ALVASKA

By matcharay_

31.1M 2.2M 857K

Spoiler novel Alvaska 2 bisa anda baca di akhir bab. ©2020 More

Alvaska's cast
ALVASKA 01 [RAIN]
ALVASKA 02 [ACCIDENT]
ALVASKA 03 [BROKEN]
ALVASKA 04 [DEV]
ALVASKA 06 [SAVIOR]
ALVASKA 07 [HATE]
ALVASKA 08 [RELAPSE]
ALVASKA 09 [SPOILED]
ALVASKA 10 [BROTHER]
ALVASKA 11 [PRESTIGE]
ALVASKA 12 [NEIGHBORS?]
ALVASKA 13 [MISS]
ALVASKA 14 [DEV2]
ALVASKA 15 [OUR NIGHT]
ALVASKA 16 [SAVIOR 2]
ALVASKA 17 [SHE]
ALVASKA 18 [CLUB]
ALVASKA 19 [PUNISHMENT]
ALVASKA 20 [DARK SIDE]
ALVASKA 21
ALVASKA 22
ALVASKA 23
ALVASKA 24
ALVASKA 25
ALVASKA 26
ALVASKA 27
ALVASKA 28
ALVASKA 29
ALVASKA 30
ALVASKA 31
ALVASKA 32 Part I
ALVASKA 32 Part II
ALVASKA 33
ALVASKA 34
ALVASKA 35
ALVASKA 36
ALVASKA 37
ALVASKA 38
ALVASKA 39
ALVASKA 40
ALVASKA 41
ALVASKA 42
ALVASKA 68
ALVASKA 69& 70
[71+] SPOILER VER NOVEL
SPOILER ALERT!!⚠️+ ALVASKA S2
-

ALVASKA 05 [WHO?]

558K 60K 15.6K
By matcharay_

“I’m stuck in between a nightmare and lost dreams.”

"Lo ngapain di sini?"

Alvaska tidak menanggapi pertanyaan Kana. Dia melingkarkan lengannya di pinggang Kana, menarik tubuh cewek itu ke dalam pelukan. Dan tanpa di duga, hujan turun begitu deras membasahi tubuh keduanya.

Alvaska Mengeratkan pelukannya. "Lo mau mati bareng?"

"Caranya?"

"Minum racun. Setelah itu lompat dari atas gedung."

Kana menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alva. "Ide bagus. Tapi sorry, gue nggak mau." Kana menghela napas berat. "Gue capek Va.."

Alvaska mengangguk paham.

Sedetik kemudian, Kana baru sadar jika Alvaska tengah memeluknya. Dia dengan cepat mendorong kasar dada Alvaska hingga membuat cowok itu mundur beberapa langkah. "Modus!"

"Siapa yang modus?"

"Lo!"

Alvaska menatap Kana tidak terima. "Ge'er banget lo jadi cewek."

"Gue nggak ge'er. Jelas-jelas lo tadi meluk gu-"

Ucapan Kana terhenti saat Alvaska dengan tiba-tiba membekap mulutnya. Cowok itu mendekat, menyejajarkan posisinya untuk menatap mata cewek di depannya. "Bawel."

"Gue nggak bawel!"

"Iya. Lo bawel."

"Nggak!" Kana menginjak kuat kaki Alvaska dan langsung berlari menjauh saat cowok itu hendak memukulnya. Dia menoleh dan menjulurkan lidahnya ke arah Alvaska yang terlihat kesal. Ketika cowok itu melangkah maju mendekatinya, Kana dengan cepat mengambil langkah kabur menjauhi Alvaska. Sementara Alvaska menendang batang pohon di sebelahnya, berusaha menyalurkan kekesalannya terhadap sikap Kana yang menyebalkan.

Sialan!

--Alvaska--

Alvaska membuka pintu kamarnya yang berada di lantai dua dan tiba-tiba saja mendapati Alzaska, adiknya tengah duduk bersandar di atas sofa, seolah tengah menunggunya pulang. Cowok itu berjalan memasuki kamar dan melempar asal tas miliknya yang basah ke sembarang arah.

"Ngapain lo di sini?"

"Gue nungguin lo pulang. Lo tadi di cariin Papah. Kenapa lo-"

"Keluar."

Alvaska membanting dirinya di atas tempat tidur dengan kondisi tubuh basah kuyup. Alvaska tidak peduli. Jika dirinya sakit pun, tidak ada yang peduli. Biarkan saja.

