Sebelum membaca ini cerita, jangan lupa Vote and Coment 😘
Maaf Banyak TYPO yg bertebaran. Tolong maklumkan😂
Happy Reading😘
Lumayan banyak mereka menyalimi tamu, sampai-sampai Amel lelah karna sudah berdiri 3 jam, Jidan yang melihat gerak gerik istrinya itu yang sangat gelisah dan capek, tiba-tiba ia menghampiri bunda dan mertuanya.
"Bunda, mama, Jidan bawa ke kamar dulu Amelnya, karna udah capek banget" ucap Jidan
"Iya, tapi kamu balik lagi ya bang, makin banyak ini tamunya" ucap bbunda faera
"Tamu Jidan dan Amel udah gk ada bun, mereka semua tamunya bunda dan mertua abang" ucap Jidan
"Iya sih, tapikan supaya mereka tau bahwa kamu udah nikah bang" ucap Bunda Fera yang lesu, karna ucapan anaknya
"Iya bun, Jidan kembali kok, yaudah Jidan bawa Amel ke kamar dulu buat istirahat" ucal Jidan, dan Bunda Fera hanya menganggukan kepalabya
Jidan berjalan kembali menuju ke Amel
"Yuk ke kamar" ucap Jidan yang mengajak Amel
"Masih banyak tamu kak, gimana mau ke kamar" ucap Amel dengan lesunya
"Udah mereka semua tamunya orangtua kita" ucap Jidan yang tersenyum
"Tapi kan sama saja" ucap Amel yang tapi berisikeras ingin di situ
"Aku udah bicara sama bunda, apa lagi kamu udah capek, yuk" ajak Jidan
Amel tidak menanggapi ucapan Jidan, ia langsung saja berjalan cepat di depan, dan mengabaikan Jidan
Cklek
Pintu kamar terbuka, Amel langsung melemparkan tubuhnya ke kasur yang sangat empuk
"Istirahatlah, aku yang keluar menyalimi tamu" ucap Jidan
Cupp
Jidan mencium kening Amel yang secara tiba-tiba, lalu Jidan cepat keluar karna kegugupannya. Meskipun sudah berapa kali mencium keningnya Amel, tapi jantung Jidan selalu berdetak lebih cepat.
Disisi lain Amel yang terkejut karna sang suami mencium keningnya, tapi rasa kagetnya itu, ia tutupi karna nanti ketahuan oleh Jidan
Anjirrr gue salting, mama jantung Amel kenapa. Batin Amel yang berteriak, dan tersenyum
"Udah ah, mending gue hapus nih makeup, dan ganti baju untuk tidur" gumam Amel yang langsung bergegas menuju meja riasnya
~~~
Sang fajar telah tersenyum dan memancarkan sinarnya saat ini. Buka matamu, jangan lewatkan keindahan pagi. Rasakan suasana di pagi yang menyegarkan. Suasana yang tenang di pagi hari akan membuat pikiran kita terisi hal-hal positif.
Begitupun dengan Jidan saat ia bangun ia melihat wanita cantik yang berada di sampingnya tidur dengan nyenyaknya, rambut berhamburan, dan itu pertama kali ia melihat wajah wanita saat tidur, yang sangat lembut.
Keindahan di pagi hari, melihat murid ku yang bangun dari tidurnya, dan sekaligus istri. Batin Jidan tersenyum
Amel membuka matanya perlahan, dan ia terkejut
"AKHHHH- hh" teriak Amel, yang membuat Jidan terkejut, langsung saja Jidan membekap mulutnya Amel
"Ihh Kak Jidan bau tau tangannya, bau ikan asin" ucap Amel yang langsung mengelap mulutnya
"Emang bau ya?, padahal tadi saya sudah buang air besar" ucap Jidan dengan jailnya
"Ihhh Kak Jidan kok jorok, ihh bau-bau, ewww" teriak Amel yang kesal
Jidan hanya tertawa yang mendengar itu, dan membuat Amel tambah kesal
"Ihh apasih" ucap Amel yang mengalihkan pandangan
"Saya ini cuma becanda, dan kamu percaya? Ada-ada saja" ucap Jidan yang sedikit demi sedikit ketawanya mengecil
"Apasih, udah ah aku mau mandi, terus cuss berangkat" ucap Amel yang langsung bergegas menuju kamar mandi, dan meninggalkan Jidan sendirian
Setelah pasangan itu selesai dengan pakaiannya, akhirnya mereka turun ke bawa untuk sarapan pagi.
