Me And My Guardian

By Kurbiis

1.5M 121K 4.2K

[REVISI BESAR-BESARAN] WARNING⚠️ HARAP BERSABAR MENUNGGU UPDATE! •••• Terresia Kyline. Penyihir cantik dan c... More

Prolog
🌸Cast🌸
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.

23.

20.1K 1.9K 17
By Kurbiis


Aistan paling tidak suka berbasa-basi dengan seseorang, apalagi dengan musuhnya.

Di dalam kamus Aistan hanya ada dua kata untuk musuhnya.

Bunuh dan selesai.

Kejam? memang. Tapi itulah Aistan, ia tidak mungkin menjadi Raja jika tidak ditakuti oleh kaum yang bahkan kekuatannya tidak bisa dianggap main-main.

Benar yang dikatakan Meira. 'Aistan tidak tersentuh.'

Aistan ingin bertemu dengan makhluk itu jika ia ingin ditemui, ia memiliki keistimewaan yang ditakuti oleh seluruh rakyatnya. Bukan Aistan namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Sudah merasa hebat ingin melawanku Xentar?" Suaranya sangat rendah, tapi mengandung unsur yang mematikan.

Xentar membeku melihat sesosok yang sedang memeluk seseorang yang ingin dibunuhnya.

Terkejut? Tentu saja.

Seseorang di hadapannya bukan tandingannya. Xentar sadar diri tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan sesosok di hadapannya. Ibarat seekor singa si Raja hutan dengan seekor kelinci yang bisa dimusnahkan kapan saja hanya dalam sekejap.

"Maafkan kelancangan hamba, your majesty." Lelaki yang bernama Xentar itu berlutut di hadapan Aistan.

Aistan tidak menjawab sapaan Xentar. Pandangan Aistan sangat datar menatap seseorang yang sedang berlutut di hadapannya. "Bangun, kau tampak sangat menyedihkan setelah pergi dari Kerajaanku."

Xentar bediri lalu menunduk, ia tersenyum kecut mendapat hinaan dari seseorang yang menurutnya sangat tinggi dan tidak bisa ia jangkau.

"Setelah berpisah dari saudaramu, kau lebih memilih setia dengan Kerajaan yang bahkan tidak ada setengahnya dari Kerajaanku?"

Perkataan dari seorang Aistan membuat dirinya merasa ciut. "Hamba mempunyai hutang budi di Kerajaan itu, Mylord."

"Kau memanggil ku Mylord. Apa kau sedang mencoba menghinaku Xentar?"

Xentar menunduk dalam, ia baru sadar sudah menyerahkan kesetiaannya kepada Kerajaan Napela, itu tandanya Aistan bukan Rajanya lagi dan itu merupakaan penghinaan bagi Aistan.

Aistan tidak suka jika seseorang memanggil dirinya dengan panggilan kesayangan rakyatnya, jika ia bukan bagian dari Kerajaan Aistan.

"Bukan maksud ham-"

"Kembali ke saudaramu, maka aku akan memaafkanmu kali ini. Jika kau menolak, kau menghinaku untuk kedua kalinya, kau tau artinya itu?" Aistan menatap pria di hadapannya masih dengan pandangan datarnya, menunggu Xentar mengiyakan ajakan nya.

"Hamba tidak berani membantah perintah anda, your majesty." Xentar tersenyum kecut setelah mengatakan itu.

See? Bukan Aistan namanya jika tidak bisa mendapatkan apa yang ia mau. Bahkan tangan kanan Raja dari Kerajaan Napela langsung tunduk di bawahnya.

"Dolos."

Tidak berselang tiga detik Aistan memanggil nama itu, muncul seseorang di hadapannya dengan berlutut. "Hormat hamba, Mylord."

Aistan mengangguk singkat, lalu menoleh ke arah Kyline dan tersenyum miring.

Kyline membeku mencium aura yang sama persis dengan dirinya. Ia tidak menyangka akan menemui sesama kaumnya selain Ayah-nya dan sepupunya.

