I'm Fine (END)

trynn14 tarafından

57.4K 2.3K 97

Shakira Azna Mutiara gadis ceroboh, heboh, cerewet, lebay, ceria, ralat, ceria hanya untuk menutupi kesedihan... Daha Fazla

☆prolog☆
bab 1
bab 2
bab 3
Bab 4
Bab 5
bab 6
Bab 7
Bab 8
bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
bab 15
Bab 16
Cast Cewek
Bab 17
Cast Cowok
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30. Epilog
Info!!!
Extra Part|Anaz
Extra Part|Kirana
Sequel
I'm Fine 2 Publish!

Bab 18

1.2K 65 0
trynn14 tarafından

Satu suap masuk ke dalam mulut Azna, ia sedang makan disuapin oleh Syakila.

Azna masih ada di rumah sakit sampai saat ini, belum di perbolehkan pulang oleh dokter Arka.

"Udah Sya, nggak enak. Hambar," ujar Azna mengentikkan pergerakan tangan Syakila yang hendak menyuapinya.

"Abisin, makan yang banyak biar lo cepet sembuh," kata Syakila.

Ia menyuguhkan sedok makan serta lauk pauk di atasnya ke depan mulut Azna yang mengantup rapat.

"Sembuh ya?" kata Azna parau.

Azna memandang ujung jilbabnya, merasa kata 'sembuh' tidak mungkin menyelamatkannya.

Syakila menangguk mantap.

"Kapan gue sembuh?" tanya Azna.

"Iya ... gue juga nggak tahu. Yang jelas lo udah kemo, jadi pasti sembuh," ujar Syakila semangat.

"Kemo emang pasti sembuh?" tanya Azna kembali.

Syakila menggeleng kecil. "Gue nggak tahu pasti, tapi gue harap lo sembuh," ungkap Syakila.

"Kemo itu nggak pasti menyembuhkan, dan gue nggak berasa bisa sembuh," ujar Azna mantap.

"Lo harus yakin dong Na!" Syakila menaruh mangkuk berisi bubur ke atas nakas.

"Yakin dengan apa?! Sedangkan dunia nggak pingin gue ada!" teriak Azna.

Syakila menunduk, nyalinya ciut mendengar teriakan Azna. Ia memandang sepatunya seraya mengigit bibir.

Azna membuang muka, menutupi tangisannya dari Syakila.

"Gue, berangkat sekolah dulu." Syakila meninggalkan Azna sendirian.

Ia melangkah pergi dari rumah sakit dengan menahan tangis.

****

Syakila telah sampai di sekolah dengan wajah sendu, ia teringat ucapan Azna tadi pagi. Saat dirinya berkunjung ke rumah sakit.

"Pagi Sya, Azna belum berangkat?" sapa Nadia, di belakangnya ada Zaki.

Syakila mengulum senyuman. "Belum."

"Emang dasar itu bocah! Mentang-mentang peringkat satu mau ujian malah liburan ke luar negri."

Zaki memaki Azna yang jelas-jelas wujudnya tidak ada.

Syakila tersenyum dengan terpaksa. Ia membohongi teman sekelas, mengatakan Azna sedang liburan di luar negri.

Syakila tahu, jika nantinya teman sekelas mengetahui bahwa Azna sedang sakit, jelas Azna akan marah besar. Apalagi ia menyembunyikan penyakit yang di deritanya.

Hari ini adalah hari jum'at, besok sabtu, berarti libur. Hari ini juga sekolah SMA Bina Bangsa pulang lebih cepat, meningat besok Senin, ada ulangan semester.

Jadi hari ini mereka hanya bersih-bersih kelas dan juga pembagian kartu ujian.

Liburan? Azna liburan? Di rumah sakit tepatnya ia berlibur.

****

Syakila berjalan ke arah kantin, di sampingnya sudah ada Azura dan Nadia. Biasanya mereka berempat, dengan Azna yang membuat suasana menjadi lebih seru. Namun, kali ini mereka hanya bertiga.

Mereka menuju kantin untuk mengisi perut yang kosong.

"Zura, buruan jalannya. Nanti ketahuan Zaki diomelin tahu nggak!" kesal Nadia.

Selain mengisi perut yang kosong, mereka menghindari kejaran Zaki yang meminta siswa di kelas membersihkan kelas.

"Sabar, lagian Zaki ngapain pake kejar kita? Emang dia suka lo, Nad?" tanya Azura.

"Auh ah, ngomong sama lo itu kaya ngomong sama alien," ungkap Nadia.

Azura menautkan kedua alis, bingung dengan perkataan Nadia.

"Siapa alien? Mana? Gue nggak liat," sahut Azura.

"Lo!" teriak Syakila dan Nadia bersamaan.

Walaupun Syakila hanya diam saja, tapi ia juga sama kesalnya dengan Nadia.

"Woy! Kalian! Tunggu!" teriak Zaki dari kejauhan.

Ketiga gadis itu membelalakan mata, kemudian menghadap kebelakang secara bersamaan.

