Nier tidak menyangka kalau Lucia akan menyetujui omong kosongnya dan dia sedikit terheran dengan sikap Lucia, tidak biasanya dia meminta bersaing seperti ini bahkan sampai mau memasang taruhan.
"Lucia apakah telah terjadi sesuatu denganmu?" Nier mengkerutkan alisnya.
"Eh... Tidak ada yang terjadi kok, jadi bagaimana kamu setuju, kan?" Lucia menggelengkan kepalanya dan kembali menatap Nier.
"Hmm, lebih baik kita kalahkan boss ini terlebih dahulu, bukankah kita mengincar peringkat pertama dalam Hall of Fame?"
Nier sungguh tidak ingin bersaing dengan Lucia walaupun taruhannya begitu bagus dan kadang beberapa imajinasi aneh telintas dari kepalanya, tapi Nier langsung menolak dan menggelengkan kepalanya.
"Tidak! kita harus membuat tantangan itu disini!" Lucia menahan Nier dengan menutup jalan masuk ke dalam ruangan boss.
"Tapikan kita-" Sebelum Nier menyelesaikan perkataannya, dia langsung dipotong oleh Lucia.
"Kamu tidak mau?" Lucia memasang wajah sedih dan matanya yang terlihat berkaca-kaca seperti ingin menangis.
Nier terkejut, dia tidak pernah membuat seorang gadis menangis sebelumnya dan sekarang Lucia tiba tiba ingin menangis di hadapannya, itu membuatnya menjadi panik dan bingung.
"Tunggu jangan menangis, baik baik akan aku lakukan mari kita bersaing!" Nier memohon kepada Lucia, dia takut kalau Lucia tidak ingin bermain lagi dengannya kalau dia menolak ajakan ini.
"Kau janji?" Lucia menutup matanya dengan tangan sebelah kiri lalu dia mengangkat jari kelingking di tangan sebelah kanannya, dia bermaksud untuk Nier berjanji dengan apa yang telah dia ucapkan tadi.
"Iya aku berjanji." Nier mengkaitkan jari kelingkingnya dengan kelingking Lucia.
"Baik." Lucia menurunkan tangan sebelah kiri yang menutupi matanya dan seketika Nier menjadi gugup. Lucia bukannya menangis tetapi malah menyeringai menatap wajahnya.
'Ada apa dengan Lucia hari ini, dia terlihat sangat berbeda...' Nier menjadi gugup karena telah berjanji.
"Tapi Lucia, menurutku lebih baik kita tidak usah memakai taruhan jika hanya ingin bersaing..."
Nier tetap keras kepala ingin menolak ajakan Lucia, walaupun dia sudah berjanji setidaknya dia masih bisa mengurangi jumlah pengeluarannya dengan tidak melakukan taruhan.
"Kamu takut?" Lucia langsung menjawab dengan seringainya.
"...!" Nier tertegun, dia merasa dirinya sedang diremehkan oleh Lucia, sebagai lelaki mana mungkin dia membiarkan harga dirinya jatuh.
"Tentu saja aku berani, aku hanya khawatir padamu." Nier melipat kedua tangannya.
"Ohh... Apa yang kau khawatirkan?"
"Kamu tahu Lucia, semua laki laki tidak sebaik seperti apa yang kamu pikirkan. Mereka semua mempunyai insting seperti binatang buas di dalam dirinya," Nier menyeringai lalu mata jahatnya mulai menjadi liar memperhatikan setiap lekukan tubuh Lucia.
Gulp!
Nier menelan ludahnya, walaupun dia sedang bercanda saat ini tetap saja dia menjadi terkagum dengan keindahan tubuh Lucia.
Wajahnya yang cantik, Kulitnya yang putih, tapi yang paling membuatnya terkagum adalah bagian dadanya, Dada miliknya lumayan besar mungkin jika Nier memegang dada itu telapak tangannya tidak akan cukup untuk menampung seluruhnya. Itu semua baru bagian atasnya belum lagi bagian pinggulnya yang menggoda.
'Sial, aku kelepasan lagi!' Nier menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap Lucia yang kini telah menutupi dadanya.
"Kau mesum, apa yang sedang kau lihat!" Lucia berteriak lalu mengeluarkan pedang dari salibnya.
Nier terkejut dan tanpa ragu langsung melompat ke samping kanan, seperti yang diperkirakannya ribuan kelopak bunga mawar hitam terbang dengan cepat dan menghancurkan tanah tempat berdirinya tadi.
"Lucia tenanglah, aku hanya bercanda!" Nier mengangkat kedua tangannya yang menunjukan kalau dia menyerah.
Wajah Lucia memerah dengan tangan kiri yang nencoba untuk menutupi sebagian dadanya,
"...Bercanda?, kalau begitu kamu tidak akan melakukan hal seperti itu kan?"
Nier hanya membalasnya dengan senyuman kemudian dia berjalan ke arah Lucia, "Ayo kita lihat bossnya, kita sudah melewati beberapa menit hanya dengan berdebat."
