Me And My Guardian

Oleh Kurbiis

1.5M 81.9K 1.4K

[REVISI BESAR-BESARAN] WARNING⚠️ HARAP BERSABAR MENUNGGU UPDATE! •••• Terresia Kyline. Penyihir cantik dan c... Lebih Banyak

Prolog
🌸Cast🌸
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.

21.

19.3K 1.8K 23
Oleh Kurbiis


Aistan langsung terdiam ketika tiba-tiba Kyline menatap kosong ke arah depan, seperti sedang memikirkan sesuatu.

Aistan mengerutkan dahinya, ia tidak suka melihat ekspresi Kyline yang seperti itu jika sedang bersamanya.

Aistan maju selangkah lantas merengkuh pinggang ramping itu untuk lebih mendekat ke arahnya.

Kyline tersentak lalu ia mendongak menatap Aistan yang sangat intim dengan dirinya.

Kyline mencoba melepaskan tangan Aistan yang sedang memeluk pinggangnya, tapi naas tenaga Aistan lebih kuat darinya.

"Lepas Ais." Kyline berbisik dengan pelan.

Aistan tersenyum tipis bahkan sangat tipis, ketika mendengar Kyline hanya menyebut tiga huruf dari nama depannya.

"Jika aku menolak?" Aistan menaikan sebelah alisnya menantang Kyline.

Ingin rasanya Kyline langsung menciptakan api di tangannya lalu dilemparkan ke wajah Aistan yang arogan itu, jika perlu ia langsung teleportasi ke kamarnya.

Tapi apa daya, fisik dan batinnya tidak sejalan. Bahkan tangan ia sudah meremas roknya karena bingung harus berbuat apa, tidak mungkin ia memanggil Guardiannya, yang ada Kyline akan ditertawakan karena tunduk dengan lelaki di hadapannya.

Astaga, kemana keberanianku dihadapan lelaki ini?

Kyline masih merutuki fisiknya yang tidak sejalan dengan apa yang dipikirkannya.

Aistan mengangkat dagu Kyline agar menatapnya. Tatapan yang sangat sulit dibaca dari Aistan berhasil membuat Kyline enggan mengalihkan matanya.

Banyak misteri di dalam mata itu, Kyline melihat samar aura kekuasaan yang menguar dari lelaki di di depannya ini. Aura yang belum pernah ia lihat dari siapapun. Aura yang bisa membuat seluruh wanita bertekuk lutut di hadapannya.

Aistan sengaja membiarkan Kyline melihat auranya, hanya setengah tidak lebih. Ia tau Kyline tidak bodoh untuk melewatkan kesempatan yang diberi Aistan agar bisa  menatapnya, dengan menatap sedekat ini Kyline bisa melihat lebih jauh siapa sebenarnya Aistan.

Aistan juga sengaja membiarkan Kyline melihat sedikit memorinya, untuk meredakan rasa penasaran wanita di hadapannya.

"Sudah cukup." Setelah Aistan mengatakan itu, ia menarik pinggang ramping Kyline lebih dekat.

Aistan memiringkan wajahnya lantas diciumnya bibir mungil Kyline, hanya sepuluh detik.

Manis.

Aistan tersenyum tipis setelah mencium Kyline, Aistan sebenarnya ingin lebih, tapi wanita di hadapannya harus menyesuaikan diri dulu dengan yang barusan ia lakukan. Ia tau Kyline belum pernah berciuman sebelumnya. Wanita ini bahkan jarang dipeluk oleh lawan jenisnya.

Munafik jika ia tidak tergoda dengan tubuh ramping Kyline. Harumnya, auranya, parasnya.

Bahkan makhluk atau penyihir berkekuatan tinggi manapun akan langsung menerkam Kyline jika tidak lihat ada aura mematikan yang melindunginya.

Kyline tercengang, tubuhnya berubah menjadi kaku seperti boneka manekin. Sungguh lelaki dihadapannya baru saja menciumnya.

MENCIUMNYA?!

Kyline membulatkan matanya lantas menatap Aistan dengan tajam.

"Ais—"

Kyline tidak melanjutkan ucapannya ketika melihat Aistan menyentuh pipinya dengan jarinya.

"Dari sekian banyak wanita yang selama ini muncul di hadapanku, kenapa harus kamu?"

Kyline mengerutkan keningnya, mencoba mencerna ucapan Aistan.

"Wanita yang selalu menutupi kelemahannya, wanita yang mencoba kuat tapi tidak pernah berhasil di hadapanku."

Aistan semakin merengkuh pinggang ramping Kyline. "Kamu tidak se-sempurna itu."

Aistan terdiam sejenak membiarkan Kyline mencerna semua ucapannya. Ia sudah memikirkan ini semalaman setelah kejadian di dunia manusia bersama wanita ini. Lalu yang ada di pikiran Aistan hanya ingin bersamanya lagi dan lagi.

Aistan mencoba tetap tenang, ia sudah bertekat untuk menjatuhkan hatinya kepada wanita di depannya.

"Kamu wanita pertama yang bisa meluluhkan seorang Aistan dan membuatnya berkata panjang lebar, dari semua wanita yang menemuiku, bagaimana bisa kamu membuat seorang Aistan takut kehilangan?"

