10 days before christmas ◇ ak...

נכתב על ידי Akabane_Yu

60.4K 7.4K 2K

Ketika [Fullname] terpaksa harus tinggal satu atap dengan Akabane Karma selama sepuluh hari setelah kalah tar... עוד

prolog
❆ day 1: "where do we sleep now?"
❆ day 2: "awww, is this you?"
❆ day 3: "i didn't know you're ticklish ... this is going to be fun."
❆ day 4: "too bad, i wanted to see some ghosts."
❆ day 5: "everything is okay now, i'm here, i'm here."
❆ day 6: "i cooked for us! or tried to cook ..."
❆ day 8: "you're being shy with me, aren't you ..."
❆ day 9: "i've might having feelings for you, i'd had them for a while."
❆ day 10: "i know this isn't very romantic, but ..."
mini note & special thanks

❆ day 7: "your bed could be more comfortable than me."

4.2K 557 111
נכתב על ידי Akabane_Yu

prompt by swanimagines.

--oOo--

Sudah memasuki hari ketujuh sejak [Name] tinggal bersama di kediaman Akabane Karma. Hubungan mereka terjalin lebih erat setelah insiden nonton film horor bersama.

Gadis itu juga teringat akan ulang tahun Karma yang bersamaan dengan hari natal. Paginya dipenuhi dengan hadiah apa yang akan dia berikan untuk sahabatnya.

Berkali-kali tenggelam dalam lamunan sampai-sampai Karma mengguncangkan tubuh sang gadis, mencoba mencegah dirinya agar tidak kerepotan dengan tingkah gadis itu jika saja kerasukan.

"Sepertinya hari ini kau sedang banyak pikiran, eh? Aku tidak jadi mengajakmu membeli bahan dapur," ucap Karma sambil memakai jaket tebal dan sarung tangannya.

[Name] menoleh pada laki-laki itu dengan mata membola. Ketika dirinya hendak berdiri mengekori Karma, sahabatnya tersebut malah kembali mendudukkannya di futon kotatsu.

"Kali ini kau tidak perlu ikut. Aku harus mengantarkan undangan untuk tanggal 25 nanti. Istirahat saja, oke? Jaga saja rumahku."

Gadis itu bersidekap dada ketika mendengar keputusan menyebalkan sahabatnya. Padahal yang membuat bahan-bahan di dapur laki-laki itu adalah [Name]. Namun, Karma tidak membiarkannya bertanggung jawab.

Ditambah lagi dia sebenarnya ingin membantu sahabatnya itu untuk menyebarkan undangan pesta tanggal 25 di rumah Karma nanti. Gadis itu mendengkus, rasanya dia akan menjadi pengangguran sehari penuh hari ini.

Suara pintu ditutup pelan terdengar, [Name] menghela napas panjang. Dia memutuskan untuk bermain ponsel sambil mencari hadiah yang cocok untuk Karma di toko online. Sesekali gadis itu menyesap cokelat hangat yang disiapkan Karma untuknya.

"Hoho, Sonic Ninja akan menjadi hadiah terbaik untuknya," ucap [Name] menirukan Santa Claus yang baru saja menemukan hadiah yang cocok untuk sahabatnya tersebut.

Hal berbau superhero akan membuat ulang tahun sekaligus natal Karma menjadi lebih berwarna. Oleh karena itu, [Name] segera saja memesan paket game Sonic Ninja untuk Karma sebelum benar-benar kehabisan.

Setelah itu, sang gadis kembali termenung tatkala membaca kalimat yang ada di sebuah website tentang hadiah terbaik yang dapat diberikan bagi orang yang berulang tahun.

'Berikan sesuatu yang dibuat dari tangan sendiri.'

[Name] menekuk wajahnya. Dia tidak pandai menyulam atau pun merajut untuk memberikan hadiah handmade berupa sulaman atau syal rajut pada Karma. Otak gadis itu sudah buntu rasanya hanya dengan memikirkan hal tersebut.

Iris [eyes color] terpaku pada televisi, atensinya sepenuhnya dia alihkan pada benda kotak tersebut. Mungkin saja gadis itu bisa mendapat ide dengan menonton film di televisi atau apapun itu.

Perlahan-lahan [Name] mulai terkantuk karena alur film romantis yang membuatnya bosan. Gadis itu sejenak melirik layar televisi lagi sebelum benar-benar memejamkan matanya.

Namun, terbesit ide di kepalanya tatkala melihat sebuah adegan pernyataan cinta dalam film tersebut. Seingat gadis itu, potongan adegan tersebut adalah adegan yang cukup terkenal.

Dia beranjak dari kehangatan kotatsu kemudian mengambil beberapa barang yang diperlukan untuk mereka-ulang adegan dari film Love Actually di televisi.

