MY OVERPROTEKTIF BROTHER [✓]

By Yarniati83

439K 25.2K 3.1K

[Langsung Baca Saja Jika Suka More

Perkenalan Tokoh
Sinopsis
1. Kebersamaan Keluarga Minki
2. Memutuskan
3. Kemarahan Min Jun
4. Jatuh Pingsan
5. Menerima Keputusan
6. Pertengkaran Kecil Antara Jungkook Dan Taehyung
7. Firasat Buruk
8. Ancaman Jungkook Dan Kekesalan Taehyung
9. Keberanian Jungkook Melawan Ki Tae Young
10. Ancaman Jungkook Terhadap Kelima Sepupunya
11. Keusilan Jungkook Terhadap Jimin Dan Taehyung
12. Niat Jahat Han Sung Woon
13. Maling
14. Kekecewaan Dan Kemarahan Eugene
15. Tujuh Tikus Busuk
16. Hampir Kelepasan
17. Berganti Jabatan
18. Cucu Kakek Tampan Sekali
19. Kabar Kecelakaan
20. Kabar Duka Dan Koma
21. Terpaksa Berbohong
22. Keterkejutan Dan Ketakutan Ki Tae Young
23. Keterkejutan Sunggyu Dan Janji Sunggyu
24. Kemarahan Hoseok Dan Namjoon
25. Kebersamaan Aaron Dan keempat Adiknya
26. Kedatangan Woobin Dan Penolakan Jungkook
28. Ketakutan Ki Tae Young Dan Woobin
29. Terbongkar
30. Pertemuan Eugene Dan Kelima Putranya
31. Mengambil Alih Permainan
32. Kemarahan Minki Dan Keenam Putra Tertuanya
33. Kembali Bernafas
34. Bercerita
35. Keterkejutan Minki Tentang Yugyeom
36. Dunia Alam Bawah Sadar
37. Menyampaikan Sebuah Pesan
38. Kekhawatiran Minki Akan Kondisi Jungkook
39. Persidangan Dan Hukuman
Chapter 40 (END)

27. Pembagian Perusahaan

7.2K 500 89
By Yarniati83

[KEDIAMAN JEON]


[Kamar Jungkook]

Jungkook saat ini berada di kamarnya. Jungkook memegang bingkai foto Ayah dan Kakeknya. Dan jangan lupa air matanya yang terus mengalir. Jungkook berada diatas tempat tidurnya dan bersandar di kepala tempat tidur.

"Hiks.. Hiks.. Papa.. Kakek.. Hiks."

CKLEK..

Pintu dibuka oleh Min Jun. Setelah pintu kamar terbuka, mereka pun masuk ke dalam kamar Jungkook. Dan dapat mereka lihat, kesayangan mereka yang duduk bersandar di kepala tempat tidur sedang menangis sembari memegang bingkai foto.

"Kookie," Lirih mereka.

Mereka semua pun menghampiri Jungkook. Hoseok, Namjoon, Jimin dan Taehyung naik keatas tempat tidur. Hyun Jin duduk di samping putra bungsunya dan yang lainnya duduk masing-masing di pinggir tempat tidur. Mereka semua menatap Jungkook.

"Sayang. Kookie kenapa, hum? Kalau ada sesuatu yang mengganjal di hati Kookie ceritakan sama Mama," Ucap Hyun Jin lembut sembari tangannya mengelus rambut putra bungsunya itu.

Jungkook tak menjawab pertanyaan dari Ibunya. Tatapan matanya masih fokus menatap foto yang sangat dirindukannya.

"Kookie. Ayolah, ada apa?" Kata Taehyung yang duduk paling dekat dengan Jungkook. Tangannya menggenggam tangan Jungkook.

Jungkook menatap satu persatu wajah orang-orang yang sangat disayanginya.

"Aku mau kalian menjauh dari orang itu. Dan jangan dekat-dekat dengannya," Ucap Jungkook lirih.

"Maksud Kookie, Paman Woobin?" Kata Jun Ho.

Jungkook tidak menjawabnya. Jungkook kembali menatap foto Ayah dan Kakeknya.

"Aku tidak peduli siapa namanya karena bagiku itu tidak penting. Yang aku inginkan adalah Mama dan Hyungdeul menjauh dari orang itu dan jangan dekat-dekat dengannya apalagi berbicara."

