Cupu vs Troublemaker [REVISI]

By nadilailala

321K 18.5K 1.9K

Mempunyai kisah cinta yang romantis saat masa sekolah adalah impian semua remaja. Sama halnya dengan Ghevira... More

1. Awalan
2. Menyanyi
3. Pacar
4. Cantik
5. Hukuman
6. Yoghurt
7. Raya dan Rahasia
8. Agen FBI
9. Emosi
10. Genggaman
11. Rencana
12. Pamali
13. Kacamata
14. Jatuh Cinta
15. Masalah
Kosong
16. Menjauh
17. Goodbye Mr. Wijaya
Kosong
18. Lab Kesenian
19. Ice Cream
Kosong
20. Telepon
21. Pelukan
Kosong
22. Malam Minggu
23. Misi Baru
Kosong
24. Bungkus
25. About Gaga
26. Mereka Selesai
27. Butuh Kepastian
28. UKS
Kosong
ATTENTION
29. Balapan
30. Taruhan Rahasia
31. Tanpa Nama
32. Ada apa?
34. Gimana?
35. Cowok Gila
36. Kejutan
37. Rencana Gagal
38. Putus?

33. Deg

3.3K 249 138
By nadilailala

Vira keluar dari kelasnya, tapi bukan dihukum seperti kelima cowok brandal tadi. Ia keluar kelas hanya untuk mengambil jadwal kegiatan ujian yang akan segera dilaksanakan pada bulan depan.

Vira berjalan menuruni anak tangga satu-persatu. Dirinya mengerutkan kening ketika melihat segorombolan kaum hawa yang sedang berkumpul di lapangan basket. Dan lebih anehnya mereka memakai baju seragam, bukan olahraga.

"Ada apa ya?" gumamnya lalu menghampiri lapangan basket itu.

Vira membulatkan matanya ketika melihat Adzando yang kini tengah latihan olahraga softball, lengkap dengan baju dan juga topi polos berwarna putihnya. Pantas saja kaum hawa berani panas-panasan dan memenuhi lapangan, ternyata mereka sedang melihat Zando yang tengah latihan untuk Olimpiade Olahraga Siswa Nasional nanti.

Vira kembali menatap cowok itu, dirinya benar-benar speechless akan ketampanan Zando yang kali ini naik berkali-kali lipat. Apalagi saat ini Zando sudah bersiap untuk memukul bola yang lumayan keras itu.

"Ya ampun Zan, rahim gue anget!"

"Anjirr mukanya adem banget kek ubin masjid."

"Ya Tuhan, Prince Mateen aja kalah sama Zando!"

Vira hanya berdecak kagum tanpa ikut berbicara dan berteriak histeris seperti perempuan yang ada di sampingnya saat ini. Ia hanya perlu diam dan menikmati pahatan Tuhan yang memang nyaris sempurna itu.

Kali ini Zando sudah siap dengan posisinya. Dan Vira juga masih menatapnya, hingga ia lupa cara untuk berkedip.

Dan tanpa Vira sangka, di antara puluhan orang ini Zando tiba-tiba memberinya senyuman manis yang membuat Vira sontak menarik kedua sudut bibirnya. Rasanya kembali berdebar saat Zando bisa memberikan senyuman manisnya itu padanya. Tapi bagaimana pun, senyuman itu akan kalah dengan senyuman Dio yang sudah menempel permanen di otaknya.

"Semangat!" ucap Vira pelan dengan sedikit mengangkat tangannya saat Zando masih menatapnya.

Zando mengangguk, membuat seorang perempuan yang berada di samping Vira menatapnya sinis.

Semua kaum hawa mulai menyuarakan nama Zando. Kini ia kembali bersiap, mengambil ancang-ancang untuk memukul bola itu agar tepat sasaran. Mereka berhitung kompak dengan penuh semangat.

