I'm Fine (END)

By trynn14

57.4K 2.3K 97

Shakira Azna Mutiara gadis ceroboh, heboh, cerewet, lebay, ceria, ralat, ceria hanya untuk menutupi kesedihan... More

☆prolog☆
bab 1
bab 2
bab 3
Bab 4
Bab 5
bab 6
Bab 7
Bab 8
bab 9
Bab 10
Bab 12
Bab 13
Bab 14
bab 15
Bab 16
Cast Cewek
Bab 17
Bab 18
Cast Cowok
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30. Epilog
Info!!!
Extra Part|Anaz
Extra Part|Kirana
Sequel
I'm Fine 2 Publish!

Bab 11

1.3K 63 1
By trynn14

"Nyaman, rasa ini sungguh nyaman.
Dalam sekejap aku bersamamu, aku tak pernah mengigat waktu."

☆M. Anaz Al-farizqi☆

*******

Azna melangkah dengan senyum sumringah, tidak lupa menyapa teman seangkatan juga adik kelasnya. Yang jelas, siapapun yang melewati Azna, pasti ia sapa.

"Assalamualaikum penghuni kelas! Si cantik datang!" ungkap Azna. Ia berjalan memasuki kelas sambil koar-koar.

Semua penghuni kelas menatap Azna bingung dan kesal. Azna pun dibuat bingung dengan temannya yang tiba-tiba ... berubah.

"Salah kelas neng," seloroh cowok bernama Denis.

"Eh, kok bisa salah kelas sih," cicit Azna, ia menggaruk tengkuk yang sama sekali tak gatal.

Ia melihat Anaz yang sedang menutup mulutnya dengan tangan kanan, sepertinya menahan tawa yang hampir pecah. Sedangkan temannya yang lain sudah menertawakan kebodohan Azna.

Azna berlari keluar kelas, ia merutuki dirinya yang bisa-bisa salah kelas. Padahal sudah satu tahun lebih di sekolah ini. Setelah menutup pintu, Azna memegang dadanya yang berdebar hebat. Niatnya saat jam istirahat tiba nanti, Azna mau caper sama calon suami. Ehh, baru juga niat udah kena karma, malah malu-maluin diri sendiri.

"Ish, hancur deh reputasiku di depan calon suami. Bisa-bisanya kaki gue jalan ke kelas calon suami," rutuknya.

"Ngapain lo disini? nggak masuk?" tanya Zaki yang sudah berdiri di samping Azna. Azna berjingkrak kaget.

"Hah, nggak kok. Itu tadi cuma mau buka pintu eh ... e-elo dateng," gurau Azna.

"Masa sih, terus siapa yang lo maksud calon suami?" Zaki memandang Azna dengan tatapan mengintimidasi.

"Ah, calon suami. Itu ... hehehe, ya ... calon suami." Azna melangkah pergi meninggalkan Zaki yang masih berdiri tegak, ia mencoba mencerna pernyataan Azna yang sangat misterius-menurutnya-.

"Dijodohin maksudnya?" tanya Zaki, yang lebih tepat untuk dirinya sendiri.

*********

Azna duduk di sembarang tempat setelah menaruh tas gendong di bangku. Ia melirik teman di sebelahnya lalu mengulum senyum.

"Pagi Azura," sapa Azna.

Azura melirik sebelah bangku yang tak kosong seperti sebelumnya, kemudian kembali fokus ke arah tulisan yang berjejer rapi di kertas folionya. "Juga," balas Azura.

Azna menampilkan deretan gigi yang tersusun rapi, ia tersenyum dengan kelewatan.

"Apa?!" tanya Azura sarkatis.

"Nggak, cuma mau ngusilin," jawab Azna yang malah mendapat tabokan pada lengan tangan kanannya.

"Pergi lo!" teriak Azura.

Azna tertawa, ia berlari sambil melambaikan tangannya, tak lupa ia menjulurkan lidah sebagai ejekan.