"Tapi Kookie?" Ucapan Chang Sung terhenti karena Jungkook sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Kalau kalian masih dekat-dekat dengan orang itu atau berbicara. Aku akan pergi dari rumah ini. Aku akan pergi jauh sehingga kalian tidak akan bisa menemukanku," Kata Jungkook.

DEG..

Mereka semua terkejut akan ucapan Jungkook. Mereka tak habis pikir Jungkook akan bicara seperti itu.

"Baiklah, sayang. Mama akan lakukan apa yang Kookie minta," Ucap Hyun Jin sembari memberi ciuman di kepala putra bungsunya itu.

"Baiklah, Kookie. Sama seperti Mama. Kami akan jauh-jauh dengan Paman Woobin dan tidak akan berbicara dengannya," Kata Woo Young dan diangguki oleh yang lainnya.

"Apa yang kau sembunyikan, Kookie? Kenapa kau tidak menyukai Paman Woobin?" Batin Para hyungnya.

"Hiks.. Papa.. Kakek.. Hiks."

Hyun Jin menarik tubuh putra bungsunya kedalam pelukannya. Dirinya benar-benar tidak sanggup melihat putra bungsunya seperti ini.

"Menangislah. Mama ada disini."

"Hiks.. Hiks.. Hiks! Aku merindukan Papa. Aku merindukan Papa.. Hiks."

Para hyungnya yang mendengar isakan Jungkook merasakan sesak di dada mereka masing-masing karena bagi mereka, tangisan dan isakan dari Jungkook itu adalah kelemahan bagi mereka. Taehyung makin memperkuat genggaman tangannya ditangan Jungkook. Sesekali menciumnya. Mereka semua menangis melihat kondisi Jungkook saat ini.

^^^

Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dan sebentar lagi waktu untuk seluruh anggota keluarga Jeon makan malam.

Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang tengah, kecuali satu orang yaitu Jungkook. Di ruang tengah itu juga ada Woobin, Ki Tae Young dan kelima putra-putranya.

"Hyun Jin Eonni," Panggil Yeon.

"Ya, Yeon." Hyun Jin menjawab panggilan dari adik iparnya.

"Jungkook mana? Biasanya Jungkook selalu ikut berkumpul dengan kita disini?" Tanya Yeon.

Lalu para hyung sepupunya melihat sekelilingnya. Dan benar, Jungkook adik kelinci nakal mereka tidak ada.

"Eh, benar juga kata Bibi Yeon. Sikelinci nakal itu tidak ada disini," Sela Jung Shin.

"Jungkook baik-baik saja kan, Bibi Hyun Jin?" Tanya Taemin.

Hyun Jin memberikan senyuman manis. "Jungkook ada di kamarnya. Dan Jungkook baik-baik saja."

"Kenapa Jungkook tidak keluar kamar, Bi?" Tanya Minho.

"Kookie sengaja tidak keluar dari kamarnya, karena disini ada banyak virus. Kookie tidak mau kalau sampai dirinya terkena virus-virus itu," Jimin yang menjawabnya.

"Brengsek!" Batin Ki Tae Young.

"Kata-kata yang halus. Tapi menyelekit. Minki! Aku sudah melihat sifat dua putramu. Mereka mirip sepertimu. Bagaimana dengan putramu yang lainnya?" Batin Woobin.

"Woobin. Malam ini nginap disini saja. Besok saja kau kembali kerumahmu," Usul Eugene.

"Apa boleh?" Woobin berpura-pura bertanya, padahal itu yang diharapkan olehnya.

"Ya, bolehlah! Lagian sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini," Kata Eugene. "Benarkan Rain hyung?" Tanya Eugene.

"Ya. Itu benar," jawab Rain.

Diam-diam, Ki Tae Young sudah tersenyum bahagia. Dirinya sudah lama menantikan momen-momen ini untuk bersama dengan suami tercintanya Jeon Woobin. Dan akhirnya keinginannya terkabul.

Woobin menatap wajah Ki Tae Young. Dapat dilihat olehnya istrinya itu sangat bahagia.

Beda dengan Hyun Jin dan putra-putranya. Mereka hanya diam. Mereka tidak berani untuk ikut dalam pembicaraan tersebut.

Lalu detik kemudian, mereka dikejutkan dengan suara pelayan.

"Maaf Tuan, Nyonya. Makan malam telah selesai dihidangkan diatas meja!"

"Oh iya, Bi. Terima kasih," Kata Hyun Jin.

^^^

Mereka telah berada dimeja makan. Dan telah duduk di kursi masing-masing.