1

2

3

Bola tersebut berhasil dipukul oleh Zando. Namun, bukannya tepat pada sasaran, bola itu malah melenceng dan terlempar jauh hingga mengenai jidat Vira.

Plukkk

"Awww..." ringis Vira memegang jidatnya yang tertutup poni tipis, semua orang kini menatapnya. Ia menjadi pusat perhatian saat ini.

Zando yang melihat itu pun terkejut, dirinya langsung berlari dan menghampiri Vira.

"Eh sorry, Vir. Gue nggak sengaja." ujar Zando mencoba melihat keadaan jidat gadis yang tengah meringis itu.

"Iya gapapa kok." jawab Vira masih malu, ia menutup wajah dan keningnya dengan sebelah tangan.

Pasti saat ini kaum hawa yang mendambakan seorang Zando berpikir yang tidak-tidak padanya. Mungkin mereka akan menyebut Vira caper, lebay, pansos dan lain sebagainya.

Zando kini berdiri mendekat, lalu memegang jidat Vira untuk mengeceknya. Dan di saat yang bersamaan pula terdengar dengan jelas suara seseorang di atas sana.

"WOYY!!!" Dio datang begitu terburu-buru, Vira yang melihat kehadirannya langsung menjauh dari hadapan Zando.

Sejak kapan Dio ada di sana?

Dio kini sudah berada di hadapan keduanya, tatapan matanya silih berganti melihat Vira dan musuhnya—Zando.

"Ada apa nih rame-rame?" tanya Dio pada siapapun yang akan menjawab pertanyaannya.

"Nggak ada apa-apa," jawab Vira menggelengkan kepalanya dan menatap Dio sekilas.

"Serius!" tegasnya begitu dingin.

Semua siswi yang ada di sana hanya diam, begitu juga dengan Vira. Mereka hanya bisa menatap Dio yang kini sedang kebingungan.

"Nggak ada yang mau jawab?!" tanya Dio mengedarkan pandangannya pada siswi yang kini ada di sekelilingnya.

"Pacar lo ketimpuk bola softball." suara cempreng gadis di samping Vira ini sontak membuat Dio mengangkat sebelah alisnya.

Lalu dengan sigap dan cepat, ia menatap Vira yang kini malah menundukkan kepalanya. Dan tanpa pikir panjang, Dio mengangkat kepala gadis itu secara perlahan dengan menangkupkan kedua tangannya di pipi tembem milik Vira.

"OMGGG!"

"SWEET BANGET SIH!"

"YA AMPUN DIO!"

Pekik beberapa siswi yang melihat adegan tersebut. Karena memang, hal ini khusus dilakukan oleh seseorang yang profesional.

Dan Vira. Gadis itu masih mematung, menatap Dio dengan menautkan alisnya. Ia ingin sekali menepis tangan haram yang menempel di pipinya saat ini. Tapi, tangan pacar-nya ini begitu hangat. Vira jadi harus berpikir dua kali untuk menyingkirkannya.

"Lo nggak apa-apa?" tanya Dio dengan suaranya yang begitu khas, membuat Vira terdiam beberapa detik lalu menggelengkan kepalanya secara spontan.

Dio terdiam sebentar, lalu tangannya berpindah untuk menyingkirkan poni tipis milik Vira. Dio hanya ingin melihat bahwa keadaan jidat pacar-nya itu baik-baik saja.

Dirinya seketika terkejut saat melihat luka kecil yang mengeluarkan sedikit cairan berwarna merah keluar dari jidat Vira. Walaupun tidak banyak tapi ia tetap saja aneh, sekencang itu Zando memukul bola softball?

Kini ia menghadap Zando, tatapan matanya benar-benar tajam. Bahkan membuat kaum hawa yang masih berada di sana kembali memekik histeris. Dua cowok Most Wanted kini saling berhadapan di hadapan mereka.

Bukan hanya kaum hawa yang memekik histeris. Tapi keempat sahabatnya juga sama, mereka kini sudah ada di sana.

