"Desa ini terlihat lebih baik daripada sebelumnya." Nier tersenyum puas melihat keadaan desa Eyrlburn.
Belum seminggu ia meninggalkan Desa, dan sekarang Desa sudah mengalami peningkatan pesat. Gerbang yang dulunya hancur, sekarang sudah diganti dengan gerbang kayu yang kokoh.
Disaat berjalan ke dalam Desa, Nier juga memperhatikan kalau rumah-rumah sudah dibangun dengan baik dan lingkungannya juga terlihat lebih bersih.
"Dengan begini... kuharap mereka tidak menderita lagi..."
Benar, sekarang mereka semua bisa hidup dengan layak. Tapi tanpa Nier sadari, dirinya mulai menganggap desa Eyrlburn sebagai tanggung jawabnya sendiri.
Setelah cukup lama berjalan, Nier akhirnya melihat para penduduk desa sedang berkumpul di depan halaman rumah Gord.
'Apa yang mereka lakukan?'
Karena penasaran Nier segera berjalan menghampiri mereka, dan setelah cukup dekat tiba-tiba saja seseorang berteriak sambil menunjuk ke arah Nier.
"Tuan! Tuan telah tiba!"
Seketika pandangan semua orang langsung tertuju pada Nier.
Nier hanya tersenyum dan terus berjalan menghampiri Gord yang sudah berdiri dan menunduk ke arahnya.
"Tuan, kau kem–"
Tepat sebelum Gord menyelesaikan perkataannya, seorang gadis muda berambut cokelat meloncat ke dalam pelukan Nier.
"Kakak! Kau kembali!"
"Elyu!" Tanpa sadar tangan Nier juga memeluk gadis tersebut.
"Kakak pergi terlalu lama, Elyu sangat merindukanmu..." Elyu tidak peduli dengan tatapan semua orang dan terus memeluk Nier dengan bahagia.
"Hahaha lama apanya, ini bahkan belum seminggu." Nier membiarkan Elyu memeluknya, dan pandangannya beralih pada Gord.
"Gord, apa yang terjadi? Jika ada masalah katakan saja padaku."
"Tidak ada masalah serius, kami semua sedang berdiskusi tentang pembangunan desa."
"Ohh... ternyata begitu," Nier mengelus dagunya, "...Yah kalau begitu mari kita diskusikan dengan sedikit makanan!"
Nier segera mengeluarkan semua bahan-bahan masaknya dan mulai memasak dengan jumlah yang sangat besar.
"Horeee!"
"Hidup Tuan!"
"Tuan yang terbaik!"
Penduduk bersorak gembira dan terus memujinya.
Nier sudah tahu kalau mereka semua kelaparan, karena itulah ia membeli banyak bahan masakan sebelum pergi kesini.
"Tuan terlalu baik, kami tidak akan pernah bisa membalasnya jika Tuan sebaik ini." Gord mengatakannya dengan tulus.
Setelah memasukan semua bahan ke dalam panci, Nier ikut duduk bersama para penduduk desa.
"Jadi apa hasil diskusi kalian?" Tanpa basa-basi Nier langsung bertanya pada inti permasalahan.
"Kami berencana membangun kantor dan toilet umum."
"Kantor? Dan toilet umum?" Nier mengerutkan keningnya. Menurut apa yang ia pikirkan, masalah utama desa Eyrlburn bukanlah kantor dan toilet melainkan masalah keamanan.
Untuk apa mempunyai kantor dan toilet jika para bandit bisa dengan mudah menjarah mereka lagi.
"Kalian harus membangun pagar dan tempat pelatihan." Suara Nier tidaklah keras, namun semua orang bisa mendengarkannya dengan jelas.
"Tapi untuk apa Tuan? Bukankah para bandit sudah menghilang?" Gord bertanya dengan wajah bingung.
Seketika ekspresi Nier berubah suram.
'Naif, mereka semua terlalu naif, apa mereka terlalu lama menjadi budak hingga akhirnya memiliki kepribadian seperti ini.'
"Begini saja, apa yang akan kalian lakukan jika ada beberapa bandit yang masih hidup kembali ke desa?"
"...!"
"Tuan itu tidak benar, kan?"
Semuanya terkejut dan terdiam, mereka semua teringat kembali dengan kejadian pahit di masa lalu.
"Apa yang akan kalian lakukan jika bandit itu menculik keluarga dan merampas semua harta kalian?"
Nier terus mengingatkan kisah kelam yang ingin mereka kubur dan lupakan. Memang terdengar agak kejam, tapi Nier tidak ingin mereka semua menjadi naif seperti ini.
"Sekarang kalian mengerti?"
"......"
Para penduduk desa terdiam dan tak ada satupun yang berani mengangkat wajahnya.
