Long Distance Relationship

Av Windystory11

8.2K 761 541

Bukan kah suatu hubungan dilandasi kepercayaan. Atau itu hanya sebuah ucapan yang tiada arti. Bahkan jarak ya... Mer

Prakata✨
Prolog✨
LDR 01✨
LDR 02✨
LDR 03✨
LDR 04✨
LDR 05✨
LDR 06✨
LDR 07✨
LDR 08✨
LDR 10✨
LDR 11✨
LDR 12✨
LDR 13✨
LDR 14✨
LDR 15✨
LDR 16✨
LDR 17✨
LDR 18✨
LDR 19✨
LDR 20✨
LDR 21✨
LDR 22✨
LDR 23✨
LDR 24✨
LDR 25✨
LDR 26✨
LDR 27✨
LDR 28✨
Epilog✨
Cerita baru
Hallo, apa kabar semua?✨
Extra part 1✨

LDR 09✨

148 25 7
Av Windystory11

"Bukan salah jarak, dan bukan pula soal keadaan. Hanya saja, ini memang harus terjadi. Anggap perpisahan ini ujian dalam hubungan kita"

Hari Senin pun tiba, hari yang ditunggu Reina semenjak pertemuannya dengan Farhan. Bahkan sejak saat itu juga hubungan keduanya sedikit membaik, tak dipungkiri bahwa Reina merasa bahagia. Namun sayang, sejak kejadian itu juga Reina tak pernah bertemu dengan Farhan walau hanya sekedar bertegur sapa.

Indah,
Gue harap lo baik-baik aja setelah senin datang menghampiri.

Lagi, pesan yang di kirim Indah beberapa hari lalu menjadi bahan pikiran Reina. Seperti di beri petunjuk, akan ada hal yang terjadi di hari senin. Reina harap semua baik-baik saja, setidaknya untuk saat ini jangan hadir duka atau luka.

Sesampainya di kelas Reina tak mendapati keberadaan Indah, Reina mengernyitkan keningnya. Ini kali pertama Indah datang lebih lama. Hingga pelajaran berlangsung gadis itu tak kunjung hadir. Reina mulai gelisah di bangkunya, ia ingin menghubungi Indah setelah pelajaran yang membosankan ini berakhir.

Bel pun berbunyi, Reina langsung merogoh sakunya dan mengambil benda pipih berlogo Apple yang digigit separuh. Entah keberanian dari mana, Reina membawa ponselnya, padahal ia paling anti membawa ponsel kesekolah.

Reina mulai mencari kontak Indah melalui WhatsApp, panggilan pertama tidak terjawab. Reina tak putus asa, ia terus menghubungi nomor Indah hingga panggilan kelima pun tak kunjung di angkat. Reina pun memutuskan untuk mengirim pesan.

Me,
Ndah
P
Lo dimana?
Lo baik-baik aja kan, ndah?

Beberapa pesan sudah terkirim, namun tak ada tanda balasan. Reina pun bergegas menuju kelas MIA- 1 untuk menanyakan kepada Jesi dan Clau. Namun Reina tak mendapatkan jawaban nya, bahkan ia tak melihat keberadaan Farhan sedari pagi.

Reina pun kembali menuju kelasnya, namun seseorang melemparkan Reina sebuah pesawat kertas. Reina mengabaikan itu, namun lagi-lagi pesawat tersebut mendarat mengenai Reina. Di ambilnya, dan menemukan segaris tulisan. Setelah di buka, Reina terkejut dengan tulisan tersebut.

Come on play with me!

Meja nomor satu dari sudut kantin!

Reina bingung di buat isi kertas tersebut, namun aneh-nya Reina tetap mengikuti clue tersebut. Dalam kertas tersebut menunjukkan kearah kantin, Reina berjalan menuju kantin dan mencari meja nomor satu dari sudut kantin. Suasana kantin cukup sepi,  di karenakan bel masuk sudah berbunyi. Reina melihat sebuah benda berbahan kertas dengan bentuk burung.

Jika surat ini lo baca itu artinya lo bersedia buat bermain. Terimakasih sudah ingin bermain, bunga mawar dekat taman dengan pita berwarna biru.

Reina segera berlari menuju taman yang tak jauh dari kantin, lebih tepatnya di samping kantin. Sedikit sulit karena taman ini cukup banyak bunga mawar dan juga mana ada bunga berpita biru, hingga netra nya menemukan mawar palsu dengan pita berwarna biru.

Kita lanjut?

Loker nomor sembilan dari kanan ruangan tata usaha!

Reina berlari sedikit lebih cepat, pasalnya loker terdapat di ujung kelas 12. Loker mereka memang di satukan tempatnya dan bersampingan dengan tata usaha. Reina menyusuri setiap loker yang ada, jika clue tersebut mengatakan nomor sembilan tata usaha berarti Reina hanya perlu berjalan sedikit lagi.

Reina menghitung loker tersebut dari ruangan tata usaha, kening Reina mengernyit kala loker yang ia cari ternyata loker nya sendiri. Reina menekan password lokernya. Kali ini sebuah cokelat dengan secarik kertas.