"Hajar aja, Yo!"

"Emang fucek banget sempaq firaun!"

"Ayo gelut, aku suka keributan!"

"Lumayan nih buat instastory."

Sorak keempat sahabatnya membuat Vira menatap mereka yang sekarang malah menatapnya dengan tatapan tajam.

Dio masih menatap Zando, mencoba merangkai kata-kata yang pas untuk cowok sialan ini.

"Belagu! Mukul bola aja nggak becus!" tukas Dio, masih dengan tatapan penuh akan kebencian.

"Lo pikir gue sengaja?!" balas Zando tak terima.

"Makanya..." Dio menggantungkan ucapannya. "Nggak usah sok jago tolol!" sambung Dio penuh penekanan.

Vira yang melihat itu mulai was-was. Ia harus menahan salah satunya, karena kalau tidak, mungkin akan terjadi perkelahian seperti bulan lalu.

"Sembarangan lo!" ucap Zando mendorong tubuh Dio, membuat Dio terkekeh pelan.

"Ini yang namanya ketua OSIS? Cih, munafik lo!" Dio berdecih sambil menunjuk wajah Zando dengan telunjuknya.

Vira dengan refleks menahan tangan Dio. Dirinya tak mau jika mereka baku hantam hanya karena gara-gara dirinya.

"Dio udah!"

"Diem!" balas Dio menyingkirkan tangan Vira dari lengannya.

Dio kembali mendekat pada Zando, ia mulai memegang kaos yang dipakai cowok itu.

"DIO!" pekik Vira sambil melepas cengkeraman Dio lalu menarik lengannya dan membawanya jauh dari kerumunan siswi-siswi itu.

Semua siswi yang menonton adegan tersebut mendesah kecewa. Mereka pikir Dio dan Zando akan saling melempar bogeman seperti adegan di dalam novel.

Kini Dio hanya berjalan, mengikuti kemana langkah gadis ini membawanya.

"Mau kemana?" tanya Dio.

"Heh, Cupu! Mau kemana?" pekik Dio menghentikan langkahnya.

"Ohh gue tau, lo pasti lagi cari kesempatan dalam kesempitan kan?" tanya Dio mengangguk-anggukan kepalanya.

Vira menautkan alisnya, tak paham dengan ucapan cowok ini.

"Kesempatan apa?"

"Ini!"

Dio menunjukkan tangannya yang masih digenggam oleh Vira. Sontak membuat Vira melepas genggaman itu dengan kasar.

"Kasar banget sama pacar," cibir Dio mengusap pergelangan tangannya.

"Bodo amat! Lagian kamu ngapain sih, suka banget bikin onar sama Zando!"

"Bikin onar apaan? Gue tuh cuma nggak suka liat lo deket-deket sama tuh cowok bedebah!"

"Kenapa nggak suka?" tanya Vira menaikkan kedua alisnya.

Dio terbungkam seketika, bingung akan menjawab apa. Lagi pula, kenapa bisa dirinya tak suka jika Vira dekat dengan cowok lain? Apa dirinya cemburu? Lantas ia harus menjawab apa sekarang?

"Kenapa?" desak Vira menyikut lengan Dio.

"Kenapa? Ya... karena gue nggak suka lah!" jawab Dio seadanya.

Vira memutar bola matanya malas, tak percaya dengan jawaban sang pacar.

"Ahh... Bilang aja kalo kamu cemburu ya kan?" tanya Vira begitu santai. Karena ia tahu jika Dio tak mungkin cemburu pada Zando apalagi hubungan mereka yang masih belum pasti.

"Iya, gue cemburu kalo lo deket sama cowok lain!" jawab Dio begitu lantang dan jauh dari ekspetasi Vira.

"Yang bener?"

"Beneran,"

"Beneran apa?" tanya Vira ragu.

"Beneran boong," jawabnya sambil cengengesan.

"Ihh, nyebelin banget sih!"