Tapi tunggu...ia merasa ada yang ganjil. Lelaki itu berlutut di hadapan Aistan?

BERLUTUT?!

Kyline membulatkan matanya lalu menatap Aistan yang sedang tersenyum miring ke arahnya.

Sebenarnya Dolos juga cukup terkejut melihat Rajanya sedang memeluk seorang wanita yang auranya bisa ia tebak dengan mudah sama seperti dirinya.

Dolos sedang sibuk dengan pikirannya, ada hubungan apa Rajanya dengan wanita ini? Lalu siapa wanita ini? Kenapa ia tidak pernah mencium auranya di Benua ini?

"Dolos kau tidak penasaran dengan seseorang di sampingmu?"

Dolos tersentak mendengar ucapan Aistan, secara cepat ia menoleh ke samping. "Xentar." panggil Dolos dengan lirih.

"Ah kurang baik apa aku? Mempertemukan kembali sepasang saudara yang sudah terpisah selama puluhan tahun."

Xentar dan Dolos menundukan kepalanya mendengar ucapan sarkas Aistan.

"Selesaikan permasalahan kalian, jangan membuatku kecewa!"

Setelah mengucapkan itu Aistan menutup mata Kyline, lalu mereka berpindah ke sebuah tepi danau yang dihiasi air terjun di tengahnya dengan sangat indah, airnya sangat jernih, wangi dari berbagai macam bunga menyentak indra penciuman Kyline.

Kyline mulai membuka matanya ketika di rasa sudah tidak ada tangan Aistan lagi di wajahnya. Ia mengerjapkan matanya, lalu matanya menyapu pemandangan di depannya, seketika ia tercengang.

Ini indah sekali!

Kupu-kupu berterbangan mengelilingi dirinya, suara serangga-serangga terdengar indah di kupingnya.

"Indah kan? tapi lebih indah wanita yang lagi berdiri di depanku."

Sebuah suara muncul dari belakang Kyline, membuat dirinya tersentak.

Kyline membalikan badannya menghadap Aistan yang sedang tersenyum tipis.

"Ais-"

"Iya tau, pasti banyak pertanyaan di otak kecil ini." Aistan menunjuk jidat Kyline dengan telunjuknya.

Kyline mendegus, baru saja lelaki ini bersikap manis sekarang sudah menyebalkan lagi.

"Aku akan kasih tau apapun yang kamu mau tau, tapi nggak gratis." Aistan bersedekap dada memandang Kyline.

"Kalo ternyata kamu nggak tau jawaban yang mau aku tanyain gimana?" Kyline ikut bersedekap dada memandang Aistan.

Aistan terkekeh pelan. "Apa yang seorang Aistan gatau?" Aistan menaikan sebelah alisnya menantang Kyline.

Kyline mendegus keras mendengar perkataannya itu, tidak urung ia membenarkan ucapan Aistan. Karena tadi dirinya sudah melihat sendiri sedikit kekuasaan yang menguar dari pria di hadapannya.

Aistan terkekeh melihat ekspresi Kyline yang sangat lucu. "Gimana kalo kita buat perjanjian?"

Kyline menaikan sebelah alisnya menunggu Aistan melanjutkan ucapannya.

Aistan terkekeh lagi, hanya Kyline yang berani seperti ini kepadanya.

"Aku akan kasih tau apa yang mau kamu tau, tapi.."

"Apa?!" Kyline berkata dengan nada jengkelnya karena Aistan menggantung kan ucapannya.

Aistan tertawa pelan melihat raut wajah Kyline yang tidak sabaran. "Kalo aku bisa jawab dua pertanyaan kamu. Berarti aku berhak minta satu permintaan juga ke kamu, gimana?"

Kyline menimbang-nimbang, sebenarnya tidak begitu rugi dua banding satu, apalagi ia sangat penasaran tentang Kerajaan Napela saat ini dan juga Kerajaan Aistan.

"Permintaan kamu pasti bakal aneh-aneh." Kyline menatap tajam ke arah Aistan.

"Ahh itu si tergantung...banyak yang udah berubah, pernah denger kata-kata itu?"

