πΏπ‘œπ“‹π‘’ πΌπ“ˆ √

By cherrittae

105K 11.2K 694

jadi cinta itu ........? More

Perkenalan Tokoh
-01-
-02-
-03-
-04-
-05-
-06-
-07-
-08-
-09-
-10-
-11-
-12-
-13-
-14-
-15-
-16-
-17-
-18-
-19-
-20-
-21-
-22-
-23-
-24-
-25-
-27-
-epilog-
ending song

-26-

2.8K 335 18
By cherrittae

Hanya tangisan samar dari Ryujin yang terdengar di ruangan tersebut. Sudah dua belas jam lebih, tapi Chaeryeong masih tidak membuka kedua matanya. Padahal dokter bilang kalau Chaeryeong sudah melewati masa kritis dan tinggal menunggunya siuman. Tapi sampai sekarang gadis itu belum menunjukan tanda-tanda kesadaran pada mereka.

Bukan hanya ada sahabat-sahabat Chaeryeong saja disana, tapi ada kakak laki-laki dan ayah tercintanya yang menunggu disini. Ramai orang memang, tapi entah mengapa terasa begitu sepi dan tenang.

"Sana, kenapa Chaeryeong belum juga siuman sampai sekarang?" kakak laki-laki Chaeryeong yang bernama Hoseok itu bertanya pada Sana, salah satu dokter jaga di rumah sakit ini sekaligus kekasihnya.

Sana menggelengkan kepalanya pelan, kemudian memandang Chaeryeong yang masih terbaring lemah di atas ranjangnya. "Kamu doain aja. Mungkin sebentar lagi."

"Sana, kamu boleh kembali kerja. Disini banyak orang yang menunggu Chaeryeong. Pasti ada pasien yang menunggu kamu juga kan?" tuan Jung atau ayah dari Chaeryeong dan Hoseok akhirnya bersuara, setelah sejak tadi hanya terdiam memandangi putri kesayangannya itu.

Menghela napas panjang, Sana pun menganggukan kepalanya. "Iya om. Kalau gitu saya permisi."

Semua yang ada disana menganggukan kepala mereka kepada Sana yang pamit keluar dari ruangan tersebut.

Tuan Jung kemudian menatap sahabat-sahabat Chaeryeong satu per satu. "Sudah mau siang, kalian semua boleh pulang. Sudah semalaman kalian nunggu Chaeryeong disini, kalian juga harus kuliah kan?"

Ryujin menggelengkan kepalanya kuat. "Ngga om, aku pengen nunggu Chaeryeong disini sampe dia siuman. Boleh ya om?"

"Ryujin, kamu keliatan cape banget. Nanti malah kamu yang sakit lagi." tambah Hoseok. Pria itu bahkan sampai merasa khawatir karena Ryujin terus menangisi Chaeryeong tanpa henti. Ia tau, itu cukup menguras tenaga gadis itu.

Tidak ada yang sadar, sejak semalaman pula Beomgyu terus memerhatikan Ryujin dalam diam. Ia tidak berani mendekat atau sekedar mengajak gadis itu berbicara karena Lia, Yuna dan Yeji berada di sekitarnya. Otaknya seolah terbagi dua, mengkhawatirkan keadaan Chaeryeong dan memikirkan sesuatu yang terus mengganjal di hatinya; apakah benar orang itu adalah Ryujin?

"Iya, Jin. Muka lo udah keliatan lelah banget. Ayo gue anter pulang!" entah siapa yang menyuruhnya, tiba-tiba saja mulutnya mengatakan hal tersebut.

Semuanya kini menoleh kearah Beomgyu. Namun tanpa di duga, ayah serta kakak laki-laki Chaeryeong setuju dengannya.

"Bener, kamu pulang sama Beomgyu ya, Ryujin? Om ngga mau karena nungguin Chaeryeong semalaman, kalian malah jadi sakit. Nanti kalau Chaeryeong udah siuman, om pasti kabarin." ucap tuan Jung.

"Ya udah, kalian semua pulang dulu aja. Istirahat! Kalian kan dateng kesini lebih dulu dari kita." lanjut Hoseok yang memang datang sedikit terlambat karena mereka datang dari luar kota.