"Apa jawaban kalian!?" Kali ini Nier berteriak sangat keras hingga membuat mereka semua terkejut.
"Ka-Kami mengerti!"
Sifat pengecut sudah tertanam begitu dalam pada diri mereka. Dan Nier tahu dengan jelas kalau sifat pengecut tidak bisa diubah hanya dengan sedikit bujukan dan saran.
'Mereka membutuhkan sedikit rangsangan.'
"Bagus, bagus sekali, sekarang ambil ini dan kumpulkan semua bahan untuk membuat pagar!" Nier melemparkan 100 [Iron Sword] seolah-olah itu sampah.
"Se-Sekarang Tuan?" Gord bertanya dengan gugup dan matanya tidak berani menatap langsung ke arah Nier.
"Sekarang!"
"Ba-Baik!"
Para penduduk langsung mengambil sebilah pedang dan berlarian menuju hutan.
"Mereka semua harus membiasakan diri dengan dunia yang kejam ini."
Seketika kening Nier berkerut karena teringat dirinya yang tidak bisa melawan Arie walaupun mereka berdua sama-sama seorang manusia.
"Benar, aku juga harus bertambah kuat!"
Nier menghela napas panjang lalu matanya beralih pada panci yang penuh dengan makanan.
"Sial, aku lupa memberi mereka makan."
Karena para penduduk desa telah pergi dan tidak ada yang akan memakan masakannya, Nier memasukkan semua masakan dan peralatannya ke dalam Inventory.
"Kalau dipikir-pikir, apa yang mereka makan sebelum aku datang kesini? Jangankan berburu monster, menangkap kelinci saja aku tidak yakin mereka dapat melakukannya..."
"Kami memakan buah yang tumbuh di hutan." Jawaban yang tidak diharapkan datang dari belakang Nier.
"Elyu? Kau tidak pergi?"
"Ehhhh? Kenapa aku harus pergi? Apa kakak mengusirku?" Tanpa rasa bersalah Elyu menempel ke tangan Nier.
Nier segera menggelengkan kepalanya.
"Tapi Elyu, bukankah di hutan sangat berbahaya? Banyak monster-monster berkeliaran dan kalian mengambilnya dengan tangan kosong?"
Bahkan Nier sendiri tidak yakin bisa hidup di hutan ini hanya dengan tangan kosong, apalagi mereka yang tidak memiliki pengalaman dan kemampuan bertarung.
Elyu terdiam sejenak dan wajahnya terlihat sedih.
"Kakak... Apa kakak tahu kenapa kami tinggal disini walaupun kami bisa saja lari ke Ibu kota?"
"Hmm... Apa karena bandit?"
"Bukan... Itu karena kutukan."
"......"
"Kutukan itu membuat kami tidak bisa meninggalkan hutan, dan jika kami tetap memaksa untuk meninggalkan hutan... Tiga hari kemudian kami akan mati..."
"Elyu..."
"Tapi untungnya saja kutukan itu membuat kami dijauhi monster, bahkan monster terbesar sekalipun akan lari saat melihat kami." Elyu tersenyum saat mengatakan semua itu.
"Siapa yang berani mengutuk kalian? Dan bagaimana cara menghilangkan kutukannya?" Nier tidak tinggal diam, sebisa mungkin dia harus membantu desa ini.
"Percuma kakak, kutukan ini tidak akan bisa dihilangkan." Elyu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
"Karena... yang mengutuk kami adalah nenek moyang kami sendiri..."
"......"
"Dan mereka menyampaikan wasiat untuk tetap menjaga harta warisan Eyrlburn sampai suatu saat seorang dengan kristal emas datang dan mengambilnya."
"Itu terlalu kejam! Mereka memaksa anaknya sendiri untuk menjaga harta warisan dan mengutuknya dengan kutukan mematikan, apakah itu masih dinamakan keluarga!?"
"Benar, dan tugas kami adalah melindungi harta warisan itu sampai mati." Elyu sekali lagi tersenyum sambil memeluk tangan Nier.
"Sial... Mereka semua gila..."
Nier terdiam sambil mengelus pelipisnya, ia terus memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah kutukan Elyu, namun setelah beberapa lama tak ada satupun informasi yang ia ingat berkaitan dengan kutukan.
"Apa kakak ingin melihat harta warisan Eyrlburn?" Elyu melepas pelukannya lalu berdiri.
"Apa? Bukankah kalian menjaga harta itu dengan nyawa kalian sendiri?" Nier tidak percaya dengan apa yang Elyu tawarkan.
Tapi Elyu malah tertawa dan menarik tangan Nier, "Masa bodoh dengan harta warisan, bagiku kakak lebih penting!"
____________________________________
Heiyo, Minta kritik dan saran dalam cara penulisan dong :3