"Lari kuy buruan," perintah Syakila.

Nadia dan Syakila berlari terlebih dahulu, baru beberapa langkah mereka kembali menghadap ke belakang, melihat Azura yang sedang melambaikan tangan ke arah Zaki.

"Pinternya emang kelewatan!" Maki Syakila.

Zaki ngos-ngosan di samping Azura, ia menghela nafas panjang. Lalu berkata, "gue ikut kalian ke kantin."

Zaki nyengir lebar saat melihat ketiga gadis itu menganga.

"Ck, dikira dia mau panggil kita buat bersihin kelas," ujar Nadia.

"Gue aja males," balas Zaki.

"Nggak ada Azna, nggak seru." Zaki memandang hamparan rumput di samping koridor, merasa hampa.

Ia melangkah menjadi pemimpin di antara para gadis.

****

Azna kembali kritis, setelah tadi dokter mengatakan bahwa ia bisa boleh pulang hari ini.

Memang, akhir-akhir ini Azna merasa kurang sehat, bahkan ia merasa tidak punya tenaga sedikitpun.

kedua orang tuanya, ralat orang tua angkat, menunggu di depan ruangan rawat inap Azna, menanti apa yang di jelaskan pada dokter nantinya.

Bu Asih menatap bajunya, meremas dengan perasaan kalut, ingin menangis tidak bisa, entah air matanya sudah terkuras habis hanya menangisi gadis tersebut.

Pak Tarjun, beliau sedari tadi mondar-mandir di depan Bu Asih, perasaannya tidak jauh beda dengan sang Istri.

Derap langkah terdengar pelan menghampiri, langkah itu kian cepat di setiap detik.

Gadis berjilbab dengan seragam sekolah yang masih melekat di badan langsung mendudukan diri di samping Bu Asih.

Menatap kedua paruh baya di depannya secara bergantian, lalu pandangannya jatuh pada Bu Asih, yang menatap ia tepat di manik matanya.

Syakila, gadis itu Syakila. Ini adalah rutinitasnya akhir-akhir hari ini. Menyempatkan untuk menjenguk Azna setelah pulang dari sekolah, ataupun sebelum berangkat sekolah.

"Azna kenapa Bu?" tanya gadis itu parau.

Bahkan, Syakila sudah menangis. Air matanya turun dengan cepat saat Bu Asih tidak menjawab pertanyaannya, justru Ibu Azna malah memeluknya erat.

"Azna kuat! Azna kuat!" ucapnya optimis, lebih untuk dirinya.

Syakila terus mengucapkan kata itu, agar pikiran buruk tidak merasukinya begitu saja.

"Syakila ... hiks ...." Syakila tidak jadi melanjutkan ucapannya. Tidak tahan.

Pak Tarjun yang dari tadi mondar-mandir memandang Syakila dari atas sampai bawah.

Ia tersenyum, setidaknya ada satu orang sebaya teman anak gadisnya yang begitu peduli, sayang.

"Kamu belum pulang kerumah?" tanya Pak Tarjun.

Syakila menggeleng lemah, menatap jilbabnya yang sudah basah akitab menutupi wajahnya untuk menangis.

"Ayo, Bapak antar kamu pulang. Nanti orang tua kamu cariin," ujar Pak Tarjun tenang.

Syakila menggeleng, sebagai tanda bahwa ia tidak setuju dengan usulan Ayah angkat Azna.

"Nanti, kalo kamu udah ganti pakaian, udah makan. Baru kesini," kata Pak Tarjun mencoba membujuk kembali.

Syakila akhirnya menurut, tubuhnya juga lelah, walau egonya meminta agar ia tetap di sini.

*****

Syakila menatap langit-langit kamar sendu, ia belum ke rumah sakit sejak tadi pulang sekolah. Sekarang, jam menunjukkan pukul 19:02. Namun, di luar hujan.

Syakila cemas, ia kembali menangis seperti langit yang ikut menumpahkan isinya.

"Gue sayang lo Na," ujar Syakila lemah.

"Gue nggak mau kehilangan lo," katanya.

"Lo orang yang cerewet."

"Lo orang yang baik."

"Lo segalanya, tapi kadang ngeselin," cetus Syakila pada diri sendiri.

bodohnya ia, seharusnya tadi sebelum diantar pulang ia meminta nomor orang tua angkat Azna, agar mereka dapat mengabari keadaan Azna saat ini.

*****

Gimana part ini?
Dag dig dug serr, atau B aja.

Ngomong-ngomong soal part ini, dua part lagi tamat lo guys. Yahh, bakal kangen deh sama Azna dan Anaz :( .

Sayangnya ... auto bo'ong ^^

Oke guys meet sore gue bawa yang manis buat kalian semua di part berikutnya.

Oh ya, part berikutnya auto up malam ini juga guys.

Hargai kehaluan author

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

6.9M 291K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
5.8M 323K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
574K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
16.4K 974 6
'Senyummu adalah kebahagianku'