Kyline tercengang, tidak menyangka perkataan Elpis akan diulangi oleh Aistan.

"Sejak kapan kamu mengetahui masa laluku?" Kyline menatap lelaki di hadapannya dengan geram.

"Semenjak dari dunia manusia, mungkin?" Aistan mengerutkan keningnya lalu menopang tangannya di dagu seperti sedang berfikir.

"Kau lancang!" Kyline geram dengan lelaki di depannya.

Tidak peduli dia siapa, karena yang lelaki itu lihat merupakan privasinya, apalagi tanpa seijin nya.

Kyline belum begitu mengenal Aistan, ia tidak terlalu percaya dengan omongan manis Aistan, bisa saja Aistan berkata seperti itu kepada semua perempuan yang dia temui kan?

"Aku jamin kamu nggak akan nyesel, aku tau tujuan kamu apa. Kita sama-sama untung, gimana?" Aistan tersenyum miring menunggu jawaban Kyline.

Kyline mendengus mendengar perkataan Aistan, jika Aistan meminta yang aneh-aneh gimana?

"Aku ngga akan minta aneh-aneh, tenang aja." Aistan berkata dengan sungguh-sungguh sembari menatap manik Kyline yang sangat indah.

Kyline mendelik ke arah Aistan, lagi-lagi dia tau apa yang sedang dipikirkan nya.

Kyline punya kelima Guardiannya, tapi ia tidak mau selalu tergantung pada mereka. Kyline ingin menyelesaikan permasalahan nya sendiri.

"Jaminannya apa?" Kyline menatap Aistan dengan intens.

Aistan mengeluarkan sebuah benda dari tangan nya, sontak Kyline membulatkan matanya.

"Kamu?! Gimana bisa ada di kamu?"

Gimana Kyline tidak terkejut, benda yang ingin ia ambil di academy bersama Guardiannya berada di tangan lelaki ini.

"Ngga ada yang gamungkin bagi seorang Aistan." Aistan tersenyum miring menatap Kyline.

Aistan tau benda itu sangat berarti bagi Kyline. Karena benda itu menyangkut Ibundanya yang sudah tiada.

"Gimana?" Aistan memandangi Kyline, Menunggu jawabannya.

Kyline menimbang-nimbang dengan kerutan di keningnya yang sangat ketara jika sedang berfikir.

Tidak salahnya mencoba bukan?

Kyline menganggukan kepalanya. "Tapi dengan syarat, ngga boleh minta yang aneh-aneh!" Kyline menatap tajam ke arah Aistan.

Aistan tersenyum puas lalu melangkah mendekat ke arah Kyline. "Selamat datang di dunia Aistan, Terresia Kyline." Aistan mengusap pipi Kyline dengan jemarinya.

Kalian perlu tau. Senyum, tatapan, perilaku Aistan itu berbahaya. Kyline yang membuktikan nya sendiri, seperti sekarang.

••••

HAPPY EID MUBARAK🙏🏻

Ayo kawan yang budiman Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa, biar author slalu inget buat lanjutin ceritanya🤞🏻

Continue Reading

You'll Also Like

1M 86.2K 48
Sang Tiran tampan dikhianati oleh Pujaan hatinya sendiri. Dia dibunuh oleh suami dari kekasihnya secara tak terduga. Sementara itu di sisi lain, dal...
20.9K 2.7K 13
Ini kisah tentang Asterla, putri kesayangan Keluarga Elvander yang terpaksa berpura-pura menjadi pria. Lantaran suatu masalah, Asterla kecil harus be...
246K 28.5K 64
"Kehidupan ini hanya ku berikan untuk mu" Mahaz menganggap kelahiran kembalinya hanya untuk peri kecilnya. Mahaz seorang putra mahkota dari klan vam...
691K 71.7K 47
[TERSEDIA DI SHOPEE DALAM BENTUK NOVEL CETAK, langsung ketik Momentous Wordlab di pencarian terus buka akun shoppenya dan cari judul cerita ini💕] Ma...