Tapi seseorang di antara mereka tiba-tiba menangkap pergerakan kecil dari jemari pucat milik Chaeryeong. Taehyun bergerak mendekat dengan detak jantungnya yang perlahan meningkat.

"Chaeryeong? Chaeryeong bergerak!"

Semua serempak mengarahkan pandangan mereka pada Taehyun, lalu kemudian mengalihkannya pada Chaeryeong. Ternyata benar, jari-jari Chaeryeong perlahan bergerak.

"Chaeryeong, sayang?" tuan Jung mendekat dan mencodongkan tubuhnya seraya mengelus lembut pipi putrinya tersebut.

"Chaeryeong, ini kakak sama ayah," Hoseok pun melakukan hal yang sama seperti apa yang di lakukan oleh sang ayah. Bagi Hoseok dan sang ayah, Chaeryeong adalah satu-satunya harta yang harus mereka jaga sekarang. Gadis imut dan ceria yang selalu membuat rumah mereka berisik itu, kini berada di tempat ini dalam keadaan lemah. Sungguh, mereka tidak tega melihatnya.

Taehyun menghela napasnya panjang. Menundukan kepalanya dalam untuk menenangkan hatinya. Ia tidak menyangka kalau Chaeryeong adalah gadis yang seperti itu. Kuat, tegar, dan sabar menghadapi kenyataan yang pahit ini. Bahkan ia tidak percaya kalau Chaeryeong selama ini menanggungnya sendiri, tidak membiarkan seorang pun tau tentang penderitaannya termasuk ayah dan kakaknya sendiri, hanya karena tidak mau melihat semua orang yang ia sayangi bersedih.

Ia harus menelan kenyataan dan berjuang untuk hidupnya seorang diri.

Hati Taehyun seakan tercubit melihat pemandangan keluarga di depannya ini. Ayah serta kakak Chaeryeong tampak bahagia melihat Chaeryeong siuman. Tapi entah mengapa, ia justru merasakan sedih yang begitu dalam. Dirinya yang kini tau tenyang apa yang sebenarnya terjadi pada Chaeryeong, tapi ia justru tidak bisa berbuat apa-apa.

"A—aku permisi ke ke toilet."

Belum sepenuhnya Chaeryeong membuka kedua mata, Taehyun malah bergegas keluar dari ruangan tersebut. Pemuda itu tidak tahan dengan apa yang ia lihat. Seharusnya ia senang, tapi justru malah sebaliknya.

"Tae, mau kemana lo?"

Telat, Taehyun sudah menutup pintunya. Tidak menghiraukan panggilan dari Yeonjun.

Melihat itu, kedua mata Ryujin seketika memanas dan kembali mengeluarkan cairan bening dari sana. Ia tau betul mengapa Taehyun memilih keluar dari tempat ini bahkan di saat Chaeryeong telah siuman.

°

°

°

°

Seminggu berlalu begitu cepat. Chaeryeong sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Namun bedanya, kali ini ada dua orang sahabat yang diam-diam selalu memperhatikan setiap gerak-geriknya. Tidak mau sesuatu terjadi pada Chaeryeong lagi. Oh! Yuri dan kedua kawannya pun sudah mendapat sanksi yang setimpal atas apa yang telah ia lakukan pada Chaeryeong. Berbekal cctv, pihak kampus memberi hukuman skorsing kepada tiga mahasiswi tersebut.

"Lo mau makan apa, Chaer?" tanya Yeji pada Chaeryeong yang duduk di sampingnya. Keempat sahabatnya itu kini lebih perhatian pada Chaeryeong mengenai segala hal, salah satunya adalah makanan. Bahkan selama seminggu ini Yuna selalu membawa buah-buahan yang sudah ia potong-potong dari rumah khusus untuk Chaeryeong.

"Apa aja deh, pokoknya yang pedes."

"Mau di jitak?" dengus Lia yang sudah mengepalkan tangannya kearah Chaeryeong. Sementara gadis itu hanya memamerkan cengirannya.

Kemudian Yeji beranjak dari tempatnya. "Ya udah, gue pesenin dulu ya?"

"Ayo sama gue!" tiba-tiba saja Yeonjun datang dan merangkul Yeji tanpa pamit. Alhasil pemuda itu mendapat sikutan mentah dari calon tunangannya itu dan membuat rangkulannya terlepas.