"Azna pe'a!" seloroh Azura.

"Tapi Azna nggak peduli," kata Azna.

*******

Hening, kelas yang semula ramai kini hening, damai sekali rasanya jika guru melihat suasana kelas seperti ini. Sampai-sampai murid yang berlalu lalang mengira tidak ada penghuni di kelas XI MIPA 3. Iya, kelas Azna akan ulangan dadakan. Pastinya para murid khusyuk dalam belajar agar mendapat nilai paling baik diantara yang lain. Ulangan diadakan 1 jam lagi, tapi semua murid sudah membolak-balik buku menghafal rumus juga teori. Berbeda dengan Azna yang masih duduk memainkan handphone-Nya.

Malas membuka handphone yang hanya BBM-alias bolak-balik menu- Azna memilih mengusili teman sebangkunya yang masih semedi dengan buku-buku.

"Sya ...," cicitnya. Ia mencolek lengan Syakila yang ada di sampingnya.

"Apa Na," jawab Syakila, malas sekali meladeni Azna saat seperti ini. Ujung-ujungnya juga Syakila yang kena usil.

"Ayo dong main, keluar kelas kek," ungkap Azna. Ia bosan, di kelas banyak sekali temannya tapi ia seperti seorang diri.

"Na, gue itu nggak pinter kaya lo. Lo enak, belajar cuma bolak-balik buku dalam waktu 5 menit aja langsung hafal. Lah ... gue ...," cerocos Syakila, ia sebal. Sangat sebal, temannya yang satu ini tidak bisa diajak kompromi, sudah tau ia tidak pintar,  tapi malah mengajaknya bermain. Gimana kalo nilai Syakila menurun?

"Aelah, lo aja kalo ulangan suka kolling-kolling gue," kata Azna, ia memang anak yang namanya sering dipanggil saat ulangan seperti ini.

"Kan lo baik Na," jawab Syakila sambil mengulum senyuman termanisnya.

"Ekhm, Na. bang Zaki nanti sumbangin jawaban yah?" pinta Zaki yang entah sejak kapan sudah ikut duduk di depan bangku Azna.

"Ck, bang? Hahaha, lucu deh," ungkap Azna. Zaki cemberut, merasa usahanya tidak membuahkan hasil.

"Azna, lo'kan baik, cantik lagi. Gue nyontek yah. Plis, gue dari tadi belajar nggak bisa-bisa," ungkap Azura yang ikut serta dalam kelompok yang Zaki buat.

"Gue juga Na, lo minggu kemarin sakit juga gue yang nolongin." Sambung Eshan.

"Dasar otak pada kelewatan pinternya. Jadi gini nih, belajar sampe otak berasap juga nggak ada yang masuk," seloroh Azna yang mendapat tatapan tajam dari penjuru kelas.

"Apa? Ya udah ... nggak jadi sumbangin jawaban," kata Azna yang meluluhkan mata tajam para temannya.

*******

Ulangan berjalan lancar, sesuai janji Azna yang akan memberi jawaban kepada temannya, hanya beberapa nomer.  sampai Azna dipanggil guru mengajar untuk mengumpulkan lembar jawabannya, lalu Azna disuruh keluar kelas, mengusir secara halus.

Berakhirlah Azna sendirian di luar kelas, ia clingukkan mencari orang yang mengasihaninya.

"Ngapain diluar? tugasnya nggak dikerjain ya?" tanya seseorang yang berdiri disebelah Azna.

"Enak aja! Azna pinter ya!" teriaknya seraya berdiri. Ia tak terima dengan pernyataan cowok tersebut.

Anaz kaget, ia mengelus dada mendengar teriakan Azna. "Nggak usah teriak kali," katanya.

"Hehe, iya maaf. Khilaf nih, kan gue diluar karena ulangan udah selesai bukan belum ngerjain tugas. Lagian Anaz aneh, ngapain ngerjain tugas, mending ngerjain orang," ungkap Azna, ia menekan beberapa kata dalam kalimatnya.