Alzaska menghela napas pasrah. Cowok itu perlahan bangkit dari duduknya kemudian berjalan meninggalkan kamar Kakaknya dengan perasaan yang sulit untuk di jelaskan. Sakit dan sesak dirasakannya. Tapi sebelum itu, Alzaska sempat melirik Alvaska sekilas.

"Ganti baju lo Kak. Nanti sakit."

"Nggak usah sok peduli."

--Alvaska--

Alvaska menuruni tangga menuju ruang makan rumah mewah kedua orang tuanya. Cowok itu menuruni tangga lalu berjalan ke arah meja makan yang berada di tengah ruangan. Di sana, sudah terdapat Kenzo, Zila dan juga Alzaska yang sudah lebih dulu memakan makanannya di meja makan.

Alvaska tersenyum kecut saat melihat keluarganya nampak begitu bahagia tanpa kehadirannya. Cowok itu duduk di bangku meja makan yang berada di sebelah Zila.

"Papah bangga sama kamu Zas. Selain jago main basket, kamu juga jago dalam hal sains dan juga mata pelajaran lainnya di sekolah," puji Kenzo, Ayah Alvaska sambil tersenyum menatap Alzaska.

Tatapan Kenzo beralih pada Alvaska yang duduk bersebelahan dengan Zila. "Kamu lihat Adik kamu kan Al? Dia begitu berprestasi di sekolah. Sedangkan kamu? Apa yang bisa di banggakan dari diri kamu Alva? Seharusnya kamu bisa mencontoh prestasi Adik kamu. Alzaska jago main basket. Sedangkan kamu apa? Nggak ada. Papah kecewa sama kamu Va."

"Nggak ada yang bisa Papah banggakan dari diri Alva," balas Alvaska sambil tersenyum ke arah Kenzo. Cowok itu sudah terbiasa di bandingkan oleh Ayahnya dengan Alzaska, jadi tidak masalah.

Alvaska bukanlah siswa bodoh di sekolahnya. Cowok itu merupakan siswa terpandai di SMA Alantra. Hanya saja Ayahnya tidak mengetahuinya karena terlalu sibuk dengan prestasi yang dimiliki Alzaska. Bahkan Kenzo sama sekali tidak tau jika Alvaska merupakan Kapten Basket di sekolahnya.

Kenzo tidak menanggapi ucapan Alvaska. Dia malah kembali memuji Alzaska di hadapan Alvaska.

Alvaska yang tadinya merasa lapar kini tidak berselera makan. Cowok itu bangkit dari duduknya lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Dia menutup pintu lalu jatuh terduduk di balik pintu kamar.

Alvaska mengigit bibir dalamnya berusaha untuk tidak berteriak jika dirinya saat ini sudah menyerah. "Gue mau mati."

--Alvaska--

Kana menatap seluruh murid SMA Alantra yang tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan tidak suka. Sejak Kana di hukum hormat ke tiang bendera oleh Pak Asan, guru pindahan dari SMA Pelita Jaya, cewek itu sudah menjadi pusat perhatian para murid yang saat itu tengah berada di koridor sekolah dan juga para siswa yang tengah beristirahat di pinggir lapangan. Jujur, Kana benci ketika dirinya di jadikan sebagai tontonan oleh teman-temannya.

"Nggak usah liat-liat gue!" Kana berteriak parau. Dia menatap seluruh murid yang tengah memperhatikan dirinya dengan tatapan tajam mematikan.

"Berhenti tatap gue, atau lo semua gue banting!"

Setelah mendengar ancaman dari Kana, para murid yang sedang memperhatikan Kana dengan cepat masuk ke dalam kelasnya. Ada juga murid yang berlari ke arah perpustakaan dan juga kantin sekolah.

Kana merupakan siswi yang di takuti di SMA Alantra. Cewek itu tidak pernah main-main dengan ucapannya. Untuk itu, mereka semua memilih pergi daripada harus merelakan tubuh mereka dibanting oleh Kanara Amoura Reygan, siswi kelas X IPS 1 yang terkenal galak dan sering membuly Kakak kelas.

"Huft.."

Setelah setengah jam lamanya menghormati tiang bendera, Kana akhirnya mampu menyelesaikan hukumannya. Cewek itu menghapus keringat yang mengalir di dahinya kasar dan tanpa sengaja membuat plester luka di dahinya terlepas.

"Shh.." Kana berdesis saat luka di dahinya kembali mengeluarkan darah.

Alvaska yang baru saja keluar dari dalam lapangan Indoor SMA Alantra dengan seragam basket yang masih menempel di tubuh atletisnya mengernyitkan dahinya menatap Kana yang tengah meringis kesakitan di tengah lapangan. Cowok itu melempar bola basket yang dia pegang ke sembarang arah dan melangkah mendekati Kana yang masih menyentuh luka di dahinya yang terluka.

Alvaska menyentuh pergelangan tangan Kana yang digunakan Kana untuk menekan lukanya. "Luka lo tambah parah."

"Gue tau. Tapi gue nggak apa-apa kok." Kana meringis. "Nggak usah khawatir."

"Gue nggak khawatir, ge-er," balas Alvaska. Cowok itu melepas cekalan tangannya dari tangan Kana.

Alvaska sama sekali tidak merasa khawatir. Dia hanya merasa sedikit simpati? Cowok itu menghapus darah yang mengalir di dahi Kana dengan hati-hati. Alva kemudian melepaskan headband berwarna hitam yang terikat di kepalanya lalu mengikat headband itu di dahi Kana yang terluka. "Gue ke sini supaya lo tau kalo gue masih punya hati. Tapi bukan berarti gue khawatir."

Kana sama sekali tidak menanggapi perkataan Alvaska. Cewek itu memejamkan mata saat merasakan sakit yang tiba-tiba saja menyerang kepalanya. Rasanya seperti tertusuk oleh ribuan jarum di satu titik. Kana memegang kedua pundak Alvaska untuk menahan tubuhnya yang terasa begitu lemas dan nyaris jatuh ke lantai lapangan.

"Shh.."

Alvaska melingkarkan lengannya di pinggang Kana, menahan tubuh cewek itu agar tidak terjatuh ke lantai lapangan.

Dan itu semua tidak luput dari perhatian para murid yang kini tengah memperhatikan Kana dan Alvaska dari balik jendela kelas. Mereka semua berteriak histeris melihat kedekatan keduanya.

Alvaska Mengusap keringat yang mengalir di dahi Kana dengan punggung tangan. Cowok itu juga bisa merasakan suhu badan Kana mulai terasa panas. Cewek itu demam. Tanpa berkata sepatah kata pun, Alvaska langsung menyelipkan tangannya ke tengkuk leher dan juga paha bagian bawah Kana, menggendong cewek itu ala bridal style menuju mobilnya yang terparkir di area parkiran SMA Alantra.

"Lo mau bawa gue ke mana?"

"Rumah sakit."

"Tapi gue nggak sa-"

"Lo demam."

"Tapi nggak harus ke rumah sakit juga Va." Kana hanya demam. Dan tidak harus di bawa ke rumah sakit juga kan? Menurutnya, itu terlalu berlebihan.

Alvaska berhenti melangkah saat melihat
salah satu siswi tengah menatapnya dari ujung koridor kelas XI IPA 2. Tatapan cewek itu begitu sulit Alvaska artikan. Alvaska menurunkan Kana dari gendongannya. "Lo bener." Setelah mengatakan itu, Alvaska langsung berbalik badan meninggalkan Kana yang kembali meringis kesakitan menuju lapangan basket outdoor SMA Alantra.

Kana melepas kasar headband Alvaska di dahinya hingga terlepas, kemudian berbalik badan -memunggungi Alva. "Shh.." Kana berdesis saat darah dari dahinya yang terluka kembali mengalir keluar membasahi pipi.

To be continue..

1226 word. Secuil jejak anda, means a lot_

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 71.2K 61
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Kita emang nggak pernah kenal, tapi kehidupan yang Lo kasih ke gue sangat berarti neyra Gea denandra ' ~zea~ _____________...
17.5M 5.1K 1
Sudah terbit dan segera difilmkan 🎬 Tersedia di toko buku online dan Gramedia -Ketika senyumanmu, menjadi tujuanku- BEBERAPA PART DIPRIVATE, FOLLOW...
19.7M 2M 55
Sudah terbit dan tersebar di seluruh Gramedia Indonesia -Satu dari seratus sekian hati yang pernah singgah. Kamu, yang terakhir kalinya yang bakal si...
44.2M 2.7M 73
GALAKSI by Poppi Pertiwi Bagian Pertama Galaksi : Bagian Kedua Galaksikejora [Dapat Dibaca Terpisah]❤️❤️ Dear pembaca baru & pembaca lama tahap repos...