"Kalau aku tidak salah ingat, aku melihat kertas tebal dan spidol di gudang rumah Karma saat kita mengambil kotatsu ..." gumam [Name] dalam perjalanannya menuju gudang kediaman Akabane yang letaknya berada di dekat dapur.

Gadis itu membuka pintu gudang lalu menelusuri ruangan itu lebih dalam. [Name] mencoba mengingat-ingat di mana dirinya melihat kertas tersebut. Dia segera mengambil barang-barang yang ditemukannya kemudian keluar dari tempat itu.

"Kata-kata apa yang akan kutulis--"

[Name] menyebar peralatan di atas meja, tubuhnya dia benamkan ke dalam kotatsu. Kehangatan tersebut rasanya sudah cukup untuk membuatnya mendapat kata-kata yang pas untuk diberikan pada Karma.

Gadis itu membiarkan jemarinya menari di atas kertas dengan iringan lagu Have Yourself a Merry Little Christmas yang diputar di televisi. [Name] membiarkan kata-kata yang muncul di kepalanya tentang Karma tertuang dalam kertas.

I hate you.

Anggukan penuh rasa bangga dilakukan oleh sang gadis usai menuliskan kalimat tersebut. Dia beralih pada kertas selanjutnya, mencoba menuliskan apa yang dirasakannya ketika bersama laki-laki itu.

Sejenak dia beristirahat, mengambil sisa camilan di dalam kulkas dan memakannya. Terus begitu sampai senja menyapa. [Name] kembali membiarkan otaknya bekerja usai mengisi perut dengan makanan ringan. Dia menarikan jemarinya di atas kertas sembari berpikir. Hadiah ini lebih terasa seperti surat pengakuan dosa, pikirnya.

I love you

Tunggu. Rasanya ada yang salah.

[Name] menyumpahi dirinya sendiri tatkala salah menuliskan kata-kata di atas kertas. Dia ingin mengganti kertas tersebut, tapi jumlah kertas yang tersedia sudah hampir habis.

Gadis itu mendesah frustrasi sebelum mencoret kalimat tersebut dari kertas pengakuannya. Memangnya perasaan nyaman ketika berada di dekat Karma adalah sebuah cinta? [Name] sendiri meragukan hal tersebut.

I̶ ̶l̶o̶v̶e̶ ̶y̶o̶u̶

Setelah menuliskan beberapa kalimat lagi dan menghabiskan kertas yang tersisa, [Name] membereskan peralatannya. Menyimpan hadiah tersebut di tempat tersembunyi agar Karma tidak mengolok-oloknya karena hadiah tersebut sangat memalukan baginya.

Sekali lagi gadis itu mengecek pesanannya di toko online sebelum mandi, memperhitungkan kapan sampainya paket tersebut. Beruntungnya karena paket bisa sampai hari lusa.

Sejenak [Name] melirik jam dinding usai membasuh diri. Hari menjelang malam dan Karma masih belum kembali. Rasa bersalah menghampiri dirinya lagi. Seharusnya dia membantu sahabatnya itu menyebar undangan.

"Ah, setidaknya aku akan menyiapkan air hangat."

Sang gadis berjalan ke kamar mandi, dia menyalakan kran guna mengisi bak dengan air hangat. Jika dipikir-pikir tingkahnya sekarang seperti seorang istri yang menyiapkan air mandi untuk suaminya.

Sebentar ...

Wajah gadis itu langsung merona. Bisa-bisanya otaknya memikirkan hal semacam itu. Dia menggeleng cepat, menepis pikiran aneh itu dalam benaknya. Hati [Name] masih menyangkal bahwa dirinya memiliki perasaan lebih pada sahabatnya.

"Itu hanya rasa kagum, tidak mungkin cinta," gumam [Name] sambil mengangkat bahunya, mengabaikan perasaannya sendiri.

Sesaat setelah gadis itu mengisi bak dengan air hangat, [Name] mendengar suara pintu terbuka sekaligus langkah kaki. Sang gadis segera menyambut sahabatnya yang baru saja pulang dari aktivitasnya beratnya.

"Tadaima, [Name]-chan," ucap Karma mengulas senyum samar, semburat merah tipis tampak menghiasi wajahnya. Kentara sekali kalau laki-laki itu benar-benar lelah setelah berkeliling seharian. Atau ... karena hal lain?

"Okaeri, Karma. Biar kubawa saja. Kau lebih baik segera membersihkan tubuhmu. Aku sudah menyiapkan air hangat jika kau mau berendam."

[Name] mengambil alih tas kertas di tangan Karma yang berisi bahan-bahan dapur dan camilan lain. Ketika hendak menata barang-barang tersebut, pergelangan tangan sang gadis ditarik.

Sebuah kecupan ringan mendarat di keningnya, membuat rona merah yang semula sudah sirna dari wajah [Name] kembali mengucapkan salam.