"sendirian?" tanya Anaz sekedar basa-basi. Ia tak menggubris ucapan Azna barusan, malah ia memberinya pertanyaan lagi, yang dengan jelas dirinya mengetahui jawaban Azna pastinya.

Azna mengangguk. "Anaz nggak usah tanya deh mendingan. Ngapain tanya kalo Anaz udah tau jawabannya," katanya.

Anaz mengusap leher bagian belakangnya seraya tersenyum canggung.

"Gue temenin ya," kata Anaz yang langsung duduk di samping Azna tanpa meminta persetujuan dari sang empunya.

"Anaz ngapain di luar?" Kini giliran Azna yang memberi pertanyaan kepada Anaz. Ia kembali duduk.

"Hmm, lagi free class. Kenapa?" Anaz menengok ke samping. Ia menatap Azna yang juga sama-sedang menatapnya-.

"Gak papa, pantes dari tadi bersisik. Eh, berbisik, bukan! maksudnya berisik! huh, ngomong gitu aja susah amat," ucap Azna. Anaz terkekeh geli dibuatnya, ia menatap Azna yang sedang berceloteh tak jelas, tawa Anaz hampir meledak.

"Ternyata gini efek deket sama calon suami," cicit Azna.

"Ha, apa?" tanya Anaz memastikan. Ia yakin pendengaranya masih baik nan bagus. Namun, ucapan Azna dengan volume lirih membuat pendengarannya berkurang.

"au ah," kata Azna yang kemudian mengalihkan pandangan ke arah kelasnya.

Pintu kelasnya masih tertutup rapat, ia berharap satu saja orang keluar dari kelas. Satu saja untuk menemani Azna yang sedang dalam keadaan ... awakadaw.

"Liatin apa? Menarik banget ya pintunya?" tanya Anaz yang merasa diacuhkan.

Entah, baru kali ini Anaz merasa nyaman dekat dengan seorang perempuan sebayanya. Padahal ia dekat dengan wanita hanya ibu, nenek, dan juga adik perempuannya yang masih SMP.
banyak perempuan di dekat Anaz, tapi bukan Anaz yang mengejarnya. Malah justru sebaliknya, perempuan diluar sanalah yang mengejar Anaz.

"ya elah, nggak kali. Lagian menarik apanya? Pintu kek gitu doang," jawab Azna mantap.

"Terus ... kenapa pintu yang ditatap dari tadi?" tanya Anaz gemas.

"Terus ... aku harus natap kamu gitu? Hahaha, Anaz masa sama pintu aja cemburu. Iss, nggak banget deh," kelakar Azna yang membuat Anaz ikut tertawa. Jelas-jelas Azna menertawakan kecemburuannya, kenapa dia malah ikut tertawa.

********

Jaza kumullah khairan💙

Fiks, manis banget Anaz dipart ini😂😉😊.
Kira-kira kedepannya Anaz bakal jadian sama Azna nggak?
Kira-kira mereka tambah deket nggak?

See you next time👋
cie ... nungguin ya?
Maaf ya, up ceritanya lama.

hargai kehaluan author😂
tinggalkan jejak

Continue Reading

You'll Also Like

2.4K 1.6K 6
GEVAN seorang laki-laki yang pinter maen bola basket, dia selalu mendapatkan peringkat ke1 yang banyak disukai oleh siswa SMA ARTHA BUANA. Dia mencin...
2.4M 446K 32
was #1 in paranormal [part 5-end privated] ❝school and nct all unit, how mark lee manages his time? gampang, kamu cuma belum tau rahasianya.❞▫not an...
858K 6.1K 10
SEBELUM MEMBACA CERITA INI FOLLOW DULU KARENA SEBAGIAN CHAPTER AKAN DI PRIVATE :) Alana tidak menyangka kalau kehidupan di kampusnya akan menjadi sem...