"Nyebelin gini tapi lo suka kan?" tanya Dio menaik turunkan alisnya.

"Eng-nggak!" tukas Vira kaku.

"Masa? Nggak percaya nih gue!"

"Ihh, emang enggak!"

"Nggak salah lagi kan?" sambung Dio dengan pedenya.

"Terserah!" Vira mengerlingkan matanya dan hendak pergi ke ruang guru untuk mengambil jadwal kegiatan ujian yang sempat tertunda.

"Ehh, mau kemana?"

"Ngambil jadwal kegiatan ujian."

"Mending bersihin dulu jidatnya,"

"Nanti aja."

"Kalo infeksi gimana?"

"Nggak bakal infeksi lah, ini kan luka kecil."

"Mau itu luka kecil atau luka gede tetep aja kalo di diemin bakal infeksi. Contohnya aja hati gue walaupun luka kecil tapi nggak di obatin jadinya ya sakit." jelasnya yang kini mulai ngasal.

"Apa sih, Dio? Nggak jelas!"

"Ehehe..." cengirnya tak berdosa.

"Yaudah, sekarang kita ke UKS!" ajak Dio.

"Nanti aja, Vira juga bisa kok sendiri."

"Sekarang!"

"Nanti Dio,"

"Sekarang!"

"Nanti,"

"Sekarang sayang." ujarnya begitu menusuk ke dalam telinga Vira membuat gadis itu terdiam seketika.

"Bisa kan nurut sama gue?" tanyanya yang tiba-tiba serius.

Vira mengangguk tanpa menjawab. Dirinya masih aneh dengan satu kata yang di ucapkan Dio beberapa detik yang lalu.

"Good girl."

Dio langsung mengandeng tangan mungil Vira seperti biasanya, membuat gadis itu melihat tangannya dan beralih menatap Dio.

"Kenapa?"

"Ini kenapa harus di pegang?" tanya Vira mengangkat tangannya yang sedang di genggam olehnya.

"Sssttt... Nggak boleh ngelawan sama calon suami!"

"Ck..."

Mereka berjalan melewati koridor kelas sepuluh untuk menuju ruang UKS. Di perjalanan tak ada yang membuka suara, Dio sibuk menggenggam tangan Vira dan Vira sibuk mengontrol perasaannya.

"Cupu, lo tau nggak? Ada cara biar bisa cepet sembuh tanpa harus ke UKS," ujar Dio langsung menghentikan langkah Vira yang tadinya sangat fokus berjalan.

Vira menatap Dio, menaikan sebelah alisnya dan tak menjawab.

"Lo mau tau nggak?"

Vira lagi-lagi hanya mengangguk tanpa menjawab.

"Caranya adalah..."

Tiba-tiba Dio melangkah dua kali lebih dekat dengan Vira. Lalu dirinya sedikit menunduk yang membuat Vira bingung sendiri melihat tingkah anehnya saat ini.

"Mau ngapain sih?" ujar Vira sedikit gelagapan karena jaraknya dengan Dio begitu dekat.

"Mau tau kan caranya?"

Vira menganggukan kepalanya pelan.

"Yaudah, merem."

"Kok gitu?"

"Nurut bisa kan?" tanya Dio dengan posisi yang tak berubah sedikit pun.

"Ya-yaudah."

Vira perlahan menutup matanya, ia menahan nafas ketika Dio kembali melangkah hingga membuat sepatu yang digunakannya sudah beradu dengan sepatu milik Dio.

"Dio mau apa sih?" tanya Vira dengan mata masih memejam.

"Diem!" suruhnya masih menatap Vira.

Dio tersenyum tipis lalu dengan santainya ia mencium jidat Vira yang tertutup poni tipis itu.

Deg!

Tubuh Vira kaku seketika, ia membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali. Jidatnya yang kena cium tapi seluruh tubuhnya yang tak bisa bergerak.