"Argh... Kenapa sih? Sakit tau. Kasar banget sama calon suami?" rajuk Yeonjun sembari memegangi perutnya yang sakit.

"Lagian maen rangkul aja!"

Tidak lama setelahnya, terlihat Beomgyu, Kai, Soobin dan Taehyun datang menghampiri meja mereka. Soobin, Kai dan Beomgyu langsung duduk bergabung bersama mereka. Tapi tidak dengan Taehyun. Pemuda itu malah berdiri di belakang Chaeryeong, kemudian membuka jaketnya lalu ia lampirkan di punggung gadis itu.

Chaeryeong mengerjapkan matanya bingung, sementara Taehyun hanya tersenyum tipis padanya.

"Apaan nih?"

"Pake. Lagi ujan nih!"

Tidak ada rasa curiga sama sekali, Chaeryeong hanya mengendikan bahunya lalu memakai jaket tersebut. Karena jujur, ia memang sedang kedinginan sekarang.

"Mau di anter pulang ngga nanti?" tanya Soobin pada Lia.

Lia menggelengkan kepalanya. "Ngga, pak Jong jemput kok."

"Oh, ya udah. Kalau gitu aku langsung ke rumah kak Rose aja ya?"

Lia mengangguk. "Iya, nanti kalau acaranya udah mau mulai, jemput aku!"

"Oh, malem ini ya acara ulang tahunnya? Kok gue bisa lupa sih?" ucap Yuna.

"Lah, kok bisa lupa sih? Berarti kamu belum nyiapin kado buat Taeyong dong?" tanya Kai pada Yuna. Sudah tidak aneh lagi dengan kekasihnya itu, lupa adalah kebiasaannya.

"Iya, mau anterin aku nyari kado, ngga?" bujuk Yuna dengan tatapan mata yang manja.

Kai tertawa renyah sambil mengacak rambut Yuna gemas. "Iya, nanti aku anterin."

Percakapan terus berlanjut di antara mereka. Tapi sejak tadi Ryujin hanya diam mendengarkan dan ikut tenggelam dalam topik pembicaraan tanpa bersuara. Sampai tidak sadar kalau sejak tadi Beomgyu diam-diam memperhatikannya.

Ryujin kini sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Beomgyu bersamanya. Detak jantungnya sudah bisa ia kendalikan meski masih merasakan getaran itu walau tak banyak. Bukan berarti perasaannya sudah hilang, hanya saja, ia sudah terbiasa dengan perasaan sepihaknya ini. Ia akan tetap menjaganya dalam hati.

Tapi siapa yang sangka, ternyata Beomgyu tengah memantapkan diri untuk melangkah maju.  Entah sejak kapan ia mulai memperhatikan Ryujin, dari dekat maupun dari jauh. Hatinya mengatakan bahwa gadis itu benar menaruh perasaan yang tulus untuknya. Semakin hari dan semakin ia perhatikan, ia pun merasakan getaran lain yang muncul dalam hatinya.

"Ryujin?"

Merasa namanya di panggil, Ryujin segera menoleh kearah Beomgyu.

"Iya?"

"Bisa ngobrol sebentar ngga?"

Kedua mata Ryujin mengerjap. Ia merasa tatapan Beomgyu padanya berbeda. Seakan-akan ada sesuatu yang penting yang ingin pemuda itu utarakan padanya. Tatapan itu begitu serius dan dalam.

Perlahan, jantungnya kembali berdetak cepat seperti biasa dirinya berhadapan dengan Beomgyu selama ini.

Jantung gue!

Continue Reading

You'll Also Like

303K 47.6K 22
[ bahasa ] Softest boy, Kim Seungmin. Was #1 in kimseungmin #1 in seungmin #1 in straykids #4 in skz. Β© 2O18, Baby.
239K 36K 65
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
911K 109K 53
Mereka tidak suka satu sama lain. Untuk sekedar menyapa pun enggan. Itzy yang muak terus dibandingkan dengan TxT dan TxT yang jengah melihat kelakuan...
169K 14.4K 40
Kumpulan anak anak (95) bobrok yang entah dari mana asal asul nya