Saat Woobin ingin duduk di kursi yang kosong dimana kursi itu adalah milik Jeon Minki dan kebetulan di sampingnya telah duduk Hyun Jin. Tiba-tiba terdengar suara teriakan yang menuruni anak tangga.

"Jangan duduk disitu!" Teriak Jungkook.

Semuanya melihat kearah Jungkook. Dan mereka terkejut saat melihat Jungkook dengan wajah yang menatap tajam kearah Woobin. Jungkook melangkahkan kakinya menuju meja makan.

"Sayang," Kata Hyun Jin.

"Tidak ada yang boleh duduk di kursi Papa," Ucap Jungkook.

"Hei, kau....."

"Aku tidak ingin mendengar ucapan kotormu malam ini, Nyonya. Jadi diamlah," ucap Jungkook ketus.

"Baiklah, Jungkook. Paman tidak akan duduk di kursi Papamu."

Woobin memilih mengalah. Lebih tepatnya memilih untuk bersabar. Lalu Woobin berpindah untuk duduk di kursi Jeon Kun-Hee.

Saat melihat Woobin yang hendak duduk di kursi Kakeknya, Jungkook membelalakkan matanya tak suka. "Aku melarangmu duduk di kursi Papa bukan berarti aku mengizinkanmu untuk duduk di kursi Kakek!" Teriak Jungkook.

"Tapi Jungkook. Disini hanya ada dua kursi kosong. Kalau kau tidak mengizinkan Woobin untuk duduk disalah satunya. Lalu Woobin mau duduk dimana?" Ucap dan Tanya Rain lembut.

Rain tahu bahwa Jungkook sangat amat menyayangi Ayah dan kakeknya.

"Aku tidak peduli. Dia hanya tamu disini. Kalau dia ingin duduk. Kenapa dia tidak cari sendiri kursi untuk dirinya sendiri?" Jawab Jungkook.

"Brengsek," Batin Woobin.

"Begini saja, Jungkook. Bagaimana kalau Pamanmu Rain yang duduk di kursi Kakekmu. Lalu Min Jun yang duduk di kursi Papamu. Dan........" Ucapan Tae Hee terpotong.

"Dan orang itu yang akan duduk di kursi Min Jun hyung, begitu!" Sela Jungkook.

"Bukan sayang. Yang akan duduk di kursi Min Jun adalah Paman Rain," jawab Tae Hee lembut.

"Jadi dengan kata lain, orang itu yang akan duduk di kursi Paman Rain?" Tanya Jungkook.

"Iya," Jawab Tae Hee.

"Tidak," Jawab Jungkook.

Mereka lagi-lagi terkejut mendengar jawaban dari Jungkook.

"Aku juga tidak mengizinkan orang itu duduk di kursi Paman Rain karena Paman Rain adalah Paman kesayanganku. Wajah Paman Rain selalu mengingatkanku dengan Papa. Sifat Paman Rain sama seperti sifat Papa. Selama Papa tidak ada, Paman Rain selalu ada untukku. Saat Paman Rain memelukku, seakan-akan aku dipeluk Papa. Paman Rain adalah Papa kedua untukku," Tutur Jungkook disertai air matanya yang mengalir.

Rain yang mendengar penuturan dari Jungkook tertegun. Tanpa sadar, Rain menangis. Begitu juga dengan yang lainnya, kecuali si para iblis. Mereka menangis mendengar penuturan Jungkook.

BRAAKK..

"Kau benar-benar tidak tahu diri ya. Kita disini mau makan. Kenapa kau malah membuat kacau keadaan? Apa susahnya sih kau biarkan Woobin duduk di kursi Papamu atau Kakekmu itu. Toh, orangnya juga gak ada!" Bentak Ki Tae Young.

Jungkook menatap nyalang Ki Tae Young. "Hahaha! Hei, Nyonya Ki Tae Young. Kenapa anda yang marah, hah?! Sedangkan saudara Woobin saja tidak marah. Bahkan anggota keluargaku yang lainnya juga tidak ada yang marah. Kenapa anda yang lebih galak disini dibandingkan saudara Woobin?" Tanya Jungkook.

Mendengar penuturan Jungkook, Ki Tae Young terdiam. Dirinya merutuki kebodohannya sendiri. "Ach, Sial!" Batinnya.

