.

Ki Tae Young tiba-tiba berdiri dan menatap tajam kearah Jungkook. "Apa kau sudah gila? Ucapanmu makin lama makin ngelantur. Apa begini cara Ibumu mendidik?" Ucap Ki Tae Young.

Jungkook balik menatap tajam Ki Tae Young. "Kenapa? Apa kau sudah mulai merasa takut padaku sehingga mengatakan semua ucapanku itu ngelantur dan membual? Apa kau lupa dengan perkataanku sebelumnya? Perkataanku saat aku keluar dari rumah sakit? Kau tidak lupakan?"

Ki Tae Young bungkam. Lalu detik kemudian Ki Tae Young pun teringat tentang perkataan Jungkook saat itu.

"Aku sudah memegang kartu matimu. Aku tahu kau sudah menikah sebelum menikah dengan Jeon Eugene, Pamanku. Nama suamimu adalah Jeon Woobin. Dan kau memiliki lima orang putra, lalu kau menukarnya dengan kelima putra dari Jeon Eugene. Hanya Jeon Sunggyu dan Jeon Dong Woo yang kau dan suamimu pertahanankan, agar kau bisa leluasa menguasai harta kakek. Kau dan suamimu jugalah yang telah menyebabkan kecelakaan yang menimpaku, kakek dan Papa. Dan dengan kejinya, pria brengsek itu membunuh kakekku, padahal saat itu kakek dalam keadaan selamat sama sepertiku. Dan satu lagi yang harus kau ketahui Nyonya. Seluruh harta kekayaan Jeon Kun-Hee sudah aku alihkan kepada yayasan. Dan hal itu sudah diketahui oleh pihak hukum, termasuk pihak kepolisian. Jadi, kalau seandainya saja kau dan suamimu berhasil menguasai hartanya kakek, tapi kau dan suamimu tidak bisa memindahkan atas namamu ataupun suamimu. Kalau sampai hal itu terjadi, bersiap-siap kalian berdua berurusan dengan hukum."

Melihat Ki Tae Young yang terdiam membuat Jungkook tersenyum jahat padanya. "Bagaimana, Nyonya? Apakah sudah ingat? Jadi, perkataanku barusan benarkan? Kalau kau dan kelima putra-putramu itu hanya penipu ulung yang masuk ke dalam keluarga ini."

Semua anggota keluarganya tampak terkejut apa yang barusan mereka dengar dari Jungkook. Mereka mendengar dengan sangat jelas. Jungkook mengatakan bahwa mereka adalah penipu. Jungkook mengatakan bahwa Hoya, Myung Soo, Woohyun, Sung Jong dan Sung Yeol bukan cucu kandung Jeon Kun-Hee.

"Jungkook. Apa maksud dari perkataanmu itu? Kenapa kau bisa berbicara begitu pada istri Paman dan putra-putra Paman?" Tanya Eugene.

Jungkook menatap wajah Pamannya itu. "Apa Paman benar-benar ingin tahu? Apa Paman yakin akan mempercayaiku jika aku mengatakan yang sebenarnya?"

Eugene tidak menjawabnya. Dirinya hanya bisa diam. Melihat sang Paman hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan darinya. Jungkook hanya tersenyum. "Sudah kuduga. Paman tidak akan percaya padaku. Paman terlalu mencintai perempuan ini sehingga membuat hati dan pikiran Paman tertutup rapat. Jadi, Paman tidak bisa melihat mana orang yang berkata jujur dan mana orang yang berkata bohong. Dan aku juga tidak tahu. Pelet apa yang telah perempuan ini gunakan sehingga membuat Paman cinta mati padanya. Aku kasihan padamu, Paman. Jangan sampai Paman menyesal nantinya. Aku seperti ini, karena aku sayang dan peduli pada Paman. Paman adalah adik kesayangan Papa. Kalau Papa ada disini, Papa akan mengatakan hal yang sama pada Paman. Lebih tepatnya, Papa akan menyuruh Paman untuk segera menceraikan perempuan ini."

Jungkook mengalihkan pandangannya melihat kearah Woobin. "Oh iya, tuan Woobin! Kalau anda masih punya rasa malu. Silahkan tinggalkan rumah ini. Rumah ini bukan tempat penampungan. Anda masih punya rumahkan? Jadi, kembalilah keasalmu sekarang.." Ucap Jungkook dingin.