Dirinya langsung menengok kanan kiri, takutnya ada yang melihat adegan barusan. Memang menyebalkan sekali cowok ini, mencium jidat di waktu yang memang sangat tidak tepat.

"Kenapa? Takut ada yang liat?" tanya Dio mengikuti tatapan Vira yang kini sedang melihat sekelilingnya.

"Iyalah, lagian kamu tuh ngapain sih? Inikan sekolah, kalo ada yang liat gimana?!" tanyanya begitu kesal, cowok ini benar-benar suka sekali membuat onar.

"Gapapa dong malah bagus," jawab Dio begitu antusias.

"Bagus apanya coba? Nggak tau tempat!"

"Emang kalo mau nyium jidat harus di mana? Hotel? Apartement? Yang ada gue khilaf kalo di sana!" jelasnya kembali membuat Vira membulatkan matanya.

"Ishh nyebelin banget sih! Dasar mesum!" Dengan kesal Vira memukul lengan kokoh Dio dengan kepalan tangannya yang mungil itu.

"Awww—" ringis Dio yang pastinya hanya sebuah ekspresi. Lagian mana mungkin pukulannya bisa membuat lengannya sakit.

"Lebay!"

Dio terkekeh, dirinya masih membayangkan wajah imut Vira yang terkejut ketika bibirnya mendarat di jidat yang sedikit tertutup poni tipis itu.

"Harusnya lo itu bangga tau,"

"Kenapa?" tanya Vira bingung.

"Karena dicium sama cowok tampan kayak gue!" jawabnya yang benar-benar percaya diri.

"Hueeeek!" Vira menjulurkan lidahnya seolah ingin muntah dengan kata-kata cowok itu.

"Daripada ngasih ciuman, lebih baik ngasih kepastian!" sindir Vira, lalu berlalu meninggalkan Dio.

***

Vira kini sedang berada di kelas, duduk berdua bersama Yasmine. Lalu tak lupa menceritakan kejadian yang dialaminya satu jam yang lalu.

"Serius? Gila banget dong!" decak Yasmine menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Iya makanya, nyebelin banget kan?" tanya Vira masih kesal. Kini jidatnya tak lagi perawan.

"Nyebelin sih, tapi pasti lo suka kan?" tanya Yasmine menaikan sebelah alisnya.

"Ihh kata siapa?"

"Kata gue barusan,"

"Enggak kok,"

"Jangan boong Vir,"

"Iya dikit,"

"Tuh kan, bener kata gue!"

"Tapi kan dikit,"

"Tapi tetep aja namanya lo suka!"

"Iya gimana lagi, Dio tuh nyebelin tapi mengesankan." jelasnya.

"Dio mengesankan karena lo emang udah sayang sama dia, Vir."

"Masa sih?"

"Iyalah!"

"Tapi inget! Kalo sayang itu jangan terlalu sayang, nanti sakitnya bakalan sakiiiiiiiit banget!" jelas Yasmine dengan ucapan yang sengaja ia panjangkan pelafalannya.

"Masa?"

"Lo liat aja sendiri, gue yang terlalu sayang sama Raya terus gue juga yang di jatuhin, sejatuh-jatuhnya sama dia!" curhatnya masih kesal dengan sang mantan.

"Iya juga sih, perasaan tuh emang ribet banget. Lebih ribet dari rumus matematika, lebih rumit dari rumus fisika dan lebih panjang dari soal bahasa indonesia."

"Sebenernya nggak terlalu ribet, rumit dan panjang kalo dua-duanya punya perasaan yang sama. Tapi, ini kan tentang perasaan yang masih beda. Jadi, bikin kisahnya itu lebih ribet, rumit dan panjang. Persis kayak cerita lo!" celoteh Yasmine begitu panjang.

"Kenapa Vira?"

"Emang iya kan?"

"Kisah cinta lo tuh ribet. Cowoknya masih plin-plan, ceweknya udah melibatkan perasaan." cibir Yasmine pada Vira yang masih diam mencoba mencerna ceramah dari sang sahabat itu.