"Paman Eugene. Apa Paman tidak curiga dengan sikap istri Paman ini? Coba lihatlah kelakuannya. Didepan Paman, dia berani membela orang lain. Aku curiga, jangan-jangan istri Paman ini ada hubungan special dengan saudara Woobin yang tak lain adalah saudara sepupu Paman sendiri," Ucap Jungkook yang memanas-manasi suasana.

"Tutup mulut, sialan!" Bentak Ki Tae Young. "Kau jangan memfitnahku sembarangan. Apa kau punya bukti?" Tanya Ki Tae Young yang tanpa sadar menantang Jungkook.

"Kalau aku punya buktinya. Lalu aku perlihatkan bukti-bukti itu didepan semua anggota keluargaku. Apa yang akan kau lakukan, Nyonya?" Tanya Jungkook balik.

Ki Tae Young diam membeku. Dirinya tidak tahu mau menjawab apa?

Sedangkan anggota keluarga yang lainnya, termasuk Eugene menatap wajah tegang Ki Tae Young. Jungkook jangan ditanya lagi. Dirinya yang melihat wajah tegang Ki Tae Young tersenyum puas.

"Mampus! Rasain. Tidak bisa jawabkan?" Batin Jimin. 

"Skakmat! Bagus, Jung!" Batin Sunggyu.

"Aku datang kesini hanya ingin mengambil air minum saja," Ucap Jungkook.

Jungkook menatap wajah cantik Ibunya. "Ma. Malam ini aku ingin makan sereal saja. Aku gak mau makan. Boleh?"

Hyun Jin tersenyum gemas melihat wajah tampan putra bungsunya itu. "Tentu boleh dong, sayang."

"Oke. Nanti suruh pelayan saja yang mengantarkan sereal itu ke kamarku. Dan Mama tetap lanjutkan makan malamnya," Kata Jungkook.

"Siap, kapten!" Jawab Hyun Jin.

Jungkook kembali menatap wajah-wajah anggota keluarganya. "Oh, iya! Untuk kalian semua. Tidak terkecuali. Habis makan malam. Tunggu aku dibruang tengah. Ada yang ingin aku sampaikankan pada kalian," Ucap Jungkook.

Setelah mengatakan hal itu, Jungkook langsung pergi meninggalkan meja makan dengan sebotol minuman di tangannya.

^^^

Semua anggota keluarga Jeon sudah berkumpul diruang tengah. Tinggal menunggu Jungkook saja.

"Sebenarnya apa yang akan dibicarakan oleh Jungkook kepada kita?" Tanya Jin Ki.

"Yang jelas ada sesuatu yang ingin disampaikan Jungkook pada kita," Sela Yong Hwa.

"Alah! Palingan cari perhatian. Dasar menjijikkan," Kata Ki Tae Young.

"Ki Tae Young jangan buat masalah lagi. Apa belum puas kau membuat masalah saat di meja makan tadi?!" Bentak Eugene.

"Brengsek kau Eugene. Berani sekali kau membentak istriku," Batin Woobin.

"Maaf. Lama menunggu ya!" Seru Jungkook yang datang menghampiri anggota keluarganya dengan beberapa map di tangannya.

"Tidak apa-apa sayang," Kata Rain.

Jungkook langsung mendudukkan pantatnya, tepatnya ditengah-tengah Min Jun dan Nichkhun.

"Baiklah. Aku langsung saja. Begini, mulai besok Paman Eugene akan aku percayakan untuk mengelola CJ GRUP bersama Sunggyu hyung. Dan untuk Min Jun hyung, Yong Hwa hyung dan Jin Ki hyung tidak akan mengurus Perusahaan itu lagi."

Hal itu sukses membuat Ki Tae Young dan Woobin tersenyum bahagia. Dikarenakan Jungkook mempercayakan Perusahaan utama keluarga Jeon tersebut pada Eugene dan Sunggyu.

Saat Jungkook ingin melanjutkan perkataannya. Min Jun sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Kenapa begitu Kookie? Ada apa ini sebenarnya?"

Jungkook menatap wajah hyungnya itu. "Hyung tenanglah. Hyung dengarkan aku bicara dulu. Setelah ini kita akan membahasnya."

"Baiklah."

"Ini." Jungkook memberikan map warna biru pada Jeon Eugene.

"Apa ini?" Tanya Eugene sembari menerima map tersebut.

"Baca saja. Nanti Paman akan tahu. Setelah Paman membacanya, jangan lupa tanda tangan disitu. Setelah itu berikan pada Sunggyu hyung," jawab Jungkook.