Lucia yang mendengarkan perkataan Nier langsung menghela napas panjang. Sebenarnya dia sendiri tidak tahu kenapa tiba tiba bersikap seperti itu. Untuk seorang anak dari seorang konglomerat dia sudah biasa dipandang oleh ribuan hingga jutaan orang lebih, tetapi ketika dia ditatap oleh Nier hatinya langsung berdebar kencang karena rasa malu.
'Sungguh tatapan mata yang jahat.' Lucia memasukan pedangnya kembali dan berjalan berdampingan bersama Nier menuju ruangan boss.
Mereka berdua sampai pada ruangan boss, golem hitam itu masih sama seperti sebelumnya ketika mereka berdua masuk dia langsung menyerap batu batuan disekitarnya.
"Kau siap Lucia? Sepertinya pertempuran ini akan sangat berat." Nier mengeluarkan kedua pedangnya.
Ketika pertempuran sebelumnya, Boss ini telah memangkas kesehatan Nier dengan sangat cepat sehingga membuat Yue kelelahan karena terus menjaga fokus dan melemparkan skill healnya pada saat yang tepat.
Nier berlari ke arah boss dan mengeluarkan skill Dark Wave, namun Boss juga tidak mau diam, dia berlari ke arah Nier dengan kecepatan maksimum.
Boomm!
Boomm!
Suara langkah kaki yang mengerikan dan memekakan telinga terus terdengar tetapi Nier dan Lucia tetap fokus. Ketika tinggal berjarak beberapa meter dari boss, Nier mengangkat tangan kirinya kedepan.
"Lucia bersiap! Dark Prison!"
『 Anda telah menangani 1621 kerusakan pada target. 』
『 Anda telah menangani 1628 kerusakan pada target. 』
『 Anda telah menangani 1643 kerusakan pada target. 』
Kerusakan yang ditimbulkan Nier sangat sedikit jika dibandingkan kesehatan boss, itu bahkan tidak berkurang 1% pun.
Kegelapan dari Dark Prison menghilang dan ketika Nier ingin menyerang lagi boss itu tidak menangkisnya tetapi langsung meninju tubuh Nier yang terbuka.
『 Anda telah mendapatkan 612 kerusakan. 』
Tubuh Nier terpental, satu serangan dari boss golem ini langsung memangkas 50% dari kesehatannya.
"Sial, lebih baik aku membeli armor ketika dipasar tadi!" Pada kali ini akhirnya Nier menyesal karena lebih mementingkan penampilan dari pada harus memakai armor yang jelek, setidaknya jika dia memakai armor tingkat pertahanannya akan meningkat tajam dan kesehatannya akan bertambah.
Nier mengeluarkan HP potion dan menggigitnya sambil berjalan ke arah golem yang kini berlari mengejarnya.
"Sial, andai saja aku lebih cepat!" Nier berlari setelah potionnya habis, dia meminum HP potion tingkat tinggi yang langsung menyembuhkan 100% kesehatannya.
Nier kembali bertarung dengan golem itu, walaupun gerakan dan keterampilannya sangat bagus dia tetap menerima kerusakan karena kekuatan dari golem itu sangat besar.
10 potion
20 potion
40 potion
Dan sekarang hampir 50 potion tingkat tinggi telah dia gunakan hanya untuk bertarung dengan boss golem ini.
Nier mengutuk dirinya sendiri karena telah menghambur hamburkan uang begitu banyak hanya untuk potion.
Tetapi setelah beberapa menit kemudian dia menyadari ada sesuatu yang salah.
Dengan cepat Nier melihat sekitarnya lalu tubuhnya langsung bergetar kuat, apa yang dilihatnya adalah Lucia yang sedang duduk dengan santai melihat dirinya bertarung dengan golem.
"A-Apa yang kau lakukan!?" Nier berteriak dengan keras dan dia menjadi tidak fokus dengan pertahanan sehingga membuat dirinya terpental lagi.
Lalu suara yang sangat manis terdengar di telinganya,
"Apa yang kulakukan? Bukankah kamu ingin menunjukan insting binatang buas milikmu?" Lucia menggoda Nier dari sistem Voice chat party.
'Gadis ini sudah gila!' Nier merasa menyesal karena telah menggodanya.
"Baiklah sudah saatnya aku menunjukan skill milikku." Nier melihat Lucia berdiri dan berjalan ke arahnya. Nier sedikit ragu dengannya, apakah Lucia akan menyerang golem atau malah menyerang dirinya.
Lucia berjalan sambil mengeluarkan pedangnya lalu ribuan kelopak mawar hitam keluar dari salib yang berada di punggungnya, anehnya kelopak mawar itu tidak menyerang Golem atau Nier, kelopak itu langsung berkumpul di hadapan Lucia dan setelah 3 detik kelopak menyusut dan membentuk tubuh yang sangat mirip dengan Lucia.
Nier terkejut melihat itu sehingga HP potion di mulutnya langsung terjatuh dan tumpah. Kenapa? karena saat ini ada dua Lucia yang berada di pandangannya!
Lucia menyeringai ke arah Nier, "Grimshadow."