Kyline tercekat, mencoba mengingatkan dirinya sendiri untuk tetap bernapas.

"Kenapa harus kamu?" Aistan memajukan wajahnya lantas berbisik pelan di telinga Kyline.

Kyline menelan ludahnya. Pasti wajahnya sudah tidak karuan ntah seperti apa sekarang ini.

Aistan merasakan aura seseorang yang sedang mendekat ke arah mereka. Ketika Kyline ingin membuka mulutnya, belum sempat sepatah katapun keluar dari bibirnya. Tiba-tiba Aistan sudah memeluknya dengan erat.

Lalu tombak es melesat dengan cepat ke arah mereka berdua. Aistan merentangkan tangan kanannya ke depan lantas muncul sebuah barier di depan mereka berdua.

DUARR!!

Muncul suara memekakan telinga ketika tombak dan barier itu berbenturan.

Beruntung Aistan sudah menciptakan pelindung kedap suara di sekitar mereka, jadi suaranya tidak akan terdengar di sepanjang koridor.

Kyline tercengang hingga tidak mampu mengeluarkan sepatah katapun karena kejadian ini sangat cepat.

Saat ini Aistan benar-benar sedang memeluknya, aroma yang sangat memabukan melingkupinya, nyaman dan hangat bercampur jadi satu seperti sedang tidur di atas awan.

Aistan menoleh ke arah lain ketika Kyline menatapnya. "Jangan membuatku marah."

Kyline mengikuti arah pandang Aistan, lantas mendapati seorang wanita tinggi semampai berjalan mendekat, sepatu hak tingginya menggema di sepanjang ujung koridor. Ada senyum menawan yang terkesan angkuh di wajahnya.

Aura yang melingkupinya tidak bisa dianggap remeh. "Senang bertemu denganmu disini, Aistan Lux Orfeus."

Mata wanita itu lalu jatuh pada salah satu tangan Aistan yang melingkari pinggang Kyline. "Bukankah terlalu terbuka untuk seorang Aistan menunjukan kemesraannya di depan umum?"

Sontak Kyline ingin melepas tangan Aistan dari pinggangnya, tapi Aistan semakin mendekap tubuh Kyline dengan erat, hingga kepala Kyline membentur dada bidang Aistan.

"Ada keperluan apa di tempat ini?"

Wanita di hadapan Aistan mengedikan bahunya. "Ini tempat umum kalo kamu mau tau."

"Calldira Maia Nara." Aistan menyebut nama itu dengan penuh penekanan. Sorot matanya berubah dingin.

Kyline baru ingat jika dulu dirinya ditatap hampir serupa dengan yang Aistan perlihatkan sekarang ini. Tapi semenjak dari dunia manusia Aistan mulai mengurangi sorot mata seperti itu. Ia baru menyadari sejak kemarin Aistan belum memperlihatkan raut dingin itu lagi di hadapannya.

"Harus kamu tau, aku tidak sedang bercanda."

Wanita bermarga Nara itu menunjukan senyum menawannya. "Aku juga tidak sedang bercanda, aku hanya tertarik...sama dia." Calldira mengalihkan pandangannya ke arah Kyline.

"Siapa dia? Jelas bukan penyihir biasa. Hingga bisa membuat seorang Aistan melindunginya."

"Bukan urusanmu." Jawaban dengan nada datar itu semakin membuat Calldira penasaran.

Calldira mencibir. "Raja yang aku kenal bukan tipe yang akan peduli dengan wanita, kecuali pada adik dan Bundanya. Apa artinya dia buat kamu?"

"Jaga batasanmu Nara!" Aistan menyorot datar wanita di hadapannya.

"Aku hanya penasaran." Elak Calldira seraya menoleh ke arah Kyline seperti sedang menilai.

Kyline geram dengan wanita angkuh di hadapannya. Lantas ia melepas tangan Aistan di pinggangnya yang mengendur.

Kyline maju selangkah balas menyorot remeh wanita itu.

Ia menaikan sebelah alisnya menantang wanita di hadapannya.

Kyline bukan wanita lemah yang harus berdiri di belakang ketiak laki-laki.

Dari kecil ia sudah terbiasa mengatasi wanita yang congkak seperti wanita di hadapannya saat ini.

••••

Ayo kawan yang budiman Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa, biar author slalu inget buat lanjutin ceritanya🤞🏻

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

93.5K 9.4K 28
Lizz adalah gadis yang bertarung di garis depan perang. Memakai senjata adalah kesehariannya, berperang adalah rutinitasnya. Lalu, apa yang terjadi k...
281K 39.7K 35
[ 𝐒𝐚𝐬𝐮𝐡𝐢𝐧𝐚 ] Hinata mendapati seluruh anggota klan-nya dibantai tepat di depan matanya. Tak ada yang tersisa selain para wanita, semuanya ter...
1M 101K 45
Bertahan dengan kehidupan yang yang ditakdirkan tersisa dua tahun saja, Chantarue selaku tokoh figuran dalam cerita mencoba melakukan segalanya untu...
3.6M 357K 95
Bercerita tentang Labelina si bocah kematian dan keluarga barunya. ************************************************* Labelina. Atau, sebut dia Lala...