Eugene membuka map tersebut. Saat Eugene membacanya, Eugene tertegun akan isinya. Lalu Eugene menandatangani berkas tersebut.

Setelah selesai, Eugene memberikan pada Sunggyu. Sama hal dengan Eugene. Sunggyu juga tertegun pada isi berkas itu. Lalu Sunggyu juga menandatangani berkas itu.

Setelah Sunggyu selesai, Sunggyu memberikan map itu pada Jungkook.

Sunggyu menatap wajah Jungkook. "Ini pasti rencanamukan, Jung? Kau sengaja memberikan perusahaan itu pada Papa dan juga padaku. Tujuannya adalah ingin memancing iblis betina itu mendekatiku dan memanfaatkanku. Kalau itu benar, permainan akan segera dimulai, Jung. Hyung berjanji padamu akan melakukan yang terbaik untuk keluarga kita. Dan hyung akan akan buat seolah-olah iblis betina itu berhasil dengan rencananya," Batin Sunggyu.

"Oke! Urusanku dengan Paman Eugene dan Sunggyu sudah selesai. Sekarang urusanku dengan Paman Rain, Bibi Yeon dan para hyung-hyungku semua, tak terkecuali. Kita bicarakan masalah ini di kamarnya Kakek karena kamarnya Kakek kedap suara. Jadi tidak akan ada yang bisa mendengar pembicaraan kita!"

Jungkook bangkit dari duduknya dan langsung menuju kamar sang kakek. Lalu disusul oleh yang lainnya di belakang.

^^^

Saat ini Jungkook, Jeon Rain, Lee Yeon dan para hyung-hyungnya sudah berada di kamar Jeon Kun-Hee.

"Jadi begini. Aku mau Min Jun hyung, Nichkhun hyung dan Taecyeon hyung bertanggung jawab diperusahaan HYUNDAI GRUP. Selama Papa tidak ada, kalianlah yang bertanggung jawab. Dan untuk Woo Young hyung, Jun Ho hyung, Chang Sung hyung, Jin hyung dan Yoongi hyung mengurus Perusahaan JM CORP!" Ucap Jungkook.

Saat Jungkook ingin melanjutkan, Chang Sung sudah terlebih dahulu bertanya. "JM CORP? Perusahaan siapa itu?"

"Aish! Chang Sung hyung. Aku belum selesai bicara. Jadi jangan dipotong," Protes Jungkook sembari mempoutkan bibirnya kesal.

Mereka semua tersenyum gemas melihatnya.

"Oke.. Oke. Baiklah," Balas Chang Sung.

"Dikarenakan Hoseok hyung dan Namjoon hyung masih kuliah. Jimin hyung, Taehyung hyung dan aku sendiri masih sekolah. Maka kami fokus pada pendidikan. Setelah kami selesai, kami akan bergabung diperusahaan tersebut!" Kata Jungkook.

"Untuk Yong Hwa hyung, Jong Hyun hyung, Min Hyuk hyung, Jung Shin hyung dan Kang Jin hyung. Kalian akan mengurus Perusahaan JR CORP. Tapi kalau salah satu dari kalian ingin membantu Paman Rain di Perusahaan J. TUNE ENTERTAINMENT juga tidak apa-apa. Itu masalah pribadi kalian. Yang jelas JR CORP aku serahkan pada kalian," Kata Jungkook.

"Terakhir untuk Jin Ki hyung, Ki Beom hyung, Minho hyung dan Taemin hyung. Kalian mengurus Perusahaan JY CORP. Perusahaan itu aku serahkan pada kalian," Kata Jungkook.

Jungkook menatap wajah Jeon Rain dan Lee Yeon. "Paman dan Bibi mengertikan maksudku menyerahkan tiga perusahaan itu pada Hyungdeul?"

Rain dan Yeon tersenyum dan kemudian dirinya mengangguk. Lalu Rain dan Yeon menatap satu persatu wajah putra-putranya dan keponakan-keponakannya.

"Tiga perusahaan itu adalah perusahaan yang telah disiapkan oleh Kakek kalian," Ucap Rain.

"Lebih tepatnya diberikan untuk kalian cucu-cucunya," Ucap Yeon menambahkan.