"Tau ah pusing!"

"Pusing? Wah, hati-hati corona tuh Cupu!" ujar Candra yang tiba-tiba datang dari balik pintu.

"Sembarangan lo kalo ngomong!" timpal Yasmine langsung ngegas.

"Ngegas mulu lo kek cewek PMS," cibirnya sambil berjalan santai, dengan airpods yang terpasang di telinga kanannya.

"Daripada lo, ngomong mulu kek kurang belaian!"

"What? Kurang belaian? Gue setiap hari dibelai sama Lisa Blackpink! Dasar lo, cewek kurang kasih sayang, pantes aja di putusin Raya hahahaha!" lontar Candra seenak jidat.

"CANDRA!!! NGGAK ADA AKHLAK YA LO!"

"Aku suka body, goyang tante Yasmine" nyanyi Candra bahkan tak peduli dengan teriakan Yasmine yang kini sudah berhasil membuat semua orang yang ada di kelas tutup telinga, termasuk Vira yang ada di sampingnya.

Di saat Yasmine teriak-teriak menghina Candra, dan Vira masih menutup telinga sambil membaca jadwal kegiatan ujian. Sejurus itu datang lagi Raya dan juga Azhar yang langsung berdiri di hadapan Vira.

"Cupu, tuh si Al nyariin lo." ujar Azhar dengan menunjuk arah luar dengan dagunya.

"Kak Gaga?" ulang Vira cukup terkejut. Karena ia pikir Gaga tidak akan sekolah dengan keadaannya yang pasti belum stabil.

"Hooh, tuh udah nunggu." jawabnya lagi membuat Yasmine yang tadinya sedang beradu mulut dengan Candra langsung berhenti dan menatap kedua cowok di hadapannya saat ini.

"Nggak ada yang nyariin gue?" tanya Yasmine.

"Ada dong!" sahut Azhar begitu antusias.

"Siapa?" Yasmine menaikkan kedua alisnya berharap ada cogan yang mencarinya.

Azhar tersenyum manis, "Sang maha pencipta." jawabnya yang langsung dapat pukulan dari Yasmine.

"Aww— galak banget lu kek nenek sihir!" Azhar mengelus-ngelus lengannya yang lumayan sakit.

"Tapi bener ada yang nyariin lo," timpal Raya tiba-tiba.

Yasmine, Azhar dan Vira yang tadinya tak terfokus pada Raya sekarang malah menatap cowok itu.

"Siapa?" tanya Yasmine ragu.

"Mama gue." jawabnya yang langsung dapat dehaman dari Azhar dan juga Vira.

"Modus mulu kang galon!"

"Ciee..."

Tanpa menunggu lama Vira langsung beranjak dari bangku Yasmine untuk menemui Gaga yang memang belum sempat bertemu semenjak kejadian baku hantam antara dirinya dan juga Rega kemarin malam.

"Kak Gaga?" panggilnya sontak membuat Gaga yang tadinya melihat lapangan kini menghadap padanya.

"Kak Gaga nggak apa-apa? Kok sekolah? Harusnya Kak Gaga tuh istirahat aja di rumah, lagian itu lukanya masih sakit kan?" tanya Vira bertubi-tubi membuat Gaga menarik kedua sudut bibirnya. Baru kali ini ada gadis yang mengkhawatirkannya.

"Gue gapapa kali,"

"Serius?" tanya Vira tak begitu yakin. Karena saat ini wajah Gaga terdapat beberapa luka lebam akibat pukulan yang dilakukan Rega dan kedua temannya.

"Iya, terus lo nggak apa-apa?"

Gaga juga cukup khawatir dengan Vira, pasalnya gadis ini sempat dibawa oleh Rega dan dua teman sialannya itu.

"Nggak kok, Vira baik-baik aja." jawab Vira tersenyum, menunjukkan bahwa keadaannya memang baik-baik saja.