Masih cokelat yang sama kan?

Reina semakin bingung, pasalnya hanya orang terdekat yang tau bahwa Reina menyukai cokelat ini. Ternyata ada tulisan lain di bagian bawah yang tadi tak sempat Reina lihat.

Gue tau dari orang, lo suka cokelat ini.

Sekarang mundur tiga langkah dan lihat kearah Utara!

Reina mengikuti clue tersebut, mundur tiga langkah dan menghadap Utara. Ruang kepala sekolah yang pertama Reina lihat. 

Kenapa dengan ruang kepala sekolah? batin Reina.

Tak berapa lama seorang wanita paruh baya yang Reina kenali keluar dari ruangan tersebut. Wanita itu tersenyum melihat Reina berdiri tak jauh dari posisi nya saat ini. Reina ingin menghampiri wanita itu, namun sebuah benda melayang mengenai kepala bagian belakang Reina sehingga langkahnya terhenti.

Penasaran? Hmm?

Jam lima sore di tempat pesawat akan melandas!

Semua pertanyaan akan terjawab disana.

Pesawat? Melandas? Itu artinya di bandara.

***

Di sinilah reina, di Bandara Soekarno Hatta. Tidak mulus perjalanan reina menuju bandara, tadi mamanya sempat marah karna Reina ingin keluar di saat waktu sudah menunjukkan petang. Belum lagi jalanan yang cukup macet akibat kecelakaan.

Reina sendiri bingung, siapa yang ingin pergi? Apa hubungannya. Reina celingak-celinguk melihat sekitar, barang kali ada seseorang yang ia kenal. Suara getaran ponsel di saku jeans yang reina gunakan bergetar, bergegas ia membuka pesan dari nomor yang tidak diketahui.

082361xxxxx
Bersabarlah ,
Berjalan seratus meter ke depan, belok kearah kanan dan lihat apa yang ada didepan mu!

Mengikuti clue tersebut, banyak orang yang berada di depan reina. Di antara puluhan atau bahkan ratusan orang, satu sosok yang Reina kenali sedang  membelakanginya. Perlahan kaki itu melangkah mendekati, dan dugaan Reina semakin kuat.

“Farhan!” ucap Reina.

Lelaki yang dipanggil Farhan tersebut pun menoleh. Kening reina mengernyit, ngapain lelaki tersebut disini? Dan apa hubungannya dengan Reina? Apa Farhan yang akan pergi?banyak sudah pertanyaan reina.

“Hai,” sapanya tersenyum manis.

“Lo, ngapain disini? ngantar nyokap lo? Atau jemput sepupu?” tanya reina bertubi-tubi.

Farhan terkekeh kemudian, ditatapnya wajah itu seolah merekam setiap inci wajah yang gadis itu punya. “Gimana permainannya?” bukannya menjawab pertanyaan Reina, Farhan malah balik bertanya.

“Pesawat kertas, meja nomor satu, mawar pita biru, loker nomor sembilan, coklat, ruang kepala sekolah, berakhir di Nyokap lo serta jam lima sore di bandara. Permainan itu yang lo maksud?” Farhan mengangguk, digenggamnya tangan Reina.

“Lo tau, gue teramat sulit melepaskan, lo. Tapi gue emang harus pergi," Reina menaikkan alisnya.

“Pesawat kertas adalah sesuatu yang selalu gue buat waktu gue rindu sama, lo. Meja nomor satu akhir tahun lahir lo, 2001 kan? Mawar pita biru, lo suka mawar dan suka warna biru. Loker nomor sembilan, padahal itu loker lo, kenapa dari nomor sembilan  karna itu tanggal lahir, lo. Coklat itu kesukaan lo, Gilang selalu kasih itu ke, elo. Jam lima sore menandakan bulan lahir lo, Mei'kan?Dan terakhir, ruang kepala sekolah dan nyokap gue, gue bakal pindah keluar negeri.” Reina sontak menatap lelaki tersebut, sedari tadi ia menyimak dengan teliti, sebegitu niatnya kah.

“Pindah sekolah?” tanya reina.

“iya," entah kenapa Reina sedih mendengar hal tersebut, sepertinya ia kehilangan penyemangat hidupnya kembali.

“kemana?” tanya Reina pelan.

“London,” ucap farhan tak enak hati, seakan sulit untuk mengatakannya.

“Lo, bakal ninggalin gue? Lo udah janji sama Gilang dan gue, Han.” entah sejak kapan, Reina pun mulai menangis.

“Hei, maaf gue gak bisa nepati janji gue buat selalu jaga, lo.” Farhan memeluk tubuh yang bergetar itu.

“Kenapa disaat gue udah sayang sama lo, lo malah mau ninggalin, gue,” ucap Reina masih dalam keadaan memeluk Farhan.

Farhan melepaskan pelukan reina dan menatap reina seakan meminta penjelasan. Reina yang ditatap seperti itu jadi salah tingkah.

“Iya gue sayang sama lo, pernyataan kemarin masih berlaku kan?” tanya Reina.