"Sebenarnya perusahaan Kakek kalian itu ada empat, termasuk CJ GRUP. Tapi tiga perusahaan tersebut disembunyikan oleh Kakek kalian. Hanya beberapa perusahaan saja yang kenal dengan tiga perusahaan itu. Dan ditambah lagi, Kakek kalian juga menyembunyikan identitas nama Direktur dari tiga perusahaan tersebut. Setiap ada pertemuan, rapat dan lain-lainnya, Kakek kalian menyerahkan pada tiga kaki tangannya!" Tutur Rain.

"Lalu bagaimana dengan Paman Eugene?" Tanya Woo Young.

"Kakek, Papa kalian, Paman dan Bibi sepakat untuk menyerahkan CJ GRUP pada Eugene. Dan Paman kalian itu yang akan memimpin perusahaan tersebut. Tapi saat Kakek kalian ingin menyerahkan semua tanggung jawab perusahaan pada Eugene, tiba-tiba Kakek kalian pulang dalam keadaan marah-marah. Kami saat itu benar-benar tidak mengerti dan tidak mengetahui apapun. Kakek kalian tidak pernah bercerita apapun pada kami, anak-anaknya. Maka akhirnya kakek kalian membuat keputusan untuk mewariskan semua kekayaan miliknya pada Jungkook."

Mereka semua terdiam saat mendengar cerita dari Rain. Mereka berpikir, masalah apa yang telah disembunyikan oleh kakek mereka selama ini. Mereka belum mengetahui masalah dan rahasia yang disembunyikan oleh Kakek mereka, tapi sang Kakek telah pergi untuk selamanya.

Tapi tidak untuk Jungkook dan Jimin. Mereka berdua telah mengetahui masalah apa dan rahasia apa yang disembunyikan oleh Kakek mereka. Jungkook mengetahuinya langsung dari sang Kakek. Sedangkan Jimin mengetahuinya saat tidak sengaja menguping pembicaraan Ki Tae Young di telepon.

"Jadi!! Sudah jelas semuanya kan? Tolong tetap rahasiakan identitas kalian sebagai pemilik perusahaan tersebut. Kalian fokus saja di dalam perusahaan. Untuk diluar perusahaan, orang-orangnya Kakek yang akan melakukan tugas-tugas itu seperti biasa," Ucap Jungkook.

"Baiklah, kami mengerti!" Jawab para Hyungdeulnya kompak.

^^^

Keesokkan harinya, Aaron dan keempat adik-adik sedang berada di ruang tengah Apartemen mewah milik mereka. Saat ini mereka tengah sarapan pagi bersama.

"Aaron hyung," Panggil Ren.

"Ada apa, hum?" Jawab Aaron lembut.

"Kita jadikan ke rumah sakit untuk menjenguk Paman itu?" Tanya Ren semangat.

"Kenapa? Apa Ren sudah tidak sabaran lagi untuk bertemu dengan Paman itu?" tanya Jong Hyun.

"Iya, hyung. Aku memang sudah tidak sabaran lagi untuk melihat Paman itu. Semenjak kita menolong Paman itu. Aku baru satu kali menjenguknya dirumah sakit," Kata Ren.

Keempatnya tersenyum gemas mendengar penuturan dari Ren.

"Baiklah. Sekarang cepat habiskan sarapanmu. Setelah ini kita akan ke rumah sakit untuk menjenguk Paman itu," Ujar Aaron.

"Yeeeaayyyy!" Teriak Ren sambil mengangkat kedua tangannya keatas.

Aaron, Jong Hyun, Dong Ho dan Min Hyun tersenyum bahagia melihat adik bungsu mereka yang ceria dan semangat.

***

Saat ini Aaron dan keempat adiknya sudah berada di ruang rawat seorang pria yang telah mereka tolong. Mereka menatap wajah tampan pria itu.

"Hei, Paman. Aku datang lagi. Kali ini aku datang bersama keempat adik-adikku," Ucap Aaron sembari menggenggam tangan pria itu.

"Hai, Paman. Ini aku Ren. Kapan sih Paman akan bangun?"

Tiba-tiba saja Aaron merasakan tangannya digenggam. Terukir senyuman manis dibibirnya. "Paman!" ucapnya.

Berlahan pria itu membuka kedua matanya yang selama satu minggu terpejam.

Aaron dan keempat adik-adik begitu sangat bahagia. Karena penantian mereka membuahkan hasil.

"Paman!" Seru mereka semua.

"Sa-saya di-mana?"

"Paman ada dirumah sakit. Paman tidak sadarkan diri selama satu minggu," Kata Aaron.

Jong Hyun langsung menekan tombol merah yang ada diruangan tersebut.