"Eh... Terus ini jidat lo kenapa?" tanya Gaga memegang jidat Vira yang sudah diberi plester oleh Dio.

"Oh ini... Tadi ada kecelakaan kecil."

"Beneran? Bukan gara-gara semalem kan?" tanya Gaga kembali memastikan.

"Buk—"

"Semalem?" suara bass itu tiba-tiba terdengar dengan begitu jelas di telinga Vira.

Mereka berdua menoleh ke arah belakang dan dilihatlah Dio yang entah sudah berapa lama berdiri di sana.

"Ada apa semalem?" tanya Dio.

Vira menatap Gaga sekilas, seolah meminta bantuan pada lelaki itu untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Dio.

"Cupu?" panggil Dio mengangkat kedua alisnya.

"Iya?"

"Ada apa semalem?" tanya Dio menatapnya.

Vira menggeleng ragu. Sedangkan Gaga hanya diam membisu.

"Jawab yang bener bisa nggak?" tanya Dio mulai menaikkan oktaf suaranya.

"Kemarin itu kit—"

"HEH KALIAN, KENAPA MASIH DI LUAR?!!" koar Bu Euis tiba-tiba.

"Ibu kenapa di luar?" tanya Dio membalikkan pertanyaannya.

"Ngejawab aja ya kamu!"

"Kalo nggak ngejawab ntar saya dikira sombong, Bu."

"Bodo amat Dio, saya nggak denger!" ucap Bu Euis jengah. Guru itu langsung berbalik menatap Gaga yang sedari tadi masih diam.

"Gaga, ngapain kamu di sini? Cepat masuk ke kelas!" suruhnya.

Gaga mengangguk nurut. "Iya, Bu." dirinya menyalami tangan Bu Euis lalu berlalu dari sana. Dan kini hanya ada Dio dan Vira yang masih berdiri dihadapan Bu Euis.

"Terus kalian kenapa masih di sini?"

"Ibu juga kenapa masih di sini? Nggak ngajar? Atau mau saya suruh masuk?" tanya Dio yang memang tidak ada takut-takutnya.

"Dio serius!" ucap Bu Euis mulai serius.

"Cieee... Ibu pengen di seriusin. Tapi maaf-maaf aja, saya udah punya pacar. Nah ini pacar saya, Bu." Dan dengan lantang, Dio merangkul bahu Vira di hadapan Bu Euis.

Bu Euis yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan mengelus dada. Lalu tanpa menunggu lama guru itu langsung menyimpan kedua tangan di pinggangnya.

"DIOOOOOOO!!!"

***

EHH DEMI APA AKU UPDATE WKWK

DO YOU MISS ME?

SORRY AJA NIH KALO CERITANYA MAKIN ABSURD, GARING, FEEL NYA GAK DAPET, TERUS APDETNYA LAMAAA BANGET, BAHASANYA MAKIN ANEH MAAP AJA YAH:)

SOALNYA GADA MOOD AJA GITU WKWK. TAPI NANTI KEDEPANNYA BAKALAN DI USAHAKAN BIAR SEMANGAT BUAT APDET HEHE.

JADI SEKALI LAGI MAAPIN AKU HYUNG:)

LANJUT? SPAM KOMEN POKOKNYA!
SOALNYA SUKA BANGET LIAT KALIAN KOMEN TUH JADI BERASA ADA YANG HARGAIN CERITA AKU.

JAN LUPA SHARE JUGA KE TEMEN- TEMEN KLEN, KELUARGA, TETANGGA, SODARA, MANTAN, GEBETAN, DAN PIPEL YANG ADA DI SEKELILING KLEN!

CEWEK CANTIK TUH KALO SUKA KUCING—KATA DIO

SEKIAN TERIMA GAJI😘

Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 17.7K 28
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
647K 25.2K 37
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
4.2M 319K 52
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
580K 44.9K 29
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...