Apalagi ini pertama kali Jidan sarapan dengan keluarga barunya
"Pagi mama, papa" sapa Amel di pagi hari, dan langsung mencium pipi sang mama dan papa
"Morning pengantin baru" sapa Mama Ani yang meletakkan sarapan itu di meja makan
"Mau pakai selai apa pah?" tanya Mama Ani kepada sang suami tercinta
"Selai Coklat mah" ucap Papa Pratama yang tersenyum
Lalu Mama ani mengambilkan selai coklat untuk sang suami, setelah itu Mama Ani baru lah mengambil roti buat dirinya sendiri
"Loh mama, Amel juga mau" ucap Amel yang mengerucutkan bibirnya karna sang mama tidak menyiapkannya makanan
"Kamu ambil sendiri sayang, siapkan juga buat suami mu" ucap Mama Ani
"Loh emang harus amel ya?" tanya Amel
"Iya dong sayang, kan kamu sudah di miliki oleh Jidan" ucap Papa Pratama
"Iya deh" ucap Amel dengan bibir di tekuknya
"Mau selai apa kak?" tanya Amel, yang dari tadi duduk di samping sang suami
"Selai kacang" ucap Jidan singkat dan tetap dengan wajah dinginnya
Akhirnya mereka makan dalam diam tanpa berbincang sedikitpun
~~~
Amel POV
"Kak aku turun di halte" ucap gue, karna supaya teman-teman atau guru-guru gk liat kalau gue berangkat bareng Kak Jidan.
Yap gue berangkat bareng Kak Jidan, sebenarnya sih dari rumah gue gk mau berangkat bareng Kak Jidan karena takutnya teman-teman gue atau guru-guru ngeliat gue turun di mobilnya Kak Jidan, auto di bully gue sama fansnya, cukup clara saja.
Bukannya gue takut sama clara the geng, tapi gue malas aja bermasalah di sekolah.
"Kenapa turun di halte? Kan tinggal 2 menit lagi masuk, ntar kamu telat. Gk sampai waktunya dari halte ke sekolah" ucap Kak Jidan, yang tetap pandangannya mengarah ke depan
"Gpp sih kak, takutnya ada siswa atau guru lain yang liat" ucap gue
"Gk kamu turun di sekolah" ucap Kak Jidan dengan tegasnya
Kalau kaya gini, ikutin aja deh apa yang dia bilang. Batin gue
Akhirnya mobilnya Kak Jidan memasuki perkarangan sekolah, dan memakirkan mobilnya. Banyak sekali siswi yang berteriak histeris saat mobilnya Kak Jidan memasuki area sekolah
"Pak Jidan"
"Anjirrr dari luar aja keliatan ganteng"
"Masih pagi woy, udah liat cogant aja"
Begitulah kira-kira yang gue dengar di telinga gue
Saat Kak Jidan keluar dari mobilnya, dan berjalan ke arah gue, ternyata dia mau bukain gue pintu mobil itu yang bikin gue kaget. Gue tetap diam melamun apa yang Kak Jidan lakukan ke gue.
"Buruan keluar, sebelum bell bunyi" ucap Kak Jidan
"Iya-iya" ucap gue singkat
Saat gue keluar dari mobilnya Kak Jidan, gue dengar siswa/i bicarain gue
"Kok Pak Jidan sama Amel ya?"
"Kok kepsek mau ya, sama cewek kaya dia"
"Gue juga mau dong numpang di mobilnya Pak Jidan"
"Cocok banget Amel dan Pak Jidan"
"Ya allah Pak jidan bibirnya sexy banget"
"Amel cantik banget"
Begitulah kira-kira yang gue dengar, malas banget sih buat dengarin, tapi telinga gue sangat kepo, mau gimana dong
"Pagi Pak Jidan" sapa Pak Bayu selaku wakasek gue
"Pagi Pak Bayu" ucap Kak Jidan, dengan wajah datarnya
Kak Jidan kalau senyum mungkin di bayar, makanya pelit banget buat tersenyum. Batin gue yang menggerutu
"Permisi Pak saya ke kelas dulu" ucap gue yang menyalimi Kak Jidan dan Pak Bayu
Btw gue kalau di rumah panggilnya Kak Jidan, tapi kalau di sekolah panggil Pak, profesional
Gue berlalu ke kelas yang gue sukai, kelas penuh keberisikan, kemalasan, dan kekompakan.
"Hallo guysss" sapa gue yang melambaikan tangan saat masuk kelas
"Pagi penga-" ucap Vira, yang langsung gue bekap mulutnya, ada-ada saja kalau ada yang tau gimana
"Lo berisik banget sih, nyesel gue undang lo" ucap gue sinis
"Sorry kali Mel, keceplosan" ucap Vira, untung sahabat
"Tau nih Vira" ucap Cila
Tring...Tring...Tring
Tak lama bell sekolah berbunyi, banyak siswa/i SKW yang langsung masuk ke kelasnya
~~~
Author POV
Saat ini jidan berada diruangannya yaitu ruangan kepala sekolah, yang dimana ruangan itu pribadi
Drtt
Ponsel Jidan berbunyi yang pertanda ada yang nelfon
"Walaikumsalam"
"................"
"Ok pak, ntar saya ke sana sama istri saya"
".............."
"Baiklah pak"
Tut
Begitulah kira-kira percakapan Jidan dengan seseorang tersebut yang menelfonnya tadi
"Gue chat Amel aja, kalau nelfon takutnya terganggu saat belajar" gumam Jidan yang langsung mengetikkan sesuatu di ponselnya
Zaidan W
Saya tunggu pulang sebentar
Send
Jidan tidak menunggu balasan dari Amel,
karna ia tau bahwa Amel sedang belajar
💜💜💜
Kira² ceritanya lanjut apa gk?
Coment ya😘