FLASBACK ON

"Papa. Sepertinya ada yang mengikuti kita dibelakang."

Kun-Hee melihat kearah belakang dan Minki melihat dari kaca spionnya. Dan benar saja. Ada dua mobil yang mengikuti mereka dibelakang.

"Minki."

"Papa tidak usah khawatir. Semuanya akan baik-baik saja."

Minki duduk di depan alias mengemudi. Sedangkan Kun-Hee dan Jungkook duduk di belakang.

"Papa, Kookie. Berpegangan."

Minki menambahkan kecepatan laju mobilnya agar bisa menghindari kejaran dua mobil di belakang.

DOR..

DOR..

Orang-orang yang ada dimobil belakang memberikan dua tembakan. Dan tembakan itu mengenai dua ban mobil yang dikendarai oleh Minki, Kun-Hee dan Jungkook sehingga mobil tersebut oleng.

"Papa! Kookie! Sekarang kalian melompatlah keluar."

"Tidak. Aku tidak mau. Kalau aku melompat keluar, lalu Papa bagaimana?" Jungkook sudah menangis.

"Iya, sayang. Apa yang dikatakan Jungkook benar. Kalau kami melompat keluar, lalu bagaimana denganmu."

"Aku akan baik-baik saja, Pa!" Jawab Minki. "Kookie sayang. Dengarkan Papa. Melompatlah keluar, nak! Kookie dan Kakek harus tetap hidup. Apa Kookie akan membiarkan mereka menyakiti keluarga kita? Apa Kookie akan membiarkan mereka menang? Buktinya sekarang ini, mereka sudah berani menyakiti kita dengan membayar orang untuk membunuh kita bertiga," Ucap Minki yang berusaha meyakinkan putra bungsunya

"Baiklah.. hiks.. aku akan melompat keluar. Tapi.. tapi Papa harus janji padaku. Papa tidak boleh pergi meninggalkanku. Papa harus selamat dan kembali padaku."

"Papa janji!! Sekarang kalian berdua melompatlah."

Dan akhirnya dengan keberanian yang dimiliki oleh Kun-Hee dan Jungkook, mereka pun melompat keluar dari dalam mobil.

Minki terus membawa mobil dan berakhir...

BRAAKK..

Mobil yang dikendarainya menabrak pembatas jalan.

FLASBACK OFF

"Terima kasih kalian sudah menyelamatkan saya."

"Sama-sama, Paman," Jawab Aron. "Oh, iya! Kenalkan saya Aaron. Dan ini adik-adik saya," Ucap Aaron

"Aku Jong Hyun."

"Aku Min Hyun."

"Aku Dong Ho, Paman!"

"Dan aku Ren. Aku adik kesayangan keempat hyung-hyungku yang tampan ini," Ucap Ren sembari menunjuk keempat hyungnya.

"Kalau Paman, namanya siapa?" Tanya Ren.

"Panggil saja Minki. Paman Minki."

"Wah! Nama yang bagus!" Seru Ren semangat.

"Apa Paman punya keluarga?" Tanya Min Hyun.

"Iya. Paman punya keluarga. Punya istri yang cantik dan putra-putra yang tampan. Sama seperti kalian."

"Kalau kami boleh tahu, Paman memiliki berapa orang putra?" Tanya Dong Ho.

Minki tersenyum hangat mendengar pertanyaan-pertanyaan dari adik-adiknya Aaron. Sedangkan Aaron hanya membiarkan saja adik-adik berinteraksi dengan Minki.

"Banyak," jawab Minki.

"Banyak." Ulang Dong Ho, Min Hyun, Ren dan Jong Hyun.

"Banyak itu ada berapa, Paman?" Tanya Ren.

"13."

"Hah! 13?" Mereka semua terkejut saat mendengar jawaban dari Minki, begitu juga dengan Aaron.

"Apa semuanya itu manusia, Paman?" Tanya Min Hyun.

TAK..

"Awww." Min Hyun meringis saat mendapatkan jitakkan dari Aaron.

"Yak, Aron hyung! Kenapa menjitakku?" Min Hyun mempoutkan bibirnya.

"Pertanyaanmu barusan tidak bermutu sama sekali, Min Hyun. Itu sama saja kau menghina putra-putranya Paman Minki."

"Maksud aku itu, bisa jadikan sebagiannya anak ayam... hehehehe," Ucap Min Hyun asal.