BRAAKK..

Woobin tiba-tiba menggebrak meja. Lalu Woobin berdiri dari duduknya dan menatap tajam kearah Jungkook. "Aku sudah cukup sabar menghadapi sikapmu, Jeon Jungkook! Tapi sikapmu beberapa hari ini menunjukkan sikap tak baik kepadaku!" Bentak Woobin.

"Lalu kau mau apa? Apa aku harus bersikap manis padamu?" Tanya Jungkook yang tak kalah menatap tajam kearah Woobin.

"Setidaknya kau menghormatiku, Jungkook. Bagaimana pun aku adalah adik sepupu Papamu? Dan aku adalah Pamanmu juga."

"Kalau aku tidak mau kau mau apa? Atau kau ingin membunuhku seperti yang kau lakukan pada.........." Jungkook sengaja menghentikan ucapannya hanya sekedar ingin melihat reaksi Woobin.

Semua anggota keluarga menatap keduanya.

"Apa yang disembunyikan oleh Jungkook? Kenapa wajah Woobin begitu tegang?" Batin Rain, So Yeon, Sang Woo, Tae Hee dan Hyun Jin.

"Sudahlah, Kookie. Jangan disimpan lagi rahasia itu. Mumpung semuannya berkumpul disini. Bongkar saja semuanya. Beritahu pada semuanya, terutama Paman Eugene. Siapa Nyonya Ki Tae Young dan siapa kelima putra-putranya itu," ucap Jimin.

DEG..

Mereka semua terkejut mendengar penuturan dari Jimin. Dan mereka menatap kearah Jimin.

"Jimin!" Panggil para hyungnya.

"Apa kau mengetahui sesuatu yang tidak kami ketahui, Jimin?" Tanya Min Jun.

"Iya," Jawab Jimin santai.

"Katakan pada kami. Rahasia apa yang tidak kami ketahui selama ini." Itu Yong Hwa, putra sulung Jeon Rain.

"Aku minta maaf. Itu haknya Kookie. Kalau kalian ingin tahu secara detailnya. Tanyakan saja pada Kookie. Kookie tahu semuanya. Sedangkan aku hanya tahu sebagiannya saja," Jawab Jimin.

Mereka semua menatap wajah Jungkook. Jungkook pun balik menatap satu persatu wajah-wajah anggota keluarganya. Lalu Jungkook pun tersenyum. "Kalian tidak perlu khawatir. Tunggu sebentar lagi. Aku hanya ingin memberikan kesempatan perempuan itu untuk berkata jujur. Siapa tahu perempuan itu berubah pikiran," Ucap Jungkook.

"Kookie," Panggil Taehyung.

Taehyung menghampiri Jungkook. Lalu memegang kedua bahu adik kelincinya itu. "Apa benar yang Kookie katakan barusan. kalau mereka." Tunjuk Taehyung kearah Hoya, Myung Soo, Sung Jong, Sung Yeol dan Woohyun. "Kalau mereka bukan cucu kandung Kakek?" Tanya Taehyung.

"Menurut hyung, bagaimana?" Tanya Jungkook balik.

Taehyung menatap lekat manik coklat sang adik. Dapat dilihat olehnya sebuah kejujuran disana. "Hyung percaya."

Jungkook tersenyum mendengar jawaban dari hyung aliennya itu. "Terima kasih Tae Tae hyung. Hyung tenang saja. Ada waktunya nanti. Semuannya akan terbongkar. Aku sudah menyiapkan sebuah kejutan besar untuk perempuan iblis itu. Dimana perempuan iblis itu tidak akan bisa berkutik lagi."

"Baiklah," Ucap Taehyung.







********

Berlanjut

Continue Reading

You'll Also Like

47K 6.8K 47
Sepenggal kisah 7 pemuda yang sering murid SMA Nusa Bangsa sebut 'Sirkel B' Mereka berisik, mereka tidak bisa diam, mereka baik. Penilaian setiap or...
456K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
59.2K 5.3K 46
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
48.8K 2.5K 7
(sunoo harem ; warn! bxb, lowercase)