Iris [eyes color]nya berserobok dengan mercury milik Karma, dia menatap mata sayu sahabatnya tersebut dengan pandangan kaget. Dari jarak sedekat itu, sang gadis mampu mencium bau alkohol dari pakaian Karma.

"Terima kasih. Aku tertolong. Ah, pegalnya~"

Karma melepaskan genggaman tangannya kemudian melenggangkan kaki ke kamar mandi, meninggalkan [Name] yang mematung di tempatnya. Dalam hati, gadis itu mengucap sumpah serapah untuk sang sahabat.

'Bodoh. Kalau kau bersikap begitu terus, bisa-bisa perasaan itu benar-benar ada! Tapi, bisa saja Karma tidak sadar melakukannya. Lihat! Dia sedang mabuk!'

Mencoba melupakan insiden yang baru saja terjadi, [Name] bergegas menata barang-barang dalam tas ke tempat yang seharusnya. Tak membutuhkan waktu lama, gadis itu menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Helaan napas diembuskan dari bibirnya, dia beranjak dari dapur menuju kamar. Terlalu lelah untuk kembali beraktivitas, dia ingin segera tidur.

Baru saja menyesuaikan diri dengan empuknya ranjang milik Karma, yang empunya membuka pintu. Laki-laki itu berjalan menghampirinya, membuat jantung [Name] berdetak dengan cepat.

Tunggu, tunggu. [Name], tenang. Karma tidak akan berbuat macam-macam. Kalau pun iya, tinggal hantam saja wajahnya.

"Boleh aku tidur di ranjang untuk sementara, [Name]-chan? Tubuhku bisa bertambah pegal kalau aku tidur di sofa lagi."

"W-wha--"

Belum sempat [Name] merespon pintaan sahabatnya, Karma sudah lebih dulu merebahkan tubuhnya di atas ranjang, di samping gadis itu. Rona merah di wajah [Name] menjadi semakin gila, pikiran sang gadis juga mulai ke mana-mana.

Gadis itu membalikkan tubuhnya, memunggungi Karma. Dia tahu jika laki-laki itu sangat kelelahan. Jadi, kali ini [Name] membiarkannya. Itu juga karena salahnya yang terlalu banyak melamun sampai-sampai Karma memintanya beristirahat di rumah dan menolak bantuannya.

Dua buah tangan menelusup di pinggang [Name] dari belakang. Napas gadis itu tercekat ketika mendengar deruan napas dari tengkuknya. Hangat. Dekapan laki-laki itu, napas laki-laki itu, semua terasa hangat.

"K-Karma--"

Sang laki-laki menggosokkan helaian crimson-nya di tengkuk [Name], membuat gadis itu menggeliat kegelian.

"Tenang saja. Aku tidak akan melakukan apapun. Kau hangat. Biarkan aku mempertahankan posisi ini sebentar," ujar Karma dengan suara yang lebih serak dari biasanya.

Mengangguk, hanya itu yang dapat [Name] berikan sebagai respon. Sang gadis menunggu Karma melepas pelukannya. Namun, kata 'sebentar' yang laki-laki itu maksud, mungkin bukan 'sebentar' dalam konteks sebenarnya.

"Your bed could be more comfortable than me."

Gadis itu memberanikan diri untuk angkat suara di tengah rasa gugupnya. Jantungnya benar-benar menggila hanya karena memeluknya seperti ini.

Respon yang didapat [Name] adalah sebuah gelengan. Tengkuk gadis itu kembali merasa geli tatkala kulitnya bergesekan dengan helaian crimson sang sahabat.

"Nah, I'm good."

Dengan kata-kata tersebut, [Name] hanya bisa menghela napas. Membiarkan Karma memeluknya dan berbagi suhu tubuh satu sama lain. Gadis itu perlahan memejamkan matanya.

Kehangatan dari tubuh Karma membuatnya nyaman sampai dia terlena dalam dekapan yang membawanya menuju bunga tidur dengan tenang.

--oOo--

Words count: 1477 words.

Media: Love Actually (film) - You're Perfect Scene.
Adegan yang menginspirasi [Name] dalam membuat hadiah untuk Karma.

המשך קריאה

You'll Also Like

64.8K 3.3K 8
meskipun kau mantan kekasih ibuku Lisa😸 (GirlxFuta)🔞+++
11.9K 664 10
Kumpulan Cerita cerita halu kalian dengan author bersama karakter 2 dimensi- oiya btw pinjem charanya doang ya pak hajime~
15.6K 1.8K 13
"Ineffable". Kata pertama yang terlintas di otak (y/n) saat melihat Oikawa melakukan service saat latihan berlangsung. Oikawa memang hebat dalam ber...
11.6K 1.2K 6
©2023 (Blue Lock - Muneyuki Kaneshiro)