Minki hanya tersenyum melihat Aaron dan adik-adiknya. Minki sama sekali tak marah akan ucapan Min Hyun.

"Maafkan adikku, Paman!" Kata Aaron.

"Tak apa. Paman tidak marah. Justru Paman bahagia. Kalian itu tidak jauh beda dengan putra-putra Paman. Sifat kalian itu sama persis dengan mereka. Apalagi Ren. Ren mengingatkan Paman dengan putra bungsu Paman."

"Jadi benaran Paman memiliki 13 orang putra?" Tanya Dong Ho.

"Iya. Kenapa? Kalian tidak percaya, Hum?"

CKLEK..

Pintu dibuka. Dan dapat dilihat oleh mereka seorang dokter dan perawat masuk. Lalu dokter tersebut memeriksa Minki.

"Apa yang anda rasakan?" Tanya Dokter itu.

"Yang saya rasakan saat ini hanya kaki saya, Dokter. Kaki sebelah kiri sedikit nyilu dan susah untuk digerakkan," Jawab Minki.

"Anda tidak perlu khawatir. Anda hanya butuh istirahat untuk satu minggu. Setelah satu minggu, anda akan bisa berjalan dengan baik."

"Baiklah, Dok."

"Kalau begitu saya pamit dulu." Dan dokter tersebut pun pergi meninggalkan ruang rawat Minki.

"Paman, bagaimana untuk sementara ini. Paman tinggal bersama kami? Kami akan merawat Paman," Ucap Ren.

"Lalu bagaimana dengan orang tua kalian?" Tanya Minki.

Saat mendengar ucapan dari Minki, Aaron dan keempat adik-adik mematung. Dan wajah mereka berubah sedih. Hal itu sukses membuat Minki merasa bersalah.

"Ada apa? Apa perkataan Paman ada yang salah?"

"Tidak, Paman. Perkataan Paman tidak salah," Kata Aaron.

"Lalu apa? Katakan pada Paman. Jangan membuat Paman menjadi makin bersalah."

"Kami.. hiks.. kami tidak memiliki orang tua lagi, Paman. Orang tua kami sudah meninggal sejak kami masih sangat kecil," Jawab Ren.

GREP..

Ren memeluk Aaron dan menangis disana. "Hiks.. Hiks.. Aron hyung.. Hiks."

Minki yang mendengar penuturan dari Ren menjadi tidak enak hati. Dirinya makin merasa bersalah.

"Kenapa hatiku begitu sesak saat mendengar penuturan dari Ren? Saat Ren berbicara dan saat wajahnya berubah jadi sedih, raut wajahnya mirip seseorang. Siapa?" Minki berusaha berpikir keras.

Lalu detik kemudian muncul wajah adiknya Jeon Eugene di pikirannya. "Eugene," Gumam Minki.

"Apa.. apa mereka putra-putra Eugene yang asli?" Batin Minki.

Minki menatap lekat keempatnya, sedangkan Ren masih setia memeluk Aaron.

"Anak-anak," Panggil Minki.

Aaron dan adik-adiknya melihat kearah Minki. "Iya, Paman!"

Minki tersenyum. "Nanti setelah Paman sembuh dan bisa berjalan dengan baik. Maukah kalian ikut dengan Paman?"

"Kemana, Paman?" Tanya mereka bersamaan.

"Pulang ke rumah, Paman. Dan tinggal bersama Paman beserta anggota keluarga Paman yang lainnya."

Mereka saling melirik satu sama lainnya. Lalu kembali melihat kearah Minki.

"Apa boleh, Paman?" Tanya Ren.

"Apa keluarga Paman akan menerima kami?" Tanya Min Hyun.

"Tentu. Mereka akan menerima kalian dengan baik. Apalagi putra bungsu Paman. Putra bungsu Paman itu anaknya ceria sama seperti Ren. Mudah berbaur. Jadi, bagaimana?"

"Baiklah. Kami mau ikut dengan Paman," Jawab mereka kompak.

Minki tersenyum bahagia mendengar jawaban dari Aaron dan adik-adiknya.







*******

Berlanjut

Continue Reading

You'll Also Like

48.8K 2.5K 7
(sunoo harem ; warn! bxb, lowercase)
152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
454K 4.8K 85
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
88.8K 4.5K 20
Seorang lucky fans exo yg bisa buat seorang Oh Sehun yg bersifat dingin dapat diluluhkan.... Kalo ada kesamaan cerita mohon dimaafkan karena saya me...