Straight-A Student | ChanBaek

By zerofoue

81.3K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 52
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 4

1.7K 257 23
By zerofoue

Chanyeol itu benar tipikal seorang anak yang disukai oleh seluruh penduduk sekolah.

Karena itu juga, Baekhyun jadi terbawa dan setidaknya sekarang semua murid di sekolah tau nama Baekhyun. Hanya sekedar nama. Baekhyun itu ramah, tapi ia tidak bisa dengan mudah dekat dengan orang. Ia butuh waktu dan menurutnya, ada garis tipis di antara kedua hal tersebut.

Baekhyun yang sedang duduk bersama Jongin dan Kyungsoo sontak menengok karena melihat bayangan tinggi Chanyeol yang mendekat.

"Hey." sapa Baekhyun. Chanyeol tersenyum.

Pria dengan rambut yang ditata ke atas itu membungkuk dan menarik sebuah kursi untuk duduk di samping Baekhyun. Lalu, ia meletakkan piring berisi makanan ke atas meja.

"Tadi abis pelajaran apa?" Chanyeol bertanya.

"Matematika." Kyungsoo menjawab.

"Tentang?"

"Revisi integral."

Sebenarnya, Chanyeol juga tidak bisa dibilang dekat dengan Jongin. Malah terkadang, Jongin terkesan 'malas' jika sudah bertemu dengan Chanyeol. Mungkin karena itu juga ia agak diam sekarang. Sedangkan Kyungsoo, dulu ia dan Chanyeol sempat dekat sekali. Tapi, sayangnya, semenjak Kyungsoo berpacaran, hubungan mereka mulai merenggang. Sepertinya Chanyeol tidak seberapa mau mengganggu.

"Jongin, temenin gue pesen makan siang mau gak?"

"Ayo." Katanya sambil mengangguk.

Setelah menunggu beberapa detik agar Jongin bisa mencari dompetnya terlebih dahulu, mereka akhirnya pergi dan mengunjungi beberapa tenan di kantin.

"Lo..." Selagi mengantre, Baekhyun memutuskan untuk bercakap sebentar dengan Jongin.

"Kenapa?" Jongin bertanya sebelum Baekhyun menyelesaikan kalimatnya.

"Apa ada masalah sama Chanyeol?" Takut jika Jongin akan salah mengerti pertanyaannya, Baekhyun bertanya dengan lembut. Well, Baekhyun selalu lembut.

Jongin tertawa kecil.

"Engga kok." Jongin melingkarkan lengannya ke bahu Baekhyun. "Maaf kalo kesannya kayak gitu. Tapi gue cuma engga seberapa dekat sama Chanyeol. Dan kayaknya gue juga engga merasa perlu untuk berdekatan sama dia."

Baekhyun mengangguk.

"Semoga kalian bisa lebih akrab di masa depan."

"Let's see."

///

"Udah selesai?" Baekhyun sontak menengok saat mendengar suara berat dari belakangnya. Kelasnya baru saja selesai dan ia berniat untuk langsung pulang.

"Tante Byun ngabarin kalau supir lo engga bisa jemput. Katanya anaknya sakit. Jadi lo dititipin ke gue." Chanyeol mendorong Baekhyun perlahan dengan telapak tangan yang ia letakkan pada punggung Baekhyun.

"Beneran?"

"Engga percaya? Coba telfon mama lo."

"Iya iya, percaya." Baekhyun tertawa kecil karena sikap defensif Chanyeol.

"Lo nyetir?" Lanjutnya.

"Hm."

"Boleh mampir ke kedai belakang sekolah? Mau beliin makanan untuk mama."

Chanyeol menengokkan kepalanya untuk menghadap Baekhyun.

"Boleh."

Setelah melewati banyak rintangan, oke mungkin terlalu berlebihan, mereka berhasil untuk mencapai mobil Chanyeol. Tapi sungguh, banyak sekali guru-guru yang entah kenapa senang sekali menghadang mereka hanya untuk sekedar berbasa-basi. Belum lagi banyak murid yang modus ingin panjat sosial dengan mencoba untuk berbicara dengan Chanyeol, ya walaupun yang meladeni sebenarnya Baekhyun, dengan Chanyeol yang sekali-kali menambahkan.

"Bisa tolong ambilin minum di kursi belakang?" Pinta Chanyeol pada Baekhyun karena ia sedang sibuk menyetir.

"Ada gak?" Tanyanya saat Baekhyun membalikkan badan untuk mengambil barang yang Chanyeol minta.

"Ini." Kata Baekhyun singkat sambil memberikan sebuah botol.

"Minum." Tanpa mengambilnya, Chanyeol hanya mengucapkan satu kata itu pada Baekhyun. "Minum." Ulangnya lagi saat Baekhyun tidak bergerak.

"Gue?"

"Iya. Engga bawa botol minum kan hari ini?"

Baekhyun mengangguk.

"Ya udah. Diminum."

"Baiknya." Baekhyun mendekut karena perkataan dan tingkah Chanyeol. Senyum manis datang begitu saja di wajahnya.

Beberapa menit kemudian, Chanyeol memarkirkan mobil Mercedes-Benz G65nya di depan sebuah kedai kecil yang didominasi warna coklat sebagai temanya. Sepertinya, sang pemilik menyukai tema kafe dan vintage.

"2 cinnamon roll, 1 Americano, dan 2 Honey Black Tea."

"Baik. Mohon ditunggu."

"Terima kasih."

Setelah mengucapkan itu, mata Baekhyun masih saja menatap kotak kaca yang menutupi jenis-jenis roti dan kue lainnya dengan tatapan berbinar.

"Masih mau yang lain?"

"Oh?" Baekhyun terlihat agak terkejut dengan pertanyaan Chanyeol. "Enggak kok. Cuma terlihat benar-benar menggiurkan aja." Baekhyun terkekeh.

"Lain kali, mampir aja lagi."

"Lo mau traktir gue?"

"Sure."

"Dasar boros." Baekhyun tersenyum lebar.

///

Chanyeol itu lebih tua satu tahun dari Baekhyun.

Alasan kenapa ia bisa berada dalam satu angkatan dengan Baekhyun adalah karena orangtua yang telat mendaftarkannya ke sekolah.

Jadi, untuk keamanan dan ketentraman batin Baekhyun, ia akan selalu menggunakan alasan itu setiap kali membandingkan kemampuan matematika Chanyeol dan dirinya.

Setelah memberi makanan yang sudah mereka beli kepada Nyonya Byun, Baekhyun memutuskan untuk menahan Chanyeol dan memonopoli sahabatnya itu untuk kursus privat matematika. Memang tidak ada ujian atau apapun, tapi ia hanya ingin belajar. Ia rasa ada terlalu banyak hal untuk dipahami beberapa minggu belakangan ini dalam pelajaran yang melibatkan ribuan angka itu.

"Udah ngerti?"

"Belum." jawab si mungil sambil memanyunkan bibirnya.

"Ayolah, semangat. Ini gampang, kok."

"Gampang buat lo. Chanyeol, lo itu lebih tua satu tahun dari gue. Jadi, otak lo yang sepertinya lebih gede itu," Baekhyun melingkarkan jari-jarinya di diameter kepala Chanyeol, lalu ke kepalanya sendiri. Membuat gerakan seolah-olah membandingkan ukuran otak kedua manusia itu.

"... udah jauh lebih matang dan dewasa daripada punya gue."

Sunyi.

"Logika apaan itu?"

"Logika Byun Baekhyun." Baekhyun hanya bisa menyengir lebar.

"Gue capek." Baekhyun melepaskan genggamannya pada pensil mekanik warna kuning yang ia pegang. Dengan gerakan pasti, ia menggerakan bokongnya dan mendaratkannya lagi di sebelah Chanyeol. Karena bahu Chanyeol terlihat sangat menggiurkan, dalam artian lebar dan terlihat bisa diandalkan, ia membiarkan kepalanya tergeletak di sana.

Sedikit jahat memang, tapi Chanyeol menggerakan bahunya dan mencoba menepis kepala Baekhyun.

"Diem!" Omel Baekhyun.

"Lo berat."

"Bohong banget. Lo kan kuat gendong gue, berjam-jam pun kuat." Baekhyun menyenderkan kepalanya lagi.

"Jangan lebay."

"Terserah lo aja. Gue emang gak pernah didengerin."

"Hehe, sayang deh." Lagi-lagi, Baekhyun mengangkat kepalanya untuk tersenyum lebar pada yang lebih tinggi untuk mengacungkan jempolnya.

"Anak baik." Katanya sambil menepuk-nepuk kepala milik Chanyeol. Dengan cepat, tangan Chanyeol bergerak untuk menangkap pergelangan tangan Baekhyun untuk menghentikan pergerakan anak itu.

"Lo baru bilang tadi, gue lebih tua dari lo." Ia menggoyang-goyangkan lengan milik Baekhyun yang berada di genggamannya.

"So-pan san-tun." Untuk meledek Baekhyun, ia mengeja setiap suku katanya.

"Dan, jangan bawel. Kalo mau istirahat, istirahat aja. Ga usah banyak gerak." Chanyeol menarik tubuh Baekhyun agar mendekat dengan menarik lengan milik Baekhyun. Agar Baekhyun tidak tersentak ke depan, lengannya yang lain menahan bahu si mungil.

Setelah Baekhyun sudah masuk ke ruang pribadinya, ia meraih kepala Baekhyun dan ia senderkan ke dada bidangnya selagi ia merebahkan dirinya ke sofa.

"Cup cup cup, adik bayi. Tidur yang nyenyak."

Dengan kesal (namun main-main), Baekhyun memukul pelan lengan Chanyeol.

Continue Reading

You'll Also Like

80K 2.1K 31
A little AU where Lucifer and Alastor secretly loves eachother and doesn't tell anyone about it, and also Alastor has a secret identity no one else k...
93.6K 4.8K 107
Banishment is to merciful. Instead a prince is stripped down to a soldier, an easy disposable to be set in the middle of a war. To be treated like a...
1.5K 57 6
'✯'•.‿➹𝐆𝐀𝐓𝐄𝐖𝐀𝐘────────── 𝗜𝗻 𝗪𝗵𝗶𝗰𝗵─────── a girl in the real world, who watches the one piece live action show. actually ends up in the...
100K 1.4K 50
𝐈𝐭𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐟𝐢𝐫𝐬𝐭 𝐝𝐚𝐲 𝐛𝐚𝐜𝐤 𝐭𝐨 𝐬𝐜𝐡𝐨𝐨𝐥 , 𝐀𝐚𝐥𝐢𝐲𝐚𝐡 𝐢𝐬 𝐧𝐨𝐰 𝐢𝐧 𝟏𝟎𝐭𝐡 𝐠𝐫𝐚𝐝𝐞, 𝐰𝐡𝐢𝐥𝐞 𝐬𝐡𝐞𝐬 𝐭𝐡𝐞𝐫𝐞 𝐬𝐡...