Farhan pura-pura tidak tau."Pernyataan yang mana?”

“Yang mau jadi pacar itu,” Reina menunduk malu.

Farhan terkekeh, dan memeluk kembali tubuh itu mendekatkan bibirnya di telinga gadis tersebut, kemudian membisikkan sesuatu. “Sampai kapan pun akan selalu berlaku. Jadi gimana mau jadi pacar gue gak?” tanya farhan berbisik.

Reina tak menjawab, hanya anggukan yang ia berikan sebagi respon dari pertanyaan farhan.

“Terimakasih udah nerima, gue.”

“Cie-cie yang udah jadian mah bebas,” celutuk seseorang dari belakang.

Sepontan Reina melepaskan pelukan tersebut dan melihat Indah dibelakangnya.

“Indah!” seru Reina heran.

Hehe, sorry, udah buat lo khawatir, ini semua karna pacar lo tuh. Dasar sepupu kurang asem lo!” celutuk Indah sembari melipat tangannya di dada.

“Sepupu? Lo sama Farhan sepupu-an?” tanya reina.

“’Iya gue sama Indah sepupu-an, cuma ya gitu kita seperti orang asing kalau di sekolah.”

“Pantas aja waktu pertama kali lo ingat gak yang lo ngejar gue cuma mau tau nama gue, sih Indah ngeliat lo kek ngancem gitu. Ternyata udah saling kenal."

Mereka tertawa, bukan cuma Indah yang ada, Mama serta adiknya Farhan juga ada. Saat lagi asik berbincang, suara keberangkatan mulai terdengar. Mereka saling tatap, baru saja meresmikan hubungan mereka, namun harus terpisahkan oleh jarak.

Farhan berjalan mendekati Indah dan memeluknya. “Jaga diri lo baik baik, jangan nakal, kurangi nonton Drakor nya, selalu nurut sama orang tua lo, titip pacar gue, Ndah. Gue tau setelah gue pergi bakal ada seseorang yang datang nantinya.” Farhan kemudian berjalan mendekati Reina yang terlihat murung.

Dipeluknya tubuh itu, tangis reina pun pecah. "Semua bakal baik-baik aja oke, jaga diri baik-baik, jangan ganjen, gue tau lo bakal jaga hati lo buat gue, begitupun gue yang akan selalu jaga hati gue buat, lo,” ucap farhan mencoba menenangkan Reina.

Farhan juga sedih, ia tak bisa berbuat apa apa.”Kita bakal LDR, Han,” ucap Reina.

“Emang kenapa kalau LDR? Jarak bukan penghalang segalanya. kuncinya percaya, saling menjaga dan saling komunikasi. Lo tau? Bahkan rasanya gue mau tetap disini. Nemenin lo dan ngejaga lo, tapi gue gak bisa ngerubah keadaan yang udah Tuhan ciptakan. Mungkin ini yang dinamakan dengan kita cuma bisa ngerencanain tapi Tuhan yang menjalankannya."

"Kamu tau, aku beruntung bisa kenal kamu. Jujur aku juga gak mau kita seperti ini. Tapi takdir berkata lain, nanti ketika aku balik ke Indonesia aku harap kamu yang jemput aku di bandara. Aku percaya sama kamu, kamu gak boleh cuek lagi sama orang. Sekarang kamu punya banyak teman, gak ada aku bukan berarti  gak ada yang jaga kamu. Aku percayain Aulia, Indah, Jeje sama Claudia buat jagain kamu. Berjuang sayang, aku akan selalu sayang sama kamu. Gak ada yang bisa gantiin kamu di hati aku,” ucap Farhan mencium kening reina.

“Aku juga janji sama kamu, bakal selalu nungguin kamu di sini. Bakal selalu jaga hati aku buat kamu, dan gak ada yang bisa gantiin kamu di hati aku cowok tengil."

“I love you, cold girl."

“ I love you too, crazy man."

Farhan pun meninggalkan Reina, membiarkan gadis itu menangis kembali.

Selamat berjuang, Rei. Batin Reina.

TBC

Seminggu lebih gak up.  Sebelumnya aku mau minta maaf karena lama gak up. Laptop aku lagi bermasalah sementara file nya ada di laptop. Jadinya nunggu siap diperbaiki deh. Jangan lupa vote dan komentar nya ya.

Dan maaf kalau masih ada typo.

Windystory11

Fortsett å les

You'll Also Like

MARSELANA Av kiaa

Ungdomsfiksjon

912K 50.1K 52
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
ALZELVIN Av Diazepam

Ungdomsfiksjon

4.6M 270K 32
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
1M 214K 47
STORY 16 Sudah jatuh, tertimpa buah durian juga, mungkin itu pepatah yang tepat untuk Gaudi. Tepat dimalam ulang tahunnya yang ke-30 tahun, ia bukan...
53.6K 1.2K 15
Kumpulan puisi dari drama A Poem A Day yang aku suka (FAVORITE) beserta hangul. My favorites poem in drama A Poem A Day With hangul 🌸