Sebelum baca jangan lupa Vote karna vote
teman² penting, supaya gue makin semangat
ngelanjutin ceritanya.
Jangan lupa juga coment, agar gue semakin semangat buat update untuk teman-teman semuanya.
Makasih😘
Maaf kalau ada typo
Happy Reading😘
"Mah kok gk ketemu papa?" tanya Fika lesu
"Kita harus dapetin papa kamu nak" ucap Tata emosi
"Maksud mama?" tanya Fika dengan polosnya
"Kamu mau kan Om Jidan jadi papa kamu?" tanya Tata
"Om Jidan kan udah jadi papa Fika mah" ucap Fika
"Maksud mama maukan kamu, mama sama papa Jidan nikah?supaya kamu tidak di katain lagi sama teman-teman sekolah kamu" ucap Tata yang mempengaruhi pikiran sang anak
Fika hanya menganggukan kepalanya dengan polos
"Kamu bujuk dong papa Jidan, supaya bisa nikah sama mama, agar kamu bisa punya adik" ucap Tata tersenyum karna rencana liciknya
"Terus onty Amel?" tanya Fika yang sudah tau bahwa onty Amel adalah istri dari Jidan
"Gk usah pikirin onty mu itu" ucap Tata tak suka
"Mama mau kemana?" tanya Fika bingung yang melihat jalanan bahwa itu tidak menuju rumahnya
"Mama ke rumah sakit dulu sayang" ucap Tata fokus pada jalanan
~~~
"Bima saya pulang dulu" ucap Jidan pada sekertaris
"Tadi ada seorang wanita yang sedang mencari bapak" ucap Bima pada bossnya
Amel. Batin Jidan tersenyum
"Siapa Bim?" tanya Jidan kepo
"Saya juga tidak tau pak, tapi ta—" ucap Bima terpotong, karna didahului oleh Jidan
"Istri sayakan Bim?" tanya Jidan
"Kenapa kamu tidak suruh dia masuk saja Bima" lanjutnya
"Bu–kan pak, kalau istri bapak saya sudah tau. Tapi tadi wanita itu bersama anak kecil" ucap Bima gugup karena ketakutan
"Tata, Fika" gumam Jidan
"Apa pak" ucap Bima karena suara bossnya tidak terdengar jelas di telinganya
"Gk" ucap Jidan singkat dan langsung berlalu pergi
~~~
Amel POV
Saat ini gue baru nyampe dirumah, capek banget habis liburan, tapi gpp karna asik banget bisa melepaskan beban disana.
Saat gue masuk kedalam rumah, yang gue liat itu hanya kosong, hening, dan gue pergi kedapur untuk mencari Bi Ayu
"Bi Ayu gk ada" guman gue saat liat didapur bahwa tidak ada Bi Ayu
"Ada apa non?" tanya Bi Ayu tiba-tiba dari belakang gue
"Ih bibi bikin kaget aja" ucap gue terkejut lalu mengelus dadanya
Bi ayu hanya terkekeh mendengar ucapan gue
"Ada apa atuh non?" tanya Bi Ayu lagi
"Kak Jidan pergi ke kantor bi?" tanya gue, karena kepo aja
"Iya non" ucap Bi Ayu
"Amel naik dulu ya bi" ucap gue karna badan udah capek banget
"Iya non" ucap Bi Ayu ramah
"ASSALAMUALAIKUM" teriak wanita itu saat memasuki rumah
Rumah berasa hutan bagi dirinya. Batin gue dan terus berjalan
"Eh ada Amel, hayy anak curut, bau kencur" ucapnya saat melihat gue, siapa lagi kalau bukan Tata wanita yang suka mempunyai banyak ide agar rumah tangga orang hancur
"Fika kamu masuk dulu ya nak" ucapnya lagi pada sang anak
Gue hanya malas meladeni wanita gila itu, gue ingin melewatinya tapi lengan gue dicekal sama dia, dan langsung dorong gue.
"Awhh" ringis gue saat didorong sampai gue jatuh dilantai
Gue bangun secara perlahan dan menahan rasa sakit itu
"Awhh" ringis Tata tiba-tiba yang membuat gue bingung saat dia jatuh
"AMEL" teriakan itu secara tiba-tiba
"KALAU KAMU GK SUKA MEREKA, GK USAH JAHAT GITU" teriak Kak Jidan yang membuat gue kaget
"Kak aku gk ngapa-ngapain wanita ini" ucap gue jujur
Tahan Mel, tahan. Batin gue karena air mata pengen turun
"Udahlah, aku liat sendiri kok kamu dorong Tata" ucap Kak Jidan emosi dan membentak gue
"Kak dia yang do–" ucap gue terpotong karna didahului oleh wanita itu
"Jidan kamu gk usah marah-marah aku gpp kok" ucapnya yang bersandiwara
Cihh sandiwara banget lo. Batin gue
"Wajar kok kalau istri kamu gk suka sama aku, akukan hanya numpang dirumah ini" ucapnya lagi dengan wajah nunduknya
"Kamu!" ucap Kak Jidan menunjuk gue dengan jari telunjuknya
"APA? MAU BELAIN WANITA INI? KAK JIDAN SADAR DIA HANYA MANTAN KAKAK, KENAPA KAKAK TERLALU EXCITED BANGET. SEHARUSNYA AKU SADAR BAHWA KAK JIDAN MASIH MENCINTAI MANTAN KAKAK, BUKAN AKU. AKU BAKAL PERGI DAN BAKAL LUPAIN KAK JIDAN. MAKASIH, MAKASIH SUDAH MEMBERI KATA-KATA PALSU YANG KELUAR DARI MULUTNYA KAK JIDAN SENDIRI" Teriak gue yang capek dengan semuanya, dan tak sadar air mata gue turun
AUTHOR POV
Amel berlari menuju kamar dengan air matanya mengalir terus
Saat mereka bertengkar ada seseorang yang melihatnya dari belakang pintu kamarnya
"Kasihan ya non Amel pak" ucap Bi Ayu yang dari tadi memperhatikan pertengkaran itu pada suaminya
"Iya, mba Tata jahat banget" timpal Pak Dika yang ikutan emosi melihat Tata yang pintar sekali bersandiwara
"Bapak mau gk bantu ibu?" tanya Bi Ayu membalikkan badannya menghadap ke pak dika
"Apaan bu?" tanya Pak Dika
"Bapak beli CCTV sekarang" perintah Bi Ayu pada suaminya
"Untuk apa bu CCTV?" tanya Pak Dika bingung
"Buat di makan! Buat di letakkan pak, supaya kita tau rencana busuk nenek lampir itu" ucap Bi Ayu jengah sama suaminya, yang banyak sekali pertanyaannya
"Ok deh bu, bapak belikan" ucap Pak Dika sambil menaikkan jari jempolnya
"Tapi beli tiga ya pak" ucap Bi Ayu
"Kok banyak banget bu?" tanya Pak Dika
"Udah mending bapak turutin aja permintaan ibu. Supaya kalau ada apa-apa kita bisa perlihatkan ke den Jidan" ucap Bi Ayu
"Eh bu itu non Amel mau kemana? Bawa koper segala" ucap Pak Dika mengagetkan istrinya
"Bapak keluar deh, supaya non Amel bisa diantar sama bapak. Apalagi ini sudah malam pak" ucap Bi Ayu yang langsung mendorong tubuh Pak Dika
"Non Amel mau kemana?" tanya pak dika yang melihat majikannya membawa koper dan tasnya, sambil menangis
"..." diam Amel hanya diam dan berdiri sebentar yang membuat dadanya sesak melihat suaminya mengobati siku wanita itu
Pak Dika yang tau arah mata majikannya itu hanya kasihan
Kasihan rumah tangga non Amel, karena orang ketiga semuanya hancur. Batin Pak Dika
"Non saya antar non ya" ucap Pak Dika yang ingin mengambil koper Amel, tapi ia langsung menepisnya
"Gk usah pak, biarkan saya pergi sendiri" ucap Amel sambil mengelap terus air matanya yang turun
Jidan tidak tau bahwa istrinya pergi, karna dia terlalu fokus untuk mengobati siku tata
"Pak ussst" ucap Bi Ayu pelan pada Pak Dika
Pak Dika menyusul istrinya yang sedang mengintip di dalam kamarnya
"Bapak cepetan beli CCTV" perintah Bi Ayu
"Tapi bu, non Amel gk mau diantar. Terus ijin bapak sama den Jidan apa dong?" tanya Pak Dika bingung
"Udah bapak izin aja bilang ada yang mau di beli, diluar" ucap Bi Ayu
Disisi lain Amel sedang berada di rumah sahabatnya itu
Tok...Tok...Tok
"Tunggu" ucap orang dari dalam
Cklek
Pintu terbuka, dan ia terkejut melihat sahabatnya kesini terus nangis malam-malam
"Masuk dulu Mel, masuk" ucap Cila yang menyuruh Amel masuk ke dalam rumahnya
"Eh nak Amel" ucap Mama Cila, dan Qmel langsung menyalimi wanita paruh baya itu
"Cila bawa Amel ke kamar mu" ucap Mama Cila
"Baik ma. Yuk Mel masuk ke kamar gue" ucap Cila
Mama Cila, dan Cila bingung dengan Amel, karena Amel membawa koper dan tasnya itu
"Mel lo kenapa sih?" tanya Cila saat sudah berada di dalam kamar
"Cila hiks hiks" ucap Amel sambil nangis dan memeluk Cila
"Lo kenapa? Cerita sama gue" ucap Cila lembut
"Kak Ji–dan" ucap Amel terpotong karena masih sedih
"Pak Jidan kenapa Mel?" tanya Cila yang semakin penasaran
"Kak Jidan lebih percaya sama wanita itu, dari pada gue" ucap Amel menangis
"Sialan tuh guru bikin sahabat gue nangis" gumam Cila mengepalkan tangannya
"Udah mending lo disini dulu, gk usah pulang" lanjutnya, dan terus mengelus pundak Amel
Amel hanya menganggukan kepalanya, dan berbaring untuk menenangkan hati dan pikirannya
~~~
Setelah Jidan mengobati lukanya Tata, dia langsung ingin naik ke kamarnya
"Mau kemana?" tanya Tata saat Jidan ingin pergi
"Mau ke atas" ucap Jidan
Saat Jidan berjalan melewati Tata, tiba-tiba Tata
"Awhh" ringis Tata yang pura-pura sakit sikunya
"Kenapa?" tanya Jidan yang khawatir, dengan awajah mereka sangat dekat
Cup
Tata tiba-tiba mencium pipi Jidan dan memperlihatkan senyumannya, Jidan cukup terkejut aapa yang dilakukan oleh Tata
"Makasih udah nolongin aku" ucap Tata malu
Dan makasih udah masuk di rencana aku. Batin Tata tersenyum devil
Jidan langsung memperbaiki posisinya agar tidak ketahuan oleh siapapun, tapi sayangnya itu semua diliat oleh Bi Ayu dan Pak Dika
"Permisi pak" ucap Pak Dika sopan
"Kenapa pak?" tanya Jidan
"Saya ijin pengen keluar untuk mencari udara segar, apakah bisa pak?" ucap Pak Dika, padahal ia ingin membeli CCTV, tapi itu semua ide istrinya
Cihhh suami dan istri sama saja pengganggunya. Batin Tata sinis
"Silahkan pak, asalkan hati-hati ya" ucap Jidan ramah, dan menutupi kegugupannya
"Baik pak" ucap Pak Dika yang langsung berlalu
Jidan kembali bangun dari duduknya, dan bergegas pergi dari tempat itu. Saat ia sudah tiba di depan pintu kamarnya, ia langsung membukanya
Cklek
Pintu kamar terbuka, yang Jidan lihat hanya lemari terbuka, dan nampak kosong, tidak ada baju sama sekali
"Amel" gumam Jidan
Jidan mencari sekeliling kamar, namun tidak ada
"AMEL" teriak Jidan
"Sayang"
"BIBI " teriak Jidan saat di pintu kamarnya memanggil Bi Ayu
"Bi" teriaknya lagi
Jidan cepat-cepat turun karna panik Amel kemana, saat ia berjalan buru-buru, ada Fika yang melihatnya
"PAPA" teriak Fika dan ingin mempeluk papanya, tapi Jidan menghiraukan, karena pikirannya saat ini adalah Amel
"Bi, Amel kemana?" tanya Jidan panik
"Bibi gk tau den" ucap Bi Ayu bohong
"Bibi serius gk liat Amel pergi kemana gitu?" tanya Jidan yang semakin bingung
Bi Ayu hanya menggelengkan kepalanya, dan Jidan tetap mencari sekitar rumah
Maafin bibi den harus bohong, kasihan non Amel dibentak terus sama den Jidan. Bibi bakal tunjukin siapa sebenarnya nenek lampir itu. Yaa allah bukakanlah pintu hatinya den Jidan, agar ia tau siapa wanita itu sebenarnya. Batin Bi Ayu yang terus memperhatikan Jidan mencari Amel
Dari tadi Tata terus memperhatikan Jidan yang terus mencarinya, dan dia tersenyum kemenangan rencananya berhasil
Anak curut itu udah tersingkir, tinggal gue dekatin lagi Jidannya. Batin Tata
💜💜💜
16 Maret 2020
Follow akun sosial mediaku :
Facebook: @virawulanda
Instagram: @virawulandasr_
Kasih saran dan kritikan dong dengan kosa kata gue, supaya gue bisa memperbaiki.
Jangan Lupa VOTE, dan KOMENT.
Vote menunjukkan kalau cerita ini layak, dan kalian juga menghargai kerja keras author yang sudah capek-capek menulis.
Koment yang banyak juga, biar gue nya rajin buat update dan semangat buat menulis ngelanjutin cerita ini ke chapter-chapter selanjutnya.
Rekomendasi cerita ini ke teman-teman kalian, supaya kalian bisa bertukar pikiran
Maaf buat teman-teman kalau kelamaan next🙏
Tetap menunggu ya cerita selanjutnya dari My Teacher😘